Anda di halaman 1dari 5

Stephanie Clara

11 - 2015 - 024

Hernia Scrotalis
Hernia adalah penonjolan jaringan atau organ suatu rongga melalui defek atau bagian lemah (lokus
minoris) yang normalnya tidak dapat dilewati, keluar ke bawah kulit atau masuk rongga lainnya
yang terjadi secara kongenital atau akuisita, Jika kantong hernia inguinalis lateralis mencapai
skrotum, hernia disebut hernia skrotalis. Diagnosis ditegakkan atas dasar benjolan yang dapat
direposisi, atau jika tidak dapat direposisi, atas dasar tidak adanya pembatasan jelas di sebelah
kranial dan adanya hubungan ke kranial melalui anulus eksternus
Etiologi
Hernia terjadi karena dinding otot yang melemah atau membran yang secara normal menjaga organ
tubuh pada tempatnya melemah atau mengendur. Hernia kebanyakkan diterita oleh orang yang
berusia lanjut, karena pada usia lanjut otot otot mulai melemah dan mengendur sehingga
peluangnya sangat besar untuk terjadi hernia. Pada wanita sebagian besar hernia diakibatkan karena
obesitas ( berat badan yang berlebih ). Hal lain yang dapat mengakibatkan hernia antara lain :

Mengangkat barang yang terlalu berat


Batuk
Penyakit kronik paru paru
Akibat sering mengejan pada saat buang air besar
Gangguan metabolisme pada jaringan ikat
Asites (penumpukan cairan abnormal di dalam rongga perut)
Diare atau kejang perut
Kehamilan
Aktifitas fisik yang berlebihan
Bawaan lahir (kongenital)

Gejala klinis
Munculnya benjolan pada sisi mana pun di daerah lipat paha depan.
Sensasi rasa perih atau rasa nyeri pada benjolan.
Bagian selangkangan terasa lemah atau tertekan.
Bagian selangkangan terasa berat atau seperti ada yang tertarik.
Muncul rasa sakit dan pembengkakan pada area sekitar testis karena sebagian usus menembus
masuk kantong skrotum.
Penatalaksanaan
Pengelolaannya bisa dengan pengobatan konservatif, maupun tindakan definitif berupa operasi.
Tindakan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau
penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Pengurangan hernia secara nonoperatif dapat segera dilakukan dengan berbaring, posisi pinggang ditinggikan, lalu diberikan
analgetik (penghilang rasa sakit) dan sedatif (penenang) yang cukup untuk memberikan relaksasi
otot. Perbaikan hernia terjadi jika benjolan berkurang dan tidak terdapat tanda-tanda klinis
strangulasi.
Penggunaan bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah direposisi dan tidak
pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup. Hal ini biasanya dpilih jika pasien

menolak dilakukan perbaikan secara operasi atau terdapat kontraindikasi terhadap operasi. Cara ini
tidak dianjurkan karena menimbulkan komplikasi, antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding
perut di daerah yang tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam. Pada anak-anak cara ini
dapat menimbulkan atrofi (pengecilan) testis karena tekanan pada tali sperma yang mengandung
pembuluh darah testis.
Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis yang strangulasi.
Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Jika reposisi tidak berhasil, dalam waktu 6
jam harus dilakukan operasi segera. Prinsip dasar operasi hernia terdiri dari herniotomi dan
hernioplastik.
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka, dan isi
hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit ikat setinggi
mungkin lalu dipotong.
Pada hernioplastik dilakukan tindakan memperkecil anulus inginalis internus dan memperkuat
dinding belakang kanalis inguinalis. Dikenal berbagai metode hernioplastik, seperti memperkecil
anulus inguinalis internus dengan jahitan terputus, menutup, dan memperkuat fasia transversa, dan
menjahitkan pertemuan m.transversus internus abdominis dengan m.oblikus internus abdominis
yang dikenal dengan nama conjoint tendon ke ligamentum inguinale Poupart menurut metode
Bassini. Metode ini memperbaiki orifisium miopektineal, superior dari ligamentum inguinalis, yaitu
anulus profunda dan segitiga Hesselbach, sehingga dapat diterapkan baik pada hernia direk maupun
indirek.
Metode lain yaitu menjahitkan fasia transversa, m.transversus abdominis, m.oblikus internus
abdominis ke ligamentum Cooper pada metode Mc Vay. Metode ini memperbaiki tiga daerah yang
paling rentan terhadap herniasi dalam orifisium miopektineal, yaitu anulus prounda, segitiga
Hesselbach, dan kanalis femoralis. Insisi relaksasi merupakan suatu keharusan karena bila tidak
dibuat, akan timbul regangan yang cukup besar pada garis jahitan.
Hidrokel
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena salah 1 dari 2 yang disebud
dibawah,
1. belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke
prosesus vaginalis (hidrokel komunikans)
2. belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan
hidrokel.
Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder. Penyebab
sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan
terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan pada testis itu
mungkin suatu tumor, infeksi, atau trauma pada testis/epididimis.
Gejala Klinis
Pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisis
didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan konsistensi kistus dan pada pemeriksaan
penerawangan menunjukkan adanya transiluminasi. Pada hidrokel yang terinfeksi atau kulit
skrotum yang sangat tebal kadang-kadang sulit melakukan pemeriksaan ini, sehingga harus dibantu

dengan pemeriksaan ultrasonografi. Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis
dibedakan beberapa macam hidrokel,
1. hidrokel testis
kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak dapat diraba. Pada anamnesis,
besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari.
2. hidrokel funikulus
Kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di sebelah kranial dari testis, sehingga pada
palpasi, testis dapat diraba dan berada di luar kantong hidrokel.
3. hidrokel komunikan
Terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum sehingga prosesus
vaginalis dapat terisi cairan peritoneum.
Pembagian ini penting karena berhubungan dengan metode operasi yang akan dilakukan pada saat
melakukan koreksi hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari.
Pada anamnesis, kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah besar pada saat
anak menangis. Pada palpasi, kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan ke dalam
rongga abdomen.
Penatalaksanaan
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan harapan setelah
prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri; tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau
bertambah besar perlu difikirkan untuk dilakukan koreksi.
Tindakan untuk mengatasi cairan hidrokel adalah dengan aspirasi dan operasi. Aspirasi cairan
hidrokel tidak dianjurkan karena selain angka kekambuhannya tinggi, kadang kala dapat
menimbulkan penyulit berupa infeksi.
Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah: (1) hidrokel yang besar sehingga
dapat menekan pembuluh darah, (2) indikasi kosmetik, dan (3) hidrokel permagna yang dirasakan
terlalu berat dan mengganggu pasien dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Pada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal karena seringkali hidrokel ini disertai
dengan hernia inguinalis sehingga pada saat operasi hidrokel, sekaligus melakukan herniorafi. Pada
hidrokel testis dewasa dilakukan pendekatan skrotal dengan melakukan eksisi dan marsupialisasi
kantong hidrokel sesuai cara Winkelman atau plikasi kantong hidrokel sesuai cara Lord. Pada
hidrokel funikulus dilakukan ekstirpasi hidrokel secara in toto
Varikokel
Varikokel , varicocele, adalah dilatasi abnormal dari vena pada pleksus pampiniformis akibat
gangguan aliran darah balik vena spermatika interna. Kelainan ini terdapat pada 15% pria.
Varikokel ternyata merupakan salah satu penyebab infertilitas pada pria; dan didapatkan 21-41%
pria yang mandul menderita varikokel.
Etiologi

Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab varikokel, tetapi dari pengamatan
membuktikan bahwa varikokel sebelah kiri lebih sering dijumpai daripada sebelah kanan (varikokel
sebelah kiri 7093 %). Hal ini disebabkan karena vena spermatika interna kiri bermuara pada vena
renalis kiri dengan arah tegak lurus, sedangkan yang kanan bermuara pada vena kava dengan arah
miring. Di samping itu vena spermatika interna kiri lebih panjang daripada yang kanan dan
katupnya lebih sedikit dan inkompeten.
Jika terdapat varikokel di sebelah kanan atau varikokel bilateral patut dicurigai adanya: kelainan
pada rongga retroperitoneal (terdapat obstruksi vena karena tumor), muara vena spermatika kanan
pada vena renails kanan, atau adanya situs inversus.
Gejala Klinis
Pasien datang ke dokter biasanya mengeluh belum mempunyai anak setelah beberapa tahun
menikah, atau kadang-kadang mengeluh adanya benjolan di atas testis yang terasa nyeri.
Pemeriksaan dilakukan dalam posisi berdiri, dengan memperhatikan keadaan skrotum kemudian
dilakukan palpasi. Jika diperlukan, pasien diminta untuk melakukan manuver valsava atau
mengedan. Jika terdapat varikokel, pada inspeksi dan papasi terdapat bentukan seperti kumpulan
cacing-cacing di dalam kantung yang berada di sebelah kranial testis.
Secara klinis varikokel dibedakan dalam 3 tingkatan/derajat:
1. Derajat kecil: adalah varikokel yang dapat dipalpasi setelah pasien melakukan manuver valsava
2. Derajat sedang: adalah varikokel yang dapat dipalpasi tanpa melakukan manuver valsava
3. Derajat besar: adalah varikokel yang sudah dapat dilihat bentuknya tanpa melakukan manuver
valsava.
Kadangkala sulit untuk menemukan adanya bentukan varikokel secara klinis meskipun terdapat
tanda-tanda lain yang menunjukkan adanya varikokel. Untuk itu pemeriksaan auskultasi dengan
memakai stetoskop Doppler sangat membantu, karena alat ini dapat mendeteksi adanya peningkatan
aliran darah pada pleksus pampiniformis. Varikokel yang sulit diraba secara klinis seperti ini disebut
varikokel subklinik.
Diperhatikan pula konsistensi testis maupun ukurannya, dengan membandingkan testis kiri dengan
testis kanan. Untuk lebih objektif dalam menentukan besar atau volume testis dilakukan pengukuran
dengan alat orkidometer. Pada beberapa keadaan mungkin kedua testis teraba kecil dan lunak,
karena telah terjadi kerusakan pada sel-sel germinal.
Untuk menilai seberapa jauh varikokel telah menyebabkan kerusakan pada tubuli seminiferi
dilakukan pemeriksaan analisis semen. Menurut McLeod, hasil analisis semen pada varikokel
menujukkan pola stress yaitu menurunnya motilitas sperma, meningkatnya jumlah sperma muda
(immature,) dan terdapat kelainan bentuk sperma (tapered).
Penatalaksanaan

Masih terjadi silang pendapat di antara para ahli tentang perlu tidaknya melakukan operasi pada
varikokel. Di antara mereka berpendapat bahwa varikokel yang telah menimbulkan gangguan
fertilitas atau gangguan spermatogenesis merupakan indikasi untuk mendapatkan suatu terapi.
Tindakan yang dikerjakan adalah:
(1) ligasi tinggi vena spermatika interna secara Palomo melalui operasi terbuka atau bedah
laparoskopi,
(2) varikokelektomi cara Ivanisevich,
(3) atau secara perkutan dengan memasukkan bahan sklerosing ke dalam vena spermatika interna
( embolisasi ).
Tumor testis
Kanker Testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa
menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum (kantung
zakar).
Gejala Klinis
- Testis membesar atau teraba aneh (tidak seperti biasanya)
- Benjolan atau pembengkakan pada salah satu atau kedua testis
- Nyeri tumpul di punggung atau perut bagian bawah - Ginekomastia
- Rasa tidak nyaman/rasa nyeri di testis atau skrotum terasa berat.
Tetapi mungkin juga tidak ditemukan gejala sama sekali.
Penatalaksanaan
Pengobatan tergantung kepada jenis, stadium dan beratnya penyakit. Setelah kanker ditemukan,
langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan jenis sel kankernya. Selanjutnya ditentukan
stadiumnya:
* Stadium I : kanker belum menyebar ke luar testis
* Stadium II : kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di perut
* Stadium III : kanker telah menyebar ke luar kelenjar getah bening, bisa sampai ke hati atau paruparu.
Ada 4 macam pengobatan yang bisa digunakan:
1. Pembedahan : pengangkatan testis (orkiektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening
(limfadenektomi
2. Terapi penyinaran : menggunakan sinar X dosis tinggi atau sinar energi tinggi lainnya, seringkali
dilakukan setelah limfadenektomi pada tumor non-seminoma.
Juga digunakan sebagai pengobatan utama pada seminoma, terutama pada stadium awal.
3. Kemoterapi : digunakan obat-obatan (misalnya cisplastin, bleomycin dan etoposid) untuk
membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi telah meningkatkan angka harapan hidup penderita tumor
non-seminoma.
4. Pencangkokan sumsum tulang : dilakukan jika kemoterapi telah menyebabkan kerusakan pada
sumsum tulang penderita.

Anda mungkin juga menyukai