p= merupakan nilai mutlak, karena ia adalah panjang penggal garis. Dua atau lebih
bilangan kompleks bisa saja memiliki nilai ρ yang sama akan tetapi dengan sudut θ yang
berbeda; atau sebaliknya mempunyai nilai θ sama akan tetapi memiliki ρ yang berbeda. Dua
bilangan kompleks sama besar jika mereka mempunyai baik ρ maupun θ yang sama besar, atau
dengan kata lain memiliki bagian nyata dan bagian imajiner yang sama besar.
Memungkinkan pengubahan dari bentuk sudut siku ke bentuk polar dan juga sebaliknya. Bentuk
polar diturunkan dari fungsi eksponensial kompleks yang akan kita lihat lebih dulu.
2.7 . Fasor
Kita mengenal pernyataan suatu bilangan kompleks yang berbentuk Z= Aejɵ = A (cos ɵ + j sin ɵ)
Dengan pernyataan bilangan kompleks ini maka fungsi cosinus dan sinus dapat dinyatakan
sebagai fungsi eksponensial kompleks, yaitu
A sin ɵ = Im Aejɵ komponen imajiner dari Aejɵ
A cos ɵ = Re Aejɵ komponen nyata dari Aejɵ,
Karena sinyal sinus dalam analisis rangkaian listrik dituliskan dalam bentuk normal sebagai
fungsi cosinus, dapat ditetapkan bahwa hanya bagian riil dari bilangan kompleks Ae jɵ saja yang
diambil untuk menyatakan sinyal sinus. Oleh karena itu sinyal sinus y = Acos(t+ɵ) dapat kita
tulis sebagai
y = Acos(t+ɵ) = Re Aej(t+ɵ)= Re A ejt+ Re ejɵ= A ejt ejɵ
Jika kita bekerja pada suatu frekuensi ω tertentu untuk seluruh sistem rangkaian, maka faktor
ejt pada pernyataan fungsi sinus tidak perlu dituliskan lagi. Kita dapat menyatakan fungsi sinus
cukup dengan mengambil besar dan sudut fasa-nya saja.. Jadi sinyal sinus= y= a cos(t+ɵ)
dinyatakan dengan
= Aejɵ
Pernyataan sinyal sinus dengan bilangan kompleks ini disebut fasor yang biasa dituliskan dengan
huruf tebal dengan garis di atasnya. Fasor ini merupakan bilangan kompleks dan dapat
digambarkan secara grafis seperti terlihat pada Gb.2.5 Gambar grafis seperti ini
disebut diagram fasor.
Jadi dengan notasi fasor, kita hanya memperhatikan amplitudo dan sudut fasa dari suatu sinyal
sinus, dengan pengertian bahwa frekuensinya sudah tertentu. Karena kita hanya memperhatikan
amplitudo dan sudut fasa saja, maka fasor dapat kita tuliskan dengan menyebutkan besarnya dan
sudut fasanya. Pengertian ini ekivalen dengan modulus dan argumen pada bilangan kompleks.
Jadi penulisan fasor dalam bentuk yang juga kita sebut bentuk polar adalah
: = Aejɵ ditulis sebagai =A<ɵ
Panjang fasor adalah nilai mutlak dari amplitudo A. Penulisan fasor dalam bentuk polar, dapat
diubah ke bentuk sudut-siku, yaitu :
=A<ɵ= A(cos ɵ + j sin ɵ)
Sebaliknya, dari pernyataan dalam bentuk sudut-siku dapat diubah
ke bentuk polar
=a+bj= <tan-1(b/a)
Transformasi timbal balik antara pernyataan dalam bentuk sudutsiku dan bentuk polar,
memudahkan kita dalam melakukan operasioperasi fasor yang akan kita lihat berikut ini, yang
pada hakekatnya sama seperti operasi aljabar pada bilangan kompleks yang sudah kita pelajari