Anda di halaman 1dari 9

BAB II BILANGAN KOMPLEKS

2.1 . Pernyataan Bilangan Kompleks


Jika setiap bilangan-nyata mempunyai satu nilai, maka suatu bilangan-kompleks juga
mempunyai satu nilai namun satu nilai ini terdiri dari dua komponen yaitu komponen nyata dan
komponen imajiner. Jadi satu bilangan kompleks z merupakan jumlah dari komponen nyata dan
komponen imajiner dan dituliskan z =a +jb
dengan a bilangan nyata, b juga bilangan nyata, dan jb adalah bilangan imajiner.
Dan didefinisikan =j
Perhatikan Gb.2.1 yang merupakan plot dari satu bilangan
kompleks z.

Gambar 2.1: Representasi grafis bilangan kompleks

Bilangan kompleks z juga dapat ditulis dengan cara lain, yaitu


dengan melihat panjang penggal garis yang menghubungkan titik asal dengan z, yang dalam
Gb.2.1 diberi nama p, dan sudut yangdibentuk oleh garis ini dengan sumbu nyata yang pada
Gb.2.1 diberi tanda ɵ. Dari Gb.2.1. jelas terlihat bahwa
a= p cosɵ dan b= psinɵ sehingga bilangan kompleks z dapat dituliskan sebagai z =p(cosɵ +j
sinɵ) Sudut ɵ disebut argumen (ditulis arg z) dan penggal garis yang

menghubungkan titik z ke titik awal disebut modulus. Dari Gb.2.1


jelas bahwa arg z= ɵ =arc tg(b/a)
sedangakan modulus z = p=
Dengan demikian maka (1.2) dapat ditulis sebagai
z= (cosɵ + j sinɵ)

2.2 Kesamaan Bilangan Kompleks

p= merupakan nilai mutlak, karena ia adalah panjang penggal garis. Dua atau lebih
bilangan kompleks bisa saja memiliki nilai ρ yang sama akan tetapi dengan sudut θ yang
berbeda; atau sebaliknya mempunyai nilai θ sama akan tetapi memiliki ρ yang berbeda. Dua
bilangan kompleks sama besar jika mereka mempunyai baik ρ maupun θ yang sama besar, atau
dengan kata lain memiliki bagian nyata dan bagian imajiner yang sama besar.

2.2.1 Negatif dari Bilangan Kompleks.


Nilai negatif dari suatu bilangan kompleks adalah nilai negative dari kedua komponennya.
Jadi jika z = a + jb maka -z =-a - jb .

Perhatikan representasi grafis pada gambar 2.2


Gambar2.2: negative dari Bilangan Komplek

2.2.2 Konjugat Bilangan Kompleks.


Konjugat dari suatu bilangan kompleks z adalah bilangan kompleks z* yang memiliki komponen
nyata sama dengan z tetapi komponen imajinernya adalah negative dari komponen imajiner z. z =
a + jb z = a* - jb
Gambar2.3: komplek conjugate
2.3 Operasi-Operasi Aljabar
Seperti halnya bilangan nyata, operasi aljabar juga dapat dilakukan pada bilangan kompleks

Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Kompleks


Karena bilangan kompleks terdiri dari dua komponen maka operasi penjumlahan harus dilakukan
pada kedua komponen. Hasil penjumlahan dua bilangan kompleks merupakan bilangan
kompleks yang komponen nyatanya merupakan jumlah komponen nyata dan komponen
imajinernya juga merupakan jumlah komponen imajiner. Demikian pula selisih dua bilangan
kompleks adalah bilangan kompleks yang komponen nyatanya merupakan selisih komponen
nyata dan komponen imajinernya juga merupakan selisih komponen imajiner.
Perkalian Bilangan Kompleks
Perkalian dua bilangan kompleks dialksanakan seperti halnya kita melakukan perkalian jumlah
dua bilangan, yaitu dengan malakukan perkalian komponen per komponen

Jadi perkalian suatu bilangan kompleks dengan konjugatnya akan


menghasilkan bilangan nyata. Sifat ini akan kita manfaatkan dalam
melakukan pembagian bilangan kompleks.

Pembagian Bilangan Kompleks


Hasil bagi suatu pembagian tidak akan berubah jika pembagian itu dikalikan dengan 1. Dalam
mencari hasil bagi dua bilangan kompleks, kita kalikan pembagian ini dengan 1 dan bilangan 1
ini kita pilih sama dengan rasio konjugat bilangan kompleks pembagi dengan dirinya sendiri.
Dengan cara demikian kita akan memperoleh suatu pembagian di mana bilangan pembaginya
adalah bilangan nyata.

2.5 Pernyataan Bilangan Kompleks Bentuk Polar


Pernyataan bilangan kompleks bentuk sudut siku adalah seperti yang kita pakai untuk
menyatakan definisi bilangan kompleks, yaitu z = a + jb . Bentuk polar diturunkan dari bentuk
sudut siku melalui relasi geometri sederhana.

Memungkinkan pengubahan dari bentuk sudut siku ke bentuk polar dan juga sebaliknya. Bentuk
polar diturunkan dari fungsi eksponensial kompleks yang akan kita lihat lebih dulu.

2.6 Bilangan Kompleks untuk Menyatakan Fugsi Sinus


Berikut ini kita akan melihat pemanfaatan bilangan kompleks untuk menyatakan fungsi sinus.
Tindakan demikian ini kita jumpai dalam analisis rangkaian listrik.
Sinyal listrik sebagai fungsi waktu yang berbentuk sinusoidal adalah
y = A sin t
dengan A adalah amplitudo (simpangan maksimum), ω adalah
frekuensi sudut ω = 2f dengan f frekuensi siklus. Namun
pernyataan sinyal sinus sering dilakukan menggunakan fungsi cosinus yaitu bentuk pernyataan
yang dianggap normal: y = A cos(t -ɵ)
jika puncak pertama fungsi terjadi pada t > 0 dan
θ disebut sudut fasa.

Gambar2.4: fungsi simusoidal dinyatakan dalam fungsi cosines

2.7 . Fasor
Kita mengenal pernyataan suatu bilangan kompleks yang berbentuk Z= Aejɵ = A (cos ɵ + j sin ɵ)
Dengan pernyataan bilangan kompleks ini maka fungsi cosinus dan sinus dapat dinyatakan
sebagai fungsi eksponensial kompleks, yaitu
A sin ɵ = Im Aejɵ komponen imajiner dari Aejɵ
A cos ɵ = Re Aejɵ komponen nyata dari Aejɵ,
Karena sinyal sinus dalam analisis rangkaian listrik dituliskan dalam bentuk normal sebagai
fungsi cosinus, dapat ditetapkan bahwa hanya bagian riil dari bilangan kompleks Ae jɵ saja yang
diambil untuk menyatakan sinyal sinus. Oleh karena itu sinyal sinus y = Acos(t+ɵ) dapat kita
tulis sebagai
y = Acos(t+ɵ) = Re Aej(t+ɵ)= Re A ejt+ Re ejɵ= A ejt ejɵ
Jika kita bekerja pada suatu frekuensi ω tertentu untuk seluruh sistem rangkaian, maka faktor
ejt pada pernyataan fungsi sinus tidak perlu dituliskan lagi. Kita dapat menyatakan fungsi sinus
cukup dengan mengambil besar dan sudut fasa-nya saja.. Jadi sinyal sinus= y= a cos(t+ɵ)
dinyatakan dengan
= Aejɵ
Pernyataan sinyal sinus dengan bilangan kompleks ini disebut fasor yang biasa dituliskan dengan
huruf tebal dengan garis di atasnya. Fasor ini merupakan bilangan kompleks dan dapat
digambarkan secara grafis seperti terlihat pada Gb.2.5 Gambar grafis seperti ini
disebut diagram fasor.

Gambar 2.5 : = Aejɵ

Jadi dengan notasi fasor, kita hanya memperhatikan amplitudo dan sudut fasa dari suatu sinyal
sinus, dengan pengertian bahwa frekuensinya sudah tertentu. Karena kita hanya memperhatikan
amplitudo dan sudut fasa saja, maka fasor dapat kita tuliskan dengan menyebutkan besarnya dan
sudut fasanya. Pengertian ini ekivalen dengan modulus dan argumen pada bilangan kompleks.
Jadi penulisan fasor dalam bentuk yang juga kita sebut bentuk polar adalah
: = Aejɵ ditulis sebagai =A<ɵ
Panjang fasor adalah nilai mutlak dari amplitudo A. Penulisan fasor dalam bentuk polar, dapat
diubah ke bentuk sudut-siku, yaitu :
=A<ɵ= A(cos ɵ + j sin ɵ)
Sebaliknya, dari pernyataan dalam bentuk sudut-siku dapat diubah
ke bentuk polar
=a+bj= <tan-1(b/a)
Transformasi timbal balik antara pernyataan dalam bentuk sudutsiku dan bentuk polar,
memudahkan kita dalam melakukan operasioperasi fasor yang akan kita lihat berikut ini, yang
pada hakekatnya sama seperti operasi aljabar pada bilangan kompleks yang sudah kita pelajari

Anda mungkin juga menyukai