Anda di halaman 1dari 14

Petty Cash: Definisi, Fungsi dan Metode Pengelolaannya

Petty cash adalah solusi untuk pengeluaran usaha yang kecil dan mendadak. Jangan lupa
pahami pengelolaannya agar fungsinya maksimal.

Dalam manajemen pengeluaran, petty cash adalah bagian penting yang ada di hampir semua
jenis perusahaan. Dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hingga korporasi
multinasional, semua memiliki mekanisme kas ini untuk mengatur pengeluarannya. Simak
penjelasan berikut ini untuk mengetahui lebih lanjut apa itu petty cash beserta fungsi dan
pengelolaannya.

Definisi Petty Cash

Dalam Accounting Coach dijelaskan bahwa petty cash adalah dana tunai dalam jumlah kecil


yang tersedia untuk membayar pengeluaran kecil tanpa harus mengeluarkan cek. Cek sebagai
alat pembayaran biasanya digunakan untuk membayar biaya operasional usaha sehari-hari.
Namun cek tak memiliki fleksibilitas layaknya uang tunai dalam nominal kecil, termasuk koin
recehan, untuk kebutuhan pengeluaran yang kecil.

Ambil contoh sebuah usaha percetakan skala menengah. Pada suatu hari, pegawainya tak bisa
menemukan gunting yang hendak digunakan untuk memotong kertas. Sepertinya gunting itu
terselip entah di mana. Maka manajer saat itu memutuskan untuk beli gunting baru saja
daripada buang waktu mencari gunting yang hilang. Dalam kasus ini, manajer tak mungkin
menggunakan cek hanya untuk membeli gunting yang harganya Rp 10 ribu. Sebagai alternatif
yang lebih mudah, ada dana dari petty cash untuk membayar gunting itu.

Adapun contoh dalam usaha berskala besar misalnya ada tamu yang datang mendadak ke
kantor sebuah media massa. Untuk menjamu tamu tersebut dengan kudapan, sekretariat kantor
media itu dapat mengambil uang dari persediaan petty cash. Tak perlu repot-repot menulis dan
mencairkan cek buat beli gorengan dan es kopi susu.

Adanya petty cash juga menjadi jaminan bagi karyawan bila terpaksa menggunakan uang
pribadi untuk membayar pengeluaran kecil sehari-hari. Karyawan itu dapat langsung
meminta reimburse dari kas kecil yang disediakan perusahaan alih-alih menunggu beberapa
hari atau bahkan hingga tanggal gajian untuk mendapatkan duit perusahaan pengganti uang
pribadi.
Sebuah perusahaan biasanya menyimpan petty cash dalam tempat penyimpanan khusus
seperti kotak kecil atau brankas. Hanya pegawai tertentu yang memiliki akses ke dana ini,
misalnya bendahara atau sekretaris serta manajer keuangan. Bila ada pegawai lain yang
membutuhkan dana kecil itu, mereka harus membuat permohonan kepada pegawai yang
berwenang. Nantinya si pegawai yang meminta dana harus memberikan bukti transaksi dari
penggunaan dana itu kepada pegawai berwenang untuk dimasukkan ke laporan keuangan.

Fungsi Petty Cash

Dari penjelasan tentang apa itu petty cash, bisa ditarik poin-poin yang menerangkan fungsinya.
Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Mempermudah pelayanan kepada klien atau pelanggan

Kebutuhan yang tampak sederhana seperti kudapan bagi klien adalah bagian dari pelayanan
suatu perusahaan kepada rekan bisnis. Jika pencairan uang untuk kebutuhan kecil itu sulit,
klien tidak bisa mendapatkan layanan yang baik. Dampaknya adalah relasi bisnis bisa
terpengaruh.

2. Meringkas prosedur pencairan dana untuk biaya kecil

Beragam biaya yang jumlahnya kecil bisa muncul dalam kegiatan operasional usaha sehari-
hari. Biaya ini umumnya bersifat mendadak dan mesti segera dipenuhi. Bila harus memakai
prosedur berlapis hingga disetujui direktur, prosesnya akan terlalu panjang. Padahal jumlah
dana yang dibutuhkan cuma kecil. Petty cash dapat menjadi solusi untuk masalah ini.

3. Memastikan kelancaran usaha

Proses usaha bisa terganggu ketika ada kebutuhan mendesak yang tak bisa segera dipenuhi,
meski itu hanya kecil. Misalnya lampu kantor padam dan harus beli baru untuk diganti agar
ruangan terang. Bila harus tunggu prosedur pencairan dana yang lama, proses usaha akan
terhambat.

4. Mengurangi tekanan terhadap manajer

Seorang manajer bertanggung jawab terhadap kelancaran divisi yang ia pimpin. Maka manajer
bisa saja merogoh kantong sendiri untuk membayar kebutuhan mendesak yang bersifat
insidental untuk kemudian meminta reimburse. Tapi jika hampir tiap hari harus keluar uang
pribadi, manajer bisa menjadi tak nyaman dan tertekan dalam bekerja. Di satu sisi dia harus
memastikan kelancaran usaha, tapi di sisi lain dia juga harus memakai uang pribadi terus yang
penggantiannya butuh waktu lama.

5. Mengendalikan pengeluaran

Pengeluaran kecil dari petty cash lebih mudah dicatat dan dimasukkan dalam pembukuan.
Perusahaan juga bisa mematok batas jumlah kas kecil. Dengan begitu, pemilik usaha dapat
lebih mudah mengendalikan pengeluaran yang sifatnya kecil tapi bisa membengkak jika tak
dikelola.

Metode Pengelolaan Petty Cash

Nominal pengeluaran yang kecil bukan alasan untuk tidak mencatat uang yang keluar dalam
suatu proses usaha. Makanya perlu metode pengelolaan petty cash yang tepat agar semua
pengeluaran tercatat dengan baik dan bisa dipertanggungjawabkan dalam pembukuan
akuntansi. Terdapat dua macam pilihan metode pengelolaan petty cash yang kerap digunakan,
yakni:

1. Metode tetap

Metode ini juga disebut imprest fund system. Jika memakai metode ini, maka jumlah uang
dalam kas kecil tidak berubah dalam satu periode tertentu. Misalnya memakai periode
mingguan dengan jumlah Rp 1.000.000. Berarti harus dipastikan jumlah petty cash yang
tersedia sesuai dengan yang ditetapkan, yakni Rp 1.000.000.

Jika jumlahnya kurang dari Rp 1.000.000 karena sudah diambil, manajemen akan mengisi
ulang kas itu agar jumlahnya genap Rp 1.000.000 lagi. Isi ulang akan dilakukan per minggu bila
memakai metode mingguan.

Umumnya pegawai yang menggunakan dana itu hanya perlu mengumpulkan dan menyerahkan
bukti transaksi kepada pegawai yang berwenang mengurusi petty cash. Nantinya pencatatan
pengeluaran kas kecil baru dilakukan ketika kas itu diisi ulang. Pegawai yang berwenang itu
akan meminta manajemen mengisi ulang kas dengan menyerahkan catatan penggunaan
lengkap dengan bukti transaksinya.
2. Metode fluktuatif

Metode ini disebut pula fluctuating fund system. Kebalikan dari imprest fund system, jumlah
uang dalam petty cash dengan metode pengelolaan ini bisa berubah-ubah alias fluktuatif. Tidak
ada ketetapan khusus bahwa dana kas kecil yang selalu tersedia harus sekian rupiah.

Karena itu, diperlukan kecermatan dari pemegang petty cash untuk selalu mengecek


ketersediaan dana agar bisa langsung diambil ketika dibutuhkan. Misalnya saldo awal kas kecil
sebesar Rp 1.000.000. Lantas dalam dua minggu sudah terambil Rp 800.000 sehingga sisa Rp
200.000 saja.

Melihat kondisi ini, pegawai yang berwenang semestinya segera meminta manajemen mengisi
ulang persediaan kas kecil karena masih ada dua minggu lagi sebelum akhir periode akuntansi
bulanan. Jadi tidak ada risiko kas kecil kosong. Adapun jumlah dana yang bisa ditambahkan tak
harus sesuai dengan dana yang terambil. Bisa lebih atau kurang. Nantinya si pemegang petty
cash akan mencatat semua dana yang keluar dan masuk itu untuk dimasukkan ke sistem
akuntansi.

Dari uraian di atas bisa dikatakan petty cash adalah bagian tak terpisahkan dalam manajemen
pengeluaran suatu usaha. Kas kecil menjadi penyelamat untuk menutup pengeluaran kecil yang
mendadak, tapi keberadaan semua komponen di dalamnya harus dipastikan. Komponen itu
antara lain uang tunai yang disediakan, prosedur pengambilan, metode pengelolaan, dan
pencatatan dalam pembukuan. Anda sebagai pemilik usaha mesti menyiapkan sistem petty
cash ini agar fungsinya bisa berjalan dengan baik dan bermanfaat untuk perkembangan usaha.

Alternatif Pengganti Petty Cash

Dewasa ini, beragam transaksi bisnis sudah mulai beralih ke metode pembayaran cashless
alias non tunai. Dengan demikian, berbagai transaksi perusahaan dapat dipermudah dengan
kartu korporat.

Kartu korporat dapat dipercayakan kepada satu karyawan atau lebih yang memiliki tugas
melakukan transaksi-transaksi untuk keperluan operasional perusahaan. Dengan kartu
korporat, para karyawan ini dapat melakukan pembayaran dengan mudah, tak perlu repot
mengambil uang tunai dari divisi finance perusahaan.
Yang menarik, kartu korporat semacam ini, seperti halnya yang disediakan oleh Spenmo, dapat
diatur limitnya. Sehingga pengeluaran menggunakan kartu ini dapat dipantau dan dikendalikan.

Kas Kecil Adalah: Definisi, Fungsi, dan Manfaatnya untuk Bisnis

Memiliki kas kecil adalah kebutuhan bagi setiap bisnis. Ketahui apa itu kas kecil serta fungsi
dan manfaatnya.

Dalam suatu bisnis, manajemen pengeluaran mesti tertata rapi dan bersih. Segala jenis
pengeluaran harus tercatat dan terdokumentasi dengan baik agar laporan finansial dan
akuntansi kredibel demi kelangsungan bisnis. Pembukuan kas kecil adalah salah satu upaya
untuk mewujudkan tujuan itu.

Baik usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) maupun perusahaan berskala besar
membutuhkan pembukuan kas kecil. Kebutuhan ini tak lepas dari sifat usaha yang tidak hanya
mengeluarkan uang dalam jumlah besar, tapi juga yang bernilai kecil atau bahkan recehan
untuk hal-hal tertentu. Untuk mengetahui lebih lanjut apa itu kas kecil, fungsi, dan manfaatnya,
simak uraian di bawah ini.

Apa Itu Kas Kecil

Seturut definisi dari Investopedia, kas kecil adalah dana tunai atau kas yang disediakan oleh
perusahaan untuk membayar pengeluaran yang kecil atau insidental. Catatan atas pengeluaran
ini diperlukan karena, dalam melakukan transaksi bisnis, perusahaan tidak selalu mengeluarkan
dana besar untuk membayar sesuatu. Pengeluaran yang kecil-kecil inilah yang akan dicatat
dalam pembukuan kas kecil.

Catatan kas kecil harus menjalani rekonsiliasi secara periodik dan dicatat pula dalam laporan
laba-rugi. Di UMKM, umumnya hanya ada satu kas kecil yang bisa digunakan secara bersama-
sama. Sedangkan di perusahaan besar, setiap divisi biasanya punya kas kecil sendiri-sendiri.

Bagi sebagian besar perusahaan, memiliki kas kecil adalah kebutuhan dasar. Beberapa
pengeluaran dengan jumlah relatif kecil seperti beli prangko dan meterai, konsumsi rapat,
hingga membeli pizza untuk merayakan sesuatu bisa diambil dari kas kecil. Uang kas ini
biasanya disimpan di tempat seperti loker atau kotak khusus dengan kunci.

Pengelola kas kecil dalam perusahaan biasanya sekretaris atau pegawai bagian keuangan.
Ketika butuh uang untuk membayar kebutuhan usaha yang kecil, seorang karyawan tinggal
menghubungi pengelola itu untuk memintanya. Nantinya, si pengelola akan mencatatnya dalam
laporan untuk dimasukkan ke pembukuan perusahaan.

Kas kecil alias petty cash berbeda dengan cash on hand meski punya kemiripan dalam hal
akses. Keduanya mudah diakses untuk kebutuhan bisnis. Perbedaan cash on hand dan kas
kecil adalah kas kecil berbentuk uang secara literal dan jumlahnya terbatas, sementara cash on
hand mengacu pada dana likuid apa pun yang dimiliki perusahaan baik berupa uang kas
maupun setara kas. Dengan kata lain, semua kas kecil adalah bagian dari cash on hand,
sementara cash on hand bukan selalu kas kecil.

Fungsi Kas Kecil

Kegiatan operasional tiap hari sering kali memerlukan pembelian dalam jumlah atau nilai kecil.
Fungsi utama kas kecil adalah memenuhi kebutuhan pembelian tersebut, yang biasanya
mendadak dan mesti segera dipenuhi. Dengan memiliki kas kecil, suatu perusahaan dapat
beroperasi dengan praktis, cepat, dan nyaman. Pegawai yang butuh uang kecil tidak perlu
menunggu pencairan dana perusahaan atau menalangi dulu untuk kemudian
meminta reimbursement. Bila menunggu dana dicairkan perusahaan dari bank, misalnya, kerja
pegawai yang membutuhkan barang secepatnya jadi tertunda.

Reimbursement kerap menjadi sistem pengganti kas kecil. Jadi, ketika ada kebutuhan untuk
membeli barang dalam nilai tertentu, pegawai yang bersangkutan harus mengeluarkan uang
pribadi untuk membayarnya dulu. Setelah itu, si pegawai meminta penggantian kepada bagian
keuangan dengan menyertakan bukti pembayaran.

Skema ini lebih rumit daripada kas kecil. Selain butuh proses panjang, ada risiko
reimbursement bermasalah, terutama potensi kecurangan atau fraud yang dapat merugikan
perusahaan. Karena itu, fungsi lain kas kecil adalah mencegah risiko kerugian itu.

Manfaat Kas Kecil


Tak sekadar memiliki kas kecil, perusahaan harus memastikan pengelolaan yang baik. Dengan
begitu, Anda dapat menarik manfaatnya dengan maksimal. Manfaat itu antara lain:

1. Lebih nyaman untuk pengeluaran kecil

Kas kecil adalah pilihan yang nyaman untuk kebutuhan pengeluaran yang kecil dan mendadak.
Uang tunai lebih tepat bagi pegawai yang hendak melakukan pembelian tanpa mengetahui
harga pasti sebelumnya. Nantinya, si pegawai tinggal memberikan kembalian beserta bukti
transaksi kepada pengelola kas kecil itu. Dalam situasi tertentu, misalnya mengajak klien pergi
makan atau mampir ke kedai kopi, kas kecil juga berguna bagi pegawai tanpa perlu merogoh
kocek sendiri. Apalagi beberapa merchant tidak menerima pembayaran dengan kartu kredit,
misalnya, untuk jumlah yang kecil.

2. Pemantauan dan pelacakan lebih mudah

Penggunaan kas kecil mesti selalu dilacak dan dipantau. Tapi pemantauan dan pelacakan kas
kecil relatif lebih mudah daripada transaksi dengan kartu kredit atau cek, misalnya. Pengelola
kas kecil tinggal mengikuti prosedur yang simpel:

 Lihat kebutuhan pembelian


 Ambil uang di tempat penyimpanan
 Catat jumlah uang, kebutuhan, dan pegawai yang membutuhkan
 Minta bukti transaksi kepada pegawai yang bersangkutan
 Berikan catatan ke bagian keuangan/akuntan untuk dibukukan

Pegawai tak perlu membuat laporan atau mengisi formulir macam-macam untuk meminta
ataupun mencatat penggunaan kas kecil.

3. Tak semua perlu reimbursement

Pegawai memang punya kewajiban membantu kelangsungan bisnis. Tapi jika pegawai kerap
harus menalangi kebutuhan bisnis, lama-lama akan merasa tidak nyaman juga. Apalagi jika
proses reimbursement berbelit-belit dan butuh banyak tahap. Belum lagi ada risiko nota
pembelian hilang atau rusak yang menghambat pencairan uang karyawan.
Reimbursement mungkin tetap ada untuk hal-hal tertentu yang tidak bisa di-cover oleh kas
kecil. Misalnya ongkos isi bahan bakar kendaraan kantor yang habis ketika dipakai di tengah
jalan. Tidak mungkin pegawai yang membawa kendaraan itu ke kantor dulu untuk meminta
uang, baru membeli bensin.

4. Alternatif kartu bisnis/korporat

Pengeluaran perusahaan akan lebih mudah dikelola jika ada kartu bisnis/korporat sebagai alat
pembayaran. Bila setiap pegawai memegang kartu ini, mereka bisa langsung membeli sesuatu
yang dibutuhkan untuk keperluan kerja. Kartu ini bisa berbentuk debit ataupun kredit. Tagihan
atau sumber dana tersambung langsung dengan perusahaan tanpa campur tangan dompet
pribadi karyawan. Namun tidak semua perusahaan bisa mendapatkan kartu ini dengan mudah,
terutama UMKM.

Kas kecil adalah alternatif kartu bisnis/korporat khusus dalam hal pembelian. Kartu bisnis
memiliki lebih banyak fitur yang membuatnya unggul atas kas kecil. Terlebih kartu bisnis yang
terintegrasi dengan aplikasi keuangan, seperti software akuntansi dan penggajian.
Misalnya kartu yang disediakan Spenmo. Selain untuk membayar kebutuhan usaha, kartu ini
dapat membantu pembukuan hingga pembayaran gaji karyawan.

Cara Membuat Jurnal Petty Cash dan Contohnya

Membuat jurnal petty cash membutuhkan ketelitian dan kecermatan. Pastikan jurnal sesuai
dengan metode pengelolaan kas kecil yang digunakan.

Segala jenis pengeluaran dalam bisnis harus dicatat secara tepat dan akurat dalam sistem
akuntansi. Tak terkecuali petty cash atau kas kecil. Banyaknya manfaat kas kecil ini untuk
kelancaran usaha tak dapat dimungkiri. Tapi pemilik usaha harus memastikan ada individu yang
mampu bertugas membuat jurnal petty cash untuk dicatat dalam pembukuan keuangan
perusahaan.

Dalam buku Principles of Accounting yang tersedia online disebutkan petty cash adalah dana


yang ditetapkan untuk membuat pembayaran dalam nominal kecil yang tidak praktis bila
memakai cek. Dana yang disimpan dalam petty cash sendiri bisa berasal dari cek yang sudah
dicairkan. Dana ini biasanya ditempatkan dalam kotak khusus yang kuncinya dipegang oleh
pegawai yang diberi kewenangan oleh pemilik usaha.
Pegawai ini tidak secara spesifik memiliki job desc sebagai penanggung jawab kas kecil.
Artinya, dia sebenarnya punya posisi tertentu, tapi posisi itu berkaitan dengan penggunaan
dana perusahaan untuk kebutuhan bisnis. Contohnya bendahara keuangan, sekretaris, dan
manajer keuangan. Tidak ada posisi pasti siapa yang berhak memegang petty cash, tergantung
kebijakan pemilik usaha. Bahkan dalam usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bisa jadi si
pemilik usaha sendiri yang memegang petty cash.

Tugas pemegang petty cash antara lain:

 Menerima permohonan uang petty cash dari pegawai yang membutuhkan


 Memberikan uang petty cash kepada pemohon
 Mencatat identitas pegawai yang memohon dana petty cash
 Mencatat jumlah uang petty cash yang keluar beserta tanggal keluarnya
 Menerima dan menyimpan bukti transaksi penggunaan petty cash dari pemohon
 Mengecek dana tersisa di petty cash agar bisa diisi ulang bila telah habis
 Melaporkan semua pengeluaran beserta catatan dan bukti transaksi pada akhir periode
kepada bagian keuangan atau akuntan untuk dibuatkan jurnal petty cash

Pemegang petty cash wajib memastikan ada bukti dokumen dari setiap penggunaan kas kecil.
Bukti ini diperlukan dalam pembuatan jurnal guna memastikan laporan kas kecil bisa
dipertanggungjawabkan dalam laporan keuangan perusahaan.

Bukti Dokumen Penggunaan Petty Cash

Terdapat sejumlah bukti dokumen yang harus ada untuk pembuatan jurnal petty cash. Tanpa
dokumen ini, laporan petty cash bisa diragukan dan kelak akan mempengaruhi laporan
keuangan perusahaan pada periode akhir akuntansi.

Bukti itu antara lain:

1. Kas keluar

Bukti ini menunjukkan bahwa ada dana kas perusahaan yang keluar untuk kebutuhan usaha.
Dalam hal ini, dana kas dikeluarkan untuk menyediakan saldo awal petty cash serta pengisian
kembali saldo itu ketika sudah habis dalam periode tertentu.
2. Cek

Cek adalah surat perintah yang diterbitkan kepada bank untuk membayar sejumlah uang
kepada individu atau badan yang namanya tertera dalam lembaran cek tersebut. Bukti ini
diperlukan jika sumber dana petty cash adalah cek yang dicairkan dari perusahaan.

3. Permintaan pengeluaran kas kecil

Dokumen ini dibutuhkan sebagai bukti permintaan dari pegawai yang membutuhkan dana dari
kas kecil. Pemegang kas kecil juga memerlukannya sebagai bukti bahwa memang ada
permintaan pengeluaran kas kecil sesuai dengan nama dan nominal yang tertera dalam
dokumen.

4. Pengeluaran kas kecil

Dokumen ini disediakan oleh pegawai yang menggunakan petty cash sebagai wujud


pertanggungjawaban. Bentuknya bisa berupa nota, kuitansi, atau bukti pembayaran lain
yang valid sebagai bukti untuk membuat jurnal petty cash.

5. Permintaan isi ulang kas kecil

Pemegang kas kecil wajib membuat surat permintaan formal untuk mengisi ulang saldo kas
kecil yang sudah habis atau berkurang. Permintaan biasanya ditujukan kepada bagian
keuangan yang lantas mengeluarkan dana kas perusahaan untuk mengisi kembali petty
cash sesuai dengan permintaan pemegang kas kecil tersebut

Cara Membuat Jurnal Petty Cash

Pembuatan jurnal petty cash harus teliti dan cermat. Metode pengelolaan kas kecil yang dipilih
berpengaruh terhadap proses penjurnalan. Berikut ini contoh kasus dan tahap membuat jurnal
kas kecil bagi perusahaan dengan dua metode pengelolaan, yakni tetap (imprest) dan fluktuatif
(fluctuating).
Contoh kasus: PT Sejahtera Nusantara menyediakan saldo kas kecil untuk bulan Maret 2022
sebesar Rp 3.000.000 pada 1 Maret 2022. Selama bulan itu, dana kas kecil ditarik sebanyak
tiga kali dengan detail tujuan:

 6 Maret 2022: membeli kudapan untuk rapat kepala bagian senilai Rp 200.000
 11 Maret 2022: membeli dua lampu yang padam sebesar Rp 150.000
 17 Maret 2022: makan siang untuk menjamu tamu sejumlah Rp 500.000

Membuat jurnal petty cash dengan metode tetap

Penyediaan dana petty cash

Tanggal Keterangan Debit Kredit


1 Maret 2022 Dana kas kecil Rp 3.000.000  
  Kas   Rp 3.000.000

Catatan penggunaan petty cash

Tanggal Keterangan Debit Kredit


6 Maret 2022 Pembelian kudapan rapat kepala bagian Rp 200.000  
11 Maret 2022 Pembelian lampu Rp 150.000  
17 Maret 2022 Penjamuan makan siang tamu Rp 500.000  
  Kas   Rp 850.000

Pengisian kembali dana petty cash

Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo


20 Maret 2022 Dana kas kecil Rp 850.000   Rp 850.000

 
Jika menggunakan metode tetap, berarti jumlah kas kecil harus tetap sama sesuai dengan
saldo awal. Jadi ketika saldo berkurang, pemegang petty cash langsung meminta pengisian
kembali pada tanggal atau hari tertentu yang telah ditentukan dalam sebulan. Dalam contoh
kasus ini, saldo petty cash berkurang Rp 850.000. Maka pemegang petty cash juga harus
meminta dana kas sejumlah itu untuk pengisian kembali agar jumlahnya kembali genap Rp
3.000.000.

Dengan pengelolaan kas kecil metode tetap, bukti transaksi dari penggunaan petty
cash dikumpulkan dulu. Pencatatan baru dilakukan saat pemegang petty cash melaporkan bukti
itu pada periode akhir bulanan atau meminta pengisian kembali dana kas kecil.

Membuat jurnal petty cash dengan metode fluktuatif

Penyediaan dana petty cash

Tanggal Keterangan Debit Kredit


1 Maret 2022 Dana kas kecil Rp 3.000.000  
  Kas   Rp 3.000.000

Pembelian kudapan rapat kepala bagian

Tanggal Keterangan Debit Kredit


6 Maret 2022 Pembelian kudapan rapat Rp 200.000  
kepala bagian
      Rp 200.000

Pembelian lampu

Tanggal Keterangan Debit Kredit


11 Maret 2022 Pembelian lampu Rp 150.000  
      Rp 150.000

Penjamuan makan siang tamu

Tanggal Keterangan Debit Kredit


17 Maret 2022 Penjamuan makan siang tamu Rp 500.000  
      Rp 500.000

Pengisian kembali dana petty cash

Tanggal Keterangan Debit Kredit


20 Maret 2022 Dana kas kecil Rp 500.000  
      Rp 500.000

Jurnal petty cash

Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo


1 Maret 2022 Penyediaan kas kecil Rp 3.000.000   Rp 3.000.000
6 Maret 2022 Pembelian kudapan rapat kepala bagian   Rp 200.000  
11 Maret 2022 Pembelian lampu   Rp 150.000  
17 Maret 2022 Penjamuan makan siang tamu   Rp 500.000  
20 Maret 2022 Pengisian kembali kas kecil Rp 500.000   Rp 500.000

Perbedaan utama antara metode tetap dan fluktuatif dalam pengelolaan dan pembuatan
jurnal petty cash terletak pada jumlah pengisian kembali dana. Dalam metode fluktuatif, tidak
ada ketetapan bahwa jumlah dana kas kecil harus sekian rupiah. Jadi jumlahnya dari bulan ke
bulan bisa berubah-ubah sesuai dengan kebijakan perusahaan. Dalam kasus ini, pengisian
kembali dana petty cash sebesar Rp 500.000, sedangkan saldo awalnya Rp 3.000.000.

Demikian informasi tentang pembuatan jurnal petty cash dalam kaitan dengan sistem akuntansi
perusahaan. Pencatatan ini bisa dilakukan secara manual ataupun otomatis menggunakan
perangkat lunak. Agar lebih mudah dalam melakukan penjurnalan akuntansi, pemilik usaha bisa
menggunakan software akuntansi yang terintegrasi dengan platform manajemen pengeluaran.
Salah satu contohnya adalah Spenmo. Lewat platform ini, semua pengeluaran bisa dilacak dan
dicatat lengkap dengan bukti transaksinya untuk kemudian diproses sebagai jurnal akuntansi
dalam pembukuan keuangan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai