Anda di halaman 1dari 4

Sejarah merupakan serangkaian peristiwa atau kejadian dimasa lalu atau masa silam

yang memberi pengaruh besar terhadap kehidupan umat manusia hingga saat ini. Sejarah

disebut sering bersifat unik dan kontuinitas atau terjadi sebab akibat. Begitu halnya dengan

sejarah bahasa dialek Tapus yang merupakan salah satu ciri khas masyarakat desa Tapus

Kecamatan Lingga Bayu Kabupaten Mandailing Natal.

Segala sesuatu muncul sebab akibat yang disebut dalam sejarah sebagai kausalitas,

begitu halnya dengan bahasa dialek Tapus yang muncul karena disebabkan oleh beberapa

faktor. Misalnya : penemuan baru oleh masyarakat setempat, mengembangan bahasa

traditional menjadi bahasa yang modern dan melahirkan dialek baru, dialek Tapus merupak

dialek bahasa masyarakat Batak Mandailing bercampur dengan masyarakat Minang. Dengan

percampuran dua etnis ini melahirkan dialek bahasa baru yaitu dialek Tapus. Dia diseut

sebagai dialek Tapus karena percampuran dua etnis antara Minang dan Mandailing di daerah

Tapus Kecamatan Lingga Bayu Kabupaten Mandailing Natal.

Bahasa Dialek Tapus sudah lama dikenal oleh masyarakat Taous dan Linga Bayu

terlebih-lebih dikalangan orang tua. Dialek Tapus sudah lama digunakan oleh masyarakat

setempat terutama di Desa Tapus Kecamatan Lingga Bayu Kabupaten Mandailing Natal

Provinsi Sumatera Utara akan tetapi dialek Tapus ini baru dikenal sejak tahun 2000an oleh

kalangan luar.

Seperti di Ungkapkan oleh Bapak Ahmad Siregar (Lurah Tapus) dalam wawancara

yang dilakukan pada tanggal 5 September 2018, sebagai berikut :

Sebenarnya bahasa Munculnya Bahasa Pesisir di Desa Tapus sudah ada sejak
tahun 1800an sejak desa ini dihuni oleh beberapa masyarakat yang datang
dari mandailing besar, ranah minang dan sekitarnya. Kemudian Bahasa ini
dianggap sebagai salah satu dialek dalam bahasa Minangkabau karena sejarah
bahasa ini dimulai dari adanya perantau Minang dari daerah Pariaman yang
pergi berdagang di sepanjang pesisir barat Pulau Sumatera bagian utara salah
satunya ke Mandailing Natal. Para perantau ini kemudian berkomunikasi
dengan suku bangsa lain seperti Melayu dan Batak, sehingga terjadilah
akulturasi dengan kedua bahasa tersebut. Sehingga bahasa ini memiliki
kemiripan dengan dialek Pariaman. Kemudian Ada beberapa faktor yang
menyebabkan munculnya Dialek Tapus di desa Tapus sehingga menjadi
dialek yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Tapus dan
Lingga Bayu. Faktor tersebut diantara :
1) Kekayaan Bahasa Di Lingga Bayu Kabupaten Mandailing Natal seperti
ada bahasa Jawa, Minang, Bahasa Angkola dan lain-lain. Dengan
percampuran bahasa tersebut menghasilkan dialek bahasa Baru yakni
dialek Tapus.
2) Datangnya orang Minang di daerah Tapus dengan tujuan adalah
perdangan masa dulu, sehingga pembauran antara orang Minang dan
Mandailing melahirkan suatu dialek bahasa baaru yakni dialek Tapus.
3) Karena sudah menjadi kebiasaan dalam menggunakan bahasa sehari-hari
maka dialek Tapus ini menjadi bahasa sehari-hari yang terus digunakan.

Hal senada juga diungkapkan oleh Mitan Nasution (63 Tahun) dalam wawancara

yang dilakukan peneliti bersama informan di lapangan, yakni sebagai berikut :

Sejarah awal bahasa pesisir ini dimulai dari banyaknya perantau dari daerah
minang dan pariaman serta dari melayu kurang lebih di tahun 1800an sejak
belanda menduduki tanah sumatera. Kemudian dahulu kita merupakan tempat
persinggahan orang-orang Minang yang datang ke Natal untuk berdagang,
kedatangan mereka ini yang mereka lewat sungai sungai besar Natal yang
berhulu dari Panyabungan dan bermuara di Kecamatan Natal. Nah, ketika
mereka melewati Tapus ini mereka melihat bahwa mereka cocok untuk
berdagang di sini, sehingga banyak mereka yang membeli tanah di Tapus ini
dan menetap di sini. Bahkan bukan hanya dulu orang Minang datang ke sini
sampai hari inipun mereka tetap datang ke sini untuk mengujungi familnya
ataupun sekedar untuk rekreasi. Interaksi anatara orang minang, pariaman
dengan beberapa penduduk mandailing dan melayu menyebabkan asimilasi
budaya sehingga muncul bahasa pesisir.

Selanjunya Informan Peneliti lainnya yaitu dengan tokoh Tokoh Adat Desa Tapus

Bapk Sakdan Nasution di rumah beliau pukul 08.00 Wib pada tanggal 1 September 2018 di

desa Tapus, beliau mengemukakan bahwa :


Sejarah suku pesisir berasal dari suku Batak Toba, tetapi setelah beratus-ratus
tahun terjadilah pembaharuan bahasa di desa Tapus, dimana setelah terjadi
pembaharuan antara suku Angkola, Mandailing, Batak, Minang dan melayu
dalam kehidupan sehari-hari baik dari segi agama, ekonomi, sosial, dan
sebagainya, lalu terjadi perkawinan campur di antara suku-suku tersebut, maka
akhirnya bahasa mereka pun berubah dan berganti menjadi bahasa Pesisir Natal
dan bahasa pesisir itupun terbagi dalam beberapa dialek seperti dialke Natal,
dialek Tapus, dialek Batahan.

Infroman peneliti lainnya bernama Bapak Ahmad Siregar (55 Tahun) yang

merupakan keturunan batak Toba yang sudah lama hidup di daerah Tapus dan telah melekat

dalam darinya bahasa peisisr dialek Tapus ini. Berdasarkan wawancara dengan beliau pada

tanggal 1 Agustus 2018, beliau menjelaskan sebagai berikut :

Berdasarkan apa yang diceritakan kakek saya yang sudah lama hidup di desa
Tapus ini bahwasanya dulu di Tapus ini mereka menggunakan bahasa Batak
Toba, dan juga ada yang menggunakan bahasa Batak Mandailing namun
setelah adanya pendatang dari daerah pariaman maka terjadilah akulturasi
dengan kedua bahasa tersebut sehingga dapat kita pastikan bahasa ini memiliki
kemiripan dengan dialek Pariaman seperti contoh
Saya Ambo
Kamu Awak-ang/ang/kau
Kita Kito
Mereka Sidak
Dia Awaknyo
Kalian Munak

Berdasarkan beberapa penjelasan-penjelasan infoman di atas, maka peneliti dapat

mengambil kesimpulan bahwa asal-usul bahasa pesisir yang berdialek Tapus di Desa Tapus

Kecamatan Lingga Bayu Kabupaten Mandailing Natal merupakan dialek bahasa yang tercipta

karena percampuran beberapa logat bahasa suku lainnya yang datang ke desa Tapus ini

dimana didominasi oleh pendatang dari daerah minang dan pariaman maka terjadilah

akulturasi dengan kedua bahasa tersebut sehingga dapat kita pastikan bahasa ini memiliki

kemiripan dengan dialek Pariaman, adapun suku atau etnis yang pernah datang dan hidup

sampai hari ini di desa Tapus seperti Suku Jawa, Minang, pariaman,Batak Angkola, Batak
Toba, dan Batak Mandailing dan kemungkinan masih ada suku-suku minoritas lainnya.

Dari apa yang telah di sampaikan oleh informan dilapangan dapat peliti tafsirkan

bahwa orang Minang yang berada di daerah Tapus dan sekitarnya hari ini merupakan

keturunan orang-orang yang pedagang Minang dulu. Namun, berbeda dengan pendapat yang

dikemukakan oleh informan peneliti lainnya yang menafsirkan bahwa bukan hanya karena

kedatangan orang Minang yang membuat lahirnya Bahasa Melayu dialek Tapus tapi banyak

suku yang datang seperti suku Batak Angkola, Batak Toba. Sehingga melahirkan dialek

Bahasa Melayu dialek Tapus.

Anda mungkin juga menyukai