Anda di halaman 1dari 6

Nama : Neola Erza Agatha

Kelas : XI IPS 2
Hari, tanggal : Jumat, 7 Mei 2021
Mata Pelajaran : B. Indonesia
Materi : Drama

Penting untuk dipahami


1. Penyerahan hasil ujian (turn in) yang melewati batas yang ditentukan akan
mendapatkan pengurangan poin sesuai dengan jumlah menit keterlambatan.
2. Tidak menerima hasil penyelesaian ujian dari hasil duplikasi karya orang lain

Bacalah teks drama berikut dengan saksama!


Arti di Rumah
Awan menyelimuti negeriku. Matahari seolah bersembunyi tak menoleh dunia.
Mereka bersama mencekam dunia dalam ketakutan. Ketakutan itu sampai juga akhirnya di
negeriku. Negeri diwarnai dengan kebersamaan dan gotong royong. Kini harus dilarang
berkumpul dan mengumpulkan orang. Negeri yang diwarnai keindahan panorama wisata,
kini bergejolak dalam kesunyian. Sampai teriakan anak sekolah bel pulang, hampir tak
terdengar lagi di jalanan.
Panggung dihiasi tempat duduk ruang tamu dalam sebuah rumah yang terletak di
sudut kota besar Jakarta. Hanya suara televisi yang terdengar berita wabah yang melanda
dunia. Satu anak lelaki remaja duduk sambil memegang remote televisi termangu menonton
berita. Di sudut ruangan terletak meja belajar dengan satu anak perempuan remaja lain
sedang membaca dengan penuh hikmat.
Sasha : “ Abaaang!... bisa gak sih dikecili suaranya televisinya?”
(setengah teriak)
Elvin : “Apa sihh… ini kan udah kecil.” (menatap marah)
Sasha : “Sasha kan lagi belajar… gak konsen nihh tau…”
Elvin : “Makanya sono… masuk ke kamarmu!” (menunjuk kamar sasha)
Sahsa : “Emang Abang gak belajar? Kasih tahu mama nih..” (pergi ke dapur)
Elvin : “ Sasha…!!” (buru-buru mematikan televise masuk ke kamarnya)
Waduh lagi-lagi senjatanya mama, awas nanti kalau dimarahi mama, aku,
gak kuajari lagi fisika dia … (sambil bergumam sendiri di dalam kamarnya)
Mama : “Elviiiiin…! Keluar kamu!”
Elvin : “Mati aku, apa alasanku nanti ya… (mengucek-ngucek kepalanya
sendiri) “Iya Maaa…”
Mama : “Sedari tadi mama udah larang kamu nonton televisikan?”
Elvin : “Iya ma…”(sambil menundukkan kepalanya)
Mama : “ Tunjukan tugas online yang sudah kamu kerjakan dari gurumu?”
Elvin : “Sebenarnya belum selesai Ma, batas waktunya nanti pukul 12.00 WIB”
Mama : “Apaaa? Belum selesai kamu udah nonton, ini udah jam berapa?...lihat
tuhhh” (mengarahkan telunjuk jari ke jam dinding)
Elvin : “Setengah dua belas Ma…”
Mama : “Kamu udah hebat mengerjakan soal hanya 30 menit?” (suara meniggi)
Elvin : “Maaf Ma… sebenarnya, Elvin bosan Ma, udah hampir dua minggu setiap
jam duduk belajar dan mengerjkan tugas di rumah dan tidak bisa ke mana-
mana, masa nonton sebentar gak bisa….”
Mama : “Kamu tahu kan keadaan sekarang ini… Mama dan papamu juga gak bisa
keluar rumah untuk kerja, bukan kamu saja!”
Tiba-tiba pintu terbuka dari ruang kerja papa di sudut kiri ruangan.
Papa : “Ada apa nih…? “ (keluar dari kamar kerjanya)
Mama : “Elvin nih Pa…, adiknya asyik-asyik belajar, dia santai nonton televisi…
mengganggu saja … bukannya belajar kelas on line...”
Papa : “Benar itu Vin…” ( menatap Elvin dengan penuh kewibawaan)
Elvin : “Iya Pa… soalnya aku bosan Pa, belajar mulu…”
Papa : “Jangan pernah katakan bosan belajar Vin… karena selagi kita masih
bernapas kita harus tetap belajar Vin…”
Elvin : “Papa gak mengerti maksudku, setiap detik dan jam aku udah duduk di kursi
belajar itu bahkan sampai larut malam, belum lagi harus mendengar
celotehan mama di rumah… (Elvin menatap Papanya dengan berlinang air
mata)
Papa : “Vinn… Papa ngerti Kok, bagaimana keadaanmu… tapi kamu juga harus
ngerti keadaan adikmu apalagi keadaan sekarang ini… dunia sedang
berkabung Vin, kamu lihat berita tadi, kan? Kalau kau bosan di sisnilah kamu
harus belajar memanajemen waktumu dengan baik…. Ada waktu istirahat
manfaat istirahat denga baik ada waktu belajar manfaatkan juga waktu
belajar dengan baik, Nak…”
Elvin : “Maafkan Elvin Pa… Ma… sasha…” (memandang ketiganya)
Papa :”Sekarang kembali ke meja belajarmu, selesaikan tugasmu yang tinggal 15
menit lagi tuhh… ayo sudahlah selesai ini kita bersama berkumpul untuk
makan siang dan berdoa bersama yang memang sudah lama tidak kita
lakukan..” (sambil mengusap kepala dua anaknya dan kembali bekerja)

Demikianlah kisah satu keluarga dari berjuta bahkan bermiliar rakyat di dunia dalam
menghadapi wabah yang menghebohkan dunia saat ini. Hanya berdiam di rumah saja itulah
penangkal penyebarannya. Ternyata berdiam di rumah juga menyadarkan arti memahami
antarsesama dan arti kebersamaan keluarga.

I. Analisis naskah drama tersebut dengan menggunakan pedoma pada tabel berikut!

No. Unsur Naskah Ada Jumlah Bukti Penulisan


tidak ada
1 Babak - -
Tidak ada
2 Adegan 1 Tiba-tiba pintu terbuka dari ruang
Ada kerja papa di sudut
kiri ruangan.

3 Dialog 26 Sasha : “ Abaaang!... bisa


Ada gak sih dikecili suaranya
televisinya?”
Elvin : “Apa sihh… ini kan
udah kecil.”
4 Petunjuk Laku Ada 15 (setengah teriak)
(menatap marah)
5 Prolog Ada Awan menyelimuti negeriku.
1 Matahari seolah bersembunyi tak
menoleh dunia. Mereka bersama
mencekam dunia dalam ketakutan.
Ketakutan itu sampai juga akhirnya
di negeriku. Negeri diwarnai dengan
kebersamaan dan gotong royong.
Kini harus dilarang berkumpul dan
mengumpulkan orang. Negeri yang
diwarnai keindahan panorama
wisata, kini bergejolak dalam
kesunyian. Sampai teriakan anak
sekolah bel pulang, hampir tak
terdengar lagi di jalanan.
Panggung dihiasi tempat
duduk ruang tamu dalam sebuah
rumah yang terletak di sudut kota
besar Jakarta. Hanya suara televisi
yang terdengar berita wabah yang
melanda dunia. Satu anak lelaki
remaja duduk sambil memegang
remote televisi termangu menonton
berita. Di sudut ruangan terletak
meja belajar dengan satu anak
perempuan remaja lain sedang
membaca dengan penuh hikmat.
6 Epilog Ada 1 Demikianlah kisah satu
keluarga dari berjuta bahkan
bermiliar rakyat di dunia dalam
menghadapi wabah yang
menghebohkan dunia saat ini. Hanya
berdiam di rumah saja itulah
penangkal penyebarannya. Ternyata
berdiam di rumah juga menyadarkan
arti memahami antarsesama dan arti
kebersamaan keluarga.

7 Monolog 1 Waduh lagi-lagi senjatanya mama,


Ada awas nanti kalau dimarahi mama,
aku, gak kuajari lagi fisika dia …

8. Konflik pada teks drama tersebut adalah

Konfik dalam teks drama tersebut adalah, Elvin mengeluh bahwa iya bosan dan lelah untuk
mengerjakan tugasnya, sehingga ia dimarahi ayah dan ibunya.

Berdasarkan jenisnya, maka konflik pada drama “Arti di Rumah” termasuk konflik eksternal
karena masalah yang dialami bersangkutan dengan tokoh lain.

9. Jelaskan latar yang terdapat dalam teks drama tersebut (sertakan bukti)!
Latar tempat : ruang tamu (Panggung dihiasi tempat duduk ruang tamu
dalam sebuah rumah yang terletak di sudut kota besar Jakarta.), kamar elvin
(Waduh lagi-lagi senjatanya mama, awas nanti kalau dimarahi mama, aku,
gak kuajari lagi fisika dia … (sambil bergumam sendiri di dalam kamarnya))
a.
Latar waktu : malam, (Elvin : “Setengah dua belas Ma…”)
b.

Latar suasana : tegang (Waduh lagi-lagi senjatanya mama, awas nanti kalau dimarahi
mama, aku, gak kuajari lagi fisika dia …)(“Kamu udah hebat mengerjakan
soal hanya 30 menit?” (suara meniggi))
c.

10. Ceritakanlah kembali teks drama tersebut dengan memposisikan diri Anda sebagai salah
satu tokoh di dalam cerita!

Suatu malam di ruang tamu, aku sedang menonton televisi. Aku memilih untuk menonton
televisi dibanding mengerjakan tugas, karena aku sudah bosan dengan tugas. Aku memasang volume
suara televisi yang lumayan keras, sehingga adikku sasha menegurku karena merasa terganggu. Aku
yang tidak suka ditegur menyuruhnya berhenti belajar dan ikut menonton bersamaku. Namun, iya
mengancamku untuk melaporkan ke ibuku. Dia benar melaporkanku pada ibuku karena aku bersantai
– santai.
Ibuku memarahiku karena aku tidak mengerjakan tugas padahal tenggat waktunya sampai jam
12.00 WIB dan sekarang sudah jam setengah 12 malam. Aku malas mengerjakannya bosan. Seketika,
ayahku keluar dari ruang kerjanya menengahi adu mulut antara aku dan ibuku. Ayahku menasehatiku
untuk lebih giat lagi dalam belajar, ia mengerti apa yang aku rasakan saat ini, karena ia juga
merasakan bosan. Akhirnya ayahku menyuruhku untuk mengerjakan tugasku karena waktu tersisa 15
menit. Aku pun langsung mengerjakan tugasku.

Bacalah teks drama berikut!


Dahlan : Kamis malam Jumat. Jumat apa?
Rosana : Malam Jumat Kliwon, Pak! Bukankah hari kelahiran ibu juga jatuh pada hari
Jumat Kliwon?
Dahlan    : Ya, betul! Ibumu waktu mau meninggal kurang satu minggu sudah ada
tanda-tanda nasihat-nasihat berharga. Masa hidupnya banyak meninggalkan
kesan teladan. Tetapi....juga ada kelemahannya.
Rosana   : Kelemahan? Memang manusia tidak ada yang sempurna
Dahlan   : Ya, jangan sampai menurun pada anak cucu. Ibumu dahulu sakit-sakitan
karena banyak pikiran. Ikut-ikutan orang jual-beli perhiasan. Barangnya
hilang, ibumu gigit jari menanggung hutang. Siapa lagi kalau bukan Bapak
yang turun tangan?
Rosana : Bukankah pada diri Bapak juga ada kelemahannya?
Dahlan : Apa ? Bapak rasa tidak ada! (Tongkat terjatuh, kemudian dipungut lagi)
Rosana : Maaf, Pak.. ibu bertambah sakit akibat Bapak dahulu sering mabuk judi,
bukan? Ros masih ingat barang-barang rumah dilelang. Habis terjual!
Dahlan    : Ya...., itu akibat perbuatan ibumu, tahu! ( keras). Serakah dan mau menang
sendiri. Mudah-mudahan pengalaman pahit, miskin, tidak terulang lagi?
11. Suntinglah penggalan teks drama di atas dengan memperhatikan penggunaan huruf dan
tanda baca yang tepat!
Dahlan : “Kamis malam Jumat. Jumat apa?”
Rosana : “Malam Jumat Kliwon, Pak, Bukankah hari kelahiran ibu juga jatuh pada
hari Jumat Kliwon?”
Dahlan    : “Ya, betul! Ibumu waktu mau meninggal kurang satu minggu sudah ada
tanda-tanda nasihat-nasihat berharga. Masa hidupnya banyak meninggalkan
kesan teladan. Tetapi....juga ada kelemahannya.”
Rosana   : “Kelemahan? Memang manusia tidak ada yang sempurna.”
Dahlan   : “Ya, jangan sampai menurun pada anak cucu! Ibumu dahulu sakit-sakitan
karena banyak pikiran. Ikut-ikutan orang jual-beli perhiasan. Barangnya
hilang, ibumu gigit jari menanggung hutang. Siapa lagi kalau bukan Bapak
yang turun tangan?”
Rosana : “Bukankah pada diri Bapak juga ada kelemahannya?”
Dahlan : “Apa ? Bapak rasa tidak ada! (Tongkat terjatuh, kemudian dipungut lagi)”
Rosana : “Maaf, Pak.. ibu bertambah sakit akibat Bapak dahulu sering mabuk judi,
bukan? Ros masih ingat barang-barang rumah dilelang. Habis terjual!”
Dahlan    : “Ya...., itu akibat perbuatan ibumu, tahu! ( keras). Serakah dan mau menang
sendiri. Mudah-mudahan pengalaman pahit, miskin, tidak terulang lagi.”

Anda mungkin juga menyukai