Rumah
arthen Sege, Sakit
S,Kep.,Ns.,M.Kep.
Dr.Blacius Dedi, SKM.,M.Kep.
A.M Mendrofa, SKM.,M.Kep.,Sp.Kom.
r.Isak J.H Tukayo, S.Kp.,M.Sc.
Ns.Susi Nurhayati, M.Kep.
Penulis :
Marthen Sege, S,Kep.,Ns.,M.Kep.
Dr.Blacius Dedi, SKM.,M.Kep.
Dr.Fery A.M Mendrofa, SKM.,M.Kep.,Sp.Kom.
Dr.Isak J.H Tukayo, S.Kp.,M.Sc.
Ns.Susi Nurhayati, M.Kep.
Cetakan Pertama :
September, 2022
Copyright © 2022
by Penerbit Universitas Karya Husada Semarang
All Right Reserved
PENERBIT :
Website: www.unkaha.ac.id
Instagram: @lembagapublikasi_hki
KATA PENGANTAR
Salam Sejahtera…
Perawat merupakan tenaga terbesar dalam fasilitas kesehatan, sehingga
peranan kepuasan perawat sangat besar memengaruhi berkontributor dalam
pemenuhan kinerja dan mutu pelayanan kesehatan. Kontribusi perawat tersebut salah
satunya ditentukan aspek terbesar pendokumentasian Asuhan Keperawatan SDKI,
SLKI, SIKI (3S) dalam Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) yang
merupakan faktor terpenting dalam upaya melindungi kinerja, mempertahankan mutu
pelayanan dan menjamin pelayanan paripurna dan berkembang secara dinamis.
Pelayanan keperawatan tertuntut untuk menjadi bagian rumah sakit dalam
menerapkan pendokumentasian asuhan keperawatan dengan menggunakan
komputerisasi. Pasien di rumah sakit sering merasa tidak puas dengan pelayanan
karena perawat terlalu lama mencari data-data riwayat penyakit pasien dan perawat
merasa tidak puas dalam pendokumentasian berbasis kertas yang menjadikan beban
kerja meningkat. Rancangan desain dokumentasi asuhan keperawatan SDKI, SLKI,
SIKI (3S) dalam sistem informasi manajemen rumah sakit dan kepuasan perawat
merupakan alasan buku ini perlu dikembangkan. Semakin baik sistem informasi yang
dihasilkan maka kepuasan perawat sebagai pengguna semakin baik tentunya dengan
diadakan sosialisasi, pelatihan dan realisasi kebijakan bagi perawat
pendokumentasian asuhan keperawatan 3S dalam SIMRS.
Semarang, September 2022
Penulis
PRAKATA
Puji Tuhan dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat,
kasih, rahmat dan karunia yang telah diberikan-Nya selama ini, penulis akhirnya dapat
menyelesaikan buku ini. Puji Tuhan dan syukur, penulis dapat menyelesaikan buku yang
berjudul “Rancangan Desain Dokumentasi Asuhan Keperawatan SDKI, SLKI ,SIKI Dalam
Meningkatkan Kepuasan Pelayanan di Rumah Sakit “.
Karya yang jauh dari kesempurnaan ini tidak akan pernah tercapai tanpa
adanya doa, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan banyak terimakasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan moril dan materil, kepada yang terhormat :
1. Dr. Fery Agusman Motuho Mendrofa, SKM.,M.Kep.,Sp.Kom., sebagai Rektor
Universitas Karya Husada Semarang.
2. Ns.Witri Hastuti, M.Kep., sebagai Dekan Fakultas Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Karya Husada Semarang.
3. Dr. Blacius Dedi, SKM.,M.Kep., sebagai Ketua Program Studi Magister
Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Karya
Husada Semarang dan selaku pembimbing pertama yang telah memberikan ilmu,
pengetahuan serta bimbingan dalam buku ini.
4. Dr. Isak J.H Tukayo, S.Kp.,M.Sc., selaku pembimbing kedua yang telah
memberikan ilmu, pengetahuan dan bimbingan dalam penyusunan buku ini.
5. Keluarga yang telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan pengorbanan,
sehingga penulis dapat menyelesaikan buku ini.
6. Seluruh staf, dosen dan petugas perpustakaan Universitas Karya Husada Semarang
yang telah direpotkan oleh penulis dalam penyusunan buku ini.
7. Rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi Magister Keperawatan Universitas Karya
Husada Semarang seperjuangan yang telah membantu dalam penyusunan buku
ini.
8. Organ Yayasan Dian Harapan Papua, Direksi dan rekan-rekan sejawat Rumah
Sakit Dian Harapan Jayapura yang telah membantu dalam penyusunan buku ini.
9. Dan semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
Tiada karya manusia yang sempurna, demikian dengan buku ini, penulis
menyadari bahwa jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun dari teknik
penulisannya. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
dapat berkarya lebih baik di masa yang akan datang. Akhirnya penulis mengucapkan
terimakasih atas segala perhatian dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar
karya yang jauh dari kesempurnaan ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi semua pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 4
PRAKATA 5
DAFTAR ISI 8
BAB I PENDAHULUAN 9
BAB II DUKUNGAN SIMRS DALAM KEPUASAN PERKEMBANGAN
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN 18
A. Konsep Asuhan Keperawatan SDKI, SLKI, SIKI (3S) 18
B. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit 2 5
C. onsep Kepuasan Perawat
K 3 3
BAB III PERANCANGAN DESAIN MEMUASKAN PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEPERAWATAN 3S PADA SIMRS 41
BAB IV KEPUASAN PERAWAT PADA PENDOKUMENTASIAN ASUHAN
KEPERAWATAN SDKI, SLKI, SIKI (3S) DALAM SIMRS 46
A. Rancangan Desain Dokumentasi Asuhan Keperawatan 3S Dalam
SIMRS 46
B. Kepuasan Perawat 5 0
C. Pengaruh Rancangan Desain Dokumentasi Asuhan Keperawatan 3S Dalam
SIMRS Terhadap Kepuasan Perawat 5 2
BAB V INOVASI ASUHAN KEPERAWATAN SDKI, SLKI, SIKI (3S) DALAM
SIMRS 56
DAFTAR PUSTAKA
PROFIL PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS) adalah data base dan perangkat
(5)
lunak yang komprehensif. SIMRS berintegrasi untuk data statistik, survei populasi,
survei fasilitas, catatan pribadi, catatan layanan dan catatan resmi untuk efisiensi
(5)
manajemen pelayanan kesehatan. SIMRS bertujuan juga untuk bertukar informasi
(5)
pasien yang komprehensif antar bangsal. Selain itu, SIMRS untuk mempercepat
proses pelayanan dan pengobatan pasien serta meningkatkan mutu, meningkatkan
(2)
kepuasan serta mengurangi biaya. Implementasi SIMRS memengaruhi sikap
(3)
perawat akan kepuasan perawat menjalani sistemnya. SIMRS memengaruhi
(3)
kepuasan perawat dan berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas pelayanan.
SIMRS mencakup kesatuan komponen yang terproses dan integrasinya
komprehensif dari skema pelayanan rumah sakit (pelayanan keperawatan) berbentuk
(3)
jaringan yang menghasilkan informasi secara mutakhir. Informasi tepat dan akurat
merupakan objek penting menentukan kepuasan perawat memenuhi harapan pasien
(3)
dan salah satunya melalui pendokumentasi asuhan keperawatan.
Kepuasan perawat yang optimal dibuktikan melalui pendokumentasian
(7)
asuhan keperawatan optimal bagi perawat. Pendokumentasian asuhan keperawatan
adalah dasar-dasar hal pertanggung jawaban dari perawat dalam menjalankan
(7)
tugasnya antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan. Optimalisasi kepuasan
perawat saat ini berkembang melalui dukungan sistem informasi dan teknologi yang
(7)
ada di rumah sakit seperti SIMRS. SIMRS mendukung pelayanan keperawatan
secara luas yang dianggap sebagai kunci untuk meningkatkan kepuasan perawat
(1)
karena perawat adalah tenaga kesehatan terbesar di fasilitas kesehatan. Sistem
informasi berbasis digital dalam keperawatan berguna untuk menyimpan data
(1)
kegiatan promosi, pemulihan atau pertahanan pelayanaan kesehatan. Informasi
berbasis digital dalam keperawatan merupakan dasar pengetahuan ilmu computer
(9)
untuk mengatur database dalam praktik ilmu komprehensif keperawatan.
Pengembangan implementasi komputerisasi dokumentasi keperawatan telah menjadi
(1)
issue seluruh dunia. Kunci penerapan optimalisasi asuhan keperawatan modern
(2)
adalah sistem informasi dalam keperawatan.
Fasilitas pelayanan kesehatan (keperawatan) mencakup pedokumentasian
yaitu catatan tertulis atau elektronik yang mampu menggambarkan status kesehatan
(23)
pasien. Status kesehatan pasien sering mengalami kesalahan dalam
(23)
pendokumentasian yang diperankan perawat. Kesalahan dalam pendokumentasian
(23)
dapat berakibat fatal. Permasalahan data pendokumentasian keperawatan meliputi
redundasi data, unintegrated data, human error, manual data (tulisan tidak jelas),
(8)
ketidaklengkapan data, ketidakakuratan data dan tidak tepat waktu.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa kepuasan
(3)
pendokumentasian berbasis kertas buruk oleh perawat. Ketidakpuasan meliputi
informasi yang tidak memadai, entri data yang tidak jelas, tidak lengkap atau tidak
(3)
terbaca dan tanda tangan yang hilang. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa
dokumentasi berbasis kertas tidak memenuhi persyaratan perawatan kesehatan saat
(10)
ini sehingga kurang memuasakan perawat. Persyaratan perawatan kesehatan
tersebut meliputi kaitannya dengan keselamatan pasien, kesinambungan perawatan,
(10)
bukti hukum dari proses perawatan dan atau evaluasi kualitas perawatan pasien.
Penelitian yang berkembang menunjukkan bahwa pentingnya pembangunan
perubahan dalam sistem pelayanan kesehatan (keperawatan) dalam
(3,10)
pendokumentasian berbasis kertas menjadi digital atau elektronik. Penelitian
tentang penerapan sistem informasi berbasis digital dalam keperawatan menunjukkan
bahwa efektivitas dokumentasi keperawatan berbasis elektronik dalam perawatan
(19)
masih belum pasti. Selain itu, dokumentasi keperawatan berbasis elektronik juga
(14)
masih harus banyak dibuktikan. Penerapan sistem informasi berbasis digital,
penelitian menunjukkan bahwa penggunaannya sebatas mekanisme pencatatan
setelah intervensi perawatan dibandingkan mekanisme pemeriksaan terutama untuk
(14)
proses asuhan keperawatan.
Penelitian lainnya menunjukkan bahwa pendokumentasian keperawatan
elektronik dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan untuk pasien rawat
(12)
inap dan mestimulus kepuasan perawat. Pendokumentasian elektronik berpotensi
merampingkan proses, meningkatkan akurasi dan efisiensi prosedur perawatan serta
(7)
mengurangi risiko kesalahan. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa 65-75%
perawat percaya bahwa pendokumentasian elektronik meningkatkan kepuasan dan
(7)
kualitas pelayanan keperawatan.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa melalui pendokumentasian
elektronik sebesar 81% percaya bahwa dokumentasi elektronik bermanfaat dalam
(34)
memberikan perawatan pasien lebih mudah dan memuaskan. Pendokumentasian
(14)
secara elektronik dapat meningkatkan kepuasan pegawai lebih maksimal.
Pendokumentasian elektronik dapat memberikan proses pengambilan keputusan
(7,12)
terbaik bagi perawat lebih memuaskan dalam proses perawatan pasien.
Pendokumentasian elektronik juga dapat memberikan kepuasan bagi perawat
(7,12)
dibandingkan dengan catatan berbasis kertas, karena lebih komprehensif.
Pendokumentasian elektronik dapat mengurangi waktu dokumentasi dan
(32)
meningkatkan kepuasan bagi perawat dalam melayani. Penelitian menunjukkan
bahwa skor rata-rata untuk kepuasan dan kinerja perawat dalam pendokumentasian
(32)
elektronik efektif meningkatkan kualitas layanan. Hasil penelitian lain
menunjukkan bahwa waktu pendokumentasian elektronik berdampak pada
berkurangnya 60% waktu kerja per minggu dibandingkan pendokumentasian
(11)
berbasis kertas. Dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem informasi berbasis
digital dalam keperawatan (pendokumentasian keperawatan) dapat membangun
kepuasan perawat dalam memberikan pelayanannya dan outputnya berdampak pada
mutu kualitas pelayanan kesehatan meskipun perlu perkembangan penelitian lebih
(11,18,32)
lanjut .
Asumsi dari beberapa literatur adalah pendokumentasian keperawatan secara
elektronik berfundamental dan berkontribusi pada memuaskan perawat dalam
(11,32)
bekerja. Perawat harus mencapai kepuasan berkinerja karena menggambarkan
(6)
perasaan positif melayani asuhan keperawatan yang berkualitas. Perawat yang
mengalami sikap negatif akan menimbulkan masalah potensial turnover dan
(6)
pelayanan keperawatan tidak berkualitas.
Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa sikap negatif seperti keluhan
(10)
atau ketidakpuasan bekerja menjadikan indikator kinerja perawat sulit terpenuhi.
Keluhan atau ketidakpuasan bekerja perawat berdampak pada penurunan pelayanan
(10)
yang diterima pasien. Perawat dengan minimnya keluhan dan tingkat kepuasan
bekerja menunjukkan sikap yang positif terhadap kinerjanya sehingga meningkatkan
(16)
kualitas pelayanan. Sedangkan perawat yang mengalami ketidakpuasan dalam
(16)
bekerja akan memperlihatkan perilaku negatif pada kinerjanya.
Penelitian telah menujukkan bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan
(11)
secara digital atau elektronik berdampak pada kepuasan perawat.
Pendokumentasian asuhan keperawatan secara digital atau elektronik juga
merupakan harapan dari perawat dari keluhan selama bekerja memberikan asuhan
(17)
keperawatan. Sikap yang positif perawat terhadap kinerja dapat terbentuk melalui
bukti kinerja perawat (dokumentasian asuhan keperawatan) yang terpenuhi oleh
(16)
perawat tanpa adanya keluhan. Inovasi dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan menjadi issue yang saat ini perlu menjadi pengembangan di setiap
(14)
fasilitas pelayanan kesehatan.
Indonesia yang memiliki fasilitas-fasilitas kesehatan telah mengalami
(24)
perkembangan dalam menunjang kinerja setiap pegawainya termasuk perawat.
Perkembangan tersebut, rumah sakit saat ini memiliki SIMRS yang mempermudah
interaksi kerja tetapi belum terintegrasi kepada pelayanan setiap profesi seperti
(22)
perawat. SIMRS menjadi permukaan untuk setiap profesi dalam tenaga kesehatan
(22)
(perawat) untuk dapat mengintergasikan kinerjanya lebih efektif dan efisien.
SIMRS dapat mencakup kebutuhan sistem informasi untuk profesi perawat dengan
(22)
menambahkan pengembangan pelayanan asuhan keperawatan didalamnya. SIMRS
terintegrasi sebagai alat ukur kinerja bagi Manajemen RS termasuk dalam mengelola
(27)
kinerja perawat. SIMRS juga terintegrasi mendorong kompetitif strategis
(27)
peningkatan kualitas pelayanan pasien. Penelitian lain menjelaskan bahwa
performance SIMRS dapat memperoleh pelayanan lebih responsif terhadap
(27)
kebutuhan pelayanan kesehatan sehingga memuaskan pengguna. Selain itu,
SIMRS membanguan data agar terisi lebih lengkap, akurat, konsisten, teridentitfikasi
(27)
dan mudah melakukan telusur otomatis.
Kinerja perawat meliputi mengkaji pasien, menganalisa data, merumuskan
diagnosa, membuat planning dan implementasi serta mengevaluasinya.
Pendokumentasian keperawatan di Rumah Sakit masih berbasis kertas. Perawat
menginformasikan mengalami beberapa keluhan dan ketidakpuasan selama bekerja
serta kinerja perawat dirasakan masih mengalami hambatan. Hambatan dirasakan
perawat dalam pendokumentasian kinerjanya (asuhan keperawatan) terasa terbebani
karena sangat banyak. Perawat menginformasikan masih harus mengeluarkan banyak
waktu dan energi menuliskan asuhan keperawatan setiap hari. Waktu dan energi yang
diluangkan perawat seharusnya bisa lebih efektif dan efisien untuk lebih dekat
kepada pasien tetapi bukti kinerja perawat (dokumentasi asuhan keperawatan)
menjadikan perawat tidak bisa optimal bekerja. Perawat juga menujukkan bahwa
pendokumentasiannya kinerja perawat berbasis kertas saat ini sangat melelahkan
bagi perawat dan menjadi beban kerja tambahan. Perawat mendokumentasikan
asuhan keperawatan dengan berbasis kertas menimbulkan keluhan bagi perawat.
Komite dan bidang keperawatan menginformasikan bahwa pendokumentasian
kinerja perawat yang masih berbasis kertas sudah banyak dikeluhkan perawat dalam
menjalani pekerjaannya. Keluhan yang timbul juga memengaruhi kepuasan perawat
dalam melakukan pelayanannya. SIMRS menjadi salah satu inovasi untuk mengatasi
beberapa keluhan atau meningkatkan efektivitas pendokumentasian kinerja tenaga
kesehatan termasuk perawat agar lebih memuaskan. Pendokumentasian asuhan
keperawatan diharapkan kedepan terintegrasi dalam SIMRS secara digital atau
elektronik. Pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis digital atau elektronik
mampu memberikan pengambilan keputusan terbaik, meningkatkan kepuasan
perawat dalam memberikan pelayanan perawatan. Selain itu, hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis digital atau
elektronik lebih efektif dibandingkan berbasis kertas. Pendokumentasian asuhan
keperawatan berbasis digital juga dapat memberikan sikap positif dalam bekerja pada
perawat.
Rumah Sakit masih mengalami beberapa keluhan dan berupaya meningkatkan
pendokumentasian kinerja perawat secara digital melalui SIMRS. Maka, diperlukan
inovasi sistem informasi berbasis digital dalam keperawatan untuk menunjang
pendokumentasian keperawatan berbasis elektronik dimana Rumah Sakit memiliki
SIMRS yang dapat mencakup pendokumentasian keperawatan berbasis elektronik.
Cakupan pendokumentasian keperawatan berbasis elektronik dalam SIMRS
memerlukan rancangan agar dapat terintegrasi dengan optimal.
Pelayanan keperawatan akan berkualitas melalui inovasi yang berkaitan
mengoptimalkan asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan SDKI, SLKI, SIKI (3S)
dalam SIMRS adalah pendokumentasian secara digital yang menurut beberapa
literatur diatas menunjukkan pengaruh positif dalam meningkatkan kepuasan perawat
memberikan pelayanan keperawatan. Data asuhan keperawatan yang terinput dapat
sistem informasi lebih akurat dan mudah ditelusur sehingga waktu pelayanan asuhan
keperawatan dapat lebih maksimal. Kepuasan perawat dalam berkinerja dapat
dipertahankan dan ditingkatkan salah satunya melalui pendokumentasian asuhan
keperawatan berbasis digital.
Komite dan bidang keperawatan menginformasikan bahwa, fakta tentang
desain dokumentasi asuhan keperawatan SDKI, SLKI, SIKI (3S) belum tersedia baik
secara berbasis kertas maupun secara digital, masih dalam proses penyusunan
komprehensif dari dokumentasi asuhan keperawatan yang sebelumnya. Penulis
memiliki inovasi rancangan desain dokumentasi asuhan keperawatan SDKI, SLKI,
SIKI (3S) dalam SIMRS di Rumah Sakit sebagai media sistem informasi berbasis
digital dalam keperawatan untuk menunjang pendokumentasian kinerja perawat
sehingga dapat membentuk sikap yang positif yaitu kepuasan perawat berkinerja.
Penelitian sangat perlu dilakukan tentang pengaruh rancangan desain dokumentasi
asuhan keperawatan SDKI, SLKI, SIKI (3S) dalam sistem informasi manajemen
rumah sakit terhadap kepuasan perawat di Rumah Sakit.
SIMRS adalah unsur vital dalam melakukan asuhan keperawatan terutama
dalam melakukan pendokumentasian keperawatan sebagai bukti pemberi pelayanan
keperawatan (perawat) dan penerima pelayanan keperawatan (pasien) telah
terlaksana. Rancangan desain dokumen asuhan keperawatan (3S) dalam SIMRS yang
baik dan benar maka akan meminimalkan terjadinya kesalahan sehingga dapat
menunjang pekerjaan tenaga kesehatan. Teknik desain dilakukan pada saat
melakukan pendokumentasian keperawatan masih secara manual atau berbasis kertas
belum digital mempunyai beberapa kelemahan seperti tidak efisiennya waktu dalam
melakukan dan keakuratan data kurang serta keluhan dari perawat sebagai beban
kerja hingga tidak memuaskan perawat dalam pelayanan keperawatan. Rancangan
desain dokumen asuhan keperawatan (3S) dalam SIMRS dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan melalui peningkatan kepuasan perawat. Perumusan masalah
yang didapatkan adalah bagaimanakah rancangan desain dokumentasi asuhan
keperawatan SDKI, SLKI, SIKI (3S) dalam SIMRS yang memuaskan perawat.
BAB II
DUKUNGAN SIMRS DALAM
KEPUASAN PERKEMBANGAN
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN
KEPERAWATAN
A. Konsep Asuhan Keperawatan SDKI, SLKI, SIKI (3S)
Asuhan keperawatan adalah aktivitas praktik keperawatan yang dilaksanakan
secara langsung kepada penerima pelayanan, yang terproses dan terangkai ditatanan
(22)
fasilitas kesehatan. Asuhan keperawatan diawali proses pengkajian, diagnosa
keperawatan, planning, implemention dan evaluation yang prosesnya dibuktikan
(15)
pendokumentasian asuhan keperawatan. Dokumentasi keperawatan memfasilitasi
komunikasi yang rapih, tetap dan akurat dalam rangka upaya pelayanan berkualitas
(22)
sesuai dengan standar legalitas keprofesionalan. Dokumentasi keperawatan
memiliki peranan vital dalam rangka kerja sama komunikasi, pencatatan kinerja
perawat, perolehan keputusan, keselamatan pada pasien, nilai profesional serta
(15)
memperoleh aturan standar dan observasi evidence base. Standarized Nursing
Language (SNL) adalah bahasa standar keperawatan yang masih menjadi issue
dalam penerapan dokumentasi keperawatan, terutama dalam pemerataan penggunan
(30)
keputusan diagnose and planning. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
memfasilitasi dasar pelayanan keperawatan sesuai proporsional falsafah kebudayaan
dan ciri khas pelayanan keperawatan Indonesia yang disebut dengan 3S (SDKI,
(24)
SLKI dan SIKI).
PPNI telah memfasilitasi dasar pelayanan keperawatan yang diharapkan
dapat menjadi kesepakatan bersama setiap perawat dalam melakukan asuhan
keperawatan di setiap fasilitas kesehatan. Standar asuhan keperawatan yang dibentuk
PPNI tersebut adalah 3S yaitu Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (SIKI). Dasar dari standar 3S adalah pendekatan keperawatan profesional
komprehensif yang dimulai dari mengidentifikasi, memutuskan diagnosis dan
mengatasi keadaaan umum manusia sehat dan sakit mencakup proses keperawatan
pada umumnya berdasarkan pada standa etik, layanan, profesi dan prosedural. SDKI
adalah standar diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI dan merupakan
(24)
gabungan diagnosis keperawatan berdasarkan NANDA, ICNP dan Carpenito.
Diagnosa keperawatan dalam SDKI termuat 148 diagnosa dengan label diagnosa
(24)
berdasarkan NANDA tahun 2015-2017. SDKI merupakan inovasi bagi para
perawat Indonesia dalam penerapan kinerjanya yang disesuaikan dengan
(24)
pekembangan zaman dan culture yang tersedia. Standar tersebut dikelola PPNI
yaitu organisasi profesi perawat dengan pertanggung lintas nasional dalam rangka
(24)
peningkatan kualitas perawat lebih profesional. SLKI adalah standar luaran
(outcome) keperawatan Indonesia mencakup bagian yang bisa diobservasi dan diukur
seperti respons terhadap intervensi keperawatan terhadap persepsi (pasien, keluarga
(25)
dan komunitas) tentang keadaan umum dan perilakunya. Luaran keperawatan
mengarahkan status diagnosis keperawatan setelah dilaksanakannya intervensi
(25)
keperawatan. Hasil akhir dari intervensi keperawatan adalah indikator atau kriteria
(25)
hasil pemulihan masalah.
SIKI adalah standar intervensi keperawatan indonesia yang
dikategorikan sama dengan kelompok pada SDKI. Terdiri dari bagian (takson) SIKI
(26)
yaitu 5 kategori, 14 subkategori dan 623 intervensi keperawatan. SIKI
merupakan segala treatment perawat berdasarkan pengetahuan dan penilaian klinis
(26)
untuk mencapai luaran (outcome) serta tindakan keperawatan. Tindakan
keperawatan seperti perilaku spesifik kinerja perawat untuk di implementasikan.
SIKI sejalan dengan SDKI, dimana setiap pendiagnosaan keperawatan pada SDKI
(26)
akan memiliki intervensi dalam SDKI. SDKI, SLKI dan SIKI adalah tolok ukur
(14)
pemberian asuhan keperawatan yang digunaka di Indonesia. Tujuan SDKI adalah
menstandarisasi diagnosis keperawatan untuk pengambilan keputusan yang mudah
(24)
digunakan, jelas dan lengkap dalam standar bahasa. Tujuan SLKI adalah untuk
menyempurnakan standar asuhan keperawatan, tolok ukur penentuan luaran
(outcome) keperawatan, paradigma intervensi keperawatan, efektivitas dan
(25)
pencapaian level keberhasilan serta mutu asuhan keperawatan. Tujuan SIKI adalah
memudahkan pencarian, pemahaman dan pemberian kode pada intervensi
(26)
keperawatan sejalan dengan area praktik atau cabang disiplin ilmu.
Maka dapat disimpulkan, bahwa SDKI bertujuan menyempurnakan diagnosa
keperawatan, SLKI bertujuan untuk menyempurnakan intervensi keperawatan dan
SIKI untuk menyempurnaan penelusuran intervensi keperawatan. Terpenuhinya
standar profesi kebutuhan praktik perawat, menciptakan jaminan mutu praktik dan
(8)
keselamatan pasien yang diberikan perawat. SDKI, SLKI dan SIKI memilki
harapan bukan hanya bermanfaat untuk pelayanan dan pendidikan, tetapi dapat
mencapai sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan dilegalkan menteri
(8)
kesehatan guna penghargaan dan kesejahteraan serta perlindugan bagi perawat.
SDKI, SLKI dan SIKI berlandaskan peraturan undang-undang yang menyatakan
bahwa berkewajiban menjalankan standar profesi, layanan, procedural, etika, hormati
hak pasien dan utamakan keselamatan pasien adalah syarat tenaga kesehatan
(18,19)
berkinerja dan ditetapkan organisasi profesi bidang kesehatan.
Praktik keperawatan harus didasarkan pada kode etik dan standar yang
berlaku dalam menjalankan tugas pemberi pelayanan asuhan dan berwenang
(22)
memutuskan diagnosis keperawatan. SDKI adalah hal penting untuk membentuk
(24)
asuhan keperawatan dalam mencapai kesehatan pasien yang optimal. Jenis SDKI
(24)
memiliki dua bagian yaitu negatif dan positif. SDKI bagian negatif terdapat dua
hal yaitu pertama aktual (berisikan tanda atau gejala mayor dan minor) dan kedua
resiko, sedangkan pada bagian positif terdapat promosi kesehatan (berisikan mayor
(24)
dan minor). SLKI terdapat tiga fokus yaitu diagnosis keperawatan, intervensi
(25)
keperawatan dan luaran (outcome) keperawatan. Jenis luaran SLKI memiliki dua
bagian yaitu luaran keperawatan negatif (perlu diturunkan) dan positif (perlu
ditingkatkan). Negatif seperti misalnya penurunan tingkat nyeri, keletihan dan
ansieta. Positif seperti peningkatan keseimbangan cairan, integritas kulit dan bersihan
(25)
jalan napas. SIKI sifatnya komprehensif yaitu satu diagnosis keperawatan berjalan
(26)
dengan level-level intervensi bersifat multi. Karakterisitik SIKI bersifat
(4)
rekomendasi, tidak bersifat preskriptif. SIKI bertaut mengambarkan kemungkinan
(26)
intervensi yang mampu diimplementasikan mengatasi diagnosis keperawatan. SIKI
mencakup tahapan bermacam-macam mengatasi suatu diagnosis, intervensi utama
(26)
dan penunjang. Tautan pada SIKI diimplementasikan tiga hal yaitu addition
berdasarkan kondisi pasien, deletation berdasarkan kondisi pasien dan modification
(26)
berdasarkan kondisi pasien. SIKI juga memiliki sistem klasifikasi intervensi
(26)
keperawatan yaitu fisiologis, psikologis, perilaku, relasional dan lingkungan.
Sistem klasifikasi intervensi keperawatan SIKI penulis paparkan pada gambar 1.
Gambar 1. Sistem Klasifikasi Intervensi Keperawatan Pada SIKI
SDKI memiki proses diagnostik yaitu dimulai dari analisa data, identifikasi
(24)
masalah dan perumusan diagnostik. Menurut PPNI analisa data adalah
membandingkan data yang sesuai dan mengelompokkannya (deduktif dan induktif).
(24)
Perumusan masalah adalah tentang actual problem, resiko dan promosi kesehatan.
(24)
Perumusan diagnostik menurut PPNI adalah perumusan masalah berdasarkan
(24)
identifikasi masalah (aktual, resiko dan promosi kesehatan). Proses pelaksanaan
SDKI dimulai dengan tahapan asuhan keperawatan yaitu pengkajian, analisa data,
(24)
identifikasi masalah, perumusan diagnosis, bukan diagnosis medis. SDKI
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya penyebab, tanda gejala dan faktor
(24)
resiko. Perumusan SDKI memiliki tiga bagian penting yaitu diagnosis aktual,
(24)
resiko dan promosi kesehatan. Pada diagnosis aktual adalah adanya masalah
(24)
berkolerasi dari penyebab dan dikuatkan dengan manisfestasinya. Resiko adalah
(24)
adanya masalah dan dibuktikan dengan faktor resiko. Promosi kesehatan adalah
(24)
adanya problem dan dikuatkan dengan manisfestasinya. Penerapan SDKI penulis
paparkan pada gambar 2.
2. Peresepan elektronik.
Sistem peresepan elektronik merupakan perangkat lunak yang didesain
mempermudah peresepan obat mulai tahap prescribing (penulisan resep),
transcribing (pembacaan resep), dispensing (penyiapan obat) dan proses
penyerahan obat kepada pasien. Keseluruhan tahapan tersebut bekerja secara
sistematis menghubungkan berbagai informasi antara dokter (prescriber), farmasi
(31)
(dispenser), bagian keuangan dan rekam medis pasien. Peresepan elektronik
diterapkan untuk mengurangi kesalahan pelayanan farmasi yaitu resiko salah
baca, salah dosis, salah pengambilan obat dan mencegah terjadinya interaksi
(31)
obat.
3. Rekam medis elektronik.
BAB III
PERANCANGAN DESAIN
MEMUASKAN PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEPERAWATAN 3S PADA
SIMRS
Tahap pra pengembangan model terdiri dari langkah pertama hingga ketiga,
peneliti melakukan observasi lapangan dan wawancara dengan perawat tentang
pemahaman dan pelaksanaan asuhan keperawatan (3S) dan juga melakukan
deskriptif kolerasi terhadap pengaruh rancangan desain dokumentasi asuhan
keperawatan 3S dalam SIMRS terhadap kepuasan perawat serta mengumpulkan
berbagai sumber literatur, kemudian menganalisa informasi yang didapat untuk
menyesuaikan dengan pelayanan keperawatan yang dibutuhkan khususnya di Rumah
Sakit. Tahap planning, setelah mendapatkan informasi kebutuhan yang diperlukan,
kemudian peneliti melakukan perencanaan untuk pelaksanaan penelitian dengan
menetapkan tujuan yang ingin dicapai dan langkah-langkah untuk mencapai tujuan
tersebut. Langkah awal yaitu mengidentifikasi kebutuhan format panduan discharge
planning, setelah itu membuat desain rancangan integrasi dokumentasi asuhan
keperawatan 3S dalam SIMRS dan di uji oleh expert yang ahli pada bidangnya.
Rancangan desain dokumentasi asuhan keperawatan 3S dalam SIMRS yang
digunakan di Rumah Sakit saat itu adalah masih berbasis kertas belum digital.
2) Tahap Pengembangan Model
Mengembangkan model kerangka format rancangan desain dokumentasi asuhan
keperawatan 3S dalam SIMRS yang belum ada di Rumah Sakit, melakukan uji coba
awal dan melakukan perbaikan awal.
3) Tahap Penerapan Model
Tahap kegiatan dimana dilakukan uji coba lapangan tahap kedua dan melakukan
pengamatan untuk mendapatkan hasil rancangan desain dokumentasi asuhan
keperawatan 3S dalam SIMRS di Rumah Sakit Dian Harapan Jayapura.
Desain Penelitian sebagai berikut :
1) Analisa Univariat
BAB IV
KEPUASAN PERAWAT PADA
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN
KEPERAWATAN SDKI, SLKI, SIKI (3S)
DALAM SIMRS
BAB V
INOVASI ASUHAN KEPERAWATAN
SDKI, SLKI, SIKI (3S) DALAM SIMRS
2
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Adegboyega, A., & Aniefiok, J. A. (2014). Orlando Nursing Process Based Healthcare
Information Management System. American Journal of Software Engineering and
Applications, 3, 47-53.
[2]. Aiyedun, J. I., Chukwu L. N., & Musa R. H. (2014). Evaluation Of The Challenges Of
Nursing Process Practice At The University Of Abuja Teaching Hospital, Nigeria.
International Journal of Medical and Public Health Science Research, 2, 1-8.
[3]. Ammenwerth, E. (2017). Effect Of A Nursing Information System On The Quality Of
Information Processing In Nursing: An Evaluation Study Using The HIS-Monitor
Instrument. International Journal of Medical Informatics, 80, 25-38.
[4]. ANA. (2014). American Nurses Association : Nursing Informatics : Scope And
Standards Of Practice. (2nd ed.). New York: American Nurses Association.
[5]. Arizal, Budiharto, I., Nurfianti, A. (2018). Analisis Rencana Penerapan Sistem
Informasi Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit.
Tanjungpura : Universitas Tanjungpura.
[6]. Aseratie, M., Murugan, R., & Molla, M. (2014). Assessment Of Factors Affecting
Implementation Of Nursing Process Among Nurses In Selected Governmental
Hospitals, Addis Ababa. Ethiopia: Cross sectional study. Journal Nurs Care, 3 (3), 1-8.
[7]. Ball, J. M., & Hannah, J. K. (2014). Nursing Informatics Where Technology And Caring
Meet. (4th ed.). New York: British Library Cataloguing in Publication Data.
[8]. Damanik, R. (2015). Efektifitas Sistem Informasi Dalam Proses Dokumentasi Asuhan
Keperawatan di Rumah Sakit Swasta Kota Medan. Medan: Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara. diakses melalui http://repository.usu.ac.id/.
[9]. Daniel, O. G., & Oyetunde, O. M. (2013). Nursing Informatics: A Key To Improving
Nursing Practice In Nigeria. Journal International of Nursing and Midwifery, 5, 91-
98.
[10]. Djorlolo, A. S., & Ellingsen, G. (2013). Readiness Assessment For Implementation Of
Electronic Patient Record In Ghana: A Case Of University Of Ghana Hospital.
Journal of Health Informatics in Developing Countries, 7, 128-140.
[11]. Kader, M & Ali, R. (2017). Evaluating The Provision Of Information System
Performance In The Public Education Sector: An Extension Of Delone And Mclean
Model. Gading journal for the social sciences, 16, 1-22.
[12]. Kelley, T.F., Brandon, D.H., Docherty, S.L., & Ac-pc, C. (2011). Electronic Nursing
Documentation As A Strategy To Improve Quality Of Patient Care. Nursing
Scholarship, 43 (2), 154–162. https://doi.org/10.1111/j. 1547-5069.2011.01397.
[13]. 30Kenney, J., & Cavanaugh, J. (2017). Practice Makes Perfect : Innovation In
Teaching Electronic Documentation. Journal of Medical Informatics, 10, 1- 3.
[14]. Kusumaningrum, P.R. (2022). Penerapan 3S (SDKI, SLKI, SIKI) dalam Asuhan
Keperawatan di Rumah Sakit. Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia (JAMSI). Vol. 2, No.
2, Hal. 577-582. https://doi.org/10.54082/jamsi.293.
[15]. Nursalam. (2016). Manajemen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika .
[16]. Nursalam. (2017). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta : Salemba Medika.
[17]. Palvia, P., Lowe, K., Nemati, H., & Jacks, T. (2014). Information Technology Issues In
Health Care : Hospital CEO And CIO Perspectives. Journal Information Technology
Issues in Health Care, 30 (1), 294-312.
[18]. Peraturan Pemerintah. (2009). Undang-Undang RI Nomor 44 Tentang Rumah Sakit.
Jakarta : Sekretariat Negara.
[19]. Peraturan Pemerintah. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1171 Tentang
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Jakarta : Sekretariat Negara.
[20]. Peraturan Pemerintah. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 82 Tentang
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Jakarta : Sekretariat Negara.
[21]. Peraturan Pemerintah. (2014a). Nomor 46 Tentang Sistem Informasi Kesehatan.
Jakarta : Sekretariat Negara.
[22]. Peraturan Pemerintah. (2014b). Undang-Undang Nomor 38 Tentang Keperawatan.
Jakarta : Sekretariat Negara.
[23]. Potter & Perry, A. G. 2014. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,
Dan Praktik. Edisi 4, Volume.2. Jakarta: EGC.
[24]. PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
[25]. PPNI (2018a). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
[26]. PPNI (2018b). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
[27]. Pujihastuti, A., Hastuti, N.M.,Yuliani,N. (2021). Penerapan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit dalam Mendukung Pengambilan Keputusan Manajemen.
Jurnal Manajemen Innformasi Kesehatan Indonesia. (9) 2, 191-200. Doi
: 10.33560/jmiki.v9i2.377.
[28]. Ridgway, L., Mitchel, C., & Sheean, F. (2017). Information And Communication
Technology (ICT) Use In Child And Family Nursing. Journal of Nursing Informatics :
Contemporary Nurse. 40 (1), 118–129.
[29]. Semiawan, Conny R. (2020). Metode Penelitian Kualitatif. Grasindo: Jakarta
[30]. Setiadi. (2018). Konsep dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan : Teori dan
Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
[31]. Setyaningrum, A. (2015). Analisis Sistem Informasi Registrasi Pasien Dengan Metode
Pieces Di Rumah Sakit Mulia Hati Wonogiri. Suarakarta : Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
[32]. Sun, M., Tang, S., Chen, J., Li, Y., Bai, W., Plummer, V., Cross, W. M. (2019). A Study
Protocol Of Mobile Phone App- Based Cognitive Behaviour Training For The
Prevention Of Postpartum Depression Among High-Risk Mothers : Randomized
Controlled Trial. Nurse Education Today, 1–7. https://doi.org/10.2296/11204
[33]. Unkaha. (2022). Panduan Penulisan Tesis. Semarang : Fakultas Keperawatan dan
Kesehatan Universitas Karya Husada.
[34]. While, A., & Dewsbury, G. (2013). Nursing And Information And Communication
Technology (ICT) : A Discussion Of Trends And Future Directions. Journal
International of Nursing Studies, 48, 1302-1320.
[35]. Budianto, A. (2015). Manajemen Pemasaran. Yogyakarta : Penerbit Ombak.
[36]. Darwin, S., dkk. (2014). Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas
Pelanggan Dengan Kepuasan dan Kepercayaan Pelanggan Sebagai Variabel
Intervening Pada Asuransi Jiwa Manulife Indonesia-Surabaya. Jurnal Manajemen
Pemasaran Petra Vol 2 No 1.
[37]. Kotler, P & Keller, K.L. (2019). Marketing Management. 14th edition. New Jersey :
Prentice Hall. Surabaya : Penerbit Erlangga.
[38]. Hadidya, R. S. (2018). Hubungan Persepsi Beban Kerja terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan. 1-15.
[39]. Hartojo. (2016). Pengembangan Jenjang Karir sebagai Strategi Mengelola
Ketidakpuasan Kerja Perawat d Rumah Sakit. Jurnal Kedokteran Brawijaya , 285-
290..
[40]. Tjiptono, F. (2014). Pemasaran Jasa (Prinsip, Penerapan, Penelitian). Yogyakarta :
Alfabeta.
[41]. Tjiptono, F & Chandra, G. (2016). Service, Quality & Satisfaction. Yogyakarta :
Alfabeta.
[42]. Gui.A.,Erwin,, Amanda. A.V., & Phangestu.LS. (2009). Tingkat Kepuasan Pengguna
Aplikasi Intersystem Business Solution (IBS) Pada PT Citajaya Infinite System. Vol. 3
No. 1 : Commit Journal .Doi.Org/10.21512/Commit.V3i1.514.
[43]. Lin, Hsien-Cheng. (2017). Nurses' Satisfaction With Using Nursing Information
Systems From Technology Acceptance Model and Information Systems Success Model
Perspectives- A Reductionist Approach. CIN Computers Informatics Nursing. Vol 25.
(91-99) DOI:10.1097/CIN.0000000000000293.
[44]. Sudarta, I.W. (2015). Manajemen Keperawatan Teori dan Aplikasi Praktik
Keperawatan. Gosyen Publishing.
[45]. Sari,M.M.,Sanjaya2, G., Meliala, A. (2016). Evaluasi Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit (SIMRS) Dengan Kerangka Hot – Fit. Fakultas Kedokteran : Universitas
Gadjah Mada.
[46]. Erlirianto, L.M., Ali, A.H.N., Herdiyanti. (2015). The Implementation of the Human,
Organization and the Technology-Fit (HOT-Fit) Framework to Evaluate the Electronic
Medical Record (EMR) System in a Hospital.Procedia Computer Science, (72), 580-
587.
[47]. Gursel,G.,Zayim,N.,Gulkesen,K.H., Arifoglu, A., Saka, O. (2014). A New Approach In
The Evaluation Of Hospital Information System. Turkish Journal of Electrical
Engineering And Computer Science, 22, 214-222.
[48]. Rustiyanto,E. (2011). Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Yang
Terintegrasi.Gosyen Publishing.
[49]. Amalia., Malini,H., Yulia, S. (2018). Kepuasan Perawat Terhadap Kualitas
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berbasis Komputer. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 21 (3). 169-179. Doi 10.7454/jki.v21i3.680.
[50]. Hariyati, R. (2009). Sistem infomasi keperawatan berbasis komputer sebagai salah
satu solusi meningkatkan profesionalisme keperawatan. Depok: Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia. Retrieved from http://pkko.fik.ui.ac.id/file
s/artikel%20we%20care.doc.
[51]. Hsiao, S.J., Li, Y.C., Chen, Y.L., & Ko, H.C. (2009). Critical factors fot the adoption
of mobile nursing information system in taiwan : The nursing department
administrators’ perspective. J Med Syst., 33 (5), 369–377. https://doi.org/10.1007/s
10916-008-9199-8.
[52]. Koeswandari, R. (2011). Pengaruh penerapan sistem informasi supervisi keperawatan
berbasis komputerisasi terhadap kualitas informasi dan kepuasan pengguna informasi
supervisi keperawatan di RS Dr Sarjito (Tesis, tidak dipublikasikan). Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia, Depok. Retrieved from http:// lib.ui.ac.id/file?
file=digital/20282220-TRe tnoKoeswandari .pdf
[53]. Agarta, A.,Febriani, N. (2019). Dampak Dokumentasi Asuhan Keperawatan Electronic
Health Record Terhadap Kepuasan Kerja Perawat Di Rumah Sakit. Jurnal Ilmiah Ilmu
Keperawatan Indonesia. Vol 9 No 02., doi : https://doi.org/10.33221/jiiki.v9i02
[54]. Eldredge, L.KB., Markham, C.M., Ruiter, R.A.C., Fernandez, M.E., Kok, Gerjo.,
Parcel, G.S. (2016). Planning Health Promotion Programs. Diadaptasi dari
http://www.interventionmapping.com/sites/default/files/im langkah & tugas.png.
[55]. Arafah, S., Sembiring, E.A. (2018). Analisis Pengaruh Kepuasan Dengan Pemakaian
Metode Perpektual Terhadap Penggunaan Aplikasi Quickbooks Accounting System.
Jurnal Bisnis dan Ekonomi Islam. 3 (2). https://doi.org/10.33752/bisei.v3i2.321
[56]. Hamzah, M.A. (2019). Metode Penelitian & Pengembangan Research & Development.
Malang : Literasi Nusantara.
PROFIL PENULIS
RIWATAT PENDIDIKAN
SD Katolik St. Stefanus Malalayang Manado : Tahun 1989 - 1985
SMP Katolik St. Yoseph Manado : Tahun 1985 - 1988
SMA Garuda Konghucu : Tahun 1988 - 1991
Diploma 3 Keperawatan POLTEKKES Manado : Tahun 1991 - 1994
Sarjana Keperawatan STIK Sint Carolus Jakarta : Tahun 2014 - 2016
Profesi Ners STIK ST Carolus Jakarta : Tahun 2016 - 2017
Magister Keperawatan Univ Karya Husada Semarang : Tahun 2020 - 2022
RIWAYAT PEKERJAAN
Rumah Sakit Dian Harapan Jayapura Papua : Tahun 1999 - Sekarang
SINOPSIS BUKU
Pelayanan keperawatan tertuntut untuk menjadi bagian
rumah sakit dalam menerapkan pendokumentasian
asuhan keperawatan dengan menggunakan
komputerisasi. Rancangan desain dokumentasi asuhan
keperawatan SDKI, SLKI, SIKI (3S) dalam sistem
informasi manajemen rumah sakit dan kepuasan
perawat merupakan alasan buku ini perlu
dikembangkan. Semakin baik sistem informasi yang
dihasilkan maka kepuasan perawat sebagai pengguna
semakin baik tentunya dengan diadakan sosialisasi,
pelatihan dan realisasi kebijakan bagi perawat
pendokumentasian asuhan keperawatan 3S dalam
SIMRS.