Anda di halaman 1dari 2

PSAK 71 (Instrumen Keuangan)

Alvin Setiady

“Penerapan PSAK 71 pada Industri Perbankan di era Pandemi Covid-19”

PSAK-71 merupakan salah satu standar akuntansi keuangan yang bersifat baru yang
ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan yang dibentuk oleh Ikatan Akuntan
Indonesia. PSAK-71 sendiri diadopsi dari IFRS 9 yang mengatur tentang pengakuan dan
pengukuran instrumen keuangan, selain itu PSAK-71 juga menggantikan PSAK 50, 55 dan
60.

PSAK-71 mulai berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2020 bersamaan dengan PSAK-72 dan
PSAK-73, yang dimana PSAK-71 sendiri mengatur tentang perubahan klasifikasi dan
pengukuran, penurunan nilai, dan akuntansi lindung nilai seperti yang dinyatakan Ketua
Umum Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) Tarkosunarya.
Sumber: djkn.kemenkeu.go.id

PSAK sendiri bersifat wajib untuk seluruh Badan Usaha yang memiliki akuntabilitas publik
untuk digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan laporan keuangan berdasarkan standar
akuntansi yang sudah ditetapkan sehingga wajib untuk menyesuaikan penyusunan laporan
keuangan dengan PSAK yang berlaku.

Dengan mulai diberlakukannya PSAK-71 maka yang terkena dampak paling signifikan dari
penerapan PSAK-71 ini adalah dari industri perbankan yang dimana hampir sebagian besar
aset yang dimiliki oleh industri perbankan adalah instrument keuangan sesuai dengan PSAK-
71 , selain itu tugas atau kegiatan pokok dari industri perbankan sendiri adalah memberikan
pinjaman atau kredit.

Ketua Umum Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) Tarkosunaryo mengatakan, emiten
yang terdampak atas penerapan PSAK 71 adalah emiten perbankan dan juga emiten yang
memiliki banyak investasi di sektor keuangan seperti pembelian obligasi.
Sumber: djkn.kemenkeu.go.id

Sesuai dengan fungsi PSAK 71 sendiri yang mengharuskan industri perbankan untuk
mempunyai cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang lebih besar dibanding standar
akuntansi keuangan sebelumnya. Dengan kata lain, industri perbankan atau juga perusahaan
yang bergerak pada sektor finansial wajib menyediakan cadangan kerugian penurunan nilai
baik itu untuk kategori kredit lancar sampai kategori macet.
Berdasarkan keterangan tersebut maka penyesuaian dan penerapan PSAK-71 dapat
mengakibatkan penurunan pada laba perbankan dan juga rasio kecukupan modal perbankan.

Sesuai dengan tahun berlaku efektif PSAK-71 yaitu tahun 2020 dimana seperti yang kita
ketahui bersama bahwa ditahun yang sama Covid-19 melanda Indonesia bahkan seluruh
dunia yang mengakibatkan banyak perusahaan yang bangkrut karena mengalami penurunan
pendapatan, serta perekonomian secara keseluruhan menjadi melambat, hal ini tentunya
menjadi tantangan tersendiri bagi setiap badan usaha yang mulai menerapkan PSAK baru
ditengah pandemi Covid-19

Disaat pemberlakuan dan penerapan PSAK-71 yang hanya baru berjalan sesaat lalu
munculnya pandemi covid-19 mengakibatkan banyak isu terkait implementasi PSAK-71 ini,
khususnya untuk industri perbankan. Salah satu isu atau permasalahan yang dialami industri
perbankan saat mengimplementasikan PSAK-71 di masa pandemi yaitu secara tidak langsung
menyulitkan para debitur perbakan untuk membayarkan hutang-hutangnya. Hal ini tentunya
membuat peningkatan pada CKPN dan penurunan laba untuk industri perbankan.

Oleh karena itu OJK mengeluarkan kebijakan melalui POJK Nomor 11/POJK.03/2020
tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak
Penyebaran Coronavirus Disease 2019.
Sumber: ojk.go.idhttp://www.ojk.go.id › Pages › Peru...Perbankan - Otoritas Jasa Keuangan

Yang dimana dalam kebijakan atau peraturan yang dimaksud, OJK sebagai pengawasan
terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan mengatur bahwa bank dapat
mereorganisasi struktur hukumnya untuk seluruh kredit dan pembiayaan kepada seluruh
debitur selama satu tahun.
Restrukturisasi kredit/pembiayaan menurut POJK dapat dilakukan dengan cara menurunkan
suku bunga, perpanjangan jangka waktu, pengurangan tunggakan pokok, pengurangan
tunggakan bunga, penambahan fasilitas kredit/pembiayaan, dan konversi kredit/pembiayaan
menjadi Penyertaan Modal Sementara.
Selanjutnya, industri perbankan juga mendapat kelonggaran dari OJK dengan diperbolehkan
untuk tidak meningkatkan CKPN.
Sumber: ojk.go.idhttp://www.ojk.go.id › Pages › Peru...Perbankan - Otoritas Jasa Keuangan

Pembaruan Standar Akuntansi Keuangan sangat bermanfaat dan membantu tentunya untuk
para penggunanya semakin mudah memahami laporan keuangan baik secara individu
maupun organisasi, selain itu juga makin memperjelas dan transparan sehinggah tidak ada
kecurangan dalam laporan keuagan, namun dengan pembaruan atau pergantian standar
akuntansi keuangan haruslah dipersiapkan dengan baik dan bijak oleh entitas yang akan
mengimplementasikan standar akuntansi tersebut untuk menghindari resiko atas
implementasi standar akuntansi keuangan yang baru, begitupun kebijakan-kebijakan dari
pihak pemerintah maupun OJK sebagai badan pengawas yang harus bijak dalam
mengeluarkan atau membuat peraturan dan kebijakan yang tidak merugikan pihak tertentu.
Namun seiring berjalannya waktu, pembaruan standar akuntansi di Indonesia sudah mulai
berjalan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai