Anda di halaman 1dari 87

INVESTIGASI KEBAKARAN

H.WIRAWAN AW.SE

DINAS PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN


PENYELAMATAN
PROVINSI DKI JAKARTA
( 2021)
H. WIRAWAN ARIES WIBOWO
SE.
Jl. Herman Tajir Kav Pertamina No 166 Rt 01 Rw 04 Kel. Curug Kec. Bojongsari
Depok Jawa Barat
Hp/ 085214812022

Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat


Jl. Tajung Duren Raya No 01 Grogol Petamburan Jakarta Barat
021 5682284
021 5607323
 Pendidikan Dinas :
 - Basic Fire Training DIKLATKAR Ciracas Th.1992
 - Water Rescue DIKLATKAR Ciracas Th 1995
 - Fire Rescue DIKLATKAR Ciracas Th 1995.
 - Medical First Responder Ba Sar Nas Th 2002.
 - SAR LAUT Ba Sar Nas Th 2003.
 - SCUBA DIVER Armabar Th 2003.
 - Penanggulangan Kebakaran Basement DIKLATKAR Th.2004
 - Vehicular Extrication and Operation Collapse Structure Rescue Th 2004.
 - Perawatan dan Pemeliharaan bangunan Gedung KTBG DKI Th 2005.
 - Technical Rope Rescue ( Fire and Rescue Academy Malaysia) Th.2006
 - Peningkatan Mutu Instruktur Kebakaran, DIKLATKAR Ciracas Th 2007
 - CBRN (Chemical Biological Radiological & Nuclear ) Canada Embassy Th 2008
 - PPL ( Petugas Penyuluh Lapangan ) DIKLATKAR Ciracas Th 2011
 - INSPEKTUR KEBAKARAN TK I,II .: DIKLATKAR Ciracas Th 2011
 - CERT ( Cina Emergency Relief Traning ) Beijing Cina 2012
 - INVESTIGASI KEBAKARAN : DIKLATKAR Ciracas 2012
 - TRAINING OF TRAINERS (TOT) : Kemendagri 2013
PETUGAS PENYELIDIK

Petugas penyelidik adalah petugas yang


ditunjuk untuk melakukan penyelidikan
kebakaran
Pemeriksaan kebakaran adalah penyelidikan
kebakaran secara sistematis terhadap lokasi
kebakaran dan wawancara terhadap saksi-
saksi yang dilakukan untuk menentukan
penyebab kebakaran
MAKSUD DAN TUJUAN PENYELIDIKAN

Pemeriksaan/penyelidikan kebakaran
dimaksudkan dalam rangka untuk menentukan
penyebab kebakaran
Pemeriksaan kebakaran bertujuan sebagai
bahan evaluasi terhadap operasional
pemadaman kebakaran, menentukan ada
tidaknya pelanggaran terhadap Perda dan
Perundang-undangan lainnya serta masukan
bagi penyempurnaan peraturan keselamatan
kebakaran
TEKHNIS PEMERIKSAAN

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
PEMERIKSAAN ULANG
PEMERIKSAAN LANJUTAN
TEKNIS PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan Pendahuluan
 (1) Pemeriksaan pendahuluan merupakan penyelidikan kebakaran
yang dilaksanakan pada saat operasi pemadaman kebakaran
berlangsung.
 (2) Pemeriksaan pendahuluan dilaksanakan oleh petugas penyelidik
yang ditugaskan di setiap Suku Dinas Pemadam Kebakaran.
 (3) Pemeriksaan pendahuluan bertujuan untuk
 mendapatkan data mengenai operasi pemadamam kebakaran, situasi di
lokasi kebakaran, kondisi bangunan yang terbakar proses penyalaan dan
penjalaran api, dan informasi awal mengenai penyebab kebakaran.
Pemeriksaan Pendahuluan

Setelah terjadinya kebakaran petugas penyelidik segera :

mengumpulkan informasi dan keterangan-keterangan


sebagai kelengkapan data teknis yang dapat membantu
kejelasan sebab sebab kebakaran.
menentukan dan mengamankan tempat, benda dan
bahan penyebab awal kebakaran dan bilamana
dipandang perlu petugas penyelidik wajib memasang
garis kebakaran (fire line).
Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur / mekanisme
pemeriksaan pendahuluan diatur dengan Peraturan Kepala
Dinas.
2. PEMERIKSAAN ULANG

 (1) Pemeriksaan ulang dilaksanakan apabila dari hasil pemeriksaan


pendahuluan belum dapat ditentukan penyebab kebakaran.
 (2) Pemeriksaan ulang bertujuan untuk melengkapi data lapangan yang
diperlukan.
 (3) Pemeriksaan ulang dilaksanakan oleh petugas penyelidik dari Suku
Dinas Pemadam Kebakaran yang bersangkutan ditambah dengan
petugas penyelidik dari Laboratorium Kebakaran dan petugas Penyidik
Pegawai Negeri Sipil (PPNS).
 (4) Petugas penyelidik melakukan pembahasan hasil pemeriksaan
pendahuluan yang telah dilakukan sebelum melaksanakan pemeriksaan
ulang
PEMERIKSAAN ULANG

(1) Dalam rangka pemeriksaan ulang PPNS yang


tergabung dalam anggota tim berkoordinasi dengan
pihak kepolisian untuk mendapatkan akses masuk ke
lokasi kebakaran yang sudah dipasang police line.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur /


mekanisme pemeriksaan ulang diatur dengan
Peraturan Kepala Dinas.
3. Pemeriksaan Lanjutan

(1) Pemeriksaan lanjutan dilaksanakan apabila dari


hasil pemeriksaan pendahuluan dan pemeriksaan
ulang perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di
Laboratorium Kebakaran dan laboratorium lainnya
yang terkait dengan kebakaran.

(2) Pemeriksaan lanjutan dilaksanakan oleh petugas


penyelidik dari Laboratorium Kebakaran.
PENGUJIAN BARANG BUKTI

 (1) Pengujian laboratorium dilakukan terhadap contoh barang bukti


yang diambil di lokasi kebakaran oleh petugas penyelidik.
 (2) Tujuan pengujian laboratorium ini adalah untuk mendapatkan
fakta yang kuat dan dapat dipergunakan untuk mempertajam analisis
penyebab kebakaran.
 (3) Rekonstruksi kebakaran dapat dilakukan oleh Laboratorium
Kebakaran untuk mempertajam analisis penyebab kebakaran.
 (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur / mekanisme
pemeriksaan lanjutan diatur dengan Peraturan Kepala Dinas
4.Laporan Hasil Pemeriksaan

 (1) Laporan hasil pemeriksaan kebakaran pendahuluan dibuat


oleh Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan disampaikan kepada
Kepala Dinas.

 (2) Laporan Hasil pemeriksaan kebakaran pendahuluan meliputi


hasil pemeriksaan pendahuluan dan pemeriksaan ulang.
4.Laporan Hasil Pemeriksaan

 (1) Laporan hasil pemeriksaan kebakaran lanjutan


dibuat oleh Laboratorium Kebakaran dan disampaikan
kepada Kepala Dinas.

 (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur /


mekanisme laporan hasil pemeriksaan pendahuluan
dan laporan hasil pemeriksaan lanjutan diatur dengan
Peraturan Kepala Dinas.
4.Laporan Hasil Pemeriksaan Dinas

 Laporan hasil akhir pemeriksaan kebakaran dibuat oleh Dinas


Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan
 disampaikan kepada Gubernur serta tembusannya kepada
instansi terkait.
 (2) Laporan hasil akhir pemeriksaan kebakaran merupakan
laporan hasil pemeriksaan pendahuluan dan/atau gabungan
dari hasil pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan ulang, dan
pemeriksaan lanjutan.
4.Laporan Hasil Pemeriksaan Dinas

 Laporan hasil akhir pemeriksaan meliputi:


 a. kebakaran dan operasi pemadaman;
 b. karakteristik kebakaran;
 c. deskripsi obyek terbakar;
 d. analisis area asal api;
 e. analisis penyebab kebakaran;
 f. ada tidaknya pelanggaran terhadap Peraturan Daerah dan Peraturan
Perundang-undangan lainnya; dan
 g. kesimpulan serta rekomendasi
TEKNIS INVESTIGASI

Prinsip Pengamatan kebakaran dan peristiwa


kebakaran
Petugas penyelidik merespon suatu kebakaran
dengan memulai dari mengamati kondisi-kondisi
dan aktifitas-aktifitas di lokasi peristiwa kebakaran
Sesampai di lokasi segera mencatat aktifitas dan
kondisi-kondisi melalui domumentasi pada catatan
tertulis
PENGAMATAN KODISI API

Warna nyala api


Tinggi nyala api
Titik api
Arah nyala api
Penyebaran api
Pola Api
PENGAMATAN KONDISI ASAP

Kondisi asap
Sumber asap sebagai contoh : kayu, plastik,
poly Orethane
Tipe asap : ringan, sedang, berat
Warna asap
Bau asap
Faktor-faktor yang menyebarkan asap
JENIS STRUKTUR DAN PENGGUNAAN
BANGUNAN

Penggunaan bangunan
Dimensi bangunan
Tata ruang bangunan
KONDISI STRUKTUR BANGUNAN

Penyalaan
Kobaran api sampai atap
Dinding yang berdiri, terbuka atau tertutup
Jendela dan pintu yang rusak
Bangunan hangus terbakar
Bangunan runtuh
KONDISI-KONDISI SEKITAR PD PERISTIWA
KEBAKARAN
Seperti :
Jalan/akses untuk mobil yang terhalang
Bekas yang ditinggalkan
Kerusakan lain pada struktur bangunan
KONDISI CUACA

Siang hari
Malam hari
Hujan
Panas
Kecepatan angin
KEBAKARAN DAN OPERASIONAL
PEMADAMAN
 Jenis bangunan terbakar
 Waktu kejadian
 Lama kebakaran sampai dapat dipadamkan
 Jumlah mobil yang dioperasikan dalam pemadaman
 Jumlah korban jiwa maupun luka
 Luas areal terbakar
 Taksiran kerugian
 Dugaan penyebab kebakaran
 Sumber penyulutan
 Dugaan meluasnya kebakaran dan faktor-faktor
pemicu lainnya
PHOTOGRAFI

 Merupakan hal yang penting dan sangat membantu


penyelidikan
 Kelengkapan peralatan (kamera)
 Diperlukan keahlian khusus dalam pengambilan gambar
 Memahami tujuan dan makna pengambilan gambar
 Memperhatikan sistimatika pengambilan gambar
 Kerusakan dan ruang asal api, lokasi titik asal api, puing-puing
sisa pembakaran, pola bekas terbakar, salah satu barang bukti
penyebab kebakaran
IDENTIFIKASI KORBAN

 Korban luka :
Nama, lokasi dan perilaku saat kejadian kebakaran,
rumah sakit dimana korban dirawat, kondisi korban.

 Korban meninggal :
Nama, lokasi dan perilaku saat kejadian, penyebab
kematian, catatan medis, siapa yang menemukan
korban, kondisi saat ditemukan, hal-hal yang khusus
POLA PENCARIAN BARANG BUKTI

Pengambilan bukti

 Bukti dimaksudkan sebagai setiap benda yang dapat


memberi petunjuk mengenai kejadian kebakaran yang
disebabkan oleh kecelakaan maupun kejadian akibat
unsur kesengajaan

 Bukti bisa berbagai bentuk potongan konstruksi,


serpihan barang, retakan struktur dan sebagainya yang
apabila dites di laboratorium bisa memberikan petunjuk
mengenai sesuatu yang dapat dianalisis lebih lanjut
PENGAMANAN BARANG BUKTI

 Apabila digunakan eksxeleran harus diyakini bahwa


benda tersebut memang benda asing dilokasi tersebut
 Sebelum sample diambil harus difoto, area yang di foto
dibuat sket
 Contoh diambil baik dari daerah terbakar maupun yang
tidak terbakar
 Sample dari lokasi yang berbeda harus dari jenis bahan
yang sama
 Semua sample harus di pak rapi untuk penyimpanan
dan transportasi
 Gunakan kantong plastik dan kontainer lainnya
PENANDAAN (TAG) PADA
PENGEPAKAN BARANG BUKTI
Keterangan berikut harus dicantumkan pada tag :
 Tanggal kejadian
 Waktu dan tanggal dilakukan pengambilan barang bukti
 Identifikasi orang yang menemukan bukti
 Identifikasi personil yang menyaksikan
 Lokasi dimana bukti ditemukan
 Deskripsi atau uraian barang bukti
 Identifakasi penyelidik
 Jumlah file atau tempat penyimpanan bukti
 Identifikasi personil yang menerima barang bukti
Peralatan pendukung laboratorium

 Gas Detector
 SEM=Scaning electromagnetic microscope ( alat untuk menguji Logam dan
kabel )
 GC.MS = Gas Chromotography mass spectrometer
 AAS= Atomic Absorption Spectrophotometer
 CPA : Cable Propagtion Apparatus ( Alat Simulasi Kebakaran karena listrik )
V-SHAPE PATTERN
V-SHAPE PATTERN
U-SHAPE PATTERN
W-SHAPE PATTERN
WHERE TO START
SATELITE IDENTIFICATION
FIRE IDENTIFICATION
FIRE IDENTIFICATION
FIRE IDENTIFICATION
FIRE IDENTIFICATION
VIRTUAL DAMAGE
FIRE IDENTIFICATION
STEEL DOOR FIRE MARKING
FIRE IDENTIFICATION
FIRE IDENTIFICATION
FIRE IDENTIFICATION
Smoke Pattern
Heat Color
FIRE IDENTIFICATION
FIRE IDENTIFICATION
FIRE IDENTIFICATION
FIRE IDENTIFICATION
TRANSFORMER FIRE
VEHICLE FIRE
VEHICLE FIRE
SEQUENCING
SEQUENCING
SEQUENCING
SEQUENCING
SEQUENCING
SEQUENCING
SEQUENCING
SEQUENCING
FIRE IDENTIFICATION
GASOLINE STATION FIRE
GASOLINE STATION FIRE
GASOLINE STATION FIRE
FIRE IDENTIFICATION
FIRE IDENTIFICATION
FIRE IDENTIFICATION
FIRE IDENTIFICATION
SEM IDENTIFICATION
SEM IDENTIFICATION
SEM IDENTIFICATION
SC IDENTIFICATION
SC IDENTIFICATION
SEM IDENTIFICATION
SEM IDENTIFICATION
SEM IDENTIFICATION
SEM IDENTIFICATION
SEKIAN
TERIMA KASIH !

Anda mungkin juga menyukai