Anda di halaman 1dari 102

Bab I

SISTEM BILANGAN RIIL

Standart Kompetensi : Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep


operasi bilangan riil.
Kompetensi Dasar : Menerapkan operasi bilangan riil.
Tujuan Pembelajaran : 1. dapat membedakan macam-macam bilangan riil.
2. dapat menghitung operasi dua atau lebih
bilangan bulat.
3. dapat mengoperasikan dua atau lebih bilangan
pecahan.
4. dapat melakukan konversi pecahan ke bentuk
persen, pecahan desimal, dan persen.
5. Konsep perbandingan (senilai dan berbalik nilai)
skala dan persen.

A. Bilangan Real
Bilangan real merupakan gabungan dari bilangan rasional dengan bilangan
a
irrasional. Bilangan rasional dapat dinyatakan dalam bentuk dengan a, b
b
bilangan bulat dan b  0. Bilangan rasional dapat berupa bilangan bulat, bilangan
yang dapat dinyatakan dengan pecahan atau bentuk desimal, dan campurannya.
Untuk selanjutnya jika a/b pecahan maka a dinamakan pembilang dan b
dinamakan penyebut. Berdasarkan definisi tersebut maka ada dua macam pecahan
a
yaitu : pecahan mumi bila , a  b , b  0 dan pecahan
b
a
tidak murni ( campuran) bila , a  b , b  0
b
Dalam bentuk desimal, bilangan rasional berupa pecahan desimal
berulang. Sedangkan bilangan irrasional adalah bilangan yang tidak dapat
a
dinyatakan dalam bentuk , dengan a, b bilangan bulat dan b # 0, misalnya:
b
2, log 3,  , bilangan e dan sebagainya. Himpunan bilangan riil (nyata) sering

dinyatakan dengan R. Bilangan riil (R), yaitu gabungan himpunan semua bilangan
rasional dengan himpunan semua bilangan irrasional. Sifat – sifat operasi hitung
bilangan bulat :

1
1. Sifat ketertutupan dan ketunggalan.
Jika a, b  R, maka terdapat satu dan hanya satu bilangan real yang dinyatakan
dengan a + b dan ab.
2. Sifat komutatif( pertukaran).
Jika a,b  R,maka a+b = b + a dan ab = ba
3. Sifat assosiatif (pengelompokan).
Jika a,b dan c  R, maka a + (b + c) = (a + b) + c dan a ( bc ) = ( ab ) c
4. Sifat distributif( penyebaran).
Jika a, b dan c  R, maka a ( b + c ) = ab + ac, yaitu sifat penyebaran dari
perkalian terhadap penjumlahan.
5. Adanya unsur identitas ( satuan).
Ada dua bilangan real 0 dan 1 sedemikian sehingga a + 0 = a dan a.1 = a
6. Adanya negatif atau invers terhadap penjumlahan.
Untuk setiap bilangan real a, ada suatu bilangan real yang dinamakan negative
dari a, dinyatakan dengan - a ( dibaca” negatif dari a”) sehingga a + ( -a) = 0
7. Adanya kebalikan atau invers terhadap perkalian.
Untuk setiap bilangan real a, kecuali 0 ada suatu bilangan real yang
1 1
dinamakan kebalikan dan a dinyatakan dengan a -1 atau sehingga a . =1
a a

Dan pengertian bilangan yang telah dipelajari perlihatkan macam-macam


bilangan dan hubungannya satu sama lain dengan diagram. (diskusikan.)
1. Operasi hitung pada bilangan bulat.
a. Operasi Penjumlahan.

a+b=c a , b dan c bilangan bulat

Contoh :
1. 14 + 6 = 20
2. 20 + (-3) = 17
b. Operasi pengurangan.

a – b = c  a + (-b) = c a , b dan c bilangan bulat

2
Contoh :
1. 10 – (-5) = 10 + 5 = 15
2. -16 – 4 = -20
c. Operasi Perkalian.
a , b dan c bilangan bulat
a.b=c

Contoh :
1) 4 . 5 = 20
2) 3 . (-6) = -18
d. Operasi Pembagian.

a 1
a : b = c atau = c atau a . =c
b b

a , b bilangan bulat dan b ≠ 0 , c bilangan real


Contoh :
8 1
1. 8x 2
4 4
4
2.  4 x 5  20
1 1
5

2. Operasi hitung pada bilangan pecahan.


a. Operasi Penjumlahan.
Contoh :
5 2 7
1.  
8 8 8
3 1
2. 15  3  ... KPK 4 dan 2 adalah 4
4 2
3 2 5 1
15  3  18  19
4 4 4 4
b. Operasi Pengurangan.
Contoh :
Tentukan hasil pengurangan pecahan berikut ini

3
5 3 53 2
1.   
8 8 8 8
1 1
2.   ... KPK dari 2 dan 3 adalah 6
2 3
1 1 3 2 1
   
2 3 6 6 6

c. Operasi Perkalian.
Contoh :
Tentukan hasil perkalian
2 1 2 x1 2 1
1. x   
3 2 3x2 6 3

2 1 8 13 104 2
2. 2 x3  x  8
3 4 3 4 12 3

d. Operasi Pembagian.
Contoh :
Tentukan hasil pembagian
3 2 3 5 15 5 1
1. :  x   1
6 5 6 2 12 4 4
1 3 9 18 9 5 5
2. 2 :3  :  x 
4 5 4 5 4 18 8

3. Konversi Pecahan.
Sebuah bilangan pecahan dapat diubah ke bentuk persen, pecahan desimal
atau sebaliknya.
a. Mengubah pecahan biasa ke bentuk pecahan desimal.
Untuk mengubah pecahan biasa ke bentuk pecahan desimal dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu :
1. Mengubah penyebutnya menjadi 10 , 100 , 1000 , ...
Contoh :
Ubahlah ke dalam bentuk desimal.
1 1 5 5
a.  x   0,5
2 2 5 10

4
4 4 4 16
b.  x   0,16
25 25 4 100

2. Dengan pembagian berulang.


Contoh :
2
Ubahlah ke dalam pecahan desimal
6
2
= 0,3333 ... = 0, 3
6

b. Mengubah pecahan biasa ke bentuk persen.


Contoh :
Ubahlah pecahan berikut ke bentuk persen
4 3
a. b. 2
10 8
Jawab :
4 40
a.   40 %
10 100
3 19 125 2375 237,5
b. 2  x    237,5 %
8 8 125 1000 100

Contoh :
Ubahlah ke dalam bentuk pecahan
a. 20 % b. 25 %
Jawab :
20 1
a) 20 % = 
100 5
25 1
b) 25 % = 
100 4

c. Mengubah persen ke pecahan biasa dan pecahan desimal.


Contoh :
Ubahlah persen berikut ke pecahan biasa dan ke pecahan desimal

5
25 1
a. 25 % =   0,25
100 4
40 4
b. 40 % =   0,40
100 10

B. Perbandingan
Dalam membandingkan ukuran dua obyek terdapat dua cara, yaitu
membandingkan dengan cara mencari selisihnya sehingga dapat dikatakan mana
yang lebih dan yang lain dan yang kedua mengamati / mencari nilai perbandingan
antara ukuran dan kedua obyek itu.
Sebagai contoh, tinggi badan Ani adalah 150 cm sedangkan Watik 160
cm. Jika cara membandingkan yang dimaksud adalah siapa yang lebih tinggi
maka jawabannya adalah Watik dengan selisih tinggi badan = 160 cm - 150 cm =
10 cm. Namun jika yang ditanyakan adalah nilai perbandingan tinggi badan Ani
dengan Watik maka dapat dinyatakan dengan perbandingan : 150 cm : 160 cm =
15
15 : 16 = . Perbandingan a : b, dibaca “a berbanding b”. Ada dua macam
16
perbandingan yang sering kita bicarakan antara lain :
1). Perbandingan senilai:
a1 a 2
Bentuk Umum :  atau a1 : b1 = a2 : b2 .
b1 b2
Apabila terdapat korespodensi satu-satu antara dua obyek dengan sifat
bahwa mlai perbandingan dua elemen di obyek pertama sama dengan nilai
perbandingan dua elemen yang bersesuaian di obyek kedua maka kedua obyek itu
disebut berbanding senilai.
Perbandingan senilai digunakan juga dalam membuat skala pada peta atau
membuat model. Grafik dari perbandingan senilai berupa garis lurus
Misalnya: Suatu kendaraan dengan kecepatan 60 km/jam, berarti:
Lama berjalan 1 2 3 ………………. n

Jarak 60 120 180 ………………. n. 60

Tampak bahwa nilai perbandingan lama perjalanan = nilai perbandingan jarak

6
1 60
yang bersesuaian, sehingga = . Jika waktu bertambah , maka jarak yang
3 180
dicapai juga bertambah. Dapat dikatakan bahwa perbandingan antara jarak dan
waktu tetap yaitu 1 : 60. Dua variabel dengan perbandingan demikian ini disebut
perbandingan senilai.
Yang dimaksud skala ialah perbandingan antara jarak / panjang pada
gambar dengan jarak / panjang yang sebenarnya. Dalam perbandingan tersebut
jarak pada gambar biasanya dinyatakan dengan 1.
Contoh : skala pada peta adalah 1 : 150000. jika jarak dua kota pada peta adalah
7,5 cm. berapakah jarak yang sebenarnya ?
Jawab : jarak yang sebenarnya = 150000 x 7,5 cm = 11,25 km

2). Perbandingan berbalik nilai :


a1 a 2
Bentuk umum   atau a1 : b2 = a2 : b1
b2 b1
Apabila terdapat korespodensi satu-satu antara dua obyek dengan sifat
bahwa nilai perbandingan dua elemen di obyek pertama berbalik nilainya dengan
nilai perbandingan dua elemen yang bersesuaian di obyek kedua maka
perbandingan antara obyek pertama dengan obyek kedua disebut perbandingan
berbalik nilai.
Misalnya: Suatu pekerjaan, jika dikerjakan oleh 1 orang akan selesai 60 hari, jika
2 orang akan selesai 30 hari, berarti :
Banyak orang 1 2 3 ……………. 60
Waktu 60 30 20 ……………. 1
Jika banyak orang bertambah, maka banyak hari berkurang. Perbandingan
banyak orang dan banyak hari tidak tetap (tetapi hasil kali dua variabel tersebut
tetap yaitu 60. Dua variabel dengan perbandingan demikian ini disebut
perbandingan berbalik nilai.
Secara matematika, variabel yang saling bergantungan tersebut adalah x dan y,
sehingga x berubah dari x1 menjadi x2 dan y berubah dari y1 menjadi y2 maka :
x1 y1
a. disebut perbandingan senilai, jika : =
x2 y2

7
x1 y2
b. disebut perbandingan berbalik nilai jika : =
x2 y1
Contoh :
1. Dengan kecepatan tetap, sebuah mobil memerlukan bensin 5 liter untuk jarak
60 km. Berapa liter bensin yang diperlukan untuk menempuh jarak 150 km?
Jawab:
Karena perbandingannya senilai maka:
60 5
= atau 60 x = 5 ( 150 )
150 x
750
x= = 12,5
60

Jadi, untuk menempuh jarak 150 km diperlukan bensin 12,5 liter.

2. Jarak antara dua kota dapat ditempuh kendaraan dengan kecepatan rata-rata 72
km/jam selama 5 jam. Berapa kecepatan rata-rata kendaraan menempuh jarak
tersebut jika lama perjalanan 8 jam?
Jawab: Perbandingannya berbalik nilai, sehingga:
72 8
= atau 8x = 72 ( 5 )
x 5
72(5)
x= = 45
8

Jadi, kecepatan rata-ratanya adalah 45 km/jam.


3. Suatu pekerjaan jika dikerjakan oleh tenaga profesional sebanyak 3 orang
akan selesai dalam 20 hari, sedangkan jika non profesional sebanyak 5 orang
akan selesai dalam 40 hari. Jika pekerjaan itu dikerjakan oleh 2 orang
profesional dan 2 orang non profesional, dalam berapa hari akan selesai?
Jawab:
Karena 3 orang profesional mengerjakan pekerjaan dalam 20 hari, maka
1
dalam1 hari seorang profesional menyelesaikan pekerjaan.
20 x 3

1
Sedangkan seorang non profesional dalam 1 hari menyelesaikan
40 x 5
pekerjaan Dengan demikian 2 orang profesional dan 2 orang non profesional

8
2 2 13
dalam 1 hari menyelesaikan  +  pekerjaan =
20 x 3 40 x 5 20 x 3 x 5

20 x 3 x 5
pekerjaan. Jadi 1 pekerjaan dapat diselesaikan dalam hari = 24
13
hari.

Tugas 1:
1) Seorang pengusaha berjanji akan memberikan uang sejumlah 20 juta rupiah
kepada semua pemain tim bola volley jika tim itu memenangkan pertandingan
pada turnamen.
a. Nyatakan dalam jutaan rupiah dalam bentuk pecahan biasa, jika hasilnya
pecahan.
i) Jika tim yang memenangkan pertandingan tidak pemah melakukan
pergantian pemain dan hadiah diberikan sama kepada setiap pemain
yang bertanding.
ii) Jika hadiah dibagikan sama kepada pemain utama dan empat pemain
cadangan.
1. Nyatakan dalam bentuk pecahan desimal sampai 5 tempat desimal hasil
perhitungan a
2) Tabel berikut menunjukkkan hubungan antara sifat pengrjaan hitung dengan
macam sistem bilangan. Berilah tanda √ artinya berlaku dan x artinya tidak.
Bilangan Bilangan Bilangan Bilangan
Sifat-sifat sistem
Asli Bulat Rasional Real
+ dan x tertutup √

- tertutup √

: tertutup (pembagi  0) √

+ dan x komutatif √

+ dan x assosiatif √

Distributif
X terhadap + √

X terhadap -

9
Unsur satuan + √

Unsur satuan x √

Invers + √

Invers x x √

3) Untuk mendapatkan keuntungan 20 %, sebuah mobil harus dijual dengan


harga Rp. 48.000.000,00 . Berapa harga pembelian mobil tersebut?
4) Apabila satu dolar senilai dengan Rp. 9.750 dan satu yen senilai dengan 3000.
Jika 12 dolar ditukar dengan yen, diperoleh berapa yen?
5) Dengan 24 orang pekerja, suatu pasar direncanakan selesai dalam waktu 48
hari.
Sesudah bekerja selama 12 hari dengan 24 pekerja, pembangunan pasar
dihentikan selama 9 hari. Tentukan banyaknya pekerja yang harus
ditambahkan agar pembangunan pasar dapat selesai tepat waktu
6) Cafetaria “X” mendapat pesanan makanan kecil dengan menerima uang
sebesar Rp. 600.000. Untuk membeli bahan masakan 45 %, membayar tenaga
yang memasak 20 % dan pengeluaran Iainnya 7 %. Berapakah sisa uangnya?

10
Bab ii

Bilangan kompleks
STANDAR KOMPETENSI : Memecahkan Masalah Yang Berkaitan Dengan
Konsep Operasi Bilangan Riil.
KOMPETENSI DASAR : Menerapkan Operasi Pada Bilangan Riil.

2.1. Pengertian Bilangan Kompleks


Mengapa perlu bilangan kompleks ?

 x 2  1  0 mempunyai penyelesaian dengan x   .


 x 2  1  0  x 2  1 tidak mempunyai penyelesaian jika x   .
Sehingga perlu mengidentifikasi suatu bilangan sehingga x 2  1  0 mempunyai
penyelesaian. Selanjutnya perlu dikembangkan suatu sistem bilangan yaitu
bilangan kompleks.

Definisi Bilangan Kompleks

Bilangan kompleks z :

 Merupakan pasangan berurut x, y  dengan x , y   . Ditulis : z  x, y  .

 merupakan bilangan yang berbentuk x  iy dengan x , y  dan

i  0,1   1 . Ditulis : z  x  iy .
Jika z  x, y   x  iy maka

x  Re z  = bagian riil z,

y  Im z  = bagian imajiner z,

i = satuan imajiner dan i 2  1 .

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bilangan kompleks yaitu

1. C = himpunan bilangan kompleks

= z 
z  x  iy , x, y   & i 2  1 .

11
2. Jika Re z   0 dan Im z   0 maka z dinamakan bilangan imajiner
murni.
3. Jika Re z   0 dan Im z   0 maka z merupakan bilangan riil.
4. Kesamaan bilangan kompleks.
Misalkan z1  x1  iy1 dan z 2  x2  iy 2 .

z1  z 2 jika dan hanya jika x1  x2 dan y1  y2 .

Contoh 1

a. z  10  2i

Re z   10 dan Im z   2 .

b. z  i

Re z   0 dan Im z   1.

2.2. Bidang Kompleks

Bilangan kompleks merupakan pasangan berurut (x,y), sehingga secara


geometri dapat disajikan sebagai titik (x,y) pada bidang kompleks (bidang xy),
dengan sumbu x (sumbu riil) dan sumbu y (sumbu imajinair). Selain itu, bilangan
kompleks z = x + iy = (x,y) juga dapat disajikan sebagai vektor dalam bidang
kompleks dengan titik pangkal pada titik asal dan ujung vektor merupakan titik
(x,y).

y (sumbu imajinair)

• z  ( x, y)  x  iy

O x (sumbu riil)

Gambar 1. Bidang kompleks

12
2.3. Operasi Aljabar

Operasi aljabar pada bilangan kompleks sesuai dengan operasi aljabar pada
bilangan riil.

Operasi Aljabar pada bilangan kompleks

Misalkan z1  x1  iy1 dan z 2  x2  iy 2 .

a. Penjumlahan : z1  z 2  x1  x2   i  y1  y2 
b. Pengurangan : z1  z 2  x1  x2   i  y1  y2 
c. Perkalian :
z1 z 2   x1  iy1   x 2  iy 2 
  x1 x 2  y1 y 2   i  x1 y 2  x 2 y1 

d. Pembagian :
z1 x x  y1 y 2 x y x y
 z1 z 21  1 22  i 2 21 1 2 2 , z 2  0
x2  y 2 x2  y 2
2
z2

Perlu diperhatikan :

1.  z ( negatif z ).
Jika z  x  iy maka  z   x  iy .

1
2. z 1  ( kebalikan z )
z
x y
Jika z  x  iy maka z 1  i 2 .
x y22
x  y2

Sifat Operasi Aljabar

a. Hukum komutatif

z1  z 2  z 2  z1

z1 z 2  z 2 z1

13
b. Hukum asosiatif

z1  z 2   z3  z1  z 2  z3 

z1 z 2  z3  z1 z 2 z3 

c. Hukum distributif

z1 z 2  z 3   z1 z 2  z1 z 3

d. Elemen netral dalam penjumlahan ( 0  0  0 i )

z 0  0 z  z

e. Elemen netral dalam perkalian ( 1  1  0 i )

z .1  1. z  z

2.4. Modulus dan Bilangan Kompleks Sekawan

Penyajian bilangan kompleks sebagai vektor dapat digunakan untuk


mengembangkan konsep nilai mutlak bilangan riil pada bilangan kompleks.

Definisi modulus (nilai mutlak)

 Modulus (nilai mutlak) z  x  iy didefinisikan sebagai bilangan riil non

negatif x 2  y 2 dan ditulis sebagai Modulus z = z = x2  y2 .

Secara geometri, z menyatakan jarak antara titik x, y  dan titik asal.

Misalkan z1  x1  iy1 dan z 2  x2  iy 2 . Jarak antara z1 dan z 2 didefinisikan


dengan

z1  z 2  x1  x2 2   y1  y2 2 .

Selanjutnya, persamaan z  z 0  R menyatakan bilangan kompleks z yang

bersesuaian dengan titik-titik pada lingkaran dengan pusat z 0 dan jari-jari R.

14
Definisi bilangan kompleks sekawan

Bilangan kompleks sekawan dari z  x  iy didefinisikan sebagai bilangan


kompleks z  x  iy .

Secara geometri, bilangan kompleks sekawan z  x  iy dinyatakan dengan


titik x, y  dan merupakan pencerminan titik x, y  terhadap sumbu riil.

Contoh 2

a. 3  4i  32  (4) 2  5 .

b. z  3  3i  2 menyatakan lingkaran dengan pusat z 0  3,3 dan jari-jari

R 2.

c. Jika z  3  4 i maka z  3  4 i .

Soal-soal

1. Tentukan Re(z ) , Im(z ) , z dan z untuk

2  5i 3  4i 12  5i
a. z   b. z 
3  4i 25i (1  i ) (1  2i ) (1  3i )

2. Tuliskan bilangan kompleks berikut dalam bentuk kutub, tentukan juga z .

a. z  (1  i) 7 c. z  1  i 3

i 2 (1  i) 3
b. z  d. z 
3  3i 1 i

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rj
a&uact=8&ved=2ahUKEwjE4_Ga27zdAhVGf30KHahaAVsQFjAEegQIBhAC&
url=https%3A%2F%2Fchowpie1105.files.wordpress.com%2F2013%2F12%2Fba
b-1-lecture-note.doc&usg=AOvVaw025IGP0sQIvC-VU7CoXzN1

15
Bab iii

Pertidaksamaan Rasional dan Nilai Mutlak

STANDAR KOMPETENSI : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan


fungsi, persamaan dan fungsi kuadrat
sertapertidaksamaan kuadrat.
KOMPETENSI DASAR : Menggunakan sifat dan aturan tentang persamaan
dan pertidaksamaan kuadrat.Melakukan manipulasi
aljabar dalam perhitungan yang berkaitan dengan
persamaan danpertidaksamaan kuadrat.

A. Pertidaksamaan rasional

Pertidaksamaan rasional adalah suatu bentuk pertidaksamaan yang memuat

fungsi rasional, yaitu fungsi yang dapat dinyatakan dalam bentuk f ( x) dengan
g ( x)

syarat g(x) ≠ 0.

Bentuk umum pertidaksamaan rasional :

f ( x) f ( x)
 0 atau  0; g ( x)  0
g ( x) g ( x)

f ( x) f ( x)
 0 atau  0; g ( x)  0
g ( x) g ( x)

Berikut hal-hal yang tidak dibenarkan dalam menyederhanakan bentuk


pertidaksamaan rasional karena akan merubah domain fungsi tersebut :

1. Kali silang

f ( x)
 c  f ( x)  c  g ( x)
g ( x)

2. Mencoret fungsi ataupun faktor yang sama pada pembilang dan penyebut

f ( x)  g ( x)
 c  f ( x)  c
g ( x)

16
Himpunan penyelesaian suatu pertidaksamaan rasional dapat ditentukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Nyatakan dalam bentuk umum.


2. Tentukan pembuat nol pada pembilang dan penyebut.
3. Tulis pembuat nol pada garis bilangan dan tentukan tanda untuk tiap-tiap
interval pada garis bilangan.
4. Tentukan daerah penyelesaian. Untuk pertidaksamaan ">" atau "≥" daerah
penyelesaian berada pada interval yang bertanda positif dan untuk
pertidaksamaan "<" atau "≤" daerah penyelesaian berada pada interval yang
bertanda negaitf.
5. Dengan memperhatikan syarat bahwa penyebut tidak sama dengan nol, tulis
himpunan penyelesaian yaitu interval yang memuat daerah penyelesaian.

Contoh:

x3
1. Tentukan HP dari 0
x 1

Jawab:

Pembuat nol:

x–3=0 x=3

x+1=0 x=–1

syarat:

x+1≠0 x≠–1

untuk interval x < – 1, ambil x = – 2:

23
5
 2 1

Untuk interval  1  x  3 , ambil x = 0

03
 3
0 1

17
Untuk interval x > 3, ambil x = 4:

43 1

4 1 5

Karena pertidaksamaan bertanda “ ≥ “, maka daerah penyelesaian berada


pada interval yang bertanda (+).
∴ HP = {x < −1 atau x ≥ 3}
2x  1
2. Tentukan HP dari 0
4 x
Jawab:
1
2x – 1 = 0 x=
2
4–x=0 x=4
Syarat:
4–x≠0 x≠4

Karena pertidaksamaan bertanda ">", maka daerah penyelesaian berada pada


interval yang bertanda (+).
∴ HP = {1/2 < x < 4}

x 2  2x  1
3. Tentukan HP 0
x2
Jawab:
x  1x  1  0
x2
Pembuat nol:
(x – 1)(x – 1) = 0 x=1
x+2=0 x=–2
Syarat:
x+2≠0 x≠–2

18
Karena pertidaksamaan bertanda "<", maka daerah penyelesaian berada pada
interval yang bertanda (−).
∴ HP = {x < −2}
x5
4. Tentukan HP dari 0
x  6x  9
2

Jawab:
x 5
0
x  3x  3
Pembuat nol:
x–5=0 x=5
(x + 3) (x + 3) = 0 x= –3
Syarat:
(x + 3) (x + 3) = 0 x≠ –3

Karena pertidaksamaan bertanda "≤", maka daerah penyelesaian berada pada


interval yang bertanda (−).
∴ HP = {x < −3 atau −3 < x ≤ 5} atau HP = {x ≤ 5 dan x ≠ −3}

Pertidaksamaan rasional yang memuat fungsi definit


Pada materi fungsi kuadrat kita mengenal adanya fungsi yang selalu bernilai
positif untuk setiap x bilangan real (definit positif) dan fungsi yang selalu bernilai
negatif untuk setiap x bilangan real (definit negatif).

Fungsi definit positif dalam suatu pertidaksamaan rasional dapat


diabaikan tanpa harus membalik tanda pertidaksamaan.

19
Contoh :

x4
Tentukan HP dari 0
x3  x

Jawab :

x4
0

x x2 1 
x2 + 1 merupakan fungsi definit positif, dapat dibuktikan dengan syarat definit
positif yaitu : a > 0 dan D < 0.

Jadi, x2 + 1 dapat diabaikan tanpa harus membalik tanda pertidaksamaan,


x4
sehingga pertidaksamaan diatas setara dengan : 0
x

Pembuat nol :

x−4=0 ⇒x=4

x=0

Syarat :

x≠0

Karena pertidaksamaan bertanda "≤", maka daerah penyelesaian berada pada


interval yang bertanda (−).

∴ HP = {0 < x ≤ 4}

20
Fungsi definit negatif dalam suatu pertidaksamaan rasional dapat diabaikan
dengan syarat tanda pertidaksamaan harus diubah atau dibalik.
Contoh :

 x2  x  2
Tentukan HP dari 2 0
x  4x  3

Jawab :

 x2  x  2
0
x  1x  3
−x2 + x − 2 merupakan fungsi definit negatif, dapat dibuktikan dengan syarat
definit negatif yaitu : a < 0 dan D < 0.

Jadi, −x2 + x − 2 dapat diabaikan dengan syarat tanda pertidaksamaan harus


diubah atau dibalik, sehingga pertidaksamaan diatas setara dengan :

1
0
x  1x  3
Pembuat nol :

(x − 1)(x − 3) = 0 ⇒ x = 1 atau x = 3

Syarat :

(x − 1)(x − 3) ≠ 0 ⇒ x ≠ 1 atau x ≠ 3

Karena pertidaksamaan bertanda “≥”, maka daerah penyelesaian berada pada


interval yang bertanda (+).
∴ HP = {x < 1 atau x > 3}

21
Latihan Soal Pertidaksaman Rasional

Latihan 1
2x 1
Tentukan HP dari 1
x2

Jawab :
2x 1
⇔ 1  0
x2
2x 1 x  2
⇔  0
x2 x2
2x 1  x  2
⇔ 0
x2
x 3
⇔ 0
x2
Pembuat nol :
x−3=0 ⇒x=3
x + 2 = 0 ⇒ x = −2

Syarat :
x + 2 ≠ 0 ⇒ x ≠ −2

Karena pertidaksamaan bertanda "≥", maka daerah penyelesaian berada pada


interval yang bertanda (+).
∴ HP = {x < −2 atau x ≥ 3}

Latihan 2
5x
Tentukan HP dari 2 
x4

22
Jawab :
Pertidaksamaan diatas dapat ditulis menjadi :
5x
2
x4
5x
⇔ 20
x4
5x 2x  4
⇔  0
x4 x4
5x  2 x  8
⇔ 0
x4
3x  8
⇔ 0
x4
Pembuat nol :
8
3x + 8 = 0 ⇒ x = 
3
x−4=0 ⇒x=4
Syarat :
x−4≠0 ⇒x≠4

Karena pertidaksamaan bertanda "<", maka daerah penyelesaian berada pada


interval yang bertanda (−).
8
∴ HP = {  < x < 4}
3
Latihan 3
1  3x 1
Tentukan HP dari 
2x  2 2
Jawab :
1  3x 1
⇔  0
2x  2 2

23
1  3 x 1x  1
  0
2x  1 2x  1
1  3x  x  1
 0
2x  1
2  4x
 0
2x  1
Pembuat nol :
1
2 − 4x = 0 ⇒ x 
2
x−1=0 ⇒x=1
Syarat :
x−1≠0 ⇒x≠1

Karena pertidaksamaan bertanda "≤", maka daerah penyelesaian berada pada


interval yang bertanda (−).
1
∴ HP = {x ≤ atau x > 1}
2
Latihan 4
x 2  3x
Tentukan HP dari 3
x 1

Jawab :
x 2  3x
 3 0
x 1
x 2  3x 3x  1
  0
x 1 x  1
x 2  3x  3x  3
 0
x 1



x 3 x 3 
0
x 1
Pembuat nol :

24
x  3 x  3   0  x  3 atau x   3
x + 1 = 0 ⇒ x = −1
Syarat :
x + 1 ≠ 0 ⇒ x ≠ −1

Karena pertidaksamaan bertanda "≥", maka daerah penyelesaian berada pada


interval yang bertanda (+).

∴ HP =  3  x  1 atau x   3 

Latihan 5
x 1 1
Tentukan HP dari 
x  2 x 1
Jawab :
x 1 1
  0
x  2 x 1

x  1x  2  x  2  0
x  2x  1
x2  x 1
 0
x  2x  1
x2 − x + 1 merupakan fungsi definit positif, sehingga dapat diabaikan tanpa harus
mengubah atau membalik tanda pertidaksamaan.
Jadi pertidaksamaan diatas setara dengan
1
0
x  2x  1
Pembuat nol :
(x − 2)(x − 1) = 0 ⇒ x = 2 atau x = 1
Syarat :
(x − 2)(x − 1) ≠ 0 ⇒ x ≠ 2 atau x ≠ 1

25
Karena pertidaksamaan bertanda "≥", maka daerah penyelesaian berada pada
interval yang bertanda (+).
∴ HP = {x < 1 atau x > 2}

Pertidaksamaan Nilai Mutlak

Diawal telah disinggung bahwa nilai mutlak x adalah jarak dari x ke nol
pada garis bilangan real. Pernyataan inilah yang akan kita gunakan untuk
menemukan solusi dari persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak dari bentuk
linier.

| x | = a dengan a > 0

Persamaan | x | = a artinya jarak dari x ke 0 sama dengan a. Perhatikan


gambar berikut.

Jarak -a ke 0 sama dengan jarak a ke 0, yaitu a. Pertanyaannya adalah dimana x


agar jaraknya ke 0 juga sama dengan a.

Posisi x ditunjukkan oleh titik merah pada gambar diatas, yaitu x = -a atau x
= a. Jelas terlihat bahwa jarak dari titik tersebut ke 0 sama dengan a. Jadi, agar
jarak x ke nol sama dengan a, haruslah x = -a atau x = a.

| x | < a untuk a > 0

Pertaksamaan | x | < a, artinya jarak dari x ke 0 kurang dari a. Perhatikan


gambar berikut.

26
Posisi x ditunjukkan oleh ruas garis berwarna merah, yaitu himpunan titik-
titik diantara -a dan a yang biasa kita tulis -a < x < a. Jika kita ambil sebarang titik
pada interval tersebut, sudah dipastikan jaraknya ke 0 kurang dari a. Jadi, agar
jarak x ke 0 kurang dari a, haruslah -a < x < a.

| x | > a untuk a > 0

Pertaksamaan | x | > a artinya jarak dari x ke 0 lebih dari a. Perhatikan


gambar berikut.

Posisi x ditunjukkan oleh ruas garis berwarna merah yaitu x < -a atau x > a. Jika
kita ambil sebarang titik pada interval tersebut, sudah dipastikan jaraknya ke 0
lebih dari a. Jadi, agar jarak x ke nol lebih dari a, haruslah x < -a atau x > a.

Secara intuitif, uraian-uraian diatas dapat kita simpulkan sebagai berikut :

SIFAT : Untuk a > 0 berlaku

a. | x | = a ⇔ x = a atau x = -a

b. | x | < a ⇔ -a < x < a

c. | x | > a ⇔ x < -a atau x > a

Contoh 1

Tentukan himpunan penyelesaian dari |2x - 7| = 3

Jawab :

Berdasarkan sifat a :

|2x - 7| = 3 ⇔ 2x - 7 = 3 atau 2x - 7 = -3

27
|2x - 7| = 3 ⇔ 2x = 10 atau 2x = 4

|2x - 7| = 3 ⇔ x = 5 atau x = 2

Jadi, HP = {2, 5}.

Contoh 2

Tentukan HP dari |2x - 1| = |x + 4|

Jawab :

Berdasarkan sifat a :

|2x - 1| = |x + 4|

⇔ 2x - 1 = x + 4 atau 2x - 1 = -(x + 4)

⇔ x = 5 atau 3x = -3

⇔ x = 5 atau x = -1

Jadi, HP = {-1, 5}.

Contoh 3

Tentukan himpunan penyelesaian dari |2x - 1| < 7

Jawab :

Berdasarkan sifat b :

|2x - 1| < 7 ⇔ -7 < 2x - 1 < 7

|2x - 1| < 7 ⇔ -6 < 2x < 8

|2x - 1| < 7 ⇔ -3 < x < 4

Jadi, HP = {-3 < x < 4}.

28
Contoh 4

Tentukan himpunan penyelesaian dari |4x + 2| ≥ 6

Jawab :

Berdasarkan sifat c :

|4x + 2| ≥ 6 ⇔ 4x + 2 ≤ -6 atau 4x + 2 ≥ 6

|4x + 2| ≥ 6 ⇔ 4x ≤ -8 atau 4x ≥ 4

|4x + 2| ≥ 6 ⇔ x ≤ -2 atau x ≥ 1

Jadi, HP = {x ≤ -2 atau x ≥ 1}.

Contoh 5

Tentukan penyelesaian dari |3x - 2| ≥ |2x + 7|

Jawab :

Berdasarkan sifat c :

|3x - 2| ≥ |2x + 7|

⇔ 3x - 2 ≤ -(2x + 7) atau 3x - 2 ≥ 2x + 7

⇔ 5x ≤ -5 atau x ≥ 9

⇔ x ≤ -1 atau x ≥ 9

Jadi, HP = {x ≤ -1 atau x ≥ 9}

Contoh 6

Tentukan HP dari 2 < |x - 1| < 4

Jawab :

Ingat : a < x < b ⇔ x > a dan x < b

Jadi, pertaksamaan 2 < |x - 1| < 4 ekuivalen dengan

29
|x - 1| > 2 dan |x - 1| < 4

Berdasarkan sifat c :

|x - 1| > 2 ⇔ x - 1 < -2 atau x - 1 > 2

|x - 1| > 2 ⇔ x < -1 atau x > 3 ................(1)

Berdasarkan sifat b :

|x - 1| < 4 ⇔ -4 < x - 1 < 4

|x - 1| < 4 ⇔ -3 < x < 5 ............................(2)

Irisan dari (1) dan (2) diperlihatkan oleh garis bilangan berikut

Jadi, HP = {-3 < x < -1 atau 3 < x < 5}

Menggunakan Definisi untuk Menyelesaikan Persamaan dan


Pertidaksamaan Nilai Mutlak

Dalam menyelesaikan persamaan dan pertaksamaan nilai mutlak bentuk


linier dengan menggunakan definisi, akan sangat membantu jika bentuk |ax + b|
kita jabarkan menjadi

|ax + b| = ax + b jika x ≥ -b/a

|ax + b| = -(ax + b) jika x < -b/a

Untuk langkah-langkah penyelesaiannya dapat disimak pada contoh-contoh


berikut.

30
Contoh 7

Jabarkan bentuk nilai mutlak berikut :

a. |4x - 3|

b. |2x + 8|

Jawab :

a. Untuk |4x - 3|

|4x - 3| = 4x - 3 jika x ≥ ¾

|4x - 3| = -(4x - 3) jika x < ¾

b. Untuk |2x + 8|

|2x + 8| = 2x + 8 jika x ≥ -4

|2x + 8| = -(2x + 8) jika x < -4

https://smatika.blogspot.com/2017/07/persamaan-dan-pertidaksamaan-
nilai.html

31
BAB IV

FUNGSI DAN GRAFIK

Standar Kompetensi : Menggunakan konsep fungsi dan limit dalam soal


dan permasalahan yang relevan

Kompetensi Dasar : Memahami matematika pada materi fungsi dan limit.

A. FUNGSI
Himpunan A ke himpunan B disebut fungsi jika himpunan A
memasang tepat satu kali ke himpunan B. Adapun syarat yang sebuah fungsi jika:
1. Pada himpunan A tdk boleh memiliki pasangan lebih dari satu kali ke
himpunan B.
2. Pada himpunan A tidak boleh ada yang kosong atau tidak memiliki pasangan
pada himpunan B.

Notasi : f : AB

x  f x   y
Domain, Kodomain dan Range
Domain daerah asal
Kodomain daerah kawan
Range daerah hasil

Himpunan A={1,2,3} disebut domain


Himpunan A={A,B,C} disebut kodomain
Hasil pemetaan yaitu {A,B} disebut range

32
Ada beberapa bentuk fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi Polinom
Bentuk umum fungsi polinom order atau pangkat n (n bilangan bulat
positif) dinyatakan oleh

f(x) = a0 + a1x + a2x2 + … + anxn

dengan an ≠ 0 . Berikut bentuk khusus dari fungsi polinom, yaitu :


 Fungsi konstan : f(x) = a0.
 Fungsi Linear : f (x) = a0 + a1x . (f(x) = x : fungsi identitas)
 Fungsi Kuadrat : f (x) = a0 + a1x + a2 x2
Misal f(x) merupakan fungsi polinom order n maka akan mempunyai paling
banyak n buah pembuat nol yang berbeda. Untuk mendapatkan pembuat nol
fungsi polinom dapat digunakan aturan horner.
Contoh:
Hitunglah nilai suku banyak berikut ini untuk nilai x yang diberikan f(x) = 2x 3 +
4x2 – 18 untuk x =3
Jawab:
f(x) = 2x3 + 4x2 – 18
f(3) = 2 . 33 + 4 . 32 – 18
f(3) = 2 . 27 + 4 . 9 – 18
f(3) = 54 + 36 – 18
f(3) = 72
maka nilai suku banyak f(x) untuk x = 3 adalah 72
Cara Horner
Jika akan menentukan nilai suku banyak f(x) = ax2 + bx + c untuk x = k dengan
cara horner maka dapat disajikan dengan

33
Contoh:
Hitunglah nilai suku banyak untuk nilai x yang diberikan ini f(x) = x3 + 2x2 + 3x –
4 untuk x = 5

Jadi, nilai suku banyak f(x) untuk x = 5 adalah 186

Derajat Suku Banyak dan Hasil Bagi dan Sisa Pembagi


Derajat merupakan pangkat tertinggi dari variabel yang terdapat pada suku bnyak.
Contoh ax3 + bx2 + cx + d memiliki derajat n = 3
Jika suku banyak f(x) berderajat n dibagi oleh fungsi berderajat satu maka
menghasilkan hasil bagi berderajat (n – 1) dan sisa pembagian berbentuk
konstanta.
Contoh:
Tentukan derajat dan hasil bagi dan sisa pembagian suku banyak berikut ini
2x3 + 4x2 – 18 dibagi x – 3
Cara Horner

Diperoleh 2x2 + 10x + 30 sebagai hasil bagi berderajat 2 dan 72 sebagai sisa
pembagian.

34
https://tanya-tanya.com/rangkuman-contoh-soal-pembahasan-suku-banyak/

2. Fungsi Akar Kuadrat


Definisi: “Fungsi f pada R yang ditentukan oleh: f(x) = ax2 + bx + c
dengan a, b, dan c bilangan real dan disebut fungsi kuadrat. Jika f(x) = 0 maka
diperoleh persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0. Nilai-nilai x yang memenuhi
persamaan itu disebut nilai pembuat nol fungsi f. nilai fungsi f untuk x = p ditulis
f(p) = ap2 + bp + c.
Contoh: 1
Ditentukan f(x) = x2 – 6x – 7
Tentukan: a. nilai pembuat nol fungsi f
b. Nilai f untuk x = 0, x = - 2
Jawab:
a. Nilai pembuat nol fungsi f diperoleh jika f(x) = 0
x2 – 6x – 7 = 0
(x – 7) (x + 1) = 0
x = 7 atau x = – 1
jadi pembuat nol fungsi f adalah 7 dan – 1
b. untuk x = 0 maka f(0) = – 7
untuk x = – 2 maka f(–2) = (–2)2 – 6 (–2) – 7 = 9
Contoh 2:
Tentukan nilai p agar ruas kanan f(x) = 3x2 + (p – 1) + 3 merupakan bentuk
persamaan kuadrat sempurna.
Jawab:
Agar suatu kuadrat sempurna, syaratnya D = 0.
D = (p – 1)2 – 4 . 3 . 3 = 0
p2 – 2p – 35 = 0
(p – 7) (p + 7) = 0
p = 7 atau p = – 5
Jadi, ruas kanan f(x) merupakan suatu kuadrat sempurna, maka p = 7 atau p = – 5.

35
2.1. Nilai maksimum dan minimum fungsi kuadrat
Untuk menentukan nilai maksimum/minimum fungsi kuadrat, perhatikan
uraian berikut:
1. f(x) = x2 – 2x – 3
= x2 – 2x + 1 – 4
= (x – 1)2 – 4
Bentuk kuadrat selalu bernilai positif atau nol, maka (x – 1)2 mempunyai
nilai paling kecil (minimum) nol untuk x = 1. Dengan demikian (x – 1)2 –
4 mempunyai nilai terkecil 0 – 4 = –4.
Jadi, f(x)=x2 – 2x – 3 mempunyai nilai terkecil (minimum) –4 untuk x = 1.

2. f(x) = –x2 + 4x + 5

= – x2 + 4x – 4 + 9

= – (x2 – 4x + 4) + 9

= – (x – 2)2 + 9

Nilai terbesar dari – (x – 2)2 sama dengan nol untul x = 2.

Dengan demikan nilai terbesar dari – (x – 2)2 + 9 adalah 0 + 9 = 9.

Jadi, f(x) = –(x – 2)2 + 9 atau f(x) = –x2 + 4x + 5 mempunyai nilai terbesar
(maksimum) 9 untuk x = 2.

Sekarang perhatikan bentuk umum f(x) = ax2 + bx + c

Dengan uraian di atas, diperoleh:

Fungsi kuadrat f(x) = a x2 + b x + c

Untuk a > 0, f mempunyai nilai minimum untuk

Untuk a < 0, f mempunyai nilai maksimum untuk

Contoh:

Tentukan nilai minimum fungsi f(x) = 2x2 + 4x + 7

36
Jawab:

f(x) = 2x2 + 4x + 7 , a = 2 , b = 4 , c = 7

Nilai minimum fungsi f = 5

Latihan

1. Diketahui: f(x) = x2 – 4x – 6

Ditanya: a. nilai pembuat nol fungsi

b. nilai f(x) , jika x = 0

c. f(2) , f(–1) , f(p)

2. Tentukan nilai minimum atau maksimum dari fungsi berikut ini:


a. f(x) = x2 + 4x + 4
b. f(x) = 2x2 – 4x + 3
c. f(x) = –3 x2 + 12x – 8
d. f(x) = –7 + 12x – 3x2
e. f(x) = (2x + 1) (x - 3)
f. f(x) = (2x – 1)2
3. Fungsi kuadrat f(x) = 2x2 – px + 3 mempunyai nilai minimum untuk x = 2.
Hitunglah nilai minimum itu!
4. Nilai maksimum f(x) = ax2 + 4x + a adalah 3. Hitunglah nilai a !
5. Selisih dua bilangan positif adalah 3. Tentukan kedua bilangan itu agar
hasilkalinya minimum!
6. Suatu fungsi kuadrat mempunyai nilai minimum –2 untuk x = 3, dan
mempunyai nilai 6 untuk x = 1. Tentukan fungsi kuadrat tersebut!

2.2. Menentukan Fungsi Kuadrat yang Grafiknya Memenuhi Syarat-syarat


Tertentu

Suatu fungsi kuadrat dapat ditentukan apabila fungsi itu:

1. melalui tiga titik yang berlainan.

37
2. memotong sumbu-X dan melalui sebuah titik lain.
3. melalui sebuah titik dan koordinat titik terendah/tertinggi diketahui.
4. menyinggung sumbu-X dan melalui sebuah titik.

2.3. Fungsi kuadrat yang grafiknya melalui tiga buah titik

Contoh:

Tentukan persamaan grafik fungsi kuadrat yang melalui titik (–1 , 0) , ( 1 , 8 ) dan
( 2, 6 ).

Jawab :

Misal persamaan grafik adalah y = a x2 + b x + c

Grafik melalui titik (–1 , 0) 0 = a(–1)2 + b (–1) + c

0 = a – b + c ………………. (1)

Grafik melalui titik (1 , 8) 8 =a (1)2 + b (1) + c

8 = a + b + c ………………. (2)

Grafik melalui titik ( 2 , 6 ) 6 = a (2)2 + b (2) + c

6 = 4 a + 2 b + c …………… (3)

Dari persamaan (1), (2), dan (3) dapat ditentukan nilai a, b, dan c dengan cara
eliminasi.

Pers (1) dan (2) persamaan (1) dan (3)

38
abc  0

abc  0 4a  2b  c  6

abc 8  3a  3b  6
 2b  8  3a  b   6
8 6
b 4 ab 
2 3
ab  2

b = 4, maka a+b=2

a+4=2

a=–2

untuk mendapatkan nilai c, maka ambil sebarang persamaan, yaitu persamaan (1)

a–b+c=0

–2–4+c=0

c=6

Jadi, fungsi kuadrat itu adalah y = –2x2 + 4x + 6.

2.4. Fungsi kuadrat yang grafiknya memotong sumbu-X

Misalkan titik potongnya (p , 0) dan (q , 0).

(p , 0) dan (q , 0) memenuhi persamaan y = a x2 + b x + c sehingga 0= ap2 + bp


+ c dan

0= aq2 + bq + c . Kedua persamaan itu dikurangkan, akan diperoleh:

0 = a(p2 – q2) + b(p – q)

b(p – q) = –a(p2 – q2)

= –a(p + q) (p – q)

39
b = – a(p + q)

Substitusikan b = – a(p + q) ke ap2 + bp + c = 0

ap2 + (– a(p + q)) p + c = 0

ap2 – ap2 – pqa + c = 0

c = pqa

Untuk b = – a(p + q) dan c = pqa maka

y = a x2 + b x + c Û y = ax2 – a(p + q)x + pqa

= a(x2 – (p + q)x + pq)

= a(x – p) (x – q)

Jadi, y = a(x – p) (x – q) adalah fungsi kuadrat yang grafiknya memotong sumbu-


X di (p,0) dan (q,0).

Contoh:

Tentukan fungsi kuadrat yang grafiknya memotong sumbu-X di titik (–5,0) dan
(1,0), serta melalui titik (–3, –8) !

Jawab:

Grafik memotong sumbu-X di titik (–5,0) dan (1,0), maka fungsi kuadratnya

y = a(x – (–5)) (x – 1)

= a(x + 5) (x – 1)

Grafik melalui titik (–3, –8), berarti

40
–8 = a(–3+5) (–3 – 1)

= –8a

a=1

Substitusikan a = 1 pada y = a(x + 5) (x – 1) sehingga diperoleh y = x2 + 4x – 5.

Jadi, fungsi kuadratnya adalah y = x2 + 4x – 5.

2.5. Menentukan fungsi kuadrat jika koordinat titik puncak grafik fungsi
itu diketahui

Koordinat titik tertinggi/ terendah grafik fungsi kuadrat y = ax2 + bx + c adalah .

Dengan melihat kembali kajian terdahulu, maka fungsi kuadrat y = ax2 + bx + c


dapat dinyatakan dengan .

Sehingga fungsi kuadrat yang berpuncak di (p , q) adalah y = a (x – p)2 + q

Contoh:

Tentukan fungsi kuadrat yang grafiknya mempunyai titik tertinggi (1,3) dan
melalui titik (0,0).

Jawab:

Fungsi kuadrat yang grafiknya berpuncak di (1,3) adalah y = (x – 1)2 + 3

Grafik melalui titik (0,0) berarti:

0 = a(0 – 1) + 3

0=a+3

a = –3

Substitusikan a = –3 pada y = a (x – 1)2 + 3 maka diperoleh

41
y = –3 (x – 1)2 + 3

y = –3 (x2 – 2x + 1) + 3

y = –3x2 + 6x

Jadi, fungsi kuadratnya adalah y = –3x2 + 6x.

2.6. Fungsi kuadrat yang grafiknya menyinggung sumbu-X

Perhatikan kembali bahasan tentang “Titik potong grafik dengan sumbu-X”.


Grafik akan menyinggung sumbu-X jika dan hanya jika b2 – 4ac = 0, maka
koordinat titik tertinggi atau terendah adalah (,0). Sehingga .Jadi, fungsi kuadrat
yang grafiknya menyinggung sumbu-X adalah .

Sehingga fungsi kuadrat yang grafiknya menyinggung sumbu X adalah y = a(x –


p)2

Contoh:

Tentukan fungsi kuadrat yang grafiknya menyinggung sumbu-X di titik (2,0) dan
melalui titik (0,4) !

Jawab:

Fungsi kwadrat yang grafiknya menyinggung sumbu X di (2,0) adalah

y = a (x – 2)2

Grafik melalui titik (0,4) berarti :

4 = a(0 – 2)2 = 4a

a=1

Jadi, fungsi kuadrat itu y = 1(x – 2)2 atau y = x2 – 4x + 4.

42
Latihan 7

1. Tentukan fungsi kuadrat yang grafiknya melalui titik (–2, 12), (1, –3), dan
(5, 5) !
2. Tentukan fungsi kuadrat yang grafiknya melalui titik (3, –2), (5, 4), dan
(1,-1 !
3. Tentukan fungsi kuadrat yang grafiknya memotong sumbu-X di titik (2,
0), dan (4, 0) serta melalui titik (0, 2) !
4. Tentukan fungsi kuadrat yang grafiknya memotong sumbu-X di titik (4, 0)
dan (1, 0) serta melalui titik (2, –2)
5. Koordinat titik puncak grafik fungsi kuadrat adalah (–1, 1). Tentukan
fungsi kuadrat itu jika grafiknya melalui titik (0, 1) !

3. Fungsi Rasional
px 
Bentuk umum fungsi rasional adalah f x   dengan p(x) dan q(x)
qx 
merupakan fungsi polinom. Fungsi rasional f(x) tidak terdefinisi pada nilai x yang
menyebabkan penyebut sama dengan nol atau q(x) = 0. Sedangkan pembuat nol
dari pembilang atau p(x) tetapi bukan pembuat nol penyebut merupakan pembuat
nol dari fungsi rasional f(x).

Contoh:
x 2  3x  2
Tentukan nilai x yang menyebabkan fungsi f x   sama dengan nol
x2  4
Jawab :
Permbuat nol pembilang, x = 2 dan x = 1. Pembuat nol penyebut, x = -2 dan x = 2.
Jadi nilai x yang memenuhi adalah x = -2.

4. Fungsi bernilai mutlak


Bentuk dasar fungsi bernilai mutlak dinyatakan oleh f(x) = | x |. Grafik fungsi f(x)
simetris terhadap sumbu Y dan terletak di atas dan atau pada sumbu X. Secara
umum fungsi bernilai mutlak dapat dinyatakan oleh :

43
 g  x , x  A
f x   g x    ; D f  A  AC
 g  x , x  A
C

Contoh :
Tentukan nilai x agar grafik fungsi f x   x 2  1 terletak di bawah garis y = 2.
Jawab :
Dicari nilai x yang memenuhi pertidaksamaan, f x   x 2  1  2 . Menggunakan
sifat

pertidaksamaan nilai mutlak 


x2 1  2  x2 1  4
2
didapatkan

  
f x   x 2  3 x 2  1  0 . Sebab x2 + 3 definit positif yaitu selalu bernilai positif
untuk setiap x real maka x2 – 1 < 0.
Sehingga nilai x yang memenuhi adalah –1 < x < 1 atau | x | < 1.

5. Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil


Fungsi f(x) disebut fungsi genap bila f(x) = f(-x) untuk setiap x di domain f(x)
[grafik f(x) simetris terhadap sumbu y]. Fungsi f(x) disebut fungsi ganjil bila f(x)
= - f(-x) untuk setiap x di domain f(x) [grafik f(x) simetris terhadap titik pusat
atau pusat sumbu]. Bila suatu fungsi bukan merupakan fungsi genap maka belum
tentu merupakan fungsi ganjil.

Contoh :
Manakah diantara fungsi berikut yang merupakan fungsi genap, ganjil atau bukan
keduanya
1. f x   x 2  2

x2  2
2. f x  
x
3. f x   x 2  2 x  1

Jawab:
Fungsi genap sebab f  x    x   2  x 2  2  f x 
2
1.

44
2. Fungsi genap sebab f  x  
 x 2  2   x 2  2   f x 
x x
3. Bukan keduanya

6. Fungsi Trigonometri
Bentuk dasar dari fungsi trigonometri diberikan berikut

Fungsi Dasar:
a
sin A 
c
b
cos A 
c
sin A a
tan A  
cos A b
1 cos A b
cot A   
tan A sin A a
1 c
sec A  
cos A b
1 c
csc A  
sin A a
Identitas Trigonometri
sin 2 A  cos2 A  1
1
1  tan 2 A  2
 sec 2 A
cos A
1
1  cot 2 A   csc2 A
sin 2 A
Rumus jumlah dan selisih sudut
Sin (A + B) = sin A cos B + cos A sin B
Sin (A – B) = sin A cos B – cos A sin B

45
Cos (A + B) = cos A cos B – sin A sin B
Cos (A – B) = cos A cos B + sin A sin B
tan A  tan B
tan  A  B  
1  tan A tan B
tan A  tan B
tan  A  B  
1  tan A tan B

Rumus perkalian trigonometri


2sinAcosB = sin (A + B) + sin (A – B)
2cosAsinB = sin (A + B) – sin (A – B)
2cosAcosB = cos (A + B) + cos (A – B)
2sinAsinB = – cos (A + B) + cos (A – B)
Rumus jumlah dan selisih trigonometri

sin A  sin B  2 sin


1
 A  Bcos 1  A  B
2 2

sin A  sin B  2 cos


1
 A  Bsin 1  A  B
2 2

cos A  cos B  2 cos


1
 A  Bcos 1  A  B
2 2

cos A  cos B  2 sin


1
 A  Bsin 1  A  B
2 2
Rumus sudut rangkap dua
sin 2 A  2 sin A cos A
cos 2 A  cos2 A  sin 2 A  1  2 sin 2 A  2 cos2 A  1
2 tan A 2 cot A 2
tan 2 A   
1  tan A cot A  1 cot A  tan A
2 2

46
Kuadran Trigonometri

 Kuadran 1 memiliki rentang sudut dari 0° – 90° dengan nilai sinus, cosinus
dan tangent positif.
 Kuadran 2 memiliki rentang sudut dari 90° – 180° dengan nilai cosinus dan
tangen negatif, sinus positif.
 Kuadran 3 memiliki rentang sudut dari 180° – 270° dengan nilai sinus dan
cosinus negatif, tangen positif.
 Kuadran 4 memiliki rentang sudut dari 270° – 360° dengan nilai sinus dan
tangent negatif, cosinus positif.

Sudut Istimewa Trigonometri

Sudut istimewa sendiri merupakan sudut-sudut yang mempunyai nilai derajat


tertentu seperti 0°, 30°, 45°, 60°, 90° dan lain-lain; dapat di tentukan oleh tabel
yang ada di bawah ini.

00 300 450 600 900


sin 0 1 1 1 1
2 3
2 2 2
cos 1 1 1 1 0
3 2
2 2 2
tan 0 1 1 3 
3
3

47
Contoh:
1. Diberikan sebuah segitiga siku-siku seperti gambar berikut ini.

Tentukan::

a. panjang AC e. cosec θ
b. sin θ f. sec θ
c. cos θ g. cotan θ
d. tan θ

Penyelesaian:
a. panjang AC

AC  AB 2  BC 2  16 2  12 2  400  20
b. sin θ
sisidepan BC 12 3
sin     
sisimiring AC 20 5
c. cos θ
sisisamping AB 16 4
cos    
sisimiring AC 20 5
d. tan θ
sisidepan BC 12 3
tan     
sisisamping AB 16 4
e. cosec θ
1 5
cos ec  
sin  3
f. sec θ
1 5
sec  
cos 4

48
g. cotan θ
1 4
cot an  
tan  3
2. cos 3150 adalah ….
Penyelesaian:
Sudut 3150 berada di kuadran IV. Nilai-nilai cosines sudut di kuadran IV
memenuhi rumus berikut:
Cos (360 – θ) = cos θ
1
Sehingga, Cos 3150 = (3600 – 450) = cos 450 = 2
2
3. Dengan menggunakan rumus penjumlahan dan selisih dua sudut, tentukan nilai
dari:
a. Sin 750
b. Cos 750
c. Tan 1050
d. Sin 150
e. Cos 150
Penyelesaian:
a. Dengan menggunakan rumus jumlah dua sudut untuk sinus
Sin (A + B) = sin A sin B + cos A sin B
Sin 750 = sin (450 + 300) = sin 450 cos 300 + cos 450 sin 300


1
2
2
1
2
3
1
2
1 1
2 
2 4
6
1
4
2
1
4
 6 2 
b. Dengan menggunakan rumus jumlah dua sudut untuk cosinus
Cos (A + B) = cos A cos B – sin A sin B
Cos 750 = cos (450 + 300) = cos 450 cos 300 – sin 450 sin 300


1
2
2
1
2
3
1
2
1 1
2 
2 4
6
1
4
2
1
4
 6 2 
c. Dengan menggunakan rumus jumlah dua sudut untuk tangen
tan A  tan B
tan  A  B  
1  tan A. tan B
tan 1050 = tan (600 + 450)

49
tan 60 0  tan 45 0

tan 60 0  45 0   1  tan 60 0. tan 45 0
3 1 3 1 3 1 1 3 3  3 1 3
    
1  3.1 1 3 1 3 1 3 1 3


42 3 2 2 3


  2 3
  
2 2
d. Dengan menggunakan rumus selisih dua sudut untuk sinus
Sin (A – B) = sin A cos B – cos A sin B
sin 150 = sin (450 - 300) = sin 450 cos 300 – cos 450 sin 300


1
2
2
1
2
3
1
2
1 1
2 
2 4
6
1
4
2
1
4
 6 2 
e. Dengan menggunakan rumus selisih dua sudut untuk cosines
cos (A – B) = cos A cos B + sin A sin B
cos 150 = cos (450 - 300) = cos 450 cos 300 + sin 450 sin 300


1
2
2
1
2
3
1
2
1 1
2 
2 4
6
1
4
2
1
4
 6 2 

7. Fungsi Komposisi
Komposisi fungsi merupakan penggabungan operasi dua fungsi secara berurutan
yang akan menghasilkan sebuah fungsi baru.
Komposisi dua fungsi f(x) dan g(x) dinotasikan dengan simbol (fog)(x)
atau (gof)(x).
Sifat Komposisi Fungsi
 (g o f)(x) ≠ (f o g)(x)
 (f o (g o h))(x) = ((f o g) o h)(x)
Contoh:
f(x) = 2x + 1
g(x) = 3x2
1. (f o g)(x) = …..
2. (g o h)(x) = ….
3. (h o g o f)(x) = ….
Penyelesaian:
Fungsi g(x) disubtitusikan ke fungsi f(x)

50
1. (f o g)(x) = f(g(x))
= f(3x2)
= 2(3x2) + 1
= 6x2 + 1
2.  1 
( goh)( x)  g (h( x))  g  
 x  4
2
 1   1 
 3   3 2 
 x  4  x  8 x  16 
3
 2
x  8 x  16

3. (hogof )( x)  h( g ( f ( x)))
 h(3(2 x  1) 2 )  h(3(4 x 2  4 x  1)
1
 h(12 x 2  12 x  3) 
(12 x  12 x  3)  4
2

1

12 x  12 x  7
2

Mencari salah satu fungsi jika komposisi fungsi diketahui


1. Mencari g(x) jika f(x) dan (f o g)(x) diketahui
Contoh:
Diketahui (f o g)(x) = 19 – 6x dan f(x) = 3x + 1.
Ditanya: g(x) = ?
( fog )( x)  19  6 x
f ( g ( x))  19  6 x
3( g ( x))  1  19  6 x
3( g ( x))  19  6 x  1
3( g ( x))  18  6 x
18  6 x
g ( x) 
3
3(6  2 x)
g ( x) 
3
g ( x)  6  2 x

51
2. Mencari f(x) jika g(x) dan (f o g)(x) diketahui
Contoh soal dan pembahasan :
Diketahui (f o g)(x) = 2x +1 dan g(x) = x + 3
Tentukan f(x) !
Kita misalkan dulu:
x+3=y
x=y-3

Jawab:
(f o g)(x) = 2x + 1
f(g(x)) = 2x + 1
f(x + 3) = 2x + 1
Subtitusikan kembali ke fungsi
f(x + 3) = 2x + 1
f(y) = 2(y – 3) + 1
f(y) = 2y – 6 + 1
f(y) = 2y – 5
f(x) = 2x – 5

Soal latihan:

1. Gambarkan grafik dari fungsi berikut:


a. f(x) = x2 – 1
b. f(x) = (x – 2)2
c. f(x) = (x – 2)2 – 1
2. Tentukan (fog) (x) dan (gof) (x) bila terdefinisi dari:

f x   x 2  1; g x  
2
a.
x

b. f x   16  x 2 ; g x   1  x 2

f x   ; g x   x 2
x
c.
x 1

52
3. Diberikan dua buah fungsi masing-masing f(x)=3x + 2 dan g(x) = 2 – x.
tentukan :
a. (f o g)(x) = ?
b. (g o f)(x) = ?
4. Diketahui (f o g)(x) = -3x + 8, dan f(x) = 3x + 2. Tentukan g(x)?
5. Diketahui (f o g)(x) = 3x – 1, dan g(x) = x – 2. Tentukan f(x)?

53
Bab iv

Limit FUNGSI

Standar Kompetensi : Menggunakan konsep fungsi dan limit dalam soal


dan permasalahan yang relevan
Kompetensi Dasar : Memahami matematika pada materi fungsi dan limit.

Limit fungsi f (x) adalah suatu nilai fungsi yang diperoleh melalui proses
pendekatan atau dengan variabel x, baik dari arah x yang lebih kecil, maupun dari
arah x yang lebih besar.

Secara umum : bila limit f (x) adalah L, untuk x mendekati a , maka limit
f (x) ditulis

lim f ( x)  L dengan x  a dibaca x mendekati a


xa

A. Limit Fungsi Aljabar : f: x  f (x) untuk x  a

Bila diketahui fungsi aljabar lim f ( x) maka penyelesaiannya dicari


xa

sebagai berikut;

a. bila f (x) = c, maka lim f ( x) = c


xa

b. lim (f(x) ± lim g ( x)


x a x a
 

c. lim [f(x) . g (x)] = lim f ( x) . lim g ( x)


x a xa x a
  

d. lim Kf ( x) = K lim f ( x)
x a xa
 

g (a) c
e. bila f ( a ) = 
= , maka lim f ( x) ~
 h(a ) 0 x a

g (a) 0
bila f ( a ) = 
= , maka lim f ( x)  0
 h(a ) c xa

54
g (a) 0

bila f ( a ) = = , maka lim f ( x) = tak tentu, maka limit f(x)
 h(a ) 0 xa

diuraikan sampai nilai f (a) ada nilainya.


Contoh soal
1. Tentukan jilai limit fungsi berikut:
a. lim 2 x 2  x  1
x 2

x 1
b. lim
x1 x 3

x2
c. lim
x 2 x2

jawab

a. lim 2 x 2  x  1 = 2.22 + 2 – 1
x 2

= 8 +2-1

=9

x 1 1 1
b. lim =
x1 x  3 1  3

0
=
4

=0

x2 22  4
c. lim =
x 2 x2 22

0
= (tak tentu)
0

maka

x2  4 ( x  2( x  2)
lim = lim
x 2 x  2 x2 x2

55
= lim x  2
x2

=2+2

=4

B. Limit fungsi ditak berhingga, f : x  f(x) untuk x  ~


Untuk menyelesaikan limit fungsi di tak berhingga, dpaat dilakukan
sebagai berikut:

f ( x)
a. Bila lim , maka penyelesaiannya dilakukan dengan membagi variabel
x ~ g ( x)
pangkat tertinggi dari pembilang dan penyebutnya.
b. Bila lim [ f ( x)  g ( x)] , maka penyelesaiannya dilakukan dengan cara
x ~

mengalikan sekawannya.
Secara sederhana, untuk memudahkan ingatan kita:

axn  bxn1  ...  c


(i) lim = ~, bila n > m
x  ~ Px m  qx m1  ...  n

axn  bxn1  ...  c a


(ii) lim = , bila n = m
x  ~ Px m  qx m1  ...  n p

axn  bxn1  ...  c


(iii) lim = 0, bila n < m
x  ~ Px m  qx m1  ...  n

contoh soal:

1. Selesaikan limit berikut


2x  1
a. lim
x ~ x2  x

2x2  1
b. lim
x ~ 3x 2  2

x3  1
c. lim
x ~ x2 1

56
d. lim x5  x3
x ~

Jawab

2x 1
 2
2x  1 2
a. lim x
= lim 2 x
x ~ x 2  1x x ~ x x
2
 2
x x

2 1
 2
= lim x x
x ~ 1
1
x

00
=
1 0

0
=
1

=0

2x2 1
 2
2x2  1 x 2
x
b. lim = lim
x  ~ 3x 2  2 x ~ 3 x 2 2
2
 2
x x

20
=
3 0

2
=
3

x3 x

x 1
3
x3
c. lim = lim x32
x ~ x2 1 x ~ x 1

x3 x3

1
1
= lim x2
x ~ 1 1
 3
x x

57
1 0
=
00

1
=
0

=~

( x  5  x  3)
d. lim x  5  x  3 = lim x5  x3.
x ~ x ~ ( x  5  x  3)

( x  5  x  3)
= lim
x ~ ( x  5  x  3)

2
= lim
x ~ ( x  5  x  3)

2
= lim x
x ~ x 5 x 3
  
x x x x

2
= x
1 0  1 0

0
=
11

0
=
2

=0

58
c. Limit Fungsi Trigonometri
Rumus dasar limit terigonometri sebagai berikut:
sin ax a tan ax a
1. lim  5. lim 
x 0 bx b x 0 tan bx b
ax a sin ax a
2. lim  6. lim 
x0 sin bx b x 0 sin bx b
tan ax a sin ax a
3. lim  7. lim 
x 0 bx b x 0 tan bx b
ax a tan ax a
4. lim  8. lim 
x 0 tan bx b x 0 sin bx b

Contoh:
3x
1. Tentukan hasil dari lim  ...
x 0 sin 4 x

Penyelesaian:
3x 3
lim 
x 0 sin 4 x 4
sin 5 x
2. Tentukan hasil dari lim  ...
x 0 2x
Penyelesaian:
sin 5 x 5
lim 
x 0 2x 2
2 sin 5 x
3. Tentukan nilai dari lim  ...
x 0 3 tan 2 x
Penyelesaian:
2 sin 5x 2  5 5
lim  
x 0 3 tan 2 x 3 2 3
1  cos 2 x
4. Tentukan hasil dari lim  ...
x0 2 x sin 2 x

Penyelesaian:
Identitas trigonometri
Cos 2x = 1 – 2 sin2 x atau 1 – cos 2x = 2 sin2 x
1  cos 2 x 2 sin 2 x sin x  sin x  sin x  sin x  1 1
lim  lim  lim  lim     1 
x 0 2 x sin 2 x x 0 2 x sin 2 x x 0 x sin 2 x x 0
 x  sin 2 x  2 2

59
Latihan
Hitung limit berikut (bila ada):
3 x x3  1 x2  x
1. lim 5. lim 9. lim
x 3 3  x x 1 x  1 x  x  1

3 x x 3 1 1  x3
2. lim 6. lim 10. lim
x 3 3  x x 1 x  1 x  1  x

3 x
3. lim 2 7. lim
x 2 x  4 x   1 x2
3 x2 1
4. lim 2 8. lim
x 2 x  4 x   x 2  1

60
Bab v

LIMIT DAN KONTINUITAS


Standar Kompetensi : Menggunakan konsep limit fungsi dan kontinuitas
dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 1. Menjelaskan secara intuitif arti limit fungsi di
suatu titik dan di tak hingga.
2. Menggunakan sifat limit fungsi untuk
menghitung bentuk tak tentu dari fungsi aljabar
trigonometri.
3. Mengidentifikasi kontinuitas suatu fungsi.

A. PENGERTIAN LIMIT FUNGSI


Definisi : Fungsi f (x) dikatakan mempunyai limit L untuk x  xo bila untuk

setiap bilangan positif  yang diberikan, terdapatlah bilangan positif  sedemikian


hingga untuk semua nilai x dimana 0 < x  xo <  berlaku f ( x)  L < 

lim f ( x)  L    0  00  x  x0    f x   L   


x  x0

Secara grafis diragakan :

y  f (x)


L

xo x

Pernyataan 0 < x  xo <  berarti x berada diantara ( xo - ) dan ( xo + ) atau ( xo -

) < x < ( xo + ) . Dalam hal  cukup kecil maka x sangat mendekati xo ( x xo ,

x  xo ).

61
Dengan kalimat sederhana, arti geometris definisi tersebut di atas adalah sebagai
berikut :

Fungsi f(x) dikatakan mempunyai nilai mendekati L untuk x mendekati xo bila

dan hanya bila setiap kali di tetapkan nilai  positif kecil, selalu dapat di temukan
nilai  sedemikian hingga selisih harga antara f(x) dan L selalu lebih kecil dari
 bila jarak antara x dan xo kurang dari  .

Contoh–1: Dengan menggunakan definisi limit, tunjukkan bahwa

 
lim x 2  3  4
x 1

Penyelesaian : Diberikan sembarang bilangan  positif (  > 0 ), kita harus


menemukan bilangan  positif (  > 0 ) sedemikian hingga apabila 0 < | x-1| < 
maka f ( x)  L   | atau |( x 2  3 ) – 4| <  .

Caranya : f(x) = ( x 2  3 ) , L = 4 di mulai dari | f(x) – L | :


|( x 2  3 ) – 4| = | x 2 – 1|
= |( x 2 – 2x +1) +(2x-2)|
= |(x-1) 2 +2(x-1)|
 |x-1| 2 +2|x-1| (sifat harga mutlak)
  2 + 2 ( karena 0 < |x-1| <  )
  + 2 (karena  kecil, maka  2   )
 3
Dengan mengambil  < 1
3
 diperoleh

|( x 2  3 ) – 4| <  .
Artinya: untuk tiap nilai  positif selalu dapat ditemukan  positif ( yakni < 1
3
)

sehingga terbukti bahwa apabila 0 < |x-1| <  maka | f(x) – L | <  atau |( x 2  3 )
– 4| <  .

62
lim
Contoh –2 : Buktikan ( x 2  3x  1 ) = 1
x0

Penyelesaian : Untuk setiap harga  positif ( > 0), harus dapat ditemukan 
positif (  > 0 ) sedemikian hingga apabila 0 < |x-0| <  maka |f(x)-1|

<  atau ( x 2  3 x  1)  1  

Caranya : | ( x 2  3x  1 ) - 1| = | x 2  3x |
 x2  3 x

  2  3
   3
 4
Dengan mengambil  < 1
4
 maka diperoleh |f(x)-1| <  ,

soal terbukti.

B. MENGHITUNG NILAI LIMIT


Dua contoh di atas bukanlah cara menghitung limit, tapi membuktikan
limit fungsi. Sebelum menghitung nilai limit fungsi, terlebih dahulu
perhatikan teorema berikut walaupun tidak semua dibuktikan.

Teorema-1
1. lim k  k , k = konstanta
xa

2. lim x  a
x a

3. Bila f(x) polinomial, maka lim f ( x)  f (a)


xa

4. lim k . f ( x)  k . lim f ( x)
xa xa

Teorema -2
Bila lim f ( x)  A dan lim g ( x)  B , maka:
xa x a

1. lim  f ( x)  g ( x)  lim f ( x)  lim g ( x)  A  B


x a xa x a

2. lim  f ( x)  g ( x)  lim f ( x)  lim g ( x)  A  B


x a x a x a

63
3. lim  f ( x)  g ( x)  lim f ( x)  lim g ( x)  A  B
xa x a x a

 f ( x)  lim f ( x) A
4. lim    x a  , dengan syarat B ≠ 0

x a g ( x )
 lim
x a
g ( x) B

xa
n

5. lim  f ( x)  lim f ( x)
xa

n

6. lim n f ( x)  n lim f ( x) , dengan syarat lim f ( x)  0


x a x a x a

Bukti teorema : 2– 1
Diketahui : lim f ( x)  A dan lim g ( x)  B
xa x a

Yg harus dibuktikan:
lim  f ( x)  g ( x)  lim f ( x)  lim g ( x)  A  B
x a xa x a

Caranya : Misalkan ditetapkan   0, harus dapat ditemukan nilai  sedemikian


hingga  f ( x)  g ( x)   ( A  B)   bila 0  x  a  

1
 lim f ( x)  A berarti ada 1 sehingga f ( x)  A   , bila 0  x  a 
xa 2
1
1
 lim g ( x)  B berarti ada  2 sehingga f ( x)  B   , bila 0  x  a   2
x a 2
 Dalam hal ini  dapat dipilih bilangan terkecil dari antara 1 dan  2 , oleh
karena itu :
 f ( x)  g ( x)   ( A  B) =  f ( x)  A   g ( x)  B 
 f ( x)  A  g ( x)  B

1 1
  + 
2 2
  , bila 0  x  a  

dengan demikian teorema terbukti.

Contoh-contoh :
C-1: lim (2 x  3)  lim 2 x  lim 3  2 lim x  lim 3  2.5  3  13
x5 x 5 x 5 x 5 x 5

64
C-2 :

 
lim x 2  3x  5  2 2  3.2  5  4  6  5  3
x2
lim
x2
 
x 2  3x  5  4  6  5  3

C-3: lim
x2  9
 lim
x  3x  3  lim x  3  3  3  6
x 3 x3 x 3 x 3 x 3

C-4 :
 x  3x 2  3x  9 x 2  3x  9 32  3.3  9 9  9  9 27 9
lim  lim    
x 3 x  3x  3 x 3 x  3 33 6 6 2

C-5: lim
4  x2
 lim
4  x2

3  x2  5
 lim
4  x 3 
2
x2  5 
x 2
3 x 5 2 x 2
3 x 5 2
3 x 5 2 x 2 9  ( x 2  5)

 lim
4  x 3  x
2 2
5   3 9  33  6
x 2 4  x  2

3  x  x 1 3  x  x 1 3  x  x 1
C-6 : Hitung : lim  lim 
x 2 x(2  x) x  2 x(2  x) 3  x  x 1
4  2x 2 2 1
 lim  
lim
x 2 
x( 2  x) 3  x  x  1  x 2 
x 3  x  x 1  2(1  1) 2

C-7 : Diketahui f(x) = x 2  3x  1 .


f ( x  h)  f ( x)
Tentukanlah lim
h0 h
Jawab:

lim
f ( x  h)  f ( x )
 lim

x  h   3x  h   1  x 2  3x  1
2
  
h 0 h h 0 h
x 2  2 xh  h 2  3x  3h  1  x 2  3x  1
 lim
h 0 h
2 xh  h 2  3h
 lim  lim 2 x  h  3  2 x  3
h0 h h0

C-8 : Diketahui f(x) = 2x  1 ; x  1


2
;

f x  h   f x 
Tentukanlah lim
h0 h

65
Jawab:

f x  h   f x  2x  h   1  2 x  1
lim  lim
h 0 h h  0 h
2x  h   1  2 x  1 2x  h   1  2 x  1
 lim 
h0 h 2x  h   1  2 x  1

2x  h   1  2 x  1 2 2
 lim  lim 
h 0 
h 2x  h   1  2 x  1  h 0
2x  h   1  2 x  1 2x  1  2x  1
1

2x  1

C. LIMIT KIRI DAN LIMIT KANAN


Sampai saat ini pembicaraan kita tentang limit belum memperhatikan
bagaimana cara x mendekati a sehingga f(x) mempunyai nilai limit di a. Boleh
jadi suatu fungsi mempunyai nilai limit yang berbeda manakala cara
pendekatannya berbeda. Oleh karena itu kita kenal : limit kiri ( x a  ) dan
limit kanan (x a  ).

Limit kiri :

lim f ( x)
 L    0   0 . x a    x  a  f ( x)  L  
x  a

Limit kanan :

lim f ( x)
 L    0   0 
. x a  x  a     f ( x)  L  
x  a

 x untuk x  2
Contoh : Diketahui f(x) = 
 x  1 untuk x  2
Hitung a. lim f  x  dan b. lim f  x 
x 2 x 2

66
Jawab:
a. lim f  x   lim 2  2
x2 x2

b. lim f  x   lim x  1  3 =
x2 x2

Ternyata limit kiri  limit kanan. Di katakan bahwa f(x) tidak mempunyai
limit untuk x2.
D. LIMIT FUNGSI UNTUK x  +  dan x  - 
Definisi :

Bilangan L disebut limit dari fungsi f(x) untuk x mendekati harga tak terhingga positif, ditulis :
lim f ( x)
 L jika untuk setiap bilangan  yang di berikan, dapat ditemukan bilangan 
x  
sedemikian hingga untuk x >  berlaku | f(x) – L | < 

 L    0  0. x  x     f ( x)  L   


lim f ( x)
x

L
f (x)
 x

. x  x     f ( x)  L   
lim f ( x)
 L    0   0 
x  

Contoh :
 1
C-1 : Buktikan : lim 1    1
x 
 x
Bukti : Diberikan sembarang  >0. Yang harus di buktikan adalah kita harus dapat
menemukan  > 0 sedemikian hingga untuk x cukup besar ( x > ) berlaku :

 1
1    1  
 x

67
 1 1 1
Caranya : 1    1   ( karena x >  ),
 x x 

1  1
dengan memilih harga  = maka 1    1   , terbukti.
  x

3
5
5x  3 x  5  0  5 lim 5 x  3 =
C-2 : lim  lim
x  2 x  1 x  1 2  0 2 x   2x  1
2
x
2 3
 3
2x 2  3 x x  00  0
C-3 : lim  lim
x  5 x  1
3 x  2 50
5 3
x
2
3
3x  2 x
2
x2  3  
C-4 : lim 4  lim
x  x  4 x x  1 4 0
 2
x x
3
3 2
3x  2 x  3
2
x2 3 2
C-5: lim  lim 
x  2x  3 x  3 2
2
x

    xx  x 2  3x  7 
 3x  7 
C-6: lim x  x 2  3x  7  lim x  x 2  3x  7 
x  x 
x2


x 2  x 2  3x  7 
 lim
x 
x  x 2  3x  7 
lim x 2  ( x 2  3 x  7)
=
x   x  x 2  3x  7
lim 3x  7
=
x   x  x 2  3x  7

7
lim 3
= x
x 3 7
1 1  2
x x
3 3
= 
1 1 2

68
E. Limit Fungsi Trigonometri
Limit fungsi trigonometri untuk variabel mendekati sudut tertentu misalnya x
mendekati a, cara penyelesaiannya langsung disubtitusikan. Apabila penyebutnya
memberikan nilai limit 0, harus diubah bentuknya sedemikian hingga penyebutnya
tidak diberikan nilai limit 0. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan sifat
operasi aljabar: memfaktorkan, menyederhanakan, atau mengalikan
Contoh :
sin x
1. lim 3 cos4 x    
x 900

Penyelesaian:
sin x
lim 3 cos4 x    
x 900

sin 90 0 sin 90 0
 

3 cos 4  90 0  180 0  
3 cos 360 0  180 0 
0
sin 90 1 1
  
3 cos180 0
3 1 3
sin a  cos a
2. lim 

x
1  sin 2a
4

Penyelesaian:
sin a  cos a
lim 

x
1  sin 2a
4

 1 1 
sin  cos
2 2
4 4  2 2 1
  2
 11 2
1  sin 2
4

69
BAB VI

TURUNAN FUNGSI

Standar Kompetensi : Menggunakan konsep limit fungsi dan kontinuitas


dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : Menerapkan sifat dan aturan dalam perhitungan
turunan fungsi aljabar

A. PENGERTIAN TURUNAN FUNGSI

Definisi turunan : Fungsi f : x → y atau y = f (x) mempunyai turunan yang


dy df ( x)
dinotasikan y’ = f ’(x) atau  dan di definisikan :
dx dx

f x  h   f x  f x  h   f x 
y'  f ' x   lim
dy
atau  lim
h0 h dx h 0 h

Notasi kedua ini disebut notasi Leibniz.

Contoh 1:

Tentukan turunan dari f(x) = 4x – 3

Jawab

f(x) = 4x – 3

f( x + h) = 4(x + h) – 3

= 4x + 4h -3

f ( x  h)  f ( x)
Sehingga: f’(x) = lim
h0 h

(4 x  4h  3)  (4 x  3)
= lim
h0 h

70
4 x  4h  3  4 x  3)
= lim
h0 h

4h
= lim
h0 h

= lim 4
h 0

= 4

Contoh 2;

Tentukan turunan dari f(x) = 3x2

Jawab :

f(x) = 3x2

f(x + h) = 3 (x + h)2

= 3 (x2 + 2xh + h2)

= 3x2 + 6xh + 3h2

f ( x  h)  f ( x)
Sehingga : f’(x) = lim
h0 h

(3x 2  6 xh  3h 2 )  3x 2
= lim
h 0 h

6 xh  3h 2
= lim
h 0 h

= lim 6 x  3 h
h 0

= 6x+ 3.0

= 6x

71
Latihan

Dengan definisi di atas tentukan nilai turunan berikut:

1. f(x) = 6 – 2x
2. f(x) = 5x2 +2x
1
3. f ( x) 
x2
4. f ( x)  x
5. f(x) = 2x3

B. RUMUS-RUMUS TURUNAN

dy
1. Turunan f(x) = axn adalah f’(x) = anxn-1 atau = anxn-1
dx

2. Untuk u dan v suatu fungsi,c bilangan Real dan n bilangan Rasional berlaku

a. y = u ± v → y’ = v’ ± u’
b. y = c.u → y’ = c.u’
c. y = u.v → y’ = u’ v + u.v’
u u ' v  uv'
d. y   y' 
v v2
e. y = un → y’ = n. un-1.u’
Contoh:

Soal ke-1

Jika f(x) = 3x2 + 4 maka nilai f1(x) yang mungkin adalah ….

Pembahasan

f(x) = 3x2 + 4

f1(x) = 3.2x

= 6x

72
Soal ke-2

Nilai turunan pertama dari: f(x) = 2x3 + 12x2 – 8x + 4 adalah …

Pembahasan

f(x) = 2x3 + 12x2 – 8x + 4

f1(x) = 2.3x2 + 12.2x – 8 = 6x2 + 24x -8

Soal ke-3

Turunan ke- 1 dari f(x) = (3x-2)(4x+1) adalah …

Pembahasan

f(x) = (3x-2)(4x+1)

f(x) = 12x2 + 3x – 8x – 2

f(x) = 12x2 – 5x – 2

f1(x) = 24x – 5

Soal ke- 4

Jika f(x) = (2x – 1)3 maka nilai f1(x) adalah …

Pembahasan

f(x) = (2x – 1)3

f1(x) = 3(2x – 1)2 (2)

f1(x) = 6(2x – 1)2

f1(x) = 6(2x – 1)(2x – 1)

f1(x) = 6(4x2 – 4x+1)

f1(x) = 24x2 – 24x + 6

73
Soal ke- 5

Turunan pertama dari f(x) = (5x2 – 1)3 adalah …

Pembahasan

f(x) = (5x2 – 1)3

f1(x) = 3(5x2 – 1)2 (10x)

= 30x (25x2 – 10x2 + 1)

f1(x) = 750x3 – 10x3 + 30x

Soal ke- 6

Turunan pertama dari f(x) = (3x2 – 6x) (x + 2) adalah …

Pembahasan

f(x) = (3x2 – 6x) (x + 2)

Cara 1:

Misal : U = 3x2 – 6x

U1 = 6x – 6

V =x+2

V1 = 1

Sehingga:

f’(x) = U’ V + U V’

f1(x) = (6x – 6)(x+2) + (3x2+6x).1 = 6x2 + 12x – 6x – 12 + 3x2 – 6x= 9x2 – 12

Cara 2:

f(x) = (3x2 – 6x) (x + 2)

f1(x) = 3x-3+6x2 – 6x3 – 12x = 9x2+12x –12x – 12 = 9x2 – 12

74
Latihan soal.

Tentukan turunan dari:

1. f(x) = 2x -3 5. f(x) = (2x + 1) (3x – 2)


3 ( x  2) 2
2. f(x) = 6. f(x) =
x5 x
4

3. f(x) = 4 x 3
7. f(x) = ( x  3)
2 3

2
4. f(x) = 4 x 2  x 3  x 8. f(x) = x 2  5x

C. TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI

Dengan menggunakan definisi turunan kita bias menentukan turunan dari :

1. f(x) = sin x
Yaitu :

f(x) = sin x

f(x + h) = sin (x + h)

f ( x  h)  f ( x)
f’(x) = lim
ho h

sin( x  h)  sin( x)
= lim
h0 h

1 1
2 cos (2 x  h) sin h
= lim 2 2
h 0 h

1
sin h
1 2 = 2 cos 1 (2 x). 1 = cos x
= lim 2 cos (2 x  h) lim
h 0 2 h 0 h 2 2

75
2. f(x) = cos x
Yaitu :

f(x) = cos x

f(x + h) = cos ( x + h )

f ( x  h)  f ( x)
f’(x) = lim
ho h

1 1
 2 sin (2 x  h) sin h
cos(x  h)  cos(x) 2 2
= lim = lim
h0 h h 0 h

1
sin h
1 2 ) = - 2 sin 1 (2 x). 1 = - sin x
= lim (2 sin (2 x  h) lim
h 0 2 h  0 h 2 2

Jadi diperoleh rumus turunan fungsi trigonometri :

1. a. f(x) = sin x → f’ (x) = cos x


b. f(x) = cos x → f’ (x) = - sin x
2. a. f(x) = sin (ax + b) → f’(x) = a cos (ax + b )
b. f(x) = cos (ax + b) → f’(x) = - a sin (ax + b )

dan jika u suatu fungsi maka:

3. a. f(x) = sin u → f’(x) = u’ cos u


b. f(x) = cos u → f’(x) = - u’ sin u

Contoh :

Tentuka turunan dari:

a. f(x) = 3 sin x + 2 cos x


b. f(x) = sin (5x – 2)
c. f(x) = tan x
jawab:

76
a. f(x) = 3 sin x + 2 cos x

f’(x) = 3 cos x - 2 sin x

b. f(x) = sin (5x – 2)

f’ (x) = 5 cos (5x – 2 )

sin x
c. f(x) = tan x =
cos x

missal : u = sin x → u’ = cos x

v = cos x → v’ = - sin x

u ' v  uv'
f’ (x) =
v2

cos x. cos x  sin x.( sin x)


=
cos2 x

cos2 x  sin 2 x 1
= = = sec2 x
cos2 x cos2 x

Latihan soal :

Tentukan turunan dari fungsi berikut :

1. f(x) = sin x – 3 cos x 5. f(x) = sec x


2. f(x) = sin 3x 6. f(x) = sin x. cos x
3. f(x) = cos (3x +  ) 7. f(x) = cos2x

4. f(x) = tan  1
x  8. f(x) =
x
2 3 sin 2 x

77
D. DALIL RANTAI UNTUK MENENTUKAN TURUNAN

Apabila y = f(g(x)) maka y’ = f ’ (g(x)). g’(x)

Dari rumus y = f(g(x)) → y’ = f ’ (g(x)). g’(x)

du dy
Jika g(x) = u→ g’ (x) = dan f(g(x)) = f(u) → y = f(u) → = f’(u) = f’(g(x))
dx du

Maka f’(x) = f’ (g(x)). g’(x) dapat dinyatakan ke notasi Leibniz menjadi

dy dy du
 .
dx du dx

Dan bentuk tersebut dapat dikembangkan jika y = f ( u(v)) maka:

dy dy du dv
 . .
dx du dv dx

Contoh: Dengan notasi Leibniz tentukam turunan dari :

4
a. y = (x2 – 3x) 3


b. y = cos5 (  2x )
3

Jawab:

4
a. y = (x2 – 3x) 3

du
missal : u = x2 – 3x → = 2x – 3
dx

3 1
dy 4 3
y=u 4 →  u
du 3

1
4 2
= ( x  3x) 3
3

Sehingga :

78
1
dy dy du 4 2
 . = ( x  3 x) 3 .(2x – 3)
dx du dx 3

8 
 
1
=   4  x 2  3x 3
x 


b. y = cos5 (  2x )
3

 dv
Misal: v =  2x → = -2
3 dx

du 
u = cos v → = - sin v = - sin (  2 x )
dv 3

dy
y = u5 → = 5u4 = 5(cos v)4
du

Sehingga :

dy dy du dv 
 . = 5(cos v)4 . - sin (  2 x ) . -2
dx du dv dx 3


= 10 (cos v)4 sin (  2x )
3

 
= 10 . cos4 (  2 x ) . sin (  2x )
3 3

Latihan soal :

1. Dengan rumus turunan y = f ( g(x)) adalah f’ (x) = f’(g(x) ). g’(x)

Tentukan turunan dari:

3
a. y = ( 4x + 5) 2

b. y = sin ( 3x - )
3
2. Dengan notasi Leibniz tentukan turunan fungsi berikut :

79
a. y = ( 6 – x 2 )3

b. y = cos ( 4x -  )


c. y = sin -3 (2x + )
3

E. TURUNAN TINGKAT TINGGI

Turunan kedua dari fungsi f( x ) didapatkan dengan menurunkan sekali lagi


bentuk turunan pertama. Demikian seterusnya untuk turunan ke-n didapatkan dari
penurunan bentuk turunan ke-(n-1).
df x 
Turunan pertama f ' x  
dx
d 2 f x 
Turunan kedua f ' ' x  
dx 2
d 3 f x 
Turunan ketiga f ' ' ' x  
dx 3

x   d f nx 
n
n
Turunan ke-n f
dx

d3y
y  6 x  12 x  5 x  2  3
3 2

dx
dy
1.  18 x 2  24 x  5
dx
d2y d3y
 36 x  24   36
dx 2 dx 3
2. y  x m  y n 

y 1  mxm1
y 2   mm  1x m2
y n   mm  1m  2m  3...m  n  1x mn
3. y = x6  y y (4)
y(4) = 6.5.4.3.x2 = 360 x2
4. Jika Y = u.v  y(n) = …

80
Y(1) = u’v + uv’
Y(2) = u’’v + u’v’ + u’v’ + uv’’
= u’’v + 2u’v’+uv’’

n
n
y(n) =  k  u ( nk )
v ( k ) ; n 1,2,3,............
k o  

u(0) = u dan v(0) = v

aturan LEIBNIZ
5. Y = X (3X+5)  Y
4 3 (4)
(pakai aturan LEIBNIZ
Penyelesaian :
Misalkan : u = x4 dan v = (3x – 5)3
4 4
Y(4) = ( ) u ( 4) v ( 0 )  ( )  u (3) v (1)
0 1
4 4 4
( ) u ( 2) v ( 2)  ( )  u (1) v (3)  ( )  u ( 0) v ( 4)
2 3 4
U=x v = (3x+5)3
U(1) = 3x3 v(1) = 9 (3x+5)2
U(2) = 12x2 v(2) = 54 (3x+5)
U(3) = 24x v(3) = 162
U(4) = 24 v(4) = 0
4 4!
( )   1.
0 0 ! (4  0) !

4 4 4 4
( ) 4 ( ) 4 ( )6 ( )  1
1 3 2 4
Y(4) = 1.24. (3x5)p + 4 (24x) {9(3x+5)}+ 6.12x2 {54(3x+5)} + 4.4x3 . 162 +
1.x4
= 27216 x3 + 28600 x x2 + 27000 x + 3000

LATIHAN

d2y
1. Y = sin x cos x 
2
dx 2
d3y
2. Y = e2 x 
dx 3

81
d2y
3. Y = sin2 x. cos2 x 
dx 2
d2y
4. Y = etg 2x+3 
dx 2
d3y
5. Y = log( 4 +2x+5 ) 
a x2
dx 3
d2y
6. Y = sec(x–3) 
dx 2

F. TURUNAN FUNGSI IMPLISIT


1. FUNGSI IMPLISIT
Selain fungsi eksplisit y =f(x) dikenal juga bentuk fungsi implisit yaitu
f(x,y)=0. Untuk mencari turunan fungsi implisit ada dua cara yang biasa di
tempuh:
a. jika fungsi implisit {f(x,y) = 0} dapat diselesaikan ke-y atau dapat dengan
mudah diubah menjadi fungsi eksplisit y = f(x) maka untuk mendapatkan
dy/dx dengan cara yang sudah dibicarakan yaitu :
d
 y   d  f x
dx dx
contoh : -2xy + x² - 1 = 0 (implisit)

x2 1
y (eksplisit)
2x
b. Jika fungsi implisit {f (x,y) = 0} sulit diselesaikan ke dalam y atau diubah
menjadi fungsi eksplisit maka perlu dibicarakan bagaimana mencari turunan
fungsi implisit seperti yang akan dibahas berikut ini.

2. TURUNAN PERTAMA FUNGSI IMPLISIT


Dari persamaan f (x,y) = 0 ruas kiri dan ruas kanan sama-sama diturunkan
(di deferensialkan) terhadap x dengan pengertian bahwa y adalah fungsi x.

f x, y   0 . Turunan ruas kiri akan mengandung


d d dy
dengan penyelesaian
dx dx dx
lebih lanjut akan didapatkan nilai dy/dx.
Contoh :

82
(1) Tentukan dy/dx dari fungsi implisit
x2y + 2xy2 + 3 = 0

Penyelesaian :
d 2
dx
 
x y 
d
dx
d
dx 
d

2 xy 2  3  0
dx
   
1 2 3 4

Untuk mempermudah penyelesaian dicari turunan masing-masing Suku.

1.
d 2
dx
 
x y 
d 2
dx
x y  
d
dy
 y    dy  x 2  2 xy  x 2 dy
dx dx

2.
d
dx
 
2 xy 2  2 x   y 2 
d
dx
d 2 dy
dy
y
dx
 
 2x  2 y 2  2 y 
dy
dx
 2 x  2 y 2  4 xy
dy
dx

3.
d
3  0 dan d 0  0 .
dx dx
dy dy
 2 xy  x 2  2 y 2  4 xy 0
dx dx
dy  2 y  x  y 
 
dx x x  4 y 

(2) x sin y + y cos x + xy = 0


d
x sin y   d  y cos x  d xy   0
dx dx dx
 dy   dy   dy 
 sin y  x cos y    y cos x  y sin x    y  x   0
 dx   dx   dx 

dy  sin y  y sin x  y
 
dx x cos y  cos x  x

3. TURUNAN KE-DUA FUNGSI IMPLISIT


Jika turunan pertama f (x,y) = 0 ada dan turunan ini di turunkan lagi
dengan pengertian y adalah fungsi x maka turunan ini disebut turunan ke-2 dari
f (x,y) = 0

83
Contoh :
Tentukan d2y/dx2 dari fungsi di bawah ini !

1. x2 + xy – y = 0
d 2
dx
 
x  xy    y   0
d
dx
d
dx

2x 
d
x   y  d  y   dy  x  d   y  dy
dx dy dx dy dx

dy dy
 2x  y  x  0
dx dx
dy  2 x  y

dx x 1


d
2 x   d  y  dy  d x  dy  d  dy  x  d  dy   0
dx dy dx dx dx dx  dy  dx  dx 

dy dy d2y d2y
2   x 2  2 0
dx dx dx dx

  2x  y  d y
2
2  2   2 x  1  0
 x  1  dx
d 2 y  2  4x  2 y

dx 2 x  12

2. x + xy + y – 2 = 0
d
x  d xy   d  y   0
dx dx dx
dy dy
1 y  x   0
dx dx

 1  y  x  1
dy
0
dx
dy  1  y

dx x 1

84

d
0  dy  d  dy .x  1  d x  1. dy  0
dx dx dx  dx  dx dx

dy d 2 y
 2 x  1 
dy
0
dx dx dx

 dy  d y
2
2   2 x  1  0
 dx  dx
 1 y  d y
2
2   2 x  1  0
 x  1  dx
d 2 y 2  2y

dx 2 x  12
SOAL :

1. X 2Y 2  XY 2  XY  2Y  0
X
2.  ln Y 2  SinY  0
Y
3. SinY  2CosXY  2Y 2  0
4. X² Y – X Y² + X²+ Y² = 0
5. X³ Y + X Y³ = 2 dan X = 1

https://matematikastudycenter.com/kelas-10-sma/99-dasar-trigonometri-10-sma
https://www.pinterpandai.com/rumus-trigonometri-contoh-soal-jawaban/

85
BAB VII
Garis Singgung Fungsi dan garis normal
Standar Kompetensi : Menggunakan garis singgung fungsi dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : Menerapkan sifat dan aturan garis singgung fungsi

7.1. Garis Singgung Fungsi


Sebelum kita belajar ke materi inti yaitu cara mencari persamaan garis
singgung kurva, kita harus tahu dulu mengenai gradien garis yang disimbolkan
dengan m, dimana :
1. gradien garis untuk persamaan y = mx + c adalah m

a
2. gradien garis untuk persamaan ax + by = c, maka m  
b
3. gradien garis jika diketahui dua titik, misal (x1,y1) dan (x2,y2) maka untuk
y  y1
mencari gradien garisnya m  2
x 2  x1

Gradien dua garis lurus, berlaku ketentuan :


1. jika saling sejajar maka m1=m2

1
2. jika saling tegak lurus maka m1.m2=-1 atau m2  
m1

7.2. Persamaan Garis Singgung Kurva


Sebuah garis disebut sebagai garis singgung kurva jika garis tersebut
hanya memiliki satu titik persekutuan (titik singgung) dengan kurva. Karena garis
singgung hanya memiliki satu titik persekutuan dengan kurva, maka untuk
mendapatkan nilai kemiringannya dapat kita dekati dengan garis lain (garis secan)
yang gradiennya dapat ditentukan secara langsung.

Jika terdapat kurva y = f(x) disinggung oleh sebuah garis di titik (x1, y1)
maka gradien garis singgung tersebut bisa dinyatakan dengan m =
f'(x1). Sementara itu x1 dan y1 memiliki hubungan y1 = f(x1). Sehingga persamaan
garis singgungnya bisa dinyatakan dengan y – y1 = m (x – x1).

86
Jadi intinya jika kita akan mencari persamaan garis singgung suatu kurva
jika diketahui gradiennya m dan menyinggung di titik (x1,y1) maka kita gunakan
persamaan: y – y1 = m (x – x1).

Gambar garis singgung kurva

Sedangkan jika diketahui 2 titik, misalnya (x1,y1) dan (x2,y2) maka untuk
mencari persamaan garis singgung dari dua titik tersebut kita dapat gunakan
persamaan:

y  y1 x  x1

y 2  y1 x2  x1

Contoh:

1. Tentukan persamaan garis singgung pada kurva y = x³ – 3x di titik (2, 3)

Penyelesaian:

f(x) = x3 – 3x

f’ (x) = 3x2 – 3

m = f’ (2) = 3.22 – 3 = 9

Jadi, persmaan garis singgungnya adalah

y – y1 = m(x – x1)

87
y – 3 = 9 (x – 2)

y – 3 = 9x – 18

y = 9x – 15

2. Tentukan persamaan garis singgung pada kurva y = x4 – 7x2 + 20 di titik


yang berabsis 2 ?

Penyelesaian:

x=2

y = x4 – 7x2 + 20= 24 – 7.22 + 20 = 16 – 28 +20 = 8

m = y’ = 4x3 – 14x = 4.23 – 14.2 = 32 – 28 = 4

Jadi, persamaan garis singgungnya adalah

y – y1 = m(x – x1)

y – 8 = 4 (x – 2)

y – 8 = 4x – 8

y = 4x

3. Tentukan persamaan garis singgung pada kurva y = x3 + 10 di titik yang


berordinat 18 ?
Penyelesaian :
Ordinat adalah nilai y, maka
y = 18
x3 + 10 = 18
x3 = 8
x=2
m = y’ = 3x2 = 3.22 = 12
Sehingga persamaan garis singgungnya
y – y1 = m(x – x1)
y – 18 = 12(x – 2)

88
y – 18 = 12x – 24
y = 12x – 6

4. Persamaan garis singgung pada kurva y = x4 – 5x2 + 10 di titik yang


berordinat 6 adalah

penyelesaian :
ordinat = 6
x4 – 5x2 + 10 = 6
x4 – 5x2 + 4 = 0
(x2 – 1)(x2 – 4) = 0
(x + 1)(x – 1)(x + 2)(x – 2) = 0
x = -1 atau x = 1 atau x = -2 atu x = 2

untuk x = -1
m = 4x3 – 10x = -4 + 10 = 6
y – y1 = m(x – x1)
y – 6 = 6(x + 1)
y – 6 = 6x + 6
y = 6x + 12

Untuk x = 1
m = 4x3 – 10x = 4 – 10 = -6
y – y1 = m(x – x1)
y – 6 = – 6(x – 1)
y – 6 = – 6x + 6
y = – 6x + 12

Untuk x = -2
m = 4x3 – 10x = 4(-2)3 – 10(-2) = 4(-8) + 20 = -32 + 20 = -12
y – y1 = m(x – x1)
y – 6 = – 12(x + 2)
y – 6 = –12x – 24
y = –12x – 18

89
Untuk x = 2
m = 4x3 – 10x = 4.23 – 10.2 = 4.8 – 20 = 32 – 20 = 12
y – y1 = m(x – x1)
y – 6 = 12(x – 2)
y – 6 = 12x – 24
y = 12x – 18

Jadi, ada 4 persamaan garis singung, yaitu y = 6x + 12, y = -6x = 12, y = -12x
– 18 dan y = 12x – 18

5. Persamaan garis singgung pada kurva y = 3x4 – 20 yang sejajar dengan garis
y = 12x + 8 adalah

Jawab :
y = 3x4 – 20
y’ = 12x3
Persamaan garis yang sejajar dengan garis singgung adalah
y = 12x + 8
maka gradien garis ini adalah m1 = 12
Karena sejajar maka gradiennya sama sehingga gradien garis singgung (m2)
adalah
m2 = m1 = 12
gradien garis singgung ini sama dengan turunan kurva sehingga
y’ = 12
12x3 = 12
x3 = 1
x=1
maka y = 3x4 – 20 = 3 – 20 = – 17
Persamaan garis singgungnya adalah
y – y1 = m(x – x1)
y + 17 = 12(x – 1)
y + 17 = 12x – 12
y = 12x – 29

90
6. Garis yang menyinggung kurva y = 12 – x4 dan tegak lurus dengan x – 32y
= 48 mempunyai persamaan ….

Jawab :
y = 12 – x4
y’ = – 4x3

Sedangkan
x – 32y = 48
32y = x – 48

x  48
y
32
1 48
y x
32 32
1 3
y x
32 2

1
Garis ini memiliki gradien m1 
32
Karena garis singgungnya tegak lurus dengan garis ini maka

m1.m2 = -1
 1 
   m2  1
 32 
m2= - 32
m2 ini adalah gradien garis singgung, sehingga sama dengan turunan
y’ = -32
– 4x3 = -32
x3 = 8
x=2
y = 12 – x4 = 12-24 = -4
maka persamaan garis singgungnya
y – y1 = m(x – x1)
y + 4 = -32(x – 2)

91
y + 4 = -32x + 64
y = -32x + 60

7.3. Persamaan Garis Normal


Setelah memahami garis singgung dan gradien garis singgung, belum
lengkap jika Anda belum mengetahui tentang garis normal. Karena pada setiap
garis singgung suatu kurva, terdapat garis normal yang tegak lurus dengan garis
singgung tersebut. Perhatikan gambar berikut:

Gambar garis normal

1
Persamaan garis normal bergradien  dan melalui A(x1,y1), maka;
m

y  y1  
1
x  x1 
m

Contoh:
1. Tentukan Persamaan garis normal pada kurva y = x4 - 7x2 + 20 di titik yang
berabsis 2 adalah...

Penyelesaian:

92
y = x4 – 7x2 + 20

karena x = 2, maka y = 24 – 7.22 + 20 = 16 – 28 + 20 = 8

sehingga titik singgungnya adalah A(2, 8).

Untuk mencari gradien, maka:

m = y’

m = 4x3 – 14x = 4 . 23 – 14 . 2 = 32 – 28 = 4

jadi, gradient (m) = 4 melalui titik A(2, 8)

mencari persamaan garis normal

1 1
garis gradien singgung m = 4, gradient garis normal m2   
m 4

1
garis normal bergradien m2   , melalui titik A(2, 8)
4

Maka, persamaan garis normalnya adalah:

y  y1  m2 x  x1 

y 8  
1
 x  2
4

4 y  8  1x  2
4 y  32   x  2
x  4 y  34

Jadi, persamaan garis normalnya adalah x + 4y = 34

2. Tentukan Persamaan garis normal pada kurva y = x3 + 10 di titik yang


berordinat 18 adalah

Penyelesaian:

y = x3 + 10

93
karena y = 18, maka

18 = x3 + 10

18 – 10 = x3

x 3  18
x3 82

sehingga titik singgungnya adalah A(2, 18).

Untuk mencari gradien, maka:

m = y’

m = 3x2 = 3 . 22 = 12

jadi, gradient (m) = 12 melalui titik A(2, 18)

mencari persamaan garis normal

1 1
garis gradien singgung m = 12, gradient garis normal m2   
m 12

1
garis normal bergradien m2   , melalui titik A(2, 18)
12

Maka, persamaan garis normalnya adalah:

y  y1  m2 x  x1 

y  18  
1
 x  2
12

12 y  18   1x  2
12 y  216   x  2
x  12 y  218

Jadi, persamaan garis normalnya adalah x + 12y = 218.

3. L

94
95
BAB VII
DALIL L’HOSPITAL

Berdasarkan Dalil L’Hospital, dalam kondisi tertentu limit dari


pembagian dua fungsi dapat diselesaikan dengan prinsip turunan. Limit
fungsi itu merupakan limit pembagian turunannya.

Dengan dalil L’Hospital, kita dapat menyelesaikan limit pembagian


fungsi f(x)/g(x) yang tidak terdefenisi dengan menggunakan pembagian
turunan fungsi f(x) dan g(x). Dengan kata lain, jika f(x) = g(x) = 0 atau
tidak terhingga, maka limit dari pembagian fungsi tersebut dapat
diselesaikan dengan limit hasil bagi turunannya.

Jika dalam perhitungan diperoleh:

f x  f c 
lim g x  g c  0
x c

Maka dapat diselesaikan dengan:

f x  f ' x  f ' c 
lim g x  lim g ' x  g ' c
x c x c

Dengan catatan f’(x) dan g’(x) tidak sama dengan nol.cara


menggunakan dalil tersebut yaitu turunkan fungsi f(x) dan g(x)
menggunakan konsep differensial bkemudian subtitusikan nilai c

Contoh:

2 x 2  x  10
1. Hitunglah nilai dari lim
x  2 x  7 x  18
2

Penyelesaian:

96
2 x 2  x  10 22  2  10
2
0
lim  2  =
x 2 x  7 x  18
2
2  72  18 0

Karena hasilnya demikian, maka kita dapat gunakan dalil L’Hospital,


misalkan

f  x   2 x 2  x  10
f ' x   4 x  1
g  x   x 2  7 x  18
g ' x   2 x  7

2 x 2  x  10 4 x  1 42  1 8  1 9
lim  lim   
x 2 x  7 x  18
2
x 2 2 x  7 22  7 4  7 11

x2  9
2. Tentukan nilai dari lim
x 3 x  x  6
2

Penyelesaian:

Dengan dalil L’Hospital diperoleh:

f x  f ' x 
lim g x   lim g ' x 
x 3 x 3

x 9 2
2x 23 6 6
 lim  lim   
x 3 x  x6
2
x 3 2 x  1 23  1 6  1 5

3. Dengan menggunakan dalil L’Hospital hitunglah nilai dari:


3x 2  14 x  8
lim
x 4 x 2  3x  4

Pembahasan :

Dengan dalil L’Hospital diperoleh:

f x  f ' x 
lim g x  lim g ' x
x 4 x 4

97
3x 2  14 x  8 6 x  14
lim  lim
x  3x  4 x4 2 x  3
2
x4

64  14 24  14 10
   2
24  3 83 5

1  cos 4 x
4. Tentukan nilai dari lim
x 0 x2

Pembahasan:

f x  f ' x 
lim g x  lim g ' x
x 0 x 0

1  cos 4 x 4  sin 4 x 4  4
lim 2
 lim  8
x 0 x x 0 2x 2

98
Turunan sebagai Laju Perubahan
Jika f fungsi dari x, maka nilai dari
f x  h   f x 
f x   diintrepasikan sebagai nilai dari perubahan f oleh
h
perubahan x sejauh h. Nilai perubahan sesaat terhadap titik x di x0 adalah
turunan f terhadap x di x0 yaitu
f x  h   f x 
f ' x   lim
h0 h

Jarak, Kecepatan, dan Percepatan


Andaikan suatu objek bergerak sepanjang garis lurus, posisi objek
bergantung pada waktu t sehingga s=f(t).
Kecepatan gerak objek pada waktu t ditulis:

Aplikasi Turunan
Nilai ekstrim suatu fungsi :
Definisi adalah f fungsi dengan domain Df
 f mempunyai nilai minimum mutlak di

 f mempunyai nilai maksimum mutlak pada

minimum mutlak dan maksimum mutlak disebut ekstrim mutlak.


Teorema :

Teorema : Jika f mempunyai min atau maks local di titik c D dan f ’


ada, maka
f ’ (c) = 0

99
cara mencari nilai ekstrim pada fungsi kontinu pada interval tertutup
berhingga:
1. hitung semua nilai pada titik ujung dan titik kritis
2. tentukan nilai terbesar dan yang terkecil
Contoh :
Tentukan nilai ekstrim fungsi g!
Jawab :
a. titik – titik ujung adalah t= – 1 dan t=2
t= – 1 ; g(– 1)=– 5
t= 2 ; g(2)= 4
b. titik kritis

 Definisi :
1. Fungsi f dikatakan fungsi naik pada interval I jika f(x 1) < f(x2) untuk
x1<x2 ; x1 x2 I
2. Fungsi f dikatakan fungsi turun pada interval I jika f(x1)>f(x2) untuk
x1>x2 ; x1x2 I
3. f naik atau f turun disebut fungsi monoton

teorema : Andaikan f kontinu pada [a,b] dan diferensiabel pada (a,b) maka
1. Jika f ’(x)>0, x (a,b), maka f naik pada (a,b)
2. Jika f ’(x)<0, x (a,b), maka f turun pada (a,b)
Contoh :
Gunakan uji turunan pertama untuk menentukan interval dimana f naik atau turun.

Jawab :

100
Uji tanda interval
+ – +
–3 3

Jadi, f naik pada interval


f turun pada interval (– 3, 3)

 Teorema Uji Turunan Kedua : misal y=f(x) fungsi yang


diferensiabel tingkat 2 pada interval I,
1. Jika f’(c)=0 dan f’’(c)<0, maka f mempunyai maksimum local di x=c
2. Jika f’(c) =0 dan f’’(c)>0, maka f mempunyai minimum local di x=c
3. Jika f’(c)=0 dan f’’(c)=0, maka f mempunyai titik belok di x=c

 Terapan Masalah Optimasi ( Applied Optimization Problems)


 Menentukan nilai x
 Menentukan fungsi optimasi
 Kendala / batasan / domain fungsi
 Pengujian dilakukan pada titik kritis :
a. Titik – titik ujung interval
b. Titik dimana fungsi optimasi = 0
Soal !

x
9 – 2x
24 – 2x
24 cm
9 cm
x

Carilah ukuran kotak yang volumenya maksimum. Berapakah volume kotak ini ?
 Fungsi optimasi :
 Kendala / batasan / Domain Fungsi

101
Sehingga domain fungsinya

 Pengujian dilakukan pada titik kritis :


a. Titik – titik ujung interval
x=0 ; V(x)=0
x=6 ; V(x)=0
b. Titik dimana V’(x)=0

syarat interval yaitu . Sehingga, nilai x yang kita


ambil hanyalah x=2 karena masuk dalam selang interval tadi.
x=2 ; V(2)= 200
jadi, Volume maksimum kotak 200 cm3 dengan panjang=20 cm, lebar= 5cm dan
tinggi 2 cm

102

Anda mungkin juga menyukai