Limbah merupakan sumber daya yang sudah tidak dapat dimanfaatkan atau sumber daya yang
telah kehilangan fungsinya. Menurut wujudnya limbah dibedakan menjadi limbah padat, limbah cair, dan
gas. Munculnya limbah dalam industri pangan tidak dapat dihindari, baik limbah cair, padat, atau gas.
Pengolahan limbah merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi reduksi (reduction), pengumpulan
(collection), penyimpanan (storage), pengangkutan (transportation), pemanfaatan (reuse/recycling),
pengolahan (treatment), dan penimbunan (disposal). Pengolahan atau penanganan limbah bertujuan untuk
menghindari pencemaran lingkungan.
sludge
(kotoran/endapan) yang
dimasukkan ke
bioreaktor kembali kelebihan sludge
yang dikeluarkan
Dalam pengolahan sistem lumpur aktif terdiri atas 2 unit yaitu, bioreaktor/tangki aerasi dan tangki
sedimentasi. Limbah cair dan biomassa/mikroba pengurai dicampur dalam bioreaktor dan diaerasi/diaduk.
Suspensi selanjutnya masuk ke dalam tangki sedimentasi dan terjadi pengendapan. cairan/air dibuang dan
sebagian endapan (biomassa) dimasukkan ke dalam biorekator dan sebagian dikeluarkan. Dalam sistem
lumpur aktif mikroorganisme akan mengkonversi bahan organik terlarut menjadi air dan karbondioksida dan
sebagian menjadi biomassa serta terjadi eliminasi/penguraian unsur nitrogen dan fosfor sehingga dapat
mencegah eutrofikasi pada perairan. Contoh pengolahan limbah dengan sistem lumpur aktif adalah
pengolahan limbah cair industri tapioka, nata de coco, atau industri kecap. Kekurangan dalam sistem ini
adalah besarnya biaya investasi dan operasi karena dalam sistem ini memerlukan pompa dan blower dan
energi listrik.
efluen
influen
kelebihan
rsirkulasi suldge
influen
pengisian pengisian
CO2
aerasi
perombakan C,
nitrifikasi
N2
pengadukan denitrifikasi
sedimentasi
pengendapan lumpur
efluen
pembuangan
efulen & lumpur lumpur
e. Kolam oksidasi
kolam oksidasi merupakan salah satu sistem pengolahan limbah cair tertua, dan merupakan
perkembangan dari cara pembuangan limbah cair secara langsung ke badan air. Pada sistem kolam.
konsentrasi mikroorganisme relatif kecil, suplai oksigen dan pengadukan berlangsung secara alami,
sehingga proses perombakan bahan organik berlangsung relatif lama dan pada area yang luas. Berbagai
jenis mikroorganisme berperan dalam proses perombakan, organisme heterotrof aerobik dan anaerobik
berperan dalam proses konversi bahan organik; organisme autotrof (fitoplankton, alga, tanaman air)
mengambil bahan-bahan anorganik (nitrat dan fosfat) melalui proses fotosintetsis.
Sistem kolam merupakan sistem pengolahan limbah cair sederhana yang tidak memerlukan
peralatan mekanis, mudah dioperasikan dan tidak memerlukan biaya tinggi. Kekurangan sistem ini adalah
sangat tergantung pada cuaca, dan memerlukan lahan luas, serta berpotensi menimbulkan bau busuk
terutama pada malam hari dimana suplai oksigen tidak mencukupi untuk proses aerobik. Selain itu, kolam
juga dapat digunakan sebagai tempat berkembang biak nyamuk.
Sistem septik tank merupakan salah satu cara pengolahan limbah cair yang paling sederhana.
Dalam sistem septik tank proses perombakan limbah cair berlangsung dalam kondisi anaerobik. Sistem
septik tank harus dilengkapi dengan fasilitas untuk peresapan efluen. Kelebihan sistem septik tank untuk
pengolahan limbah cair industri pangan antara fain adalah: dapat diterapkan untuk hampir semua jenis
limbah industri pangan dengan kadar bahan organik tinggi, dapat diterapkan untuk debit limbah cair kecil
dan dan tidak kontinu, biaya konstruksi, operasi dan pemeliharaan rendah, dan tidak memerlukan keahlian
khusus baik untuk konstruksi maupun pengoperasiannya. Kelemahan sistem ini adalah berpotensii
mencemari air tanah.
Sumber:
Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah Departemen Perindustrian. 2007. Pengelolaan Limbah Industri
Pangan. Jakarta: Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah Departemen Perindustrian