Anda di halaman 1dari 1

Juna senang sekali mendapat hadiah kotak Ade tersenyum kecil.

“ Soalnya yang
pensil dari ayahnya. Ayahnya memberikan hadiah gambar ultramen jelek.”
itu karena Juna mendapat nilai 89 saat ulangan Dengan cekatan, Juna membuka tasnya. Ia
matematika kemarin. ingin membandingkan kotak pensil miliknya
Kotak pensil Juna berbentuk mobil dengan milik Ade. Juna telah mengeluarkan isi
bergambar angry bird merah, kartun kesukaannya. tasnya tetapi kotak pensilnya tidak ada.
Jika dibuka tutupnya, kotak pensil itu bertingkat “Jangan-jangan itu punyaku, De. Kamu
tiga. Paling bawah diisi dua penghapus, tingkat ke mencurinya ya!” tuduh Juna.
dua diisi pensil, dan tingkat ke tiga diisi serutan “Ini punyaku. Aku membelinya kemarin
pensil. dengan Ibu.”
Juna tidak sabar ingin segera pagi. Ia ingin “Bohong. Kembalikan kotak pensilku!”
memperlihatkan kotak pensil itu kepada teman- “Tidak. Ini punyaku!” bantah Ade.
temannya, terutama kepada Ade teman “Bohong!” Juna merebut paksa kotak
sebangkunya. pensil itu dari tangan Ade tetapi Ade memegang
Keesokan harinya, Juna berangkat ke erat, tidak mau memberikannya begitu saja.
sekolah lebih awal dengan riang. Di kelas, sebelum Sementara itu, teman-teman Juna menonton saja.
bel berbunyi, ia memperlihatkan kotak pensilnya. Aksi rebut-rebutan kotak pensil baru berhenti
Semua teman Juna yang sudah datang merubung setelah ibu Nila masuk kelas.
Juna dan menyentuh kotak pensil itu. Ada pula “Ada apa ini?” tanya bu Nila.
yang memainkannya dengan membuka dan Juna panik mendengar suara bu Nila dan
menutupnya kembali. Semua temannya terkagum- serta merta ia dorong tubuh Ade hingga tersungkur
kagum karena baru pertama kali ini melihat ada ke lantai. Kotak pensil masih di tangan Ade.
kotak pensil bertingkat. Ade menangis sesunggukan dan tidak mau
“Kamu beli di mana, Jun?” tanya Ade. duduk sebangku dengan Juna.
Matanya tak lepas memandangi kotak pensil itu. ***
“Itu hadiah dari ayahku, aku tidak beli.” Sesampainya di rumah, Juna menangis dan
jawab Juna bangga. “Kata ayah, kotak pensil itu di melaporkan kepada ibunya kalau Ade telah mencuri
beli di toko Anugerah dekat balai desa.” kotak pensilnya tetapi ibunya tidak percaya dan
“Wah kok jauh, berapa harganya?” menyuruh Juna mencari kotak pensil itu sekali lagi.
“Aku tidak tahu.” Ade merasa kecewa “Lihat Bu. Di tas Juna tidak ada.” Seluruh
mendengar jawaban Juna. isi di dalam tas dikeluarkan di hadapan ibunya.
“Aku juga akan beli kotak pensil seperti “Sudah mencari di kamar?”
itu di toko Anugerah dengan ibuku nanti sore tetapi Juna menggeleng. Kemudian tanpa di aba-
bergambar ultramen.” ujar Ade saat ibu Nila aba, ia berlari menuju kamarnya. Beberapa menit
menerangkan di depan kelas. kemudian Juna muncul dari balik pintu kamarnya
“Kalau aku ‘kan tidak beli tapi hadiah.” dan menghampiri ibunya sambil senyum-senyum.
seloroh Juna tidak mau kalah. “Ternyata tertinggal di rumah, Bu.” ujar
*** Juna sambil berlari ke arah ibunya.
Matahari pagi bersinar cerah. Juna masuk Juna merasa senang sekaligus sedih.
ke dalam kelas dengan hati gembira seperti Senang karena kotak pensilnya telah kembali dan
kemarin. Hanya saja hari ini berbeda. Teman- sedih karena ia telah menuduh Ade mencuri kotak
temannya sudah mengerumuni Ade. Ternyata Ade pensilnya. Bahkan membuat Ade jatuh dan
telah membeli kotak pensil yang sama persis seperti menangis. Ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa
miliknya. besok pagi ia akan meminta maaf kepada Ade. Dan
“Kok sama punyaku. Katanya kamu mau ia ingin duduk sebangku dengan Ade lagi, seperti
beli yang bergambar ultramen. Kok nggak jadi.” biasanya.

Anda mungkin juga menyukai