MEKANIKA TEKNIK I
Ir. Ida Bagus Putu Bintana
08123940137/gusbint@yahoo.com
z'
z
L
+ 1 gp. Av
+ 1 gp. Dz'
z gp. Mz'
-
Gaya lintang hanya timbul jika P = 1.0 bekerja pada ujung konsole yang bebas,
yaitu sebelah kanan dari potongan sembarang z’. Gaya lintang selalu menjadi Q
= 1.0 tidak terikat pada titik tangkap gaya P = 1.0 selama titik tangkap itu
berada antara potongan yang kita perhatikan dan ujung konsole yang bebas.
Garis pengaruh pada gaya lintang juga menjadi suatu segiempat antara
potongan z’ yang diperhatikan dan ujung konsole yang bebas, seperti terlihat
pada gambar .
Garis pengaruh pada momen lentur hanya timbul jika gaya P = 1.0 bekerja antara
titik potong z’ yang kita perhatikan dan ujung konsole yang bebas. Antara
tumpuan dan titik potong z’ ordinat garis pengaruh menjadi = 0. Dari titik
potong z’ ke kanan ordinat tumbuh linier sampai gaya P = 1.0 bekerja pada
titik ujung konsole yang bebas dan mengakibatkan suatu momen sebesar M =
1.0 . z dengan ordinat = z.
Perlu diperhatikan bahwa tempat tumpuan menentukan tanda (+,-) garis
pengaruh pada gaya lintang demikian rupa, sehingga gaya lintang menjadi
positif jika tumpuan konsole berada di sebelah kiri dan menjadi negatif jika
tumpuan konsole berada di sebelah kanan.
Jika gaya P = 1.0 bergerak pada konsole yang sebelah kiri, reaksi tumpuan RA
akan tumbuh linier sampai gaya P = 1.0 bekerja pada ujung konsole yang bebas
dengan nilai :
a1 l
RA = 1,0
l
Jika gaya P = 1.0 bergerak pada konsole yang sebelah kanan, reaksi tumpuan RB
akan tumbuh linier juga dan kita dapat menentukan pengaruh atas tumpuan A
sebagai :
a2
RA = - 1,0
l
Gaya lintang pada titik potong c menjadi sama pada P = 1.0 sebelah kiri dari titik
potong c, dengan reaksi tumpuan RB yang negatif. Pada P = 1.0 sebelah kanan
dari titik potong c sama dengan reaksi tumpuan RA. Kejadian ini menentukan
garis pengaruh pada gaya lintang Dc seperti terlihat pada gambar.
Momen lentur pada titik potong c menjadi negatif jika gaya P = 1.0 bekerja pada
salah satu konsole. Hasil atau ordinat dapat kita tentukan sebagai :
a1
M = - RBx’ = - x' pada konsole sebelah kiri, dan
l
a2
M = - RAx = - x pada konsole sebelah kanan
l
Penentuan garis pengaruh pada momen lentur dapat kita lihat pada gambar:
z' c z''
A B
z1 x x' z2
a1 l a2
- a2
l gp. Av
a1+l 1 +
l
a1 -
l
1 + a2+l gp. Bv
l
1 a2
a1 - - gp. Dc
+ + l
l 1
a1.x'
l a2.x
- - l gp. Mc
x.x' +
l
1 -
4t 5t 7t
1m 1m
c d
A B
3 5 1
8 2.5
Penyelesaian :
Gambar garis pengaruh dari gaya-gaya yang akin dicari adalah sebagai berikut:
4t 5t 7t
1m 1m
c d
A B
3 5 1
8 2.5
4t 5t 7t
4t 5t 7t
1m 1m
1m 1m
- gp. Av
0.875
0.750
0.063
0.188
0.313
1 +
4t 5t 7t
1m 1m
4t 5t 7t
1.788
1.788
1 + gp. Bv
1m 1m
4t 5t 7t
0.125
0.250
0.375
1m 1m
1
- - gp. Dc
0.625
0.500
0.375
+ 4t 5t 7t
1
1m 1m
4t 5t 7t
1m 1m
0.188
0.938
0.563
- gp. Mc
1.250
1.500
1.875
+
4t 5t 7t
1m 1m
1 gp. Dd
+
4t 5t 7t
1m 1m
1 gp.Md
--
Dari penempatan beban pada gambar garis pengaruh tersebut diatas kita bisa
menentukan gaya-gaya yang bekerja yaitu:
Reaksi maximum + yang terjadi di perletakan A
Av max + = P1. y1 + P2 . y2 + P3 . y3
= 4 . 1 + 5 . 0.875 + 7 . 0.750
= 13.625 ton
Reaksi maximum - yang terjadi di perletakan A
Av max - = P1. y1 + P2 . y2 + P3 . y3
= 4 . 0.063 + 5 . 0.188 + 7 . 0.313
= -3.383 ton
Reaksi maximum + yang terjadi di perletakan A
Av max + = P1. y1 + P2 . y2 + P3 . y3
= 4 . 1.063 + 5 . 1.188 + 7 . 1.313
= 19.383 ton
Gaya lintang max + di titik c
Dc max + = P1. y1 + P2 . y2 + P3 . y3
= 4 . 0.625 + 5 . 0.500 + 7 . 0.375
= 7.625 ton
Gaya lintang max - di titik c
Dc max - = P1. y1 + P2 . y2 + P3 . y3
= 4 . 0.125 + 5 . 0.250 + 7 . 0.375
= - 4.375 ton
Moment max + di titik c
Mc max + = P1. y1 + P2 . y2 + P3 . y3
= 4 . 1.25 + 5 . 1.875 + 7 . 1.500
= 23.475 tm
1 g1 k 2 g2
A B C D
x x' z a b
b1 a1 l2 a2 b2
l1 l2 l3
g1 g2
A D
B C
gp. Av
+
a) 1
a2
l2
- gp. Bv
b) 1
+ a1+l2
l2
1
c) - gp. D1
+
1
d) gp. M1
+
x.x' a2
b1 1 l2
e) - - gp. D2
+
+
a1 1
b) 1
+ a1+l2
l2
1
c) - gp. D1
+
1
d) gp. M1
+
x.x' a2
b1 1 l2
e) - - gp. D2
+
+
a1 1
l2
a.a2
l2
f) - - gp. D2M2
a.b
1 l2 +
1
g) - gp. Dk
z
h) - gp. Mk
Yang perlu diperhatikan pada balok gerber adalah bahwa bagian balok yang
bergantung (tumpuan A s/d engsel g1) perhitungan menjadi suatu balok tunggal.
Ketentuan ini dapat kita lakukan juga pada penentuan garis pengaruh. Jika suatu
gaya bekerja sebelah kanan dari engsel g1 maka gaya itu tidak berpengaruh atas
tumpuan A, gaya lintang Q maupun momen lentur M.
Kesimpulan garis pengaruh pada bagian balok rusuk Gerber yang bergantung
hanya menerima pengaruh oleh gaya-gaya pada bagian yang bergantungan itu.
( gambar.a.c. dan d. )
Pada penentuan garis pengaruh bagian balok rusuk Gerber yang menjadi balok
tunggal dengan konsole pada kedua ujung maka perhitungan dan
penggambaran garis pengaruhnya adalah sama seperti garis pengaruh balok
konsole biasa. (antara engsel g1 dan g2). Jika misalnya gaya P = 1.0 melewati
engsel g1 pada jurusan ke tumpuan A, maka pengaruhnya atas tumpuan B makin
lama makin kecil. Jika gaya P = 1.0 bekerja pada tumpuan A gaya P itu tidak
mengakibatkan reaksi lagi pada bagian balok rusuk Gerber antara engsel-engsel
g1 dan g2 maka ordinat garis pengaruh = 0.
Atas dasar kejadian ini dapat kita tentukan garis pengaruh pada bagian balok
rusuk Gerber antara engsel-engsel g1 dan g2 pada reaksi tumpuan Bv gaya
lintang D2 atau momen lentur M2, seperti pada balok tunggal dengan konsole.
Kemudian dari ujung konsole yang menjadi engsel g1 atau g2 kita hubungkan titik
itu dengan titik tumpuan A atau D, masing-masing karena ordinat = 0. (Lihat
gambar.b.e.f.g. dan h.):
Pada balok rusuk Gerber dengan beban yang tidak langsung, ketentuan-
ketentuan dapat kita lihat pada bab sebelumnya (Beban yang tidak langsung).
Akhirnya dapat kita tentukan :
1. Garis pengaruh pada rekasi tumpuan, pada gaya lintang dan pada momen
lentur terdiri dari garis-garis yang lurus.
2. Garis pengaruh pada semua tumpuan mendapat ordinat = 0 dengan
kekecualian misalnya tumpuan A pada garis pengaruh pada reaksi tumpuan
A dan sebagai berikut.
3. Garis pengaruh pada tiap-tiap engsel mengubah jurusan (titik engsel = titik
patahan garis pengaruh).