tua angkat dari seorang Anak Kecil lugu yang berakhir mengharukan".
Sinopsis: Berawal saat pertama kali Pak Nuri menemukan Doni, saat itu Doni masih
bayi. Semua berjalan begitu cepat hingga dia merawatnya sampai sekarang. Rasa
sayangnya muncul dan bertambah seiring waktu begitu pula Doni terhadapnya.
Hingga suatu hari terjadi hal yang tidak di inginkan Pak Nuri, kejadian yang
mengharuskan Doni membuat keputusan yang di luar dugaan.
Fade in
Scene 1. Di Pinggir Jalan Besar
Ada banyak kendaraan lalu lalang dan beberapa orang menyapu jalanan.
Voice Over: Suara kendaraan lewat dan lirih suara sapu dari penyapu jalanan
Cast: Pak Nuri, Doni, dan beberapa Penyapu jalan.
Camera:
Longshoot- mengarah pada Pak Nuri dan penyapu jalanan lainnya.
One Shoot- mengarah pada Doni 1 yang datang.
One Shoot- mengarah pada Pak Nuri 1 yang sedang menyapu.
Two Shoot- mengarah pada Pak Nuri 2 Dan Doni 2.
Dialog:
Doni 1: Ayahh...
Pak Nuri 1: Sini nak ( sambil menoleh kearah Doni )
Kehangatan kasih sayang antara ayah dan anak sangat terasa diantara Pak Nuri dan
Doni
Cut to
Camera:
Two shoot- mengarah percakapan Doni dan Pak Nuri
Dialog:
Doni : Ayah makan dulu ini sambil istirahat yah.
Pak Nuri : Iya nak, kamu perhatian sekali pada ayah sih
Cut to
Ada sebuah mobil mewah terparkir di depan rumah Pak Nuri dan seorang Pria tua
dengan pakaian mewah.
Camera:
Longshoot- mengarah pada rumah Pak Nuri dari kejauhan.
Two shoot- mengarah pada percakapanan Doni dan Pak Nuri
Two shoot- mengarah pada percakapan Pak Nuri dan Pak Hasan.
Dialog:
Doni: Siapa itu yah ?
Pak Nuri: tidak tau nak, mungkin orang cari alamat.
Pak Nuri: Pak Hasan, ada apa? ( dengan wajah yang terkejut )
Pak Hasan: Iya ada perlu sama bapak tentang rumah ini.
Pak Nuri: Kenapa pak?
Pak Hasan: Saya kesini di suruh nyonya buat memberikan surat tanah rumah ini
sudah di rubah atasnama Bapak, tapii...
Pak Nuri: Tapi apa pak ?
Pak Hasan: Tapi Doni harus pergi ikut nyonya karna dia keponakan kandung nyonya.
Tiba-tiba Doni datang dan terdiam mendengar percakapan itu. Dan Pak Nuri
mendatangi Doni dengan menangis.
Suasana sejenak hening dalam rumah, Doni termenung memandangi Pak Nuri.
Camera:
Longshoot- mengarah seisi ruang tamu di dalam rumah Pak Nuri.
Twoshoot- mengarah pada percakapan Pak Hasan dan Doni
Two shoot- mengarah pada percakapan Pak Pak Nuri dan Doni
Close up- mengarah pada Pak Nuri
Dialog:
Doni: Begini pak saya tidak bisa ikut bapak.
Pak Hasan: Kenapa nak nyonya sangat merindukanmu dia menyesal, sekarang dia
sedang sakit.
Doni: Baiklah hanya beberapa hari saja.
Cut to
Camera:
Two shoot- mengarah pada percakapan Pak Nuri dan Doni
Close up- mengarah pada Doni
Close up- mengarah pada Pak Nuri
Longshoot- mengarah pada mobil yang di naiki Doni yang mulai menjauh.
Dialog:
Doni: Ayah.. Doni pergi dulu ya aku akan kembali ..(sembari menghapus air mata di
pipi)
Pak Nuri: Iya nak ( tak kuasa menahan air matanya)
Suasana hanyut dalam kesedihan, seperti tidak ada harapan lagi untuk Pak Nuri bisa
bertemu putri tersayangnya lagi.
Sound Effect: Suara mobil yang di kendarai Doni dan Pak Hasan mulai menjauh.
Cut to
Rumah yang sangat luas dan mewah jauh beda dengan rumah Pak Nuri.
Camera:
Longshoot- mengarah ke sekeliling rumah Bu Salma
One shoot- mengarah pada Doni yang sedang mengetuk pintu.
Two shoot- mengarah pada percakapan Pak Hasan dan Doni
Longshoot- Terlihat Bu Salma dari kejauhan
Two shoot- Mengarah percapakan Bu Salma dan Doni
Dialog:
Pak Hasan: Itu beliau bibi non Doni, Ibu Salma
Doni: iya pak ( mengangguk saja )
Cut to
Camera:
Two shoot- mengarah pada Pak Hasan dan Bu Salma
Two shoot- mengarah pada Doni dan Bu Salma
Dialog:
Bu Salma: Pak, tolong tinggalkan kami berdua, saya ingin bicara sesuatu dengan
Doni
Pak Hasan: Baik bu ( meninggalkan ruangan)
Cut to
Camera:
One shoot- mengarah pada pembantu berlari menuju Doni
Two shoot- mengarah pada Doni dan seorang pembantu
Close up- mengarah pada Doni terkejut
One shoot- mengarah pada Doni yang sedang berlari menuju kamar Bu Salma
Two shoot- mengarah pada Doni dan Bu Salma
Dialog:
Pembantu: Non, Nyonya memanggil katanya sakitnya sudah parah sekali, sudah
tidak kuat.
Doni: Ayo mbak kita kesana.
Doni: Bibiii..
Bu Salma: Saya sudah cukup bahagia bersamamu, terimakasih sa.. yaa.aang...
Doni: Bibiii... ( memeluk tubuh Bu Salma yang sudah menghembuskan nafas
terakhirnya )
Cut to
Camera:
Longshoot- mengarah ke suasana dalam ruang tamu
Two shoot- mengarah pada Pak Hasan dan Doni
Two shoot- mengarah pada Pengacara dan Doni
Close Up- mengarah pada Doni yang terharu
Dialog:
Pak Hasan: Ini non pengacara mau menyampaikan wasiat dari nyonya.
Doni: iya pak
Pengacara: Begini Doni, dalam surat terakhir Bu Salma memberitahukan jika dia
sudah membebaskan kamu untuk pergi dengan ayahmu lagi, dan mewasiatkan
semua hartanya untuk kalian.
Doni: Saya sangat senang pak, akhirnya bisa pulang kerumah ayah saya
Doni terharu dengan wasiat Bibinya yang telah menepati janjinya untuk bertemu
dengan ayahnya.
Cut to
Camera:
Two shoot- mengarah pada Doni dan Pak Hasan
Longshoot- mengarah pada mobil yang mulai meninggalkan rumah Bu Salma
Dialog:
Doni: Pak tolong antarkan saya ke rumah ayah sekarang ya.
Pak Hasan: Baik non.
Cut to
Scene 10. Di Depan Rumah Pak Nuri
Sebulan Lebih sudah Doni meninggalkan rumah pergi kembali ke keluarganya. Pak
Nuri hanya termenung memikirkan putri yang sangat dia sayangi itu.
Camera:
Longshoot- mengarah Pak Nuri terlihat sedang melamun di depan rumah dari
kejauhan
Close Up- mengarah pada Pak Nuri yang terkejut
Longshoot- mengarah pada Doni yang baru saja datang
Two shoot- mengarah pada percakapan Doni dan Pak Nuri
Dialog:
Pak Nuri: Donia, Kamu kembali nak (menangis terharu)
Doni: Iya ayah, aku tepati janjiku untukmu yah..
Pak Nuri: Doni...(sambil memeluk Doni)
Doni: Ayah ijinkan aku disini merawatmu, hanya itu yang bisa aku berikan sebagai
hadiah kecil untukmu ayah, aku menyayangimu ayah...
Pak Nuri: Iya naak.ayah juga sayang kamu, Kamu adalah hadiah terindah untuk
ayah..
Suasana hanyut dalam haru, kasih sayang antara ayah dan anak walaupun tak ada
ikatan darah.
Hadiah terbaik orang tua bukan sesuatu yang bernilai mahal, hanya dengan
kehadiran anak yang berbakti, santun, dan sangat mengasihi orang tuanya itu sudah
jadi hadiah yang terbaik.Tuhan sudah berpihak pada takdir yang menyatukan kasih
antara ayah dan putrinya. Doni sangat tidak percaya bisa kembali lagi bersama
ayahnya begitupun Pak Nuri yang sangat bahagia putrinya telah kembali
bersamanya.