Anda di halaman 1dari 6

Nama : M.

Hafizh Wiranata
Npm : 2004068

PEMBAHASAN
BRIKET

Pada Praktikum kali ini kami membahas tentang briket yaitu bagaimana cara
membuatnya dan mengujinya apakah baik atau tidak dengan menggunakan standar SNI
Briket adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan sebagai bahan
bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api. Briket yang paling umum
digunakan adalah briket batu bara, briket arang, briket gambut, dan briket biomassa. Pada
kali ini kami membuat briket menggunakan batubara yang berukuiran 40, 50, 60, 100,
dan 200 mesh batubara yang sudah dipreparasi agar kualitas dari briket tsb bagus, selain
itu kami juga menggunakan tepung tapioka sebagai bahan perekat dengan perbandingan
1 : 1 menurut SNI tapi kami disini tidak menggunakan prbandingan tsb karena briket
yang dihasilkan sulit terbakar karena kebanyakan perekat, jadi kami membuat briket
dengan perbandingan kurang lebih 2 : 1 batubaranya harus lebih banyak daripada bahan
perekat hal ini gunanya untuk membuat briket mudah terbakar saat diuji nanti.
Kami membuat 2 jenis briket batubara yaitu briket non karbonisasi yaitu briket
tidak mengalamai dikarbonisasi sebelum diproses menjadi briket dan harganya pun lebih
murah. Karena zat terbangnya masih terkandung dalam briket batubara maka pada
penggunaannya lebih baik menggunakan tungku sehingga akan menghasilkan
pembakaran yang sempurna dimana seluruh zat terbang yang muncul dari briket akan
habis terbakar oleh lidah api dipermukaan tungku. Briket ini umumnya digunakan untuk
industri kecil sedangkan briket batubara karbonisasi yaitu jenis ini mengalami terlebih
dahulu proses dikarbonisasi sebelum menjadi Briket. Dengan proses karbonisasi zat-zat
terbang yang terkandung dalam Briket Batubara tersebut diturunkan serendah mungkin
sehingga produk akhirnya tidak berbau an berasap, namun biaya produksi menjadi
meningkat karena pada Batubara tersebut terjadi rendemen sebesar 50%. Briket ini cocok
untuk digunakan untuk keperluan rumah tangga serta lebih aman dalam penggunaannya.
Dan ada 5 parameter yang diuji dalam menentukan briket tsb bagus atau tidak bagus
kualitasnya yaitu :
1. Kadar air briket : 1,06%
2. Kadar Abu briket : 0,9127%
3. Kadar Zat Terbang : 0,58%
4. Laju Pembakaran (Uji Nyala) : 61,177879 gram/menit
5. Kuat tekan : 0,36482 kg/cm2

Dari hasil tersebut bisa kita ketahui bahwa briket yang kami buat sudah sesuai
standar tapia da beberapa kesalahan saja dalam pembuatannya misalnya perbandingan
batubara dan bahan perekat yang tidak valid.
PEMBAHASAN
UJI KUALITAS BRIKET

Pada praktikum kali ini kami melakukian uji kualitas pada briket kami yang
sudah buat dimana uji ini meliputi beberapa parameter yaitu uji kadar air, uji kadar abu,
zat terbang, laju pembakaran, dan uji tekan Adapun yang kami dapatkan sebagai beikut:

1. Kadar air briket

Dimana :
a = Massa sampel awal dalam keadaanbasah ( gram )
b = Massa sampel hasil penyusutan dalamkeadaan kering ( gram )
Menurut Standar SNI kadar air harus dibawah 10% bisa dikategorikan bagus
kualitasnya, pada praktikum kali ini kadar air briket kami 1,06% dibawah standar
SNI.dalam parameter kadar air briket kami memenuhi standar SNI.

2. Kadar abu briket

Dimana :
a = Massa sampel awal (gram)
b = Massa abu total (gram)
Menurut Standar SNI kadar abu dibawah 8% dikategorikan bagus kualitas
briketnya, pada praktikum kali ini kadar abu pada briket kami 0,9127% jadi sudah
memenuhi standar SNI.

3. Kadar zat terbang

Dimana:
a = Massa sampel sebelum pemanasan(gram)
b = Massa sampel setelah pemanasan(gram)
Menurut Standar SNI zat terbang pada briket dikatakan bagus bila di bawah 15%,
pada praktikum kali ini briket kami kadar zat terbangnya yaitu 0,58% jadi sudah
memenuhi standar SNI yang menjadi acuan.

4. Perhitungan laju pembakaran


Laju pembakaran briket ditentukan dari berapa berat briket yang terbakar selama periode
waktu tertentu. Briket yang akan diuji laju pembakarannya dibakar di atas nyala api,
waktu pembakaran dihitung dari awal briket mulai terbakar sampai bara api briket mati.
Sisa pembakaran briket ditimbang dengan neraca analitik, pada kali ini kami
mendapatkan laju pembakaran briket kami yaitu 61,177879 gram/menit dengan rumus :

Dimana,
W1 = berat sebelum pembakaran (g),
W2 = berat setelah pembakaran (g),
t = waktu pembakaran

5. Kuat Tekan
Kuat tekan Tekanan didefinisikan sebagai gaya tekan yang bekerja pada satu satuan luas
permukaan yang mengalami gaya tekan. Simbol tekanan adalah P. Jadi, bila sebuah gaya
sebesar F bekerja pada sebuah bidang A (luas). Kami mendapatkan kuat tekan briket
kami yaitu 0,36482 kg/cm2 dengan rumus sebagai berikut:

Walaupun briket kami ada beberpa parameter yang dipenuhi bukan berarti briket
ini bagus ada banyak kekurangan dalam briket ini misalnya dalam laju pembakaran untuk
mendapatkan uji nyala api kami membutuhkan waktu 20 menit lebih untuk mendapatkan
nyala api.Dari 5 parameter tersebutlah kita bisa mengetahui apakah briket yang kita buat
bagus atau tidak menggunakan standar SNI sebagai acuan utama selain itu juga ada
bebrapa factor yang membuat briket tsb berbeda yaitu ukuran bukit, lama pengeringan,
bahan yang digunkan dan bahan perekat yang digunakan. Jadi bisa disimpulkan bahwa
briket yang kami buat cukup Bagus karena memenuhi beberpa standar SNI.
PEMBAHASAN
KARBON AKTIF

Pada praktikum kali ini kami membuat karbon aktif dari batubara yaitu cara
membuatnya dan mengujinya berhasil atau tidak, karbon aktif aktif adalah material
yang berbentuk butiran atau bubuk yang berasal dari material yang mengandung
karbon misalnya batubara, kulit kelapa, dan sebagainya. Dengan pengolahan
tertentu yaitu proses aktivasi seperti perlakuan dengan tekanan dan suhu tinggi,
dapat diperoleh karbon aktif yang memiliki permukaan dalam yang luas. Karbon
selain digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat digunakan sebagai adsorben
(penyerap). Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan
ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap karbon tersebut dilakukan aktifasi
dengan bahan-bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada temperatur tinggi.
Dengan demikian, karbon akan mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimia.
Kali ini kami membuat karbon aktif menggunakan batubara ukuran kurang
lebih 200 mesh dengan berat sampel 30 gram, dalam membuat karbon aktif ada 2
proses yaitu proses kerbonisasi yaitu proses pemecahan bahan-bahan organik
menjadi karbon. Suhu diatas 170°C akan menghasilkan CO, CO2 dan asam asetat.
Pada suhu 275°C, dekomposisi menghasilkan “ter”, metanol dan hasil samping
lainnya. Pembentukan karbon terjadi pada temperatur 400 – 600 0 C dan proses
aktivasi yaitu suatu perlakuan terhadap arang yang bertujuan untuk memperbesar
pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi
molekul – molekul permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik
fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan berpengaruh
terhadap daya adsorpsi.
hal pertama yang dilakukan yaitu masukkan sampel kedalam muffle
furnace selama1 jam dengan suhu 300 derajat Celsius.seletah itu dinginkan
sampel sampai suhu ruangan jika berhasil maka sampel batubara tsb jika disentuh
tidak akan lengket ditangan, seletah selesai hitung dulu kadar air nya sebagai
kadar air awal, lalu ambil 10 gram sampel batubara lalu masukkan kedalam
Erlenmeyer dan tambahkan 50 ml NaOH sebagai activator seletah itu aduk sampai
sampel tsb larut dengan NaOH lalu diamkan selama 1 jam dengan keadaan
tertutup.selanjutnya saring larutan tsb menggunakan kertas saring jika berhasil
maka larutan yang tersaring akan bening dan lanjut ambil ampas batubara yang
sudah disaring tsb lalu dimasukan kedalam oven dengan suhu 110 0
C sampai
benar benar kering, lalu hitung kadar air akhirnya untuk bisa mendapatkan kadar
air total pada karbon aktif tsb untuk datanya bisa dilihat diperhitungan.pada
praktikum ini karbon aktif kami gagal karena kurang lama dalam memanaskan
sampel yaitu kurang dari 1 jam hasilnya karbon aktif yang kami buat tidak
berhasil, tetapi kami bisa menguranagi kandungan air dalam sampel tsb.

Anda mungkin juga menyukai