Anda di halaman 1dari 3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Informasi Manajemen


Sejak permulaan peradaban, orang bergantung pada sistem informasi untuk
berkomunikasi antara satu dengan yang lain dengan menggunakan berbagai jenis instrumen/
alat fisik (hardware), perintah dan prosedur pemrosesan informasi (software), saluran
komunikasi (jaringan), dan data yang disimpan (sumber daya data).
Sistem informasi mengandung tiga aktivitas dasar di dalamnya, yaitu: aktivitas
masukan (input), pemrosesan (processing), dan keluaran (output). Tiga aktivitas dasar ini
menghasilkan informasi yang dibutuhkanorganisasi untuk pengambilan keputusan,
pengendalian operasi, analisispermasalahan, dan menciptakan produk atau jasa baru
Secara umum, sistem informasi adalah kombinasi teknologi informasi dan aktivitas
orang yang menggunakan teknologi untuk mendukung operasi dan manajemen. Dengan
demikian, sistem informasi merupakan proses menjalankan fungsi mengumpulkan,
memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk kepentingan
tertentu.
Perkembangan sistem informasi melalui alat pengolah data dari sejak jaman purba
sampai saat ini bisa kita golongkan ke dalam empat golongan besar, yaitu:
1) Peralatan manual, yaitu peralatan pengolahan data yang sangat sederhana, dan
faktor terpenting dalam pemakaian alat adalah menggunakan tangan manusia.
2) Peralatan mekanik, yaitu peralatan yang sudah berbentuk mekanik yang digerakkan
dengan tangan secara manual.
3) Peralatan mekanik elektronik, yaitu peralatan mekanik yang digerakkan secara
otomatis oleh motor elektronik.
4) Peralatan elektronik, yaitu peralatan yang bekerjanya secara elektronik.
Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia,
seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung
kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat
dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Disamping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali
tidak dapat bekerja dengan baik. Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut
terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak data).
Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting (vital) dalam mendesain sebuah
sistem informasi yang efektif (effective business system). Menyiapkan langkah atau metode
dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem baru.
Menurut O’Brien dan Marakas (2009) tujuan dari sistem informasi manajemen
adalah: menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa,
produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen; menyediakan informasi yang
dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan
berkelanjutan; menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Sistem Informasi Manajemen merupakan sistem informasi yang menghasilkan hasil
keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan
Untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen. Sistem informasi
manajeman digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasarnya terdiri
dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya
terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari.

2.2 Fungsi Sistem Informasi Manajemen


Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi
manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang
dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat
(level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada pengertian-
pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau
SIM adalah supaya organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan
keputusan manajemen, baik yang meyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-
keputusan yang strategis. Sehingga SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada
pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas
organisasi. Beberapa kegunaan/fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para
pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
2. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem
informasi secara kritis.
3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem
informasi.
5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
6. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem
informasi dan teknologi baru.
7. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.
8. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi,
mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau
pelayanan mereka.
9. Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat
berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.
10. Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada
tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia.
11. SIM untuk Pendukung Pengambilan Keputusan Sebuah sistem keputusan, yaitu model
dari sistem dengan mana keputusan diambil, dapat tertutup atau terbuka. Sebuah
sistem keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisah dari masukkan yang
tidak diketahui dari lingkungan. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap:
a. Mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya masing-
masing
b. Memiliki metode (aturan, hubungan, dan sebagainya) yang memungkinkan dia
membuat urutan kepentingan semua alternatif.
c. Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume
penjualan, atau kegunaan.
Konsep sebuah sistem keputusan tertutup jelas menganggap orang rasional yang
secara logis menguji semua alternatif, mengurutkan berdasarkan kepentingan hasilnya, dan
memilih alternatif yang membawa kepada hasil yang terbaik/maksimal. Model kuantitatif
pengambilan keputusan biasanya adalah model sistem keputusan tertutup. Sebuah sistem
keputusan terbuka memandang keputusan sebagai berada dalam suatu lingkungan yang rumit
dan sebagian tak diketahui. Keputusan dipengaruhi oleh lingkungan dan pada gilirannya
proseskeputusan kemudian mempengaruhi lingkungan. Pengambilan keputusan dianggap
tidak harus logis dan sepenuhnya rasional, tetapi lebih banyak memperlihatkan rasionalitas
hanya dalam batas yang dikemukakan oleh latar belakang, pandangan atas alternatif,
kemampuan menangani suatu model keputusan, dan sebagainya.

2.3 Hambatan dalam penerapan sistem informasi manajemen pada perusahaan

 Kekurangpahaman para pemakai tentang komputer.

Dalam hal ini, tidak semua orang mengerti dan menguasai tentang penggunaan
komputer. Masih banyak orang yang masih sangat awam tentang pengoperasian komputer itu
sendiri. Oleh karena itu, kekurangpahaman terhadap komputer menjadi salah satu hambatan
dalam dalam penerapan SIM.

 Kekurangpahaman para spesialis bidang informasi tentang bisnis dan peran manajemen.

Beberapa tahun yang lalu,para ahli di bidang TI mungkin belum menemukan


hubungan antara teknologi dan bisnis/manajemen. Tapi tahun – tahun belakangan ini, para
ahli TI sudah memikirkan adanya manfaat yang sangat besar jika teknologi dijadikan sebagai
bagian dari bisnis dan manajemen. Oleh karena itulah, sekarang mulai berkembang kegiatan
– kegiatan bisnis dan manajemen yang didukung dengan teknologi.

 Pemikiran bahwa komputer merupakan kebutuhan yang tidak terlalu penting.

Sekarang, sudah banyak perusahaan yang melirik SIM berbasis TI dengan bantuan
komputer untuk melancarkan kegiatan – kegiatan perusahaan. Tapi bukan berarti semua
perusahaan berpikiran seperti itu. Masih ada pula perusahaan yang mempertahankan SIM
dengan proses manual. Tetapi dapat dilihat bahwa SIM yang didukung dengan teknologi
(komputer) lebih efisien dibandingkan yang tidak menggunakan komputer.

Anda mungkin juga menyukai