Anda di halaman 1dari 12

UJI DAYA HANTAR LISTRIK PADA BENIH JAGUNG (Zea mays)

Disusun Oleh :

Ferawati 21713010
Maharani Miranti 21713016
Nanda Saputra 21713017
Rizki Rojabi 21713022
Rizky Ady Saputra 21713023

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PERBENIHAN


JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2022
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningkatnya kebutuhan benih harus diimbangi dengan jaminan kualitas benih.


Kulitas benih dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya lama penyimpanan
benih. Benih yang disimpan pada kurun waktu lama akan mengalami kemunduran
kualitas benih (deteriorasi) dengan ciri rendahnya viabilitas dan vigor benih.
Berdasarkan pendapat dari Saadjad et al. (1999) dalam Prastiwi (2007) menyatakan
kemunduran juga dipengaruhi oleh vigor benih, hal ini berkorelasi dengan benih yang
memiliki vigor tinggi merupakan benih berumur simpan lama.

Upaya mengetahui kualitas benih dapat dilakukan dengan berbagai pengujian benih,
seperti pengujian daya kecambah dan vigor. Pengujian daya kecambah dan vigor dapat
dilakukan secara cepat, salah satu cara pengujian cepat dengan menggunakan alat
conductivity meter. Pada pengujian ini dapat diketahui nilai daya hantar listrik (DHL)
yang menunjukkan kekuatan tumbuh suatu benih. Menurut Matthews pada powell
(2006) dalam Brillianti (2009) menyatakan bahwa vigor dari suatu benih merupakan
integritas membrane sel yang dapat dilihat melalui uji daya hantar listrik. Pengukuran
dilakukan terhadap nilai konduktivitas listrik dari air rendaman benih yang
mengindikasikan tingkat kebocoran elektrolit membrane sel benih.

Uji daya hantar listrik merupakan uji vigor yang dapat digunakan untuk mengevalusis
potensi fisiologi benih. Uji DHL dapat dilakukan dengan cepat, sederhana dan mudah.
Uji DHL pada beberapa komoditi terbukti dapat mengestimasi tingkat vigor dan
berkorelasi dengan daya tumbuh benih dilapangan. Namun, peraturan ISTA sebagai
referensi pengujian mutu benih hingga saat ini belum menetapkan metode standar uji
DHL untuk semua komoditi.

Penggunaan volume aquades dan lama perendaman yang beragam dari hasil
penelitian menimbulkan cara pandang berbeda dalam menentukan struktur operasional
prosedur (SOP) yang baku dalam melakukan pengukuran daya hantar listrik benih
dalam kegiatan praktikum maupun penelitian. Oleh karena itu perlu adanya penelitian
mengenai pengembangan metode pengujian vigor benih melalui konduktivitas agar
dapat memperoleh informasi tentang ketentuan jumlah air dan lama perendaman.
B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui daya hantar listrik pada benih jagung.
2. Untuk mengetahui perbedaan daya hantar listrik pada benih jagung
penyimpanan tahun 2009 dan penyimpanan tahun 2019.
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Vigor Benih

Vigor benih pada umumnya diartikan sebagai kemampuan tumbuh benih pada
keadaan sub optimum atau keadaan lingkungan tumbuh benih yang tidak sesuai dengan
lingkungan optimum benih. Menurut Sadjad (1999) dalam Eko wahyuni (2012) ciri-ciri
benih yang memiliki vigor baik yaitu pertumbuhan benih serempak dan merata pada
kondisi lapang bermacam-macam. Menurut balai besar pengujian mutu benih Tanaman
Pangan dan Hortikultura (2010) mengatakan vigor benih merupakan sejumlah sifat
yang menggambarkan beberapa karakteristik. Karakteristik tersebut berhubungan
dengan penampilan suatu lot benih yaitu:

a. Kecepatan dan kerempakan berkecambah dan pertumbuhan benih.


b. Kemampuan munculnya titik tumbuh kecambah pada kondisi lingkungan tidak
sesuai untuk pertumbuhan.
c. Kemampuan benih untuk berkecambah setelah mengalami penyimpanan.

Benih yang mengalami proses kemunduran akan menyebabkan turunnya kualitas dan
sifat benih jika dibandingkan ketika benih masak fisiologis. Turunnya kualitas benih
dapat mengakibatkan viabilitas dan vigor menjadi rendah, pada akhirnya akan
mengakibatkan tanaman yang tumbuh dilapang menjadi tanaman tidak tahan terhadap
kondisi lingkungan sub optimum dan tidak tahan terhadap hama penyakit. Tanda-tanda
benih mengalami deteriorasi dapat dilihat pada tanaman di lahan yang memiliki
viabilitas rendah, hasil panen jelek, berkurangnya laju respirasi dan meningkatnya
kandungan asam lemak dalam benih.

Menurut Prastiwi (2017) permeabilitas membrane sel yaitu tingkat kemudahan


membrane untuk dilalui gas dan zat-zat yang berdifusi lainnya. Semakin meningkat
permeabilitas membran sel semakin bocor sel tersebut. Hal ini dikarenakan membrane
kehilangan kemampuan untuk menyeleksi zat-zat yang keluar dan masuk sel. Membran
sel benih yang semakin permeable menyebabkan benih mengalami kebocoran yang
mengakibatkan substrat respirasi, antara lain glukosa, asam lemak, asam amino,
potassium, dan ion dalam jumlah yang bervariasi keluar dari sel. Menurut Bewley dan
Black (1985) dalam Brillianti (2009). Akibat dari kebocoran pertumbuhan kecambah
akan terganggu bahkan benih tidak mampu berkecambah. Substrat-substrat respirasi
yang keluar pada saat benih mengalami kebocoran adalah bagian pentig sel yang
memiliki fungsi untuk memperbaiki komponen membrane sel pada saat imbibisi.

II.2 Uji Daya Hantar Listrik

Uji daya hantar listrik (DHL) merupakan uji vigor yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi potensi fisiologis lot benih. Uji DHL dapat dilaksanakan dengan cepat,
sederhana, dan mudah. Uji DHL pada beberapa spesies terbukti dapat mengestimasi
tingkat vigor dan berkorelasi dengan daya tumbuh benih di lapangan.

Prinsip uji daya hantar listrik menurut Balai Besar Pengujian Mutu Benih Tanaman
Pangan dan Hortikultura (2010) adalah pengukuran terhadap konduktivitas listrk dari
air rendaman benih memberikan penilaian mengenai tingkat kebocoran elektrolit
jaringan tanaman. Pengukuran konduktivitas dilakukan terhadap air rendaman sejumlah
contoh benih sehingga memberikan perkiraan tentang vigor benih. Berdasarkan
pendapat dari Matthew dan Powell (2006) dalam Brillianti (2009) mengatakan bahwa
integritas membrane sel ditentukan oleh kemunduran benih karena perubahan secara
biokimia atau kerusakan fisik, hal ini dapat dipertimbangkan sebagai penyebab dasar
perbedaan vabilitas yang secara tidak langsung menentukan kebocoran benih selama uji
daya hantar listrik.

Pengukuran daya hantar listrik dapat dijadikan sebagai tolak ukur vigor benih,
pengukuran DHL didasarkan pada jumlah senyawa organik dari benih yang keluar pada
air saat perendaman dalam waktu tertentu. Lot benih yang memiliki vigor tinggi
merupakan benih yang mempunyai struktur sel dan membrane sel masih baik sehingga
dapat menahan bahan-bahan organik maupun anorganik dalam membrane benih.
III. METODELOGI
A. Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada tanggal 23 November 2022 di Laboratorium Produksi


Benih Politeknik Negeri Lampung.

B. Alat dan Bahan

Alat :

 Timbangan analitik
 Petridish
 Gelas ukur
 Gelas piala
 Botol kaca
 Conductivity meter

Bahan :

 Benih jagung penyimpanan tahun 2009


 Benih jagung penyimpanan tahun 2019
 Akuades
 Plastik
 Label
C. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Siapkan 3 sample benih jagung penyimpanan tahun 2009 dan 3 sample benih
jagung penyimpanan 2019, masing-masing sample 5 butir benih jagung.

Gambar 1. benih jagung Gambar 2. benih jagung


penyimpanan tahun 2009 penyimpanan tahun 2019
3. Timbanglah masing-masing sample menggunakan timbangan analitik.

4. Setelah itu, cuci sample jagung

5. Penakaran akuades 50 ml

6. Tuangkan aquades ke dalam botol yang sudah berisi sample


7. Lakukan uji dhl menggunakan conductivity meter

8. Tutup botol sample

9. Simpan sample di dalam kulkas


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil

Perlakuan Ulangan Nilai DHL Berat biji Konduktivitas


a. Benih 1 19,7 1,37 gr 13,13
penyimpanan 2009
2 20,3 1,32 gr 14,09
3 19,6 1,36 gr 13,16
b. Benih 1 22,6 1,43 gr 14,61
penyimpanan 2019
2 23,8 1,57 gr 14,07
3 20,7 1,30 gr 14,61

IV.2 Pembahasan

Nilai DHL
Rumus konduktivitas ¿ – Konduktivitas awal
Berat biji

 Benih penyimpanan 2009

19,7−1,7
Sample 1 : = 13,13
1,37

20,3−1,7
Sample 2 : = 14,09
1,32

19,6−1,7
Sample 3 : = 13,16
1,36

Rata – rata = 13, 46

 Benih penyimpanan 2019

22,6−1,7
Sample 1 : = 14,61
1,43

23,8−1,7
Sample 2 : = 14,07
1,57

20,7−1,7
Sample 3 : = 14, 61
1,30
Rata – rata = 14, 43

Pengukuran daya hantar listrik dapat dijadikan sebagai tolak ukur vigor benih,
pengukuran DHL didasarkan pada jumlah senyawa organik dari benih yang keluar pada
air saat perendaman dalam waktu tertentu. Lot benih yang memiliki vigor tinggi
merupakan benih yang mempunyai struktur sel dan membrane sel masih baik sehingga
dapat menahan bahan-bahan organik maupun anorganik dalam membrane benih.

Dari hasil uji daya hantar listrik dengan menggunakan benih penyimpanan tahun 2009
dan tahun 2019 yang telah kami lakukan, didapatkan hasil konduktivitas pada benih
penyimpanan 2009 yaitu :

 sample 1 = 13,13
 sample 2 = 14,09
 sample 3 = 13,16
Rata – rata = 13,46

Sedangkan hasil konduktivitas dari benih penyimpanan 2019 yaitu :

 sample 1 = 14,61
 sample 2 = 14,07
 sample 3 = 14,61
Rata – rata = 14,43

Dari hasil rata – rata nilai konduktivitas yang didapatkan , dapat diketahui bahwa
benih jagung penyimpanan tahun 2009 memiliki kebocoran elektrolit yang relatif lebih
rendah sehingga memiliki vigor tinggi. Sedangkan benih jagung penyimpanan tahun
2019 memiliki kebocoran elektrolit yang lebih tinggi.
V. KESIMPULAN

V.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum uji daya hantar listrik benih jagung yang telah kami
laksanakan menggunakan benih penyimpanan tahun 2009 dan benih penyimpanan
tahun 2019, didapatkan hasil bahwa kebocoran elektrolit (konduktivitas) benih
penyimpanan tahun 2019 lebih tinggi dibandingkan benih penyimpanan 2019.
DAFTAR PUSTAKA

https://publikasi.polije.ac.id/index.php/prosiding/article/view/767/507

https://pelitalaboratorium.wixsite.com/lingkungan/post/pengertian-konduktometer-
conductivity-meter

https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82754#:~:text=Uji%20daya%20hantar
%20listrik%20

Anda mungkin juga menyukai