Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

AGROTEKNOLOGI

ACARA 3
KERAPATAN SEBAR BENIH

Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Rizal Firrizzqi Alfi Syach
NPM : 2010401052
Kelas : Agroteknologi B
Asisten Praktikum : Nur Afifah & Zainul Abidin Zaki

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di Indonesia adalah negara terdapat beberapa jenis tanaman penghasil bahan
pokok atau pangan. Contoh dari tanaman pangan tersebut adalah Padi, Jagung,
Ketela/singkong, dan Sagu. Tanaman atau komoditas Padi (Oryza sativa) adalah salah
satu dari dari beberapa contoh tanaman pangan yang ada di Indonesia, dan juga hasil
dari tanaman ini juga yang paling banyak dikonsumsi di negara ini.
Dalam usaha untuk meningkatkan hasil dari padi yang ada maka digunakanlah
cara yakni penanaman atau budidaya dari padi. Budidaya padi diawali dengan
penyebaran benih, perkecambahan/pembibitan atau juga penyemaian, pemindahan bibit,
permbesaran vegetative, perbesaran generative, pemanenan. Dalam penyemaian dari
benih ini dilakukan dengan cara benih disebar pada suatu media/lahan yang telah
disiapkan. Adanya pembibitan atau penyemaian ini adalah suatu upaya dalam
menghasilkan bibit berkualitas dengan jumlah banyak dan sesuai rencana awal
penanaman (Edi et al, 2010).
Pada penyemaian terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dari
keberhasilan penyemaian itu sendiri. Faktor yang berpengarh adalah faktor yang bisa
dari dalam benih dan juga dari luar benih. Untuk mencegahnya agar benih dapat tumbuh
dan berkembang secara baik maka perlu akan memperhatikan dari faktor-faktor
tersebut.
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum acara 3 “Kerapatan Sebar Benih” adalah
agar mahasiswa mengetahui pengaruh kerapatan dari benih pada perkecambahan dan
mengetahui kulitas benih dan berat keringnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman padi (Oryza sativa) yang merupakan tanaman jenis serealia adalah
yakni tanaman yang bijinya dimanfaatkan okeh kebanyakan orang dan diolah menjadi
makanan pokok yaitu nasi. Siklus dari budidaya tanaman dini dimulai dari persiapan
dari media, pemilihan benih, persemaian, penanaman bibit, perawatan, pengendalian
atau pencegahan hama dan penyakit, dan pemanenan (Kalurahan Bawuran, 2018). Pada
pemilihan dari benih yang akan dilakukan persemaian harus dipilih benih yang baik dan
berkualitas selain itu juga pada media dari persemaian harus yang steril dengan terbebas
dari gulma dan memiliki unsur hara yang mecukupi bagi perkecambahan benih.
Persemaian adalah suatu tempat dimana dilakukannya penyemaian dari benih,
sedangkan penyemaian adalah suatu kegiatan untuk mengecambahkan benih hingga
menjadi bibit yang siap untuk dipindah tanam. Dalam penyemaian dari tanaman padi
terdapat beberapa faktor dimana mempengaruhi dari pertumbuhan bibit, Menurut
Fitriyantini (2019) bahwa faktor yang mempengaruhi adalah kedalaman dari air, suhu,
intensitas cahaya, banyaknya air, dan persediaan dari unsur hara. Selain dari itu juga
untuk perkecambahan dari tanaman pasti dipengaruhi oleh adanya kerapatan benih.
Pada kerapatan dari benih akan berpengaruh pada persaingan penyerapan dari unsur
hara dimana nantinya akar dari bibit akan saling bersaing untuk mendapatkan hara dari
tanah atau media tanam dan apabila terdapat bibit yang kalah dalam persaingan akan
membuat bibit tersebut menjadi mati.
Untuk mengukur dari keberhasilan akan penyemaian dari benih dapat dilakukan
perhitungan dari gaya kecambah dan juga indeks vigor. Ditinjau dari pengertiannya
untuk vigor adalah kemampuan tumbuh yang dimiliki benih namun pada kondisi
lapangan yang subnormal (Cutrisni dkk, 2015). Sedangkan gaya kecambah adalah
kemampuan yang dimiliki oleh suatu benih diamana dapat bertumbuh dan berproduksi
dengan normal (Ridho dkk, 2019). dan untuk kedua hal tersebut dihitung untuk
pengukuran akan benih yang berkecambah dan untuk gaya kecambah pada
perhitungannya ditunjukan dengan persentase(%).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan praktikum ini dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2021 dan tempat
dilaksanakannya praktikum adalah pada Lahan Praktikum Fakultas Pertanian di
Bandongan dan secara online di Dusun Tabang RT. 06 RW. 014, Desa Gulon,
Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan selama pelaksanaan dari praktikum adalah ember,
penggaris, oven dan alat tulis. Sedangkan untuk bahan yang digunakan adalah benih
padi, tanah dan air.
3.3 Cara Kerja
a. Alat dan bahan disiapkan dahulu
b. Tanah diisikan pada ember dengan tinggi dan berat yang sama
c. Air ditambahkan pada ember hingga kapasitas lapang
d. Benih padi disemai pada tiap ember dengan kerapatan 100, 75 dan 50g/m2
e. Benih dipelihara agar tumbuhnya tidak terganggu
f. 5 tanaman dipilih dan diberi tanda sebagai sampel pengamatan
g. Tinggi tanaman dan jumlah daun dihitung 3 hari sekali selama 2 minggu
h. Pemanenan dilakukan pada minggu ketiga dengan menimbang berat segar tiap
perlakuan
i. Tanaman dioven pada suhu 65-70oC selama 3 hari dan ditimbang
j. Summed Growth Ratio dihitung
k. Grafik tinggi tanaman dan jumlah daun dibuat dan dibuat histogram berat segar
dan keringnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Pengamatan
No. Pengamatan Gambar Keterangan

1. Minggu ke-1 Belum ada


benih yang
tumbuh

2. Minggu ke- 2 Tidak ada


benih yang
tumbuh
4.1.2 Grafik Tinggi Tanaman
1

0,9

0,8

0,7

0,6
P1 100g/m2
0,5
P2 75g/m2
0,4 P3 50g/m2
0,3

0,2

0,1

0
Hari Ke-1 Hari Ke-4 Hari Ke-7 Hari Ke-10 Hari Ke-13 Hari Ke-14

4.1.3 Grafik Jumlah Daun


1

0,9

0,8

0,7

0,6
P1 100g/m2
0,5
P2 75g/m2
0,4 P3 50g/m2
0,3

0,2

0,1

0
Hari Ke-1 Hari Ke-4 Hari Ke-7 Hari Ke-10 Hari Ke-13 Hari Ke-14

4.1.4 Perhitungan
Kapasistas Lapang
V1 Air =1000ml
V2 Air =650ml
KL = V1 - V2
= 1000ml – 650ml
= 350 ml
Kerapatan Tanaman
Luas Media Tanam = ∏ r2
= 3.14 . 122
= 3.14 . 144
= 452.16 cm2
= 0.0452 m2
Berat Benih
Kerapatan 50g/m2 = 0.0452 . 50
= 2.3 gram
2
Kerapatan 75g/m = 0.0452 .75
= 3.4 gram
Kerapatan 100g/m2 = 0.0452 . 100
= 4.5 gram
4.2 Pembahasan
Pada praktikum yang dilaksanakan pada acara ke 3 ini pada masing masing
ember memiliki kerapatan yang berbeda beda yang menjadikan kebutuhan benih dari
padinya juga berbeda dimana pada kerapatan 100g/m2 memiliki berat benih tertinggi
dengan 4.5 gram disusur pada kerapatan 75g/m2 (3.4gr) dan 50g/m2 yakni 2.3 gram.
Serta hasil perhitungan dari KL pada tanah sebagai media dari penyemaian adalah
350ml.
Hasil dari pengamatan yang dilakukan selama praktikum pada kerapatan 50, 75,
dan 100g/m2 didapati bahwa hasilnya tidak ada benih yang mengalami perkecambahan
sehingga data untuk tinggi tanaman dan jumlah daun adalah 0 atau tidak ada. Penyebab
dari gagalnya perkecambahan bisa dikarenakan oleh faktor dalam dan faktor luar dari
benih yang disemai. Dalam perkecambahan smenurut Imansari dan Haryanti (2017)
bahwa faktor yang mepengaruhi dalam perkecambahan dibagi 2 yakni dalam (hormon,
gen, tingkat kekerasan kulit dan ukuran biji serta persediaa makanan), dan luar yang
terdiri dari air, temperature, medium dan oksigen. Benih padi yang tidak berkecambah
dikarenakan dari faktor dalam dimana benih tersebut untuk kualitasnya kurang baik dan
daya dari viabilitas benih yang sudah menurun. Menurut Kolo dan Tefa (2016) benih
mengalami penurunan dari viabilitas dan vigornya selama proses dari penyimpanan.
Oleh sebab itu pada penyimpanan dari benih diperlukan penentuan umur dan waktu
simpan yang tepat, hal ini dikarenakan pengaruhnya pada benih apabila viabilitas dan
vigornya yang sudah sangat rendah akan membuat benih menjadi tidak bisa
berkecambah untuk menghasilkan bibit tanaman. Sehingga sebelum dilakukannya
praktikum perlu akan memperhatikan dari daya viabilitas, vigor, dan juga kualitas benih
agar praktikum dapat berjalan sesuai dengan yang seharusnya.
Karena gagalnya praktikum ini yakni pada perkecambahan atau penyemaian dari
benih padi yang tidak muncul satu pun bibit mengakibatkan juga pada tidak bisa
dihitungnya indeks vigor dan gaya kecambah dari benih. Sebab pada kedua perhitungan
tersebut diperlukan berapa dari benih yang berkecambah dan total benih yang
dikecambahkan. Pada praktikum ini untuk indeks vigor dan gaya kecambah benih
dianggap memiliki nilai 0.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada praktikum acara ke 3 yang dilaksanakan tidak ada benih yang mengalami
perkecambahan. Penyebab dari gagalnya praktikum ini adalah dari bahannya itu sendiri
dimana benih padi yang digunakan untuk viabilitas dan vigornya sudah menurun karena
penyimpananya yang sudah lama. Oleh karena itu data jumlah daun, tinggi tanaman,
indeks vigor dan gaya kecambah tidak didapatkan dan dihitung.
DAFTAR PUSTAKA

Cutrisni., Suwarno, F. C., Suwarno. 2015. Pengujian Vigor Daya Simpan dengan
Metode Pengusangan Cepat Fisik dan Vigor Kekuatan Tumbuh pada Benih
Padi. Buletin Agrohorti. 3(3). Hal 366-376.
Edi, S., Bobihoe, J. 2010. Budidaya Tanaman Sayur. Jambi. Balai Pengkaji Pertanian.
Fitriyantini, Z. 2019. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bibit Pada Tanaman
Padi. http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/70498/Faktor-Yang-
Mempengaruhi-Pertumbuhan-Bibit-Pada-Tanaman-Padi/. (Diakses pada 03
Desember 2021).
Kalurahan Bawuran. 2018. Langkah-Langkah Cara Menanam Padi. https://bawuran-
bantul.desa.id/first/artikel/143-Langkah-Langkah-Cara-Menanam-Padi. (Diakses
pada 03 Desember 2021).
Kolo, E., & Tefa, A. (2016). Pengaruh kondisi simpan terhadap viabilitas dan vigor
benih tomat (Lycopersicum esculentum Mill). Savana Cendana, 1(03), 112-115.
Ridho, K., Muhartini, S., & Kastono, D. Kualitas dan Daya Simpan Benih Hasil Panen
Kedelai Hitam (Glycine max (L.) Merill) yang Ditanam dengan Aplikasi
Mikoriza dan Rhizobium. Vegetalika, 8(1), 13-26.
LAMPIRAN

Menyiapkan alat dan bahan Mengisi 3 ember dengan tanah yang


beratnya sama

Menambahkan air ke dalam tanah hingga Memisahkan benih yang bernas


mencapai kapasitas lapang.

Menimbang kebutuhan benih pada Menimbang kebutuhan benih pada


kerapatan 50g/ kerapatan 75g/
Menimbang kebutuhan benih pada Menyemai benih padi pada tiap-tiap
kerapatan 75g/ ember dengan kerapatan sebar 100,
75, dan 50g/

Anda mungkin juga menyukai