Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PERMEABILITAS KEMASAN

Kelompok 4 :

Adibillah Muhammad J3G818098


Erwin Alfaredza J3G818195
Devi Putri Yulan J3G818111
Irma Junita J3G918150
Muhammad Ryanza J3G818102
Nita Agustin J3G818104
Zidan Fadia J3G818118

Dosen:

Candra Budiman, SP, M.Si

Asisten:

Astryani Rosyad, SP, M.Si

PROGRAM KEAHLIAN TEKNOOGI INDUSTRI BENIH

SEKOLAH VOKASI

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Laporan Praktikum Mata Kuliah Teknik
Penyimpanan Benih ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam penyelesaian laporan,penulismendapatkan dukungan, bimbingandan
saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis banyak mengucapkan terima
kasih kepadaBapak Candra Budiman, SP, M.Si selaku dosen mata kuliah Teknik
Penyimpanan Benih, Seluruh Asisten Praktikum, dan Teman-teman di Program
Studi Teknologi Industri Benih, yang telah memberikan motivasi dan kerja
samanya dalam penulisan laporan praktikum ini.

Semoga laporan akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan orang-orang yang
membutuhkan.

Sukabumi, 17 Mei 2019

Penulis

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
Penyimpanan benih merupakan suatu usaha untuk mempertahankan amutu
benih sampai benih itu ditanam kembali. Penyimpanan benih di daerah tropis
sering mengalami kendala terutama karena masalah kelembaban yang tinggi dan
fluktuasi suhu. Oleh karena itu, penyimpanan benih menggunakan kemasan
menjadi salah satu faktor yang harus diperhatikan karena penggunaan kemasan
kendalanya dapat memberikan sumbangan dalam mempertahankan viabilitas
benih.
Faktor utama di dalam pengemasan adalah jenis kemasan yang tahan
terhadap uap air karena penggunaan jenis kemasan merupakan faktor lingkungan
simpan dapat mempengaruhi viabilitas benih yang disimpan. Kemasan dibuat
dengan tujuan untuk melindungi mutu benih yang akan disimpan, sehingga jenis
kemasan yang kuat, tahan pecah, dan tahan sobek sangat dibutuhkan.
Permeabilitas kemasan terhadap gas merupakan sifat penting dalam
pemilihan jenis kemasan. Sifat permeabilitas bahan kemasan terhadap uap air
diperlukan untuk mempertahankan kadar air serta viabilitas benih. Faktor yang
harus menjadi perhatian adalah sealibility, elastisitas, harga, dan kemudahan
bahan untuk diperoleh.
Hasil penelitian Sianturi (2011) menunjukkan bahwa kadar air benih
bengkoang meningkat sangat nyata selama penyimpanan 16 minggu. Peningkatan
kadar air benih ini dipengaruhi oleh RH lingkungan penyimpanan dan kemasan
simpan benih. Kadar air benih dalam kemasan kaleng lebih tinggi daripada
kemasan plastik polietilen dan aluminium foil. Hal ini disebabkan oleh
kemampuan kemasan plastik polietilen dan aluminium foil yang lebih tinggi
dalam menahan masuknya air dan uap air dibandingkan dengan kaleng.

1
1.2.TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui permeabilitas dari beberapa
jenis bahan pengemasan dan bagaimana pengaruhnya terhadap benih dan kadar
air.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENYIMPANAN BENIH KEDELAI

Berikut adalah anjuran aturan pengemasan benih kedelai menurut Balitkabi:

• Benih dikemas menggunakan bahan pengemas kedap udara untuk


menghambat masuknya uap air dari luar kemasan ke dalam benih.
• Kantong plastik benih yang bening atau buram (kapasitas 2 atau 5 kg)
dengan ketebalan 0,08 mm satu lapis atau 0,05 mm dua lapis cukup baik
digunakan untuk mengemas benih kedelai hingga 8 bulan simpan pada
kondisi ruang alami (ruangan tanpa AC) dengan kadar air awal simpan
sekitar 9–10%.
• Kemasan yang telah berisi benih harus tertutup rapat dengan cara diikat
erat menggunakan tali atau bagian atas kantong dipres dengan kawat
nikelin panas.
• Kaleng atau blek bertutup rapat dengan kapasitas 10–15 kg dapat pula
dipakai untuk penyimpanan benih kedelai.

2.2. TUJUAN PENYIMPANAN

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pengembangan


tanaman kedelai adalah tersedianya benih bermutu dengan daya berkecambah
>80%. Benih bermutu dihasilkan melalui penanganan panen dan pasca panen
yang tepat, antara lain penyimpanan (Kartono, 2004). Kedelai merupakan
salah satu tanaman palawija yang memiliki kadar protein yang tinggi yaitu
37%. Selain protein, benih kedelai juga mengandung lemak cukup tinggi
yaitu 16%.

Kandungan protein dan lemak yang tinggi menyebabkan benih kedelai


cepat mengalami kemunduran terutama jika kondisi lingkungan simpan

3
kurang menguntungkan (Tatipata et al., 2004). Tujuan utama penyimpanan
benih adalah untuk mempertahankan viabilitas benih dalam periode simpan
yang sepanjang mungkin (Sadjad, 1977). Penyimpanan juga bertujuan untuk
menjaga ketersediaan benih dan untuk mengawetkan cadangan bahan tanam
dari satu musim ke musim berikutnya. Semakin berkembangnya pertanian
maka penyimpanan benih diarahkan untuk dapat mempertahankan viabilitas
benih sepanjang mungkin dengan mengkondisikannya pada penyimpanan
yang tepat (Justice dan Bass, 2002).

Benih yang dikemas dalam kemasan yang kurang baik akan


mengalami penurunan daya tumbuh sehingga diperlukan kemasan yang
sesuai bagi benih dalam penyimpanan. Fungsi kemasan dalam penyimpanan
benih adalah melindungi kualitas fisik maupun fisiologis benih dari pengaruh
lingkungan simpan, menghindari tercecernya benih dan memudahkan dalam
distribusi. Bahan, metode dan alat pengemas ditentukan oleh jenis dan jumlah
benih, tipe kemasan, lama penyimpanan, suhu penyimpanan, kelembaban
areal penyimpanan, pendistribusian benih dan transportasinya (Justice dan
Bass, 2002). Metode pengemasan yang tertutup dapat mengisolasi benih yang
disimpan dari pengaruh kondisi di luar wadah simpan, terutama bila terjadi
fluktuasi kelembaban (Owen, 1956). Efektivitas kemasan ditentukan oleh
kemampuan kemasan dalam mempertahankan kadar air dan viabilitas benih.
Benih bersifat higroskopik dan kadar airnya selalu berkeseimbangan dengan
kelembaban nisbi sekitarnya (Copeland, 1976).

4
BAB III

METODOLOGI

3.1. ALAT DAN BAHAN


Alat yang akan digunakan adalah sealer, timbangan digital, benang dan
jarum, alat pengukur kadar air, dan sprayer. Sedangkan bahan yang akan
digunakan adalah empat jenis kemasan yang akan diuji, lem kertas, kertas
buram, plastik, air, silica gel, dan benih kedelai. Kemasan yang akan
digunakan adalah kemasan yang berbahan alumunium foil, plastik PP, karung
plastik, dan kertas amplop.

3.2. METODE
Kemasan porous (berpori) adalah kemasan yang mudah menyerap
udara dan air. Alumunium foil adalah kemasan yang kurang porous bila
dibandingkan dengan karung plastik.
Dalam praktikum kali ini kita akan menggunakan 12 alumunium
foil,kertas, dan plastik yang dimasukkan kedelai dan silica gel. Benih kedelai
yang akan dimasukkan dalam satu kemasannya sebanyak 20 gram/kemasan,
untuk silica gel adalah 10gram/kemasan, begitu pula dengan karung plastik.
Skema metode praktikum kali ini adalah 12 alumunium foil/plastik pp/kertas
dibagi menjadi dua bagian yaitu 6 kemasan diisikan kedelai dan 6 diisikan
silica gel. 6 yang diisikan kedelai dibagi menjadi 2 bagian yaitu 3 kemasan
pada di simpan pada ruang simpan bersuhu dingin dan 3 pada ruang terbuka.
6 yang diisikan silica gel dibagi menjadi dua yaitu 3 pada suhu dingin dan 3
pada ruang terbuka masing-masing diamati pada minggu ke-3, 6, dan 9.
Adapun 10 karung plastik dibagi menjadi dua yaitu 5 diisikan kedelai dan 5
diisikan silica gel, lalu 5 yang diisikan kedelai dibagi pada minggu ke 3 suhu
dingin dan terbuka, minggu ke 6 suhu dingin dan terbuka dan minggu ke 9
terbuka dan 5 yang diisikan silica gel dibagi pada minggu ke 3 suhu dingin
dan terbuka, minggu ke 6 suhu dingin dan terbuka dan minggu ke 9 terbuka.

5
Tiap kemasan diberi label dengan keterangan isi kemasan, ruang
simpan, minggu ke berapa akan dicek, kelompok, dan tanggal pengemasan.
Lalu alumunium foil dan plastik pp di tutup dan di sealer. Karung plastik
dijahit. Untuk kertas ditutup dengan lem. Yang akan diuji adalah kadar air,
bobot, dan keadaan silica gel (perubahan warna).
Untuk pengujian minggu ke-0 dilakukan perhitungan kadar air kedelai
sebanyak 3 ulangan dan juga melakukan UKDdP kedelai sebanyak 2
gulungan dengan masing-masing berjumlah 25 butir benih kedelai. UKDdP
tersebut akan dilihat daya berkecambahnya pada hari ke-5 dan ke-8 setelah
pengujian.

6
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL

Tabel 1 Data Pengamatan DB dan KA pada Kedelai

MINGGU BAHAN RATA-RATA DB RATA-RATAKA


RUANG
KE- KEMASAN
0 . . 95% 10.45%
ALUMUNIUM
83% 10.98%
FOIL
TERBUKA PLASTIK PP 82% 11.42%
KARUNG 82% 14.44%
KERTAS 71% 13.78%
3
ALUMUNIUM
76% 10.74%
FOIL
TERKENDALI PLASTIK PP 79% 9.89%
KARUNG 72% 8.75%
KERTAS 80% 8.00%
ALUMUNIUM
78% 10.63%
FOIL
TERBUKA PLASTIK PP 73% 11.35%
KARUNG 73% 16.75%
6
KERTAS 67% 18.20%
ALUMUNIUM
76% 10.65%
TERKENDALI FOIL
PLASTIK PP 76% 10.64%

7
KARUNG 69% 8.74%
KERTAS 77% 8.54%
ALUMUNIUM
76% 10.83%
FOIL
TERBUKA PLASTIK PP 74% 11.68%
KARUNG 66% 16.80%
KERTAS 61% 15.03%
9
ALUMUNIUM
79% 10.73%
FOIL
TERKENDALI PLASTIK PP 84% 10.20%
KARUNG 52% 5.53%
KERTAS 74% 8.96%

Tabel 2 Data Pengamatan Bobot Silica Gel

SELISIH BOBOT
MINGGU R.SIMPAN KEMASAN
1 2 3 4 5
Alumunium Foil 0.07 5.43 0.09 -0.03 0.01
Plastik 0.07 5.22 0.83 0.44 0.2
Terbuka
Karung 2.8 9.65 6.64 2.5 0.64
Kertas 2.81 9.14 6.74 2.4 2.74
3
-
Minggu Alumunium Foil
0.08 4.79 0.42 0.09 1.79
Terkendali Plastik 0.03 5.43 0.82 0.09 0.09
Karung 1.04 6.02 9.5 1.7 1.08
Kertas 1.29 5.98 9.54 1.97 1.49
Alumunium Foil 0.15 5.29 0.32 0.89 0.05
6
Terbuka Plastik 0.16 5.32 0.12 0.25 0.27
Minggu
Karung 2.9 8.3 6.55 2.65 1.09

8
Kertas 2.84 9.1 6.61 2.57 2.92
-
Alumunium Foil
0.13 4.72 0.36 0.04 1.76
Terkendali Plastik 0.09 5.52 0.93 0 0.16
Karung 0.98 6.11 10.46 0.95 1.13
Kertas 1.19 5.07 9.46 2 1.53
Alumunium Foil 5.42 0.06 0.94 0.24
-
Plastik
Terbuka 5.44 0.75 0.34 1.16
Karung 6.24 -10 2.4 1.78
9 Kertas 9.07 7.75 3.03 0.33
Minggu Alumunium Foil 4.65 0.14 0.43 0
-
Plastik
Terkendali 5.77 0.92 0.12 3.42
Karung 6.14 9.32 0.99 0.41
Kertas 6.14 9.35 2.32 2.78

Tabel 3 Minggu ke 3 Warna Silica Gel

WARNA
R.SIMPAN KEMASAN
1 2 3 4 5
Biru ungu Biru tua
Terbuka Al. Foil
Tua Biru

9
Biru Ungu Biru tua
Plastik
Muda Biru muda
Pink Pink Biru tua
Karung
Muda Peach muda
Pink Pink Biru tua
Kertas
Muda Peach muda
Biru Ungu Biru tua
Al. Foil
Tua Ungu
Biru Ungu Biru tua
Plastik
Tua Biru
Terkendali
Ungu Pink Biru tua
Karung
Pink muda
Pink Pink Biru tua
Kertas
Pucat Pink muda

Tabel 4 Minggu ke 6 Warna Silica Gel

WARNA
R.SIMPAN KEMASAN
1 2 3 4 5
Biru Biru Ungu Biru
Al. Foil
Tua Biru
Biru Ungu Biru Ungu Biru
Plastik
Tua pink muda muda
Terbuka
Pink Pink Pink Pink
Karung
Peach muda
Pink Biru Pink Pink
Kertas
Peach keunguan muda
Biru Biru Ungu Biru
Al. Foil`1
Tua Biru keunguan
Terkendali
Biru Ungu Ungu Biru
Plastik
Tua Biru

10
Ungu Pink Pink Pink
Karung
Peach terang muda
Ungu Pink Pink Pink
Kertas
Pucat Pink keunguan muda

Tabel 5 Minggu ke 9 Warna Silica Gel

WARNA
R.SIMPAN KEMASAN
1 2 3 4 5
Biru Biru Ungu Ungu- Biru tua
Al. Foil
Tua pink
Biru Pink Ungu Ungu- Ungu
Plastik
Pudar ungu pink
Terbuka
Biru Peach Pink Pink
Karung
Tua
Pink Peach Pink Pink Pink
Kertas
Muda muda
Biru Biru Ungu Ungu Biru tua
Al. Foil
Tua
Biru Biru Ungu Ungu Ungu
Plastik
Terkendali Tua muda
Karung Peach Pink Pink Pink
Pink Peach Pink Pink Pink
Kertas
Muda

4.2. PEMBAHASAN
Dalam tabel hasil pengamatan daya berkecambah benih kedelai,
terlihat jelas bahwa semakin lama penyimpanan maka semakin rendah daya

11
berkecambah tersebut. Bila hasil daya berkecambah tiap minggunya di rata-
rata kan, maka akan ditemukan hasil untuk minggu ke-3 daya
berkecambahnya adalah 80%, minggu ke-6 adalah 74%, dan minggu ke-9
adalah 71%. Sedangkan rata-rata dari kadar air tiap minggunya cenderung
tidak memiliki grafik yang tetap, yaitu minggu ke-3 adalah 10.94%, minggu
ke-6 adalah 11.94%, dan minggu ke-9 adalah 11.22%. Hal ini diduga
disebabkan karena dalam praktikumnya, setelah kemasan dikeluarkan dari
ruang simpannya, benih tidak langsung diukur karena keterbatasannya alat,
sehingga kadar airnya sudah terpengaruh oleh lingkungan.
Mari lihat data hasil pengamatan rata-rata daya berkecambah untuk
kemasan alumunium foil. Dalam tiap minggunya, benih dalam kemasan
alumunium foil lebih baik ditaruh dalam ruang simpan yang terbuka, dengan
kisaran 76%-83%. Walaupun begitu, daya berkecambah dalam ruang simpan
terkendali baik pula, dengan daya berkecambah kisaran 75% ke atas. Tetapi,
tentu terdapat penurunan bila dibandingkan dengan minggu ke-0, diduga
karena periode daya simpan. Untuk kadar air dalam kemasan alumunium foil
perubahannya tidak terlalu drastis. Kenaikannya <1%. Sehingga dapat
disimpulkan alumunium foil baik untuk dijadikan kemasan benih.
Untuk silica gel dalam kemasan alumunium foil, penambahan bobot
lebih banyak pada ruang simpan terbuka dibanding dengan terkendali. Tetapi,
penambahan bobot pada ruang simpan terbuka rata-rata sebesar 1.3 gram,
sedangkan pada ruang simpan terkendali sebesar 0.9 gram.
Hal ini sama halnya yang terjadi pada daya berkecambah benih dalam
kemasan plastik PP. Hingga minggu ke-9 pun daya berkecambahnya dalam
ruang terbuka sudah bisa mencapai 74%. Lebih baik dalam ruang terkendali
dengan daya berkecambah 84%. Tetapi, plastik PP tidak lebih baik
dibandingkan kemasan alumunium foil dalam permeabilitas kemasannya.
Terdapat peningkatan kadar air hingga 1%.
Peningkatan bobot silica gel pada kemasan plastik ruang simpan
terbuka rata-ratanya adalah 1.3 gram, untuk pada ruang simpan terkendali
rata-ratanya adalah 1.2 gram.Warna silica gel pun makin lama semakin
memudar, yang artinya terdapat air yang masuk ke dalam silica gel.

12
Berbeda halnya dengan penyimpanan dalam kemasan karung yang
lebih pororus dibanding plastik PP dan alumunium foil. Daya
berkecambahnya pada minggu ke-9 pada ruang terbuka hanya mencapai 66%,
sedangkan pada ruang terkendali adalah 52%. Pada kadar air benih kedelai
dalam karung ruang terbuka, peningkatannya tinggi. Pada minggu ke-3
terdapat peningkatan 3.99%, minggu ke-6 peningkatan 6.30%, dan pada
minggu ke-9 peningkatan 6.35%.
Peningkatan bobot silica gel pada kemasan karung ruang simpan
terbuka rata-ratanya adalah 2.9 gram, untuk pada ruang simpan terkendali
rata-ratanya adalah 4 gram.
Dalam kemasan kertas pun tidak lebih baik dibanding dengan
alumunium foil dan plastik PP, karena bahannya yang porous. Pada tiap
minggunya, terlihat bahwa benih dalam kemasan terkendali lebih tinggi nilai
daya berkecambahnya dibanding dalam ruang simpan terbuka. Pada minggu
ke-9 ruang terbuka, daya berkecambah sudah mencapai 61%, sedangkan pada
ruang simpan terkendali mencapai 74%. Kemasan kertas sangat
mempengaruhi kadar air pada kedelai. Pada ruang terkendali, kadar air justru
berkurang, dengan selisih sekitar 1.5%, sedangkan pada ruang terbuka kadar
air bertambah sekitar sebesar 3.33% hingga 7.75%. Artinya kemasan kertas
tidak lebih baik dibanding kemasan karung.
Peningkatan bobot silica gel pada kemasan kertas ruang simpan
terbuka rata-ratanya adalah 4.8 gram, untuk pada ruang simpan terkendali
rata-ratanya adalah 4.4 gram.

13
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN
Dari pengamatan tersebut didapat bahwa kemasan alumunium foil paling
baik dibandingkan kemasan lainnya. Urutan kemasan dari yang lebih baik ke
kurang baik adalah alumunium foil, plastik PP, karung plastik, dan kertas.

5.2. SARAN
Agar alat pengujian kadar air diperbanyak sehingga tidak ada jeda
perhitungan kadar air setelah dikeluarkan dari ruang simpannya dan dibuka
kemasannya dan pengecekan dilakukan rutin dan tepat waktu sehingga tidak ada
data yang kosong.

14

Anda mungkin juga menyukai