KATA PENGANTAR
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah i
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................................................. iii
Daftar Tabel ........................................................................................................................................... v
Daftar Gambar ...................................................................................................................................... vi
1. PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan............................................................................................................... 3
1.3 Sasaran........................................................................................................................................ 4
1.4 Metode......................................................................................................................................... 4
1.5 Sistematika Penyajian.......................................................................................................... 9
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah iii
5. POTENSI DAN PELUANG INVESTASI INDUSTRI PARIWISATA DI KOTA
SALATIGA ........................................................................................................................ 58
5.1 Deskripsi Potensi Objek Pariwisata Kota Salatiga ................................................. 58
5.2 Penilaian Kelayakan Investasi Pariwisata Kota Salatiga ..................................... 62
5.3 Potensi Kendala Investasi Pariwisata di Kota Salatiga ........................................ 65
6. PENUTUP .................................................................................................................... 67
6.1 Simpulan .................................................................................................................................... 67
6.2 Rekomendasi............................................................................................................................ 68
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kebutuhan Data ........................................................................... 5
Tabel 1.2. Matriks Kategori Potensi Investasi Pariwisata ............................. 8
Tabel 2.1 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten 12
Batang (miliar rupiah) 2018-2020………………………….…………….
Tabel 2.2 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten 14
Batang 2018-2020………………………………………………………………
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk, Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Per 17
Kecamatan di Kabupaten Batang Tahun 2020……………………….
Tabel 2.4 Penduduk Kabupaten Batang Berdasarkan Kegiatan Utama 18
dan Jenis Kelamin Tahun 2020……….……………………………………..
Tabel 2.5 Kondisi Jalan di Kabupaten Batang 2019-2020 ........................... 19
Tabel 2.6 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kota Salatiga 21
(miliar rupiah) 2018-2020…………………………………………………...
Tabel 2.7. Distribusi PDRB Atas Harga Berlaku di Kota Salatiga 2018-202 23
Tabel 2.8 Jumlah Penduduk, Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Per 26
Kecamatan di Kota Salatiga Tahun 2020………………………………
Tabel 2.9 Penduduk Kota Salatiga Berdasarkan Kegiatan Utama dan 27
Jenis Kelamin Tahun 2020……………………………………………………
Tabel 2.10 Kondisi Infrastruktur Kota Salatiga 2016-2020 ........................... 28
Tabel 2.11 Kondisi Jalan di Kota Salatiga 2017-2019................................................ 29
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah v
DAFTAR GAMBAR
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah vi
1 PENDAHULUAN
-2,65
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 1
Dalam rangka menopang pertumbuhan ekonomi nasional, Jawa Tengah dan Jawa
Timur ditunjuk oleh pemerintah pusat untuk mencapai target pertumbuhan 7%.
Guna mendongkrak dan mengejar target pertumbuhan tersebut, Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah menyusun berbagai program prioritas yang digadang-
gadang oleh Jawa Tengah menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi, yakni
pengembangan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, pengembangan
Kawasan Industri Kendal (KIK), Kawasan Industri Brebes, dan pengelolaan sektor
pariwisata yaitu Borobudur dan sekitarnya.
Sebagai salah satu dari program prioritas, KIT Batang sangat potensial sebagai
pengungkit pertumbuhan ekonomi KIT Batang memiliki tiga zona dengan luas
area yang berbeda-beda. Zona 1 memiliki luas kurang lebih 158 Ha dan Zona 2
kurang lebih seluas 176 Ha sehingga total luas kurang lebih 334 Ha. Sementara
itu, Zona 3 diperuntukkan bagi pemukiman perkotaan/komersil (TOD) seluas
kurang lebih 116 Ha. Sisa lahan yang berada di luas Zona 1, 2 dan 3 diperlukan
kesesuaian tata ruang oleh Kementerian/Lembaga terkait yang memiliki luas
kurang lebih. 3.992,8 Ha.
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 2
ditawarkan dalam Central Java Investment Business Forum (CJIBF) namun
sebagian besar lebih tertarik pada industri pengolahan dan belum ada investor
yang berminat untuk berinvestasi pada industri pariwisata di Kabupaten Batang.
Hal yang sama juga terjadi di Kota Salatiga, bahwa kajian pengembangan
pariwisata telah disusun dan telah ditawarkan dalam (CJIBF) namun belum ada
investor yang tertarik untuk berinvestasi di industri pariwisata Kota Salatiga. Ada
kemungkinan kajian sebelumnya belum menyajikan sepenuhnya informasi yang
menunjukan aspek -aspek yang menjadi daya tarik investasi seperti deskripsi
obyeknya , nilai invetasinya, dan dukungan pemerintah setempat.
Maksud Kegiatan
Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang
Investasi Industri Pariwisata di Jawa Tengah adalah menyediakan informasi
mengenai:
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 3
1. Profil daerah baik di Kabupaten Batang maupun di Kota Salatiga yang
terdiri dari perekonomian daerah dan sektor ekonomi unggulan,
kependudukan, dukungan infrastruktur dan potensi sumber daya alam.
1.3 SASARAN
1.4 METODE
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 4
Tabel 1.1 Kebutuhan Data
NO DATA YANG SUMBER
DIBUTUHKAN
1 Profil Daerah Kabupaten Batang Dalam Angka Tahun 2016-
2021
Kota Salatiga Dalam Angka Tahun 2016-2021
2 Dukungan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Kebijakan Nasional (RIPPARNAS) tahun 2010-2025 yaitu
Pemerintah Pusat PP No 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk
dan Daerah Pembangunan Kepariwisataan Nasional
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata
Provinsi Jawa Tengah yaitu Perda Provinsi Jawa
Tengah Nomor 14 Tahun 2004
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan
Daerah Kabupaten Batang Tahun 2017-2031
yaitu Perda Kab Batang No 3 Tahun 2017
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Batang
dan Kota Salatiga
3 Potensi Peluang Wawancara/FGD dengan para pemangku
dan Potensi kepentingan
Investasi
4 Potensi Kendala Wawancara/FGD dengan para pemangku
kepentingan
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 5
Pemetaan Dukungan
1 Pengumpulan Data 7 Kebijakan Investasi
Sekunder
Pariwisata
Profil Daerah Kab Batang Pengumpulan data sekunder Peluang dan Potensi FGD dengan Pemangku
3 5 9 10
dan Kota Salatiga Kebijakan Pemerintah Pengambangan Pariwisata Kepentingan
Potensi dan peluang investasi pariwisata akan dibagi menjadi tiga kategori yaitu:
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 6
7. Berpotensi untuk menutup biaya (cost recovery)
8. Memiliki studi pendahuluan (preliminary study)
9. Usulan penanaman modal berasal dari Pemerintah Daerah
10. Keseriusan Investor dalam berinvestasi
11. Hasil pra-kelayakan (pre-feasibility) dinyatakan layak, baik dari segi
hukum, teknis, dan finansial
12. Resiko dan pengalokasian resiko telah teridentifikasi
13. Masuk dalam usulan prioritas program Kemitraan Pemerintah Swasta
(KPS)
14. Bentuk Kemitraan Pemerintah Swasta (KPS) telah terdefinisikan
15. Bermanfaat dalam pengentasan kemiskinan
16. Mendapatkan dukungan dari multistakeholder
17. Dokumen pendukung investasi lengkap
18. Dukungan pemerintah telah disetujui (jika diperlukan);
19. Tersedia dokumen lelang untuk Program Kemitraan Pemerintah Swasta
(KPS)
20. Telah Terbentuk tim panitia pengadaan untuk Program Kemitraan
Pemerintah Swasta (KPS)
21. Jadwal pelelangan Program Kemitraan Pemerintah Swasta (KPS) sudah
terdefinisi.
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 7
Tabel 1.2. Matriks Kategori Potensi Investasi Pariwisata
Kelompok Kriteria
Potensial Sesuai dengan Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
untuk Sesuai dengan Rencana Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Dilakukan Sesuai dengan Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
(Potential Sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) nasional khususnya bidang pangan, energi dan infrastruktur
Investment) Sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Daerah khususnya bidang pangan, energi dan infrastruktur
Lokasi investasi sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
Berpotensi untuk menutup biaya (cost recovery)
Memiliki studi pendahuluan (preliminary study)
Prioritas/ Usulan penanaman modal berasal dari Pemerintah Daerah
Prospektif Keseriusan Investor dalam berinvestasi
untuk Hasil pra-kelayakan (pre-feasibility) dinyatakan layak, baik dari segi hukum, teknis, dan finansial
Dilakukan Risiko dan pengalokasian resiko telah teridentifikasi
(Priority/ Masuk dalam usulan prioritas program Kemitraan Pemerintah Swasta (KPS)
Prospective Bentuk Kemitraan Pemerintah Swasta (KPS) telah terdefinisikan
Investment) Bermanfaat dalam pengentasan kemiskinan
Mendapatkan dukungan dari multistakeholder
Siap Dokumen pendukung investasi lengkap
Ditawarkan Dukungan pemerintah telah disetujui (jika diperlukan);
(Investment Tersedia dokumen lelang untuk Program Kemitraan Pemerintah Swasta (KPS)
Ready for Telah Terbentuk tim panitia pengadaan untuk Program Kemitraan Pemerintah Swasta (KPS)
Offer) Jadwal pelelangan Program Kemitraan Pemerintah Swasta (KPS) sudah terdefinisi.
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 8
Penentuan objek wisata yang masuk dalam kategori potensial (Potential
Investment) juga dilakukan melalui Focus Group Discussion bersama para
pemangku kepentingan terutama aparatur pemerintah Kabupaten Batang, Kota
Salatiga dan Provinsi Jawa Tengah. Selain menentukan objek wisata yang masuk
dalam kategori Potential Investment FGD juga bertujuan untuk mengidentifikasi
ke 21 indikator diatas untuk masing-masing objek wisata. Terdapat empat
tahapan FGD yaitu sebagai berikut:
1. Tahap 1 pada tanggal 16 Juni 2021 dengan pokok diskusi yaitu menjaring
potensi dan peluang investasi pariwisata berdasarkan kriteria yang
ditetapkan
2. Tahap 2 pada tanggal 29 Juli 2021 dengan pokok diskusi yaitu validasi
potensi dan peluang investasi pariwisata Kota Salatiga
3. Tahap 3 pada tanggal 24 Agustus 2021 dengan pokok diskusi yaitu validasi
potensi dan peluang investasi pariwisata Kabupaten Batang
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 9
Bab I : Pendahuluan, bagian ini memuat latar belakang penyusunan
penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi
Industri Pariwisata di Jawa Tengah, maksud dan tujuan, sasaran,
metode serta sistematika penulisan
Bab II : Profil Daerah, bagian ini berisi profil daerah baik di Kabupaten
Batang maupun di Kota Salatiga yang terdiri dari perekonomian
daerah dan sektor ekonomi unggulan, kependudukan dan dukungan
infrastruktur.
Bagian ini berisi dua hal pokok, yaitu kesimpulan dan rekomendasi.
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 10
2 PROFIL DAERAH
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 11
dominan yang menyumbang PDRB tertinggi dengan rata-rata kontribusi sebesar
34.34%. Sektor lain yang juga menjadi topangan PDRB Kabupaten Batang adalah
sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang rata-rata 2018-2020
berkontribusi sebesar 20,88% dari PDRB Kabupaten Batang. Kontributor
tertinggi lainnya adalah sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil,
dan Sepeda Motor yang memiliki kontribusi terhadap PDRB sebesar 12,96%.
Tabel 2.1 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Batang
(miliar rupiah) 2018-2020
2018 2019 2020 Rata-Rata %
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4.181,09 4.395,18 4.656,02 4.410,76 20,88
Pertambangan & Penggalian 633,00 646,53 660,61 646,71 3,06
Industri Pengolahan 6.964,17 7.436,24 7.368,50 7.256,30 34,34
Pengadaan Listrik dan Gas 13,00 13,76 14,38 13,71 0,06
Pengadaan air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 21,14 22,42 23,21 22,26 0,11
Konstruksi 1.149,57 1.196,36 1.189,04 1.178,32 5,58
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
Mobil, dan Sepeda Motor 2.617,23 2.848,98 2.746,14 2.737,45 12,96
Transportasi dan Pergudangan 452,06 497,70 375,84 441,87 2,09
Penyediaan akomodasi & Makan Minum 750,91 830,86 784,10 788,62 3,73
Informasi dan Komunikasi 518,95 579,62 679,71 592,76 2,81
Jasa Keuangan dan Asuransi 352,04 367,42 369,56 363,01 1,72
Real Estate 210,24 224,54 222,33 219,04 1,04
Jasa Perusahaan 78,88 88,52 84,31 83,90 0,40
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib 428,29 503,88 504,04 478,74 2,27
Jasa pendidikan 1.224,57 1.345,41 1.353,88 1.307,95 6,19
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 147,55 160,51 179,31 162,46 0,77
Jasa lainnya 383,86 427,95 408,31 406,71 1,92
Sumber: Kabupaten Batang Dalam Angka, 2021
Sementara itu sektor Pengadaan Listrik dan Gas; sektor Pengadaan air,
Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; sektor Jasa Perusahaan serta Jasa
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 12
kesehatan dan kegiatan sosial merupakan empat sektor penyumbang PDRB yang
paling rendah bahkan kontribusinya masih dibawah 1%. Kontribusi dari masing-
masing sektor tersebut adalah sektor Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 0,06%,
sektor Pengadaan air Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar
0,11%, sektor Jasa Perusahaan sebesar 0,40% serta Jasa kesehatan dan kegiatan
sosial sebesar 0,77%
Jika dilihat dari laju pertumbuhan PDRB, selama tahun 2016 hingga tahun 2019
laju pertumbuhan PDRB relatif meningkat yaitu sebesar 5.03% pada 2016, 5.55%
pada 2017, 5,72% pada tahun 2018 dan 5.39% pada 2019. Namun pada tahun
2020 karena adanya pandemi covid 19, PDRB di Kabupaten Batang mengalami
penurunan hingga negatif 1.29%.
5,55 5,72
5,39
5,03
Penurunan laju PDRB diatas terutama bersumber dari laju pertumbuhan PDRB
untuk sektor transportasi dan pergudangan dimana pada tahun 2018 memiliki
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 13
laju pertumbuhan PDRB sebesar 4,71% dan pada tahun 2019 sebesar 8,39%
namun pada tahun 2020 turun menjadi negatif 26,81%.
Selain sektor transportasi dan pergudangan, sektor jasa perusahaan dan sektor
penyediaan akomodasi makanan dan minuman juga mengalami penurunan laju
PDRB yang cukup signifikan. Sektor jasa perusahaan pada tahun 2018 memiliki
laju pertumbuhan PDRB sebesar 7,53% dan pada tahun 2019 sebesar 9,03%
namun pada tahun 2020 turun menjadi negatif 6,74%. Sementara sektor
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 14
penyediaan akomodasi makanan dan minuman tahun 2018 memiliki laju
pertumbuhan PDRB sebesar 5,79% dan pada tahun 2019 sebesar 9,10% namun
pada tahun 2020 turun menjadi negatif 6,48%.
Sektor lainnya yang mengalami laju pertumbuhan negatif di tahun 2020 adalah
Pertambangan & Penggalian; Industri Pengolahan; Konstruksi; Perdagangan
Besar dan Eceran, Reparasi Mobil, dan Sepeda Motor; Real Estate; Jaminan Sosial
Wajib; Jasa pendidikan serta jasa lainnya.
Penduduk Kabupaten Batang pada tahun 2016 berjumlah 749.720 jiwa, tahun
2017 berjumlah 756.079 jiwa, pada tahun 2018 berjumlah 762.377 jiwa pada
tahun 2019 berjumlah 768.583 jiwa dan terjadi peningkatan jumlah penduduk
pada tahun 2020 menjadi 801.718 jiwa.
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 15
810.000
801.718
800.000
790.000
780.000
768.583
770.000
762.377
760.000 756.079
749.720
750.000
740.000
730.000
720.000
2020 2019 2018 2017 2016
Jika dilihat dari data per kecamatan, Kecamatan Batang merupakan kecamatan
dengan jumlah penduduk paling banyak yaitu 133.738 jiwa. Kecamatan dengan
jumlah penduduk terbanyak kedua adalah Kecamatan Bandar dengan jumlah
penduduk 71.691 jiwa dan jumlah penduduk terbanyak ketiga adalah
Kecamatan Gringsing dengan jumlah penduduk sebanyak 63.019 jiwa.
Kecamatan Pecalungan merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk yang
paling sedikit yaitu sebanyak 32.519 jiwa
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 16
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk, Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Per
Kecamatan di Kabupaten Batang Tahun 2020
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 17
yang berusia 15 tahun keatas, menunjukkan bahwa sebagian besar dari
penduduk yang termasuk dalam kategori angkatan kerja telah bekerja yaitu
sebanyak 387.741 jiwa dan yang merupakan pengangguran terbuka sebanyak
28.835 jiwa. Jika dipilah berdasarkan jenis kelamin, 256.844 penduduk angkatan
kerja berjenis kelamin laki-laki dan 159.732 berjenis kelamin perempuan.
Angkatan kerja berjenis kelamin laki-laki ini terdiri dari 240.202 telah bekerja
dan 16.642 merupakan pengangguran terbuka. Sementara, angkatan kerja
berjenis kelamin perempuan sebanyak 147.539 telah bekerja dan 12.193
merupakan pengangguran terbuka.
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 18
penduduk. Penduduk bukan angkatan kerja yang berjenis kelamin laki-laki, yang
termasuk dalam kategori sekolah sebanyak 16.807 penduduk, mengurus rumah
tangga sebanyak 9.191 penduduk dan kategori lainnya sebanyak 14.148
penduduk. Sementara, penduduk bukan angkatan kerja yang berjenis kelamin
perempuan, yang termasuk dalam kategori sekolah sebanyak 22.168 penduduk,
mengurus rumah tangga sebanyak 109.101 penduduk dan kategori lainnya
sebanyak 8.996 penduduk.
Kondisi dari infrastruktur di Kabupaten Batang dalam kondisi baik. Dalam rangka
menunjang seluruh aktivitas masyarakat, perbaikan infrastruktur jalan
senantiasa dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Batang. Dari sejumlah ruas
jalan kabupaten yang kurang lebih sepanjang 552,44 km, sebagian besar memiliki
kondisi baik.
Selain memiliki jalan kabupaten sepanjang 552,44 km, di Kabupaten Batang juga
dilewati jalan nasional sepanjang 52,67 km dan jalan provinsi sepanjang 72,86 km
pada tahun 2019-2020
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 19
Jalan Nasional Jalan Provinsi Jalan Kabupaten
552,44 552,44
72,86 72,86
52,67 52,67
2019 2020
Gambar 2.3 Panjang Ruas Jalan Nasional, Jalan Provinsi dan Jalan
Kabupaten di Kabupaten Batang 2019-2020
Berdasarkan posisi geografisnya, Kota Salatiga dibatasi beberapa desa yang masuk
dalam Wilayah Kabupaten Semarang. Batas sebelah utara adalah Kecamatan Pabelan
dan Kecamatan Tuntang, sebelah Selatan adalah Kecamatan Getasan dan
Kecamatan Tengaran. Sementara batas sebelah barat adalah Kecamatan Tuntang
dan Kecamatan Getasan dan sebelah timur adalah Kecamatan Pabelan dan
Kecamatan Tengaran
Secara administratif Kota Salatiga terdiri dari empat kecamatan yaitu Kecamatan
Sidorejo, Kecamatan Tingkir, Kecamatan Sidomukti dan Kecamatan Argomulyo.
Kecamatan Argomulyo memiliki wilayah terluas yaitu 18,53 km² atau sebesar
32,63 persen dari total wilayah Kota Salatiga. Dengan luas total 56,78 km², Kota
Salatiga terdiri dari 6,31 km2 (11,11 persen) lahan sawah; 17,58 km² (30,96
persen) lahan pertanian bukan sawah dan 32,89 km2 (57,93 persen) bukan lahan
pertanian.
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 20
2.2.1 Perekonomian dan Sektor Ekonomi Unggulan Kota Salatiga
Tabel 2.6 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kota Salatiga
(miliar rupiah) 2018-2020
2018 2019 2020 Rata-Rata %
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 567,53 599,35 606,14 591,01 4,56
Pertambangan & Penggalian 5,22 5,36 5,44 5,34 0,04
Industri Pengolahan 3.835,46 4.161,27 4.276,68 4.091,14 31,54
Pengadaan Listrik dan Gas 23,31 24,23 24,71 24,08 0,19
Pengadaan air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 8,20 8,67 9,09 8,65 0,07
Konstruksi 1.790,90 1.918,62 1.851,19 1.853,57 14,29
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
Mobil, dan Sepeda Motor 1.629,05 1.756,07 1.703,30 1.696,14 13,07
Transportasi dan Pergudangan 363,07 400,61 303,20 355,63 2,74
Penyediaan akomodasi & Makan Minum 920,16 1.001,71 949,27 957,05 7,38
Informasi dan Komunikasi 385,31 428,89 511,23 441,81 3,41
Jasa Keuangan dan Asuransi 440,72 462,86 471,77 458,45 3,53
Real Estate 579,42 609,36 612,78 600,52 4,63
Jasa Perusahaan 154,42 175,63 167,00 165,68 1,28
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib 652,23 689,70 690,22 677,38 5,22
Jasa pendidikan 662,72 718,06 721,23 700,67 5,40
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 197,62 214,67 239,46 217,25 1,67
Jasa lainnya 123,83 135,22 127,24 128,76 0,99
Sumber: Kota Salatiga Dalam Angka, 2021
Sektor lain yang juga menjadi topangan PDRB Kota Salatiga adalah sektor
konstruksi yang rata-rata 2018-2020 berkontribusi sebesar 14,29% dari PDRB
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 21
Kota Salatiga. Kontributor tertinggi lainnya adalah sektor Perdagangan Besar dan
Eceran, Reparasi Mobil, dan Sepeda Motor yang memiliki kontribusi terhadap
PDRB sebesar 13,07%.
Jika dilihat dari laju pertumbuhan PDRB, selama tahun 2017 hingga tahun 2019
laju pertumbuhan PDRB relatif meningkat yaitu sebesar 5.22% pada 2017, 5.84%
pada 2018, dan 5.88% pada 2019. Namun pada tahun 2020 seperti daerah lainya
karena adanya pandemi covid 19, PDRB di Kota Salatiga mengalami penurunan
hingga negatif 1.68%.
5,84% 5,88%
5,22%
-1,68%
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 22
Penurunan laju PDRB diatas terutama disebabkan oleh menurunnya secara tajam
laju pertumbuhan PDRB untuk sektor transportasi dan pergudangan dimana pada
tahun 2018 memiliki laju pertumbuhan PDRB sebesar 6,76% dan pada tahun
2019 sebesar 8,26% namun pada tahun 2020 turun menjadi negatif 26,86%.
Tabel 2.7. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kota Salatiga 2018-
2020
2018 2019 2020
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,55 3,18 (0,59)
Pertambangan & Penggalian (0,17) 1,36 (1,06)
Industri Pengolahan 4,72 6,58 0,04
Pengadaan Listrik dan Gas 3,91 3,86 2,92
Pengadaan air, Pengelolaan Sampah, Limbah
dan Daur Ulang 5,44 3,80 2,14
Konstruksi 6,14 4,07 (3,85)
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
Mobil, dan Sepeda Motor 5,33 5,54 (3,76)
Transportasi dan Pergudangan 6,76 8,26 (26,86)
Penyediaan akomodasi & Makan Minum 7,25 7,50 (5,85)
Informasi dan Komunikasi 11,77 10,19 19,02
Jasa Keuangan dan Asuransi 3,76 3,42 1,84
Real Estate 5,35 3,74 (0,13)
Jasa Perusahaan 10,57 10,17 (6,85)
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib 5,21 4,55 (1,27)
Jasa pendidikan 6,87 6,58 (0,18)
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 8,15 6,84 8,92
Jasa lainnya 9,21 8,42 (7,09)
Sumber: Kota Salatiga Dalam Angka, 2021
Selain sektor transportasi dan pergudangan, sektor jasa lainnya dan jasa
perusahaan juga mengalami penurunan laju PDRB yang cukup signifikan. Sektor
jasa lainnya pada tahun 2018 memiliki laju pertumbuhan PDRB sebesar 9.21%
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 23
dan pada tahun 2019 sebesar 8,42% namun pada tahun 2020 turun menjadi
negatif 7,09%. Sementara sektor jasa perusahaan tahun 2018 memiliki laju
pertumbuhan PDRB sebesar 10,57% dan pada tahun 2019 sebesar 10,17%
namun pada tahun 2020 turun menjadi negatif 6,85%.
Sektor lainnya yang mengalami laju pertumbuhan negatif di tahun 2020 adalah
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Pertambangan & Penggalian; Konstruksi;
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil, dan Sepeda Motor; Penyediaan
akomodasi & Makan Minum; Real Estate; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib serta Jasa pendidikan
Penduduk Kota Salatiga pada tahun 2016 berjumlah 186.316 jiwa, tahun 2017
berjumlah 188.928 jiwa, pada tahun 2018 berjumlah 191.571 jiwa pada tahun
2019 menjadi 194.084 jiwa, namun dan terjadi penurunan jumlah penduduk pada
tahun 2020 menjadi 192.322 jiwa.
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 24
196.000
194.084
194.000
192.332
192.000 191.571
190.000 188.928
188.000
186.316
186.000
184.000
182.000
2020 2019 2018 2017 2016
Jika dilihat dari data per kecamatan, Kecamatan Sidorejo merupakan kecamatan
dengan jumlah penduduk paling banyak yaitu 52.819 jiwa. Kecamatan dengan
jumlah penduduk terbanyak kedua adalah Kecamatan Argomulyo dengan jumlah
penduduk 49.295 jiwa dan jumlah penduduk terbanyak ketiga adalah
Kecamatan Tingkir dengan jumlah penduduk sebanyak 45.971 jiwa. Kecamatan
Sidomukti merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk yang paling sedikit
yaitu sebanyak 44.237 jiwa
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 25
Tabel 2.8 Jumlah Penduduk, Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Per
Kecamatan di Kota Salatiga Tahun 2020
Berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukan oleh penduduk Kota Salatiga yang
berusia 15 tahun keatas, menunjukkan bahwa sebagian besar dari penduduk
yang termasuk dalam kategori angkatan kerja telah bekerja yaitu sebanyak
102.053 jiwa dan yang merupakan pengangguran terbuka sebanyak 8.203 jiwa.
Jika dipilah berdasarkan jenis kelamin, 59.500 penduduk angkatan kerja berjenis
kelamin laki-laki dan 50.756 berjenis kelamin perempuan. Angkatan kerja
berjenis kelamin laki-laki ini terdiri dari 55.101 telah bekerja dan 4.399
merupakan pengangguran terbuka. Sementara, angkatan kerja berjenis kelamin
perempuan sebanyak 46.952 telah bekerja dan 3.804 merupakan pengangguran
terbuka.
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 26
Tabel 2.9 Penduduk Kota Salatiga Berdasarkan Kegiatan Utama dan Jenis
Kelamin Tahun 2020
Kegiatan Utama Laki laki Perempuan Total
Angkatan Kerja 59.500 50.756 110.256
Bekerja 55.101 46.952 102.053
Pengangguran Terbuka 4.399 3.804 8.203
Bukan Angkatan Kerja 16.624 30.120 46.744
Sekolah 7.745 7.111 14.856
Mengurus Rumah Tangga 4.284 20.199 24.483
Lainnya 4.595 2.810 7.405
Total 76.124 80.876 157.000
Sumber: Kota Salatiga Dalam Angka. 2021
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 27
2.2.3 Dukungan Infrastruktur Kota Salatiga
Kondisi dari infrastruktur di Kota Salatiga dari tahun 2016-2019 baik jaringan
drainase, jaringan irigasi maupun jalan yang berada dalam kondisi baik
mengalami peningkatan dari tahun ketahun.
Kondisi jaringan drainase yang dalam kategori baik pada tahun 2016 sebanyak
90,87% namun pada tahun 2017 menurun menjadi 75%. Pada tahun 2018 terjadi
kenaikan yang cukup signifikan sebesar 98,43% namun kembali mengalami
penurunan menjadi 97,72 pada tahun 2019. Sementara, kondisi jaringan irigasi
yang dalam kondisi baik pada tahun 2016 sebanyak 92% dan meningkat menjadi
95% pada tahun 2017 namun pada tahun 2018 meningkat menjadi 86,2%. Pada
tahun 2019, jaringan irigasi yang dalam kondisi baik meningkat menjadi 90,06%.
Kondisi jalan yang masuk dalam baik pada tahun 2016 sebanyak 87,85%, tahun
2017 terjadi penurunan menjadi 84,64% dan meningkat menjadi 90,96% pada
tahun 2018. Pada tahun 2019 terjadi penurunan kondisi jalan yang masuk dalam
baik menjadi sebanyak 90,14%.
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 28
Tabel 2.11 Kondisi Jalan di Kota Salatiga 2017-2019
Kondisi Panjang Jalan
2017 2018 2019
Baik 287,992 292,477 242,15
Sedang 16,98 12,636 50,04
Rusak Ringan 29,919 30,77 43,32
Rusak Berat 2,58 1,588 1,94
Jumlah 337,471 337,471 337,45
Sumber: RKPD Kota Salatiga, 2021
Pada tahun 2017, dari sepanjang 337,471 km ruas jalan di Salatiga sepanjang
287,992 km berada dalam kondisi baik, 16,98 km berada dalam kondisi sedang,
29,919 km berada dalam kondisi rusak ringan dan 2,58 berada dalam kondisi
rusak berat. Kondisi yang hampir sama terjadi pada tahun 2018, dari sepanjang
337,471 km ruas jalan di Salatiga sepanjang 292,477 km berada dalam kondisi
baik, 12,636 km berada dalam kondisi sedang, 30,77 km berada dalam kondisi
rusak ringan dan 1,588 berada dalam kondisi rusak berat. Kondisi jalan pada
tahun 2019 adalah 242,15 km berada dalam kondisi baik, 50,04 km berada dalam
kondisi sedang, 43,32 km berada dalam kondisi rusak ringan dan 1,94 berada
dalam kondisi rusak berat.
Selain memiliki jalan kota, di Kota Salatiga juga dilewati jalan nasional sepanjang
13,855 km pada tahun 2017-2019
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 29
Jalan Nasional Jalan Kota
400
300
250
200
150
100
50
13,855 13,855 13,855
0
2017 2018 2019
Gambar 2.6 Panjang Ruas Jalan Nasional dan Jalan Kota di Kota Salatiga
2017-2019
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 30
3 DUKUNGAN KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN PARIWISATA
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 31
Kepariwisataan Nasional yang selanjutnya disebut dengan RIPPARNAS adalah
dokumen perencanaan pembangunan kepariwisataan nasional untuk periode 15
(lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2025.
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 32
RIPPARNAS tersebut kemudian diterjemahkan dalam sebuah rencana strategis
melalui Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Kepala Badan
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020
Tentang Rencana Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
(Kemenparekraf) / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) Tahun
2020-2024 yang merupakan perubahan dari Peraturan Kepala Badan Ekonomi
Kreatif Nomor 8 Tahun 2017 tentang Rencana Strategis Badan Ekonomi Kreatif
Tahun 2015-2019, dan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 13 tahun 2018
tentang Rencana Strategis Kementerian Pariwisata Tahun 2018-2019
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 33
kekayaan intelektual pada Kawasan Ekonomi Kreatif dan Klaster Penguatan
Ekonomi Kreatif, (b) Meningkatkan kesiapan destinasi pariwisata berdasarkan
prioritas secara komprehensif, terintegrasi dan berkelanjutan, dan (c)
Diversifikasi produk pariwisata yang bernilai tambah tinggi;
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 34
Keenam, mendorong riset, inovasi, adopsi teknologi, serta kebijakan pariwisata
dan ekonomi kreatif yang berkualitas, dengan 3 strategi: (a) Mendorong riset dan
inovasi terkait pengembangan destinasi pariwisata dan produk ekonomi kreatif
yang berorientasi pada peningkatan nilai tambah dan daya saing, (b) Adopsi
teknologi informasi dan komunikasi terkini secara efektif dan efisien, dan (c)
Mengelola kebijakan pariwisata dan ekonomi kreatif berbasis kajian sesuai
kebutuhan pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif nasional;
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 35
3. industri pariwisata yang berdaya saing, menggerakkan kemitraan usaha,
bertanggungjawab terhadap pelestarian lingkungan alam dan sosial
budaya;
4. organisasi Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat, sumber daya
manusia, regulasi, optimalisasi pelayanan dan mekanisme operasional
yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong terwujudnya
pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan.
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 36
f. pengembangan investasi di bidang pariwisata.
2. pemasaran pariwisata Provinsi merupakan adalah serangkaian proses
untuk menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan produk wisata
dan mengelola relasi dengan wisatawan untuk mengembangkan
kepariwisataan dan seluruh, yang meliputi
a. pasar wisatawan;
b. citra pariwisata;
c. kemitraan pemasaran pariwisata; dan
d. promosi pariwisata.
e. pemangku kepentingannya.
3. industri pariwisata Provinsi adalah kumpulan usaha pariwisata yang
saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi
pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata,
meliputi:
a. penguatan struktur industri pariwisata;
b. peningkatan daya saing produk pariwisata;
c. pengembangan kemitraan usaha pariwisata;
d. penciptaan kredibilitas bisnis; dan
e. pengembangan tanggung jawab terhadap lingkungan.
4. kelembagaan kepariwisataan Provinsi adalah kesatuan unsur beserta
jaringannya yang dikembangkan secara terorganisasi, meliputi
pemerintah daerah, swasta dan masyarakat, sumber daya manusia,
regulasi dan mekanisme operasional, yang secara berkesinambungan,
guna menghasilkan perubahan ke arah pencapaian tujuan di bidang
kepariwisataan, meliputi:
a. penguatan organisasi kepariwisataan;
b. pembangunan SDM Pariwisata; dan
c. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan.
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 37
3.3 DUKUNGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 38
7. Spesifik kelembagaan, SDM dan jaringan (networking) atau para pihak
yang terlibat dalam pembangunan pariwisata, termasuk pembangunan
pariwisata di tingkat internasiona;
8. Spesifikasi kondisi perekonomian, utamanya berkaitan dengan
pendapatan dan belanja serta investasi pariwisata
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 39
b. Daya tarik wisata budaya
c. Daya tarik wisata hasil buatan manusia
3. Pembangunan aksesibilitas pariwisata, meliputi:
a. Penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana transportasi
menuju destinasi pariwisata, kawasan pariwisata, destinasi tujuan
wisata dan KWDTWK yang disesuaikan dengan kondisi wilayah
b. Pengembangan sistem informasi aksesibilitas pariwisata
c. Optimalisasi sistem transportasi dengan penyediaan standar
pelayanan yang dapat diterima oleh wisatawan
4. Pembangunan prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata,
meliputi:
a. Pembangunan prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas
pariwisata dalam mendukung perintisan pengembangan kawasan
pariwisata, destinasi tujuan wisata dan KDTWK
b. Peningkatan prasarana umum, kualitas fasilitas umum dan fasilitas
pariwisata yang mendorong pertumbuhan, peningkatan kualitas
dan daya saing kawasan pariwisata, destinasi tujuan wisata dan
KDTWK
c. Pengendalian prasarana umum, pembangunan fasilitas umum dan
fasilitas pariwisata bagi destinasi=destinasi yang sudah melampaui
ambang batas daya dukung
5. Pemberdayaan masyarakat melalui kepariwisataan, meliputi:
a. Pengembangan potensi, kapasitas dan partisipasi masyarakat
melalui pembangunan kepariwisataan
b. Optimalisasi pengarusutamaan gender melalui pembangunan
kepariwisataan
c. Peningkatan potensi dan kapasitas sumber daya lokal melalui
pengembangan usaha ekonomi produktif di bidang pariwisata
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 40
d. Peningkatan kesadaran dan peran masyarakat serta pemangku
kepentingan terkait dalam mewujudkan sapta pesona untuk
menciptakan iklim kondusif kepariwisataan setempat
6. Pengembangan investasi di bidang pariwisata, meliputi:
a. Peningkatan pemberian insentif investasi dan kemudahan investasi
di bidang pariwisata dan kawasan pariwisata, destinasi tujuan
wisata dan KDTWK yang belum berkembang
b. Peningkatan promosi investasi di bidang pariwisata
Namun demikian, pada tahun 2015, Kota Salatiga telah memiliki Peraturan
Daerah berkaitan dengan pengembangan pariwisata yang dituangkan dalam
Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan
Usaha Pariwisata. Dalam Pasal 3 Peraturan Daerah di atas disebutkan bahwa
penyelenggaraan usaha pariwisata berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani,
rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta
meningkatkan pendapatan Daerah untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Penyelenggaraan usaha pariwisata bertujuan untuk:
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 41
3. mengurangi kemiskinan;
4. mengatasi pengangguran;
5. melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya;
6. memajukan kebudayaan;
7. mengangkat citra bangsa;
8. memupuk rasa cinta tanah air;
9. memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan
10. mempererat persahabatan antar bangsa
Usaha Pariwisata di dalam Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 1 Tahun 2015
Tentang Penyelenggaraan Usaha Pariwisata. meliputi:
1. usaha Daya Tarik Wisata terdiri dari usaha daya tarik wisata alam, usaha
daya tarik wisata budaya dan usaha daya tarik wisata buatan/binaan
manusia.
2. usaha jasa transportasi wisata meliputi penyediaan, penyewaan dan/atau
pemesanan alat angkutan darat berupa kendaraan bermotor dan
kendaraan tidak bermotor untuk tujuan perjalanan Wisata dan bukan
merupakan transportasi reguler/umum.
3. usaha jasa perjalanan wisata terdiri dari biro perjalanan Wisata dan agen
perjalanan Wisata.
4. usaha jasa makanan dan minuman meliputi restoran, rumah makan,
bar/rumah minum, kafe, pusat penjualan makanan dan minuman, jasa
boga/katering dan usaha makanan dan minuman sejenis lainnya.
5. usaha penyediaan akomodasi meliputi hotel, penginapan/ wisma
/pemondokan, apartemen dan balai/gedung pertemuan
6. usaha Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi meliputi studio
musik, rumah biliar, gelanggang renang, sanggar seni, galeri seni, hiburan
malam, panti pijat, karaoke, impresariat/promotor/event organizer,
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 42
kolam pemancingan, pusat kebugaran (fitness centre) dan arena
permainan.
7. usaha wisata tirta
8. usaha salon kecantikan, spa dan rias pengantin; dan
9. Usaha Pariwisata lainnya.
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 43
4
POTENSI DAN PELUANG INVESTASI
DUSTRI PARIWISATA DI KAB BATANG
IN
Wilayah Kabupaten Batang terdiri atas wilayah pantai dan wilayah pegunungan
sehingga wisata di Kabupaten Batang cukup lengkap mulai dari wisata pantai,
wisata air terjun, wisata pegunungan sampai dengan wisata sejarah. Setidaknya
terdapat 17 objek wisata yang teridentifikasi berada di wilayah Kabupaten Batang
yaitu (1) Cagar Budaya Silurah (2) Batu Gamelan (3) Pemandian Air Panas
Sangubanyu (4) Curuq Sigenting (5) Tubing Pandansari (6) Batang Dolphin
Center (7) Kebun The Pagilaran (8) Curuq Sijeglong (9) Telaga Dringo (10) Desa
Wisata Pranten (11) Pantai Ujung Negoro (12) Pantai Sigandu (13) Bandar
Ecopark (14) Bukit Sikuping (15) Pantai Jodo (16) Pantai Kuripan dan (17) Taman
Edukasi Maritim
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 44
indikator tambahan terdiri dari (1) aksesibilitas (2) dukungan pengembangan
oleh Pemerintah Kabupaten Batang (3) Keberlangsungan (4) Tren Wisata. Hasil
dari FGD tersebut dipilih empat wisata potensial di Kabupaten Batang yaitu
1. Bandar Ecopark
2. Cagar Budaya Silurah
3. Taman Edukasi Maritim
4. Bukit Sikuping
Deskripsi dari keempat objek pariwisata potensial berdasarkan hasil dari FGD
para pemangku kepentingan di Kabupaten Batang dan Provinsi Jawa Tengah
adalah sebagai berikut
Bandar Ecopark merupakan salah satu tempat wisata yang berada di Desa
Wonokerto, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. Wisata
ini dahulu dikenal dengan Pemandian Bandar dan kini telah dilakukan
pengembangan dan memiliki nama Bandar Ecopark yang menawarkan kolam
renang, taman bermain, sumber mata air, pemandangan yang asri dan hawa yang
sejuk.
Pengembangan dari Bandar Ecopark akan dilakukan pada lahan seluas 1,2 Ha
dengan konsep pengembangan aktivitas wisata sebagai berikut:
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 45
8. Area Edukasi Sawah dan Resto
Masterplan dari pengembangan Bandar Ecopark tersaji dalam 4.1 dibawah ini
Wisata Cagar Budaya Silurah di Batang Jawa Tengah adalah salah satu tempat
wisata yang berada di Desa Silurah, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang.
Desa Silurah merupakan salah satu inkubator pengembangan ekosistem wisata di
Kabupaten Batang, kolaborasi dilakukan oleh beberapa pihak diantaranya adalah
Pemerintah Desa Silurah, Pokdarwis, Komunitas Batang Heritage, Pemerintah
Kabupaten Batang, dsb. Salah satu bentuk kolaborasi yang sudah dilakukan
adalah scaling up kegiatan Nyadran Gunung yang secara rutin dilaksanakan di
Desa Silurah setiap tahun.
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 46
Cultural heritage yang bersifat tangible juga dimiliki oleh Desa Silurah
diantaranya adalah Arca Ganesha, Punden Berundak, dan Gamelan Gunung, serta
beberapa archeological site yang belum tereskavasi. Kajian dari Balai Arsitektur
dan beberapa kajian dari akademisi sudah dilakukan di Desa Silurah dengan
kesimpulan bahwa Desa Silurah merupakan tempat penisbahan Syailendra, salah
satu dinasti mataram kuno. Kekayaan arkeologis dan budaya ini menjadikan Desa
Silurah menjadi salah satu destinasi pengembangan wisata di Kabupaten Batang.
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 47
4.1.3 Taman Edukasi Maritim
Rencana bangunan dari Taman Edukasi Maritim seluas 1.700 meter persegi
dengan nilai anggaran sekitar Rp17 miliar. Masterplan dari pengembangan
Taman Edukasi Maritim tersaji dalam Gambar 4.3 di bawah ini
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 48
4.1.4 Bukit Sikuping
Objek wisata Sikuping merupakan salah satu dari empat spot wisata yang ada di
Kabupaten Batang. Tematik pengembangan Sikuping adalah fun sport dan
extreme sport. Berlokasi di Desa Kedawung, Kecamatan Banyuputih.
Pengembangan dari Bukit Sikuping akan dilakukan pada lahan 5,27 Ha yang
terbagi menjadi 8 zona yaitu (1) zona parkir (2) zona UKM Center (3) zona Service
Park (4) Sky Garden (5) zona take off Paralayang (6) Adventure park (7) Downhill
dan (8) café dan resto. Materplan dari pengembangan objek wisata Sikuping
tersaji dalam Gambar 4.4 di bawah ini
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 49
4.2 PENILAIAN KELAYAKAN INVESTASI PARIWISATA DI KABUPATEN
BATANG
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 50
3. jadwal pelelangan Program Kemitraan Pemerintah Swasta (KPS) sudah
terdefinisi
4. resiko dan pengalokasian resiko telah teridentifikasi
5. masuk dalam usulan prioritas program Kemitraan Pemerintah Swasta
(KPS) serta bentuk Kemitraan Pemerintah Swasta (KPS)
Dengan demikian untuk siap ditawarkan kepada investor (Ready for Offer
Investment), Bandar Ecopark perlu untuk memenuhi indikator indikator yang
belum terpenuhi diatas. Dan sebagai kelengkapan dokumen, meskipun Bandar
Ecopark sudah masuk dalam kategori potential seyogyanya dapat melakukan
penyesuaian supaya sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) nasional dan
daerah khususnya bidang pangan, energi dan infrastruktur.
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 51
4.2.2 Cagar Budaya Silurah
Sementara, sama halnya dengan Bandar Ecopark, Cagar Budaya Silurah masih
terdapat beberapa indikator Ready for Offer Investment yang belum terpenuhi
yaitu
Oleh sebab itu Cagar Budaya Silurah perlu untuk memenuhi indikator-indikator
yang belum terpenuhi diatas untuk dapat ditawarkan kepada investor (Ready for
Offer Investment). Dan sebagai kelengkapan dokumen, Cagar Budaya Silurah juga
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 52
perlu melakukan penyesuaian supaya sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra)
nasional dan daerah khususnya bidang pangan, energi dan infrastruktur.
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 53
6. bermanfaat dalam pengentasan kemiskinan
7. mendapatkan dukungan dari multistakeholder.
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 54
Dalam upaya agar Taman Edukasi Maritim menjadi objek wisata yang siap
ditawarkan kepada investor (Ready for Offer Investment) maka indikator
indikator yang belum terpenuhi diatas perlu untuk dilengkapi. Dan meskipun
Taman Edukasi Maritim sudah masuk dalam kategori potential syogyanya
penyesuaian supaya sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) nasional dan
daerah khususnya bidang pangan, energi dan infrastruktur tetap dilakukan
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 55
3. jadwal pelelangan Program Kemitraan Pemerintah Swasta (KPS) sudah
terdefinisi
4. resiko dan pengalokasian resiko telah teridentifikasi
5. masuk dalam usulan prioritas program Kemitraan Pemerintah Swasta
(KPS) serta bentuk Kemitraan Pemerintah Swasta (KPS)
Dengan demikian, supaya siap ditawarkan kepada investor (Ready for Offer
Investment), Bukit Sikuping perlu untuk memehuhi indikator-indikator yang
belum terpenuhi diatas. Selain itu, juga diperlukan penyesuaian dengan Rencana
Strategis (Renstra) nasional dan daerah khususnya bidang pangan, energi dan
infrastruktur meskipun Bukit Sikuping sudah masuk dalam kategori potential
investment.
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 56
4.3 POTENSI KENDALA INVESTASI PARIWISATA DI KABUPATEN BATANG
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 57
5 POTENSI DAN PELUANG INVESTASI
INDUSTRI PARIWISATA DI KOTA SALATIGA
Seperti halnya dengan kota atau kabupaten di Jawa Tengah lainnya, Salatiga
menyimpan potensi wisata dan tempat liburan yang mengagumkan. Memiliki
wilayah pegunungan wisata di Kota Salatiga dan sekitarnya diantaranya adalah
(1) D’Emmerick Adventure (2) Pohon pengantin (3) Pendakian lereng Merbabu
(4) Wisata Salib Putih (5) Air Terjun Umbul Songo (6) Kopeng Camping Ground
(7) Atlantic Dreamland (8) Plumpungan (9) Desa Wisata Tingkir (10) Umbul
Senjoyo (11) Umbul Sidomukti (12) Kali Taman (13) Agro Tlogo (14) Taman
Wisata Religi (15) Taman Wisata Sejarah Salatiga dan (16) Pusat Oleh-Oleh
Salatiga.
Berdasarkan enam belas wisata di Kota Salatiga dan sekitarnya diatas maka sama
halnya di Kabupaten Batang, langkah selanjutnya adalah menentukan objek
wisata yang masuk dalam kategori potential investment melalui Focus Group
Discussion dengan para pemangku Kepentingan di Kota Salatiga dan Provinsi Jawa
Tengah. Indikator yang digunakan adalah delapan indikator BKPM (2017) serta
empat indikator tambahan. Hasil dari FGD tersebut dipilih dua wisata potensial
di Kota Salatiga yaitu
1. Taman Wisata Religi (TWR)
2. Taman Wisata Sejarah Salatiga (TWSS)
Deskripsi dari kedua objek pariwisata potensial berdasarkan hasil dari FGD para
pemangku kepentingan di Kota Salatiga dan Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai
berikut:
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 58
5.1.1 Taman Wisata Religi (TWR)
Taman Wisata Religi (TWR) terletak di bagian utara Kota Salatiga, tepatnya
berada di wilayah Kelurahan Bugel, Kecamatan Sidorejo Berjarak 1,5 km dari
Pusat Perdagangan Kota Salatiga. Luas area secara umum adalah berkisar ±
35.200,00 m2 atau ± 3,52 ha.
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 59
sanggup menampung 100 orang jemaah. Selain berdiri enam tempat ibadah dari
tiap agama, di taman wisata religi itu juga akan berdiri perpustakaan, ruang
pertemuan, penginapan, kantor pengelola, area toko, kantin, taman bermain dan
plasa. Selain itu, di taman tersebut juga akan terdapat ruang terbuka hijau,
lavatori umum, ruang generator set, pintu gerbang, dan tentunya area parkir.
Rencana Biaya investasi Taman Wisata Religi Kota Salatiga adalah Rp
55.673.000.000,- dengan masterplan pada gambar 4.9.
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 60
Gambar 4.10 Masterplan Taman Wisata Sejarah Salatiga
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 61
1. dokumen pendukung investasi yang lengkap
2. dukungan pemerintah telah disetujui
3. usulan penanaman modal berasal dari Pemerintah Daerah,
4. hasil pra-kelayakan (pre-feasibility) dinyatakan layak, baik dari segi
hukum, teknis, dan finansial,
Sementara, beberapa indikator yang belum terpenuhi oleh Taman Wisata Religi
untuk masuk kategori Ready for Offer Investment adalah:
Dalam upaya agar Taman Wisata Religi menjadi objek wisata yang siap
ditawarkan kepada investor (Ready for Offer Investment) maka indikator
indikator yang belum terpenuhi diatas perlu untuk dilengkapi. Dan meskipun
Taman Wisata Religi sudah masuk dalam kategori potential syogyanya tetap
dilakukan penyesuaian supaya sesuai dengan RUPM dan Rencana Strategis
(Renstra) nasional dan daerah khususnya bidang pangan, energi dan
infrastruktur.
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 62
Gambar 4.11 Kriteria Kelayakan Investasi Taman Wisata Religi
Dalam upaya agar Taman Edukasi Maritim menjadi objek wisata yang siap
ditawarkan kepada investor (Ready for Offer Investment) maka indikator
indikator yang belum terpenuhi diatas perlu untuk dilengkapi. Dan meskipun
Taman Edukasi Maritim sudah masuk dalam kategori potential syogyanya
penyesuaian supaya sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) nasional dan
daerah khususnya bidang pangan, energi dan infrastruktur tetap dilakukan
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 63
4. hasil pra-kelayakan (pre-feasibility) dinyatakan layak, baik dari segi
hukum, teknis, dan finansial,
Dengan demikian, supaya siap ditawarkan kepada investor (Ready for Offer
Investment), Taman WIsata Sejarah Salatiga perlu untuk memehuhi indikator-
indikator yang belum terpenuhi diatas. Selain itu, juga diperlukan penyesuaian
dengan RUPM meskipun Taman Wsata Sejarah Salatiga sudah masuk dalam
kategori potential investment.
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 64
Gambar 4.12 Kriteria Kelayakan Investasi Taman Wisata Sejarah
Salatiga
Potensi kendala yang mungkin muncul dari pengembangan Taman Wisata Religi
dan Taman Wisata Sejarah Salatiga adalah sebagai berikut:
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 65
4. Sumber dan investasi yang masih murni menggunakan dana APBN dan
APBD memerlukan analisis kemampuan keuangan daerah untuk investasi
dan memerlukan Perda khusus perencanaan investasi pada kedua objek
diatas. Perlu ada opsi untuk menawarkan objek wisata tersebut diatas
kepada investor
6. Keseriusan investor yang menjadi kunci utama dari Kemitraan Pemerintah
Swasta (KPS) belum dimiliki oleh Kota Salatiga
5. Resiko politik dapat terjadi mengingat bahwa pengembangan keempat
objek wisata tersebut membutuhkan waktu yang lama, yang kemungkinan
terdapat perubahan politik yang dapat merubah perencanaan awal
6. Penerimaan masyarakat atas sebuah objek baru yang sulit diprediksi
7. Kemungkinan pencemaran lingkungan akibat pengembangan dari Taman
Wisata Religi dan Taman Wisata Sejarah Salatiga
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 66
6 PENUTUP
Pada bagian ini dipaparkan kesimpulan yang merupakan hasil Pemetaan Potensi
dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah khususnya di Kabupaten
Batang dan Kota Salatiga
6.1 SIMPULAN
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 67
Edukasi Maritim dan Bukit Sikuping. Sementara di Kota Salatiga terdapat
dua objek wisata yang potensial untuk dikembangkan yaitu Taman Wisata
Religi dan Taman Wisata Sejarah Salatiga
6.2. REKOMENDASI
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 68
Perda khusus perencanaan investasi pada masing-masing objek wisata
potensial
Penyusunan Dokumen Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Industri Pariwisata Jawa Tengah 69