Anda di halaman 1dari 18

PT PLN (Persero)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Pemeliharan Transformator

3. TEHNIK PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR

Pemeliharaan Transformator merupakan cara untuk mempertahankan penyaluran


tenaga Listrik kepelanggan agar tidak terganggu, sehingga pelanggan mendapatkan
kepuasan, disamping itu pemeliharaan trafo dan asessoriesnya sendiri bertujuan
untuk mempertahankan kemampuan dan umur trafo tersebut agar perusahaan tidak
mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk pemeliharaan trafo tsb.
Pemeriksaan/inspeksi yang seksama perlu dilakukan untuk menjamin agar
transformator selalu berada dalam kondisi yang baik. Apabila diperlukan maka
transformator harus dimatikan untuk melakukan pemeriksaan. Dengan pemeriksaan
yang rutin dan seksama akan diketahui kondisi transformator setiap saat dan
kerusakan yang akan memakan biaya besar dapat dihindari.
Untuk mendapatkan unjuk kerja dan umur trafo tsb diatas yang sesuai dengan yang
diharapkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan dan
pemeliharaan mulai dari pabrikan, penerimaan/pemindahan, pembongkaran,
pemasangan sampai pengoperasian dan pembebanan.

3.1. PEMINDAHAN DAN BONGKAR TRAFO.


3.1.1. Penurunan transformator dari atas truck.
1. Memakai alat bantu Rope Sling dan Wire Sling :
Untuk menarik transformator dari atas truck dapat digunakan Rope Sling.
Posisi sling diletakkan di bawah atau pada dasar dan melingkar pada
transformator yang akan ditarik, karena tumpuan beratnya berada di dasar
packing transformator.

2. Memakai alat bantu Forklift :


Untuk menurunkan transformator dari atas truck dengan menggunakan forklift
yang harus diperhatikan adalah, mengangkat dari bawah/dasar packing yang
sudah dibuat khusus untuk penurunannya. Tidak boleh terlalu kasar pada saat
mendorong atau meletakkan tranformator tersebut.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilainilai perusahaan 68


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Pemeliharan Transformator

3. Memakai alat bantu crane :


Untuk menurunkan transformator dari atas truck dengan menggunakan crane
maka bisa mengangkatnya dari atas dengan menyantolkan sling ke tempat
cantel yang sudah ada.

Jika posisi dari bak truck tidak rata, maka disaat penarikan dengan
menggunakan sling menuju ke posisi forklift yang akan menurunkannya harus
secara perlahan karena cenderung bisa merusak Arrester maupun LV Bushing.
Jadi tidak boleh salah pada saat penempatan sling sebagai alat bantu untuk
menarik transformator tersebut.

3.1.2. Cara Pembongkaran Kayu pada transformator yang dipacking penuh.


1. Harus membuka tutup atas terlebih dahulu dengan mencabut keseluruhan
paku-paku yang ada dengan menggunakan alat bantu cukit satu-persatu.

2. Setelah itu baru membuka stoot bagian dalam yang menyilang dengan
mencabut pakunya terlebih dahulu dengan alat bantu cukit.

3. Membuka klem siku plat yang berada pada sudut-sudut packing transformator
tersebut.

4. Tinggal melepas dari packing yang tersisa yaitu :


- Pagar muka - belakang
- Pagar kiri - kanan

3.2. PEMERIKSAAN SAAT PENERIMAAN BARANG.


Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penerimaan transformator antara lain :

3.2.1. Pemeriksaan Fisik.


- Packing transformator, jika packing tertutup apakah masih tertutup baik.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilainilai perusahaan 69


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Pemeliharan Transformator

- Periksa assesoris transformator, apakah sudah sesuai dengan syarat kontrak yang
disepakati, misalnya Termometer, Oil Level, Buchholz Relay, Breather (silica gel )
dll.
- Periksa Name Plate serta Sertifikat Transformator, apakah telah sesuai dengan
permintaan, pemeriksaan antara lain :

Daya/ Kapasitas . : kVA


Tegangan Sisi Teg. Tinggi : Volt
Tegangan Sisi Teg. Rendah : Volt
Pemeriksaan Vektor Group :
Pemeriksaan Tapping Tegangan :

Periksa Volume minyak pada gelas duga (oil Level), apakah terdapat kebocoran
pada transformator.

3.2.2 Pemeriksaan Elektrik

- Antara sisi Tegangan rendah (TR) dengan sisi Tegangan Tinggi (TT).
- Antara sisi Tegangan rendah (TR) dengan bodi (E).
- Antara sisi Tegangan Tinggi (TT) dengan bodi (E).
- X1 - X2 dan X3 - X4 untuk transformator 1 phasa.
- Periksa hubungan phasa-phasa pada sisi TT dan sisi TR apakah terhubung
dengan baik ( Megger 0 Ohm).

Pada transformator 1 phasa dengan 4 bushing tegangan rendah X1 terhubung


dengan X2 dan X3 terhubung dengan X4 dan antara X1-X2 dan X3-X4 tidak terhubung (
Open ).
Pada transformator 1 phasa CSP (dengan pengaman) periksa apakah mekanisme
breker bekerja, dengan meng On/Off kan breker.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilainilai perusahaan 70


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Pemeliharan Transformator

Gambar 1 Pengukur tahanan isolasi (Megger).

Pada saat On hubungan phasa X 1 – X2 dan X3 – X4 terhubung atau jika diukur


dengan megger menunjuk nilai 0 (short), pada saat Off hubungan phasa terbuka
(Open).

3.2.3. Pemeriksaan Tap Changer pada setiap posisi.


Ubah-ubah posisi tap changer mulai tap 1 sampai tap ter akhir, dengan cara
pengendurkan pengunci pada kepala tap tap changer, tarik kepala keatas
dan putar pada tapping yang dikehendaki. Pada tiap tap, terminal phasa
tersambung (megger 0 Ω).

Gambar 2. Tap Changer Transformator

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilainilai perusahaan 71


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Pemeliharan Transformator

3.2.4. Pemeriksaan minyak Transformator.


Untuk transformator yang telah lama dan tersimpan digudang yang tidak digunakan
(lebih dari 1 - tahun) sebelum diberi tegangan perlu diadakan pemeriksaan tegangan
tembus minyak trafo. Hal ini diperlukan karena dimungkinkan adanya benturan-
benturan atau kebocoran-kebocoran yang menyebabkan sil packing yang rusak
sehingga adanya udara yang masuk ke trafo, dan juga yang perlu diperhatikan saat
penerimaan trafo dari pabrikan agar diperiksa pada tahun pembuatannya

3.3. ASSESORIES TRANSFORMATOR.


Pada transformator dengan daya yang besar diperlengkapi dengan sistem proteksi
transformator, yaitu :

1. Thermometer Oli Double Contact.


2. Thermometer Winding Double Contact.
3. Buchholz Relay (trafo kapasitas besar).
4. Breather (Silica Gel).
5. Oil Level.
6. Fan (trafo kapasitas besar).
7. Pada Transformator type Hermatic peralatan 1 s/d 5 dapat digantikan dengan
DGPT yaitu satu peralatan untuk mendeteksi gas pressure dan temperatur
minyak/oil.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilainilai perusahaan 72


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Pemeliharan Transformator

Gambar 3 Assesoris Transformator

1. Relay buchol z. 2. Breather.


3. Thermometer. 4. Oil level.
5. Preseure relief Valve.

3.3.1. PENGATURAN KONTAK PADA THERMOMETER DOUBLE CONTACT.


Pengaturan kontak thermometer didasarkan pada Temperature Rise (kenaikan
suhu) Transformator seperti yang disyaratkan pada IEC-76, SPLN-50, dan SPLN-17
yaitu temperature rise oli 55°C, untuk type Hermatic atau dengan Conservator 60 °C
dan temperatur rise winding 65°C.
Karena transformator dirancang menurut standart IEC yang mengacu pada
temperatur udara sekitar 20°C, maka jika dioperasikan pada temperatur udara
sekitar 30°C ( Keadaan di Indonesia ) maka transformator tersebut akan mengalami
penurunan daya (derating) yang menurut SPLN-17A daya Transformator akan
menjadi 91% dari daya sebenarnya. Sehingga temperatur rise oli dan winding di set
pada daya 91% daya nominal dan dengan mengasumsikan rugi besi (Wf) 19 %, dan
rugi tembaga (Wcu) Transfortnator, maka :

Temperatur Rise oli 91 % daya adalah :

TRoli 91 % = x TRoli 100 %

dimana X adalah :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilainilai perusahaan 73


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Pemeliharan Transformator

0.8 untuk sirkulasi udara alami.


1,0 untuk sirkulasi udara paksa dan pendingin air.

Wcu 91 % = (91/100)2 Wcu 100 %


= 0.8281 Wcu 100 %
maka :
1. Untuk transformator dengan sirkulasi udara alami ( ONAN ) adalah 52.96 °C.
2. Untuk Transformator dengan sirkulasi udara paksa ( ONAF ) adalah 51.33 °C.

Sehingga pengaturan kontak Thermometer minyak adalah :

- Untuk Alarm, 52.96 °C + 30 °C = 83 °C untuk ONAN


51.33 °C + 30 °C = 81 °C untuk ONAF
- Untuk Tripping antara 90 °C sampai 95 °C.

Sedangkan untuk pengaturan kontak Thermometer Winding adalah :

TRwd =

dimana Y adalah :
1.6 untuk sirkulasi udara alami
2.0 untuk sirkulasi udara paksa dan pendingin air
maka :
1. Untuk Transformator dengan sirkulasi udara alami ( ONAN ) adalah 55.90 °C.
2. Untuk Transformator dengan sirkulasi udara alami ( ONAF ) adalah 53.83 °C.

Sehingga pengetesan termometer winding adalah :


untuk Alarm 55.90 °C + 30 °C-= 86 °C untuk ONAN
53.83 °C + 30 °C = 84 °C untuk ONAF
Untuk Tripping antara 90 °C sampai dengan 95 °C.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilainilai perusahaan 74


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Pemeliharan Transformator

Gambar 4 . a. Thermometer double Contact.


b. Relay Bucholz

I3.3.2. BUCHOLZ RELAY.


Bucholz relay adalah suatu peralatan untuk mendeteksi gangguan dalam
transformator yaitu :
- Spark Over antara bagian-bagian ber-arus ( bertegangan ).
- Spark Over antara bagian ber-arus dengan inti besi.
- Inter turn short Circuit.
- Kebocoran dari tangki, radiator dan pipa-pipa.
- Gangguan yang disebabkan karena gas.

Bucholz relay pada keadaan normal kontaknya terbuka (Normally open), Cara Kerja
Bucholz relay adalah :
1. Memberikan sinyal peringatan (Terminal 3 - 4)

Ketika Volume kandungan gas dalam rangka bucholz naik sampai batas tertentu
atau ketika volume oli dalam rangka menurun.

2. Memberikan sinyal tripping (Terminal 1 - 2)


Ketika volume gas naik atau volume oli turun dengan cepat atau ketika kecepatan
aliran oli dari tangki ke konservator melebihi 1 m/sec.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilainilai perusahaan 75


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Pemeliharan Transformator

3.3.3. Breather ( Silica Gel ).


Breather berfungsi sebagai lubang pernafasan transformator untuk menjaga
tekanan dalam tangki. Breather dilengkapi dengan silica gel untuk menyerap
kandungan uap air dalam transformator.
Pada saat sebelum pemasukan tegangan lepas packing karet ( yang tertutup)
antara tangki dengan breather. Jika silica gel masih baru akan berwarna biru
karena mengandung cobalt chloride dan akan berubah warna menjadi merah
muda jika menyerap air, dan ganti dengan yang baru.

3.3.4. Fan
Penggunaan fan akan membantu proses pendinginan transformator dan untuk
desain tertentu fan berfungsi untuk menaikkan kapasitas daya transformator
tersebut, sebab perlu desain khusus untuk bushing dan tap changernya.
Fan dapat dikerjakan secara manual atau otomatis dengan menambahkan
thermostat pada transformator.

3.4. PERSIAPAN PENGOPERASIAN TRANSFORMATOR.

3.4.1. Pemeriksaan Tahanan Isolasi.


Periksa kembali tahanan isolasi transformator sebelum ber operasi seperti
dijelaskan pada sub bab II.2.3.

3.4.2. Pemasangan kabel pada bushing.


Pemakaian kabel yang menghubungkan antara beban dan transformator, besar
dan jumlahnya tergantung pada besar beban yang ditanggung. pemasangan
kabel usahakan memakai schuun kabel yang sesuai dan harus rapat sehingga
tidak akan menimbulkan loss kontak, demikian pula yang terhubung dengan
bushing sekunder.
Pemasangan kabel pada bushing sekunder sebaiknya ditopang dengan rak kabel
(cable Support) sehingga bushing sekunder tidak terkena gaya tarik/ gaya tekan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilainilai perusahaan 76


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Pemeliharan Transformator

dari kabel, apalagi jika kabel dalam jumlah yang cukup banyak. Hal ini akan
mengakibatkan bushing tertarik dan menyebabkan kebocoran pada seal bushing
atau bahkan bushing akan pecah.

3.4.3. Breather.
Buanglah packing karet (yang tertutup) pada breather jika masih ada untuk
menjaga tekanan dalam tangki transfortnator.

3.4.4. PEMINDAHAN TAP CHANGER.


Fungsi dari tap changer pada transformator adalah menyesuaikan tegangan dari
output transformator agar sesuai dengan supply peralatan listrik/ beban yang
akan digunakan. Perubahan tegangan ini mungkin terjadi karena supply oleh PLN
berubah. Biasanya posisi nominal tap changer akan berada pada tap 3 (tegangan
primer 20 KV), apabila diperlukan perubahan posisi tap changer prosedur yang
harus di ikuti adalah sebagai berikut :

1. Lepas tegangan incoming transformator (sisi primer) dengan melepaskan Fuse


Cut Out atau melalui Circuit Breaker pada panel incoming trafo. dan pastikan
bahwa sudah tidak ada tegangan tinggi yang mensupply trafo. Untuk menghindari
beban kejut yang besar pada transformator saat pemasukan tegangan, lepas
beban pada sisi sekunder dengan membuka beban pada panel Out Going.
2. Grounding transforinator untuk memastikan safety, keamanan operator.
3. Lepas kunci pengaman tap changer.
4. Putar tap changer pada kondisi yang diinginkan. Catatan :

Contoh perhitungan perbandingan tegangan. misal, pada trafo 1000 KVA 20


KV/400 V, pada posisi tap 3 terjadi penurunan tegangan menjadi 390 V (no load)
maka perhitungan . 20.000/400 x 390 = 19.500.
Jadi tap diubah ke posisi tap 4. (lihat name plate). Maka ada sisi sekunder akan
keluar tegangan 400 V (standar).
5. Pastikan tap pada posisi yang benar.
6. Pasang kembali kunci pengaman tap changer.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilainilai perusahaan 77


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Pemeliharan Transformator

7. Ukur dengan megger antar phasa untuk melihat hubungannya (megger harus
nol).
8. Masukkan kembali tegangan pada sisi primer dan masukan beban secara
bertahap.

3.5. TEHNIK PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR.

Pemeriksaan yang seksama pada trafo yang sedang ber-operasi perlu dilakukan
untuk menjamin agar transformator selalu berada dalam kondisi yang baik.
Apabila diperlukan dan dapat membahayakan petugas, maka transformator
tersebut dapat dimatikan agar pemeriksaan yang dilakukan mendapatkan
hasil/data yang optimal. Dengan pemeriksaan yang rutin dan seksama akan
diketahui kondisi transformator setiap saat dan kerusakan-kerusakan yang akan
memakan biaya besar dapat dihindari.

3.5.1. PEMERIKSAAN MINYAK TRANSFORMATOR.


3.5.1.1 Pemeriksaan level minyak.
Pemeriksaan level minyak perlu dilakukan secara berkala untuk mengetahui
apakah minyak masih dalam batas yang diijinkan, jika ditemui keadaan yang
abnormal, maka perlu diteliti penyebabnya untuk mengetahui adanya kebocoran
pada tangki.
Periksa packing/gasket, valve dan bagian yang dilas jika dijumpai kebocoran
segera hubungi pabrik pembuat.

3.5.1.2. Pemeriksaan tegangan tembus minyak trafo.


Minyak transformator berguna untuk mengisolasi tegangan antara winding dan
core, body dan antara bagian-bagian yang bertegangan lainnya. Minyak juga
berfungsi juga memindahkan panas yang dibangkitkan oleh core dan winding ke
peralatan pendingin. Oleh sebab itu harus memenuhi persyaratan karakteristik
seperti di bawah ini :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilainilai perusahaan 78


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Pemeliharan Transformator

1. Harus mempunyai kekuatan isolasi (dielectric Strength)


2. Harus mempunyai efek pendingin yang baik atau kekentalan rendah.
3. Harus sudah dimurnikan dan bebas dari material yang dapat menimbulkan karat
atau kerusakan material isolasi lainnya.
4. Harus bebas dari material seperti uap air,fiber dll.
5. Tidak mudah menguap.

Minyak isolasi dalam transformator lambat-laun akan mengalami pencemaran


sesuai dengan umur pakainya.
Penyebabnya adalah, minyak akan beroksidasi bila berhubungan langsung
dengan udara dan prosesnya akan dipercepat dengan kenaikan temperatur,
sedangkan kontak dengan metal didalam tangki akan menimbulkan percampuran
dengan logam tembaga, besi,kertas dan larutan varnis. Selain hal tersebut diatas,
dalam minyak terjadi reaksi kimia dekomposisi dan polymerisasi yang akan
menimbulkan endapan dalam minyak.

Endapan ini tidak berpengaruh langsung terhadap dielectric strength tetapi


endapan ini mengumpul pada winding dan akan mengakibatkan penyumbatan
pada celah pendingin (oil duct), radiator dan dinding tangki sehingga
mempengaruhi temperature kerja yang merupakan faktor penentu dari umur
material isolasi.
Karena pencemaran minyak terutama disebabkan oleh proses oksidasi, maka
tindakan pencegahannya adalah :
l. Menghindarkan hubungan langsung minyak dengan udara. Untuk itu dibuat
konservator yang berfungsi mencegah kontak langsung antara minyak yang
panas dalam tangki dengan udara luar.

2. Uap air juga mencemari minyak transformator, oleh sebab itu dipasang
dehydrating breather yang diisi silica gel.
3. Tangki yang tertutup rapat (Hermatically Sealed) dan diisi dengan nitrogen.
4. Tangki yang tertutup rapat dan diisi minyak sampai penuh (Totally filled).

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilainilai perusahaan 79


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Pemeliharan Transformator

Karena pentingnya minyak transformator, maka perlu dilakukan pemeriksaan


secara berkala, menurut IEC-156 untuk :
- Minyak baru sebelum diolah 30 KV/ 2.5 mm
- Minyak yang telah diolah 50 KV/ 2.5 mm
- Minyak yang telah digunakan 30 KV/ 2.5 mm

Pemeriksaan tegangan tembus minyak dianjurkan 3 tahun pertama setelah


transformator dioperasikan dan tiap tahun untuk tahun-tahun berikutnya. Jika hasil
pemeriksaan labolatorium oli tersebut dibawah standart maka perlu dimurnikan
kembali atau diganti dengan oli yang baru.

Metoda Pengambilan contoh


Karena tegangan tembus dari contoh sangat sensitif terhadap pencemaran,
maka pengambilan contoh harus dilakukan dengan hati-hati. Letak/titik
pengambilan contoh dilakukan di tempat yang dianggap paling tercemar,
misalkan pada titik terbawah.
Contoh: minyak diambil dengan membuka kran/valve bagian bawah secara
perlahan-lahan, biarkan minyak sedikit terbuang untuk membersihkan valve dari
kotoran-kotoran yang terdapat pada valve tersebut. Siapkan botol gelas yang
bersih dari kotoran dan uap air.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilainilai perusahaan 80


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Pemeliharan Transformator

Gambar 5 Alat Test minyak Trafo

Jika minyak sudah terlihat bersih, jangan tutup valve selanjutnya masukkan
minyak ke dalam botol tersebut kurang lebih 800 ml (test teg tembus, kandungan
air dan kekentalan). Tutup botol tsb dengan tutup yang bersih, usahakan jangan
sampai minyak tersentuh tangan, karena minyak trafo ini sangat peka terhadap
lingkungan yang ada disekitarnya.

3.5.2. PEMERIKSAAN NOISE


Bila ditemui Noise atau bising yang abnormal dan dapat dibedakan dari kondisi
normal, hal ini dapat menunjukkan gejala dini dari suatu gangguan.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya noise :
1. Resonansi dari tangki dan radiator yang disebabkan oleh pe rubahan frekwensi
atau tegangan dari power source.
2. Adanya cacat pada mekanisme penjepit/penahan bagian da lam transformator.
3. Gangguan antar lapisan (inter layer short circuit) pada core yang disebabkan
kerusakan pada lapisan varnis antar lapisan, dengan penjepit atau baut-baut
penahan.
4. Penjepit atau clamp core kendur.
5. Noise dari baaian-bagian yang sistem groundingnya kurang baik dan
menyebabkan terjadinya static discharge.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilainilai perusahaan 81


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Pemeliharan Transformator

3.5.3. PEMERIKSAAN BAGIAN PENJEPIT DAN KATUP/ VALVE.


Jika ditemui bagian penjepit yang kurang kencang, misalnya pada terminal
bushing atau grounding, matikan transformator dan segera kencangkan, jika tidak
akan berakibat adanya local over heating yang akan merusak isolasi
transformator.
Selain itu katup/valve dapat menjadi kendur dan bocor oleh getaran yang terjadi
selama transformator beroperasi, sehingga harus selalu dikontrol.

3.5.4. PEMERIKSAAN ASSESORIES.


Pemeriksaan assesories ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah masih
bekerja dengan baik, sehingga dapat mencegah gangguan-gangguan secara dini,
antara lain :
1. Thermometer Oli Double Contact
2. Thermometer Winding Double Contact
3. Bucholz Relay.
4. Breather ( Silica Gel )
5. Oil Level
6. Fan

3.5.5. PEMERIKSAAN BAGIAN DALAM.


Pemeriksaan bagian dalam dilakukan secara berkala yaitu 7 tahun sekali untuk
transformator biasa dan 13 tahun sekali untuk transformator yang diisi nitrogen
( Nitrogen Seal Type ). Pemeriksaan dapat dibagi menjadi tiga tahapan
tergantung sejauh mana akan diadakan pemeriksaan.

1. Menguras minyak sampai batas winding tetap terendam minyak.


2. Menguras semua minyak dalam tangki dan memeriksa bagian dalam
transformator.
3. Mengangkat bagian dalam (inner) dari transformator.

3.5.5.1. PEMERIKSAAN WINDING.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilainilai perusahaan 82


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Pemeliharan Transformator

Periksalah dengan seksama apakah terlihat adanya cacat, perubahan bentuk


atau retak pecah pada material isolasi. Periksalah apakah bagian dari penahan
coil ada yg kendur.

Endapan yang terjadi pada dasar tangki dan pada winding harus dibersihkan
dengan menggunakan minyak.

3.5.5.2. PEMERIKSAAN CORE.


Periksalah apakah core tidak terjadi karat, bekas discharge/hangus, perubahan
bentuk, dan keadaan abnormal lainnya termasuk konstruksi penahan,ipenjepit,
juga apakah sistem grounding dalam kondisi baik.

3.5.5.3. PEMERIKSAAN LEAD WIRE DAN PENAHANNYA.


Periksalah apakah tidak terjadi cacat, kendur atau bagian-bagian yang hampir
putus, terutama pada material isolasinya dimana sudah rapuh, apabila
transformator berumur cukup tua.

3.5.5.4. PEMERIKSAAN TAP CHANGER.


Periksalah dengan seksama apakah pada tap changer tidak ada bekas
discharge/hangus, atau karat.
Periksa juga pada kontak-kontaknya apakah mekanisme masih berjalan dengan
baik, sehingga tidak terjadi loss contact yang akan berakibat terjadinya discharge.

3.5.5.6. PEMERIKSAAN GARDU/LINGKUNGAN.


Karena tegangan tinggi cenderung menghisap debu maka debu sering menempel
khususnya pada bushing tegangan tingginya. Hal ini sepele tapi perlu untuk
memperoleh perhatian khusus, karena debu tersebut dapat mengakibatkan
turunnya tahanan isolasi pada bushing sehingga lebih mempermudah discharge.

Bersihkan debu-debu tersebut pada saat transformator tidak bekerja (listrik


padam). Untuk lebih amannya lepas tegangan incoming transformator (sisi
primer) dengan melepas fuse Cut Out atau melalui Circuit Breaker pada panel

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilainilai perusahaan 83


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Pemeliharan Transformator

incoming transformator. Perhatikan pula kemungkinan tumbuhnya tanaman di


dalam gardu listrik.

Untuk menjaga agar temperatur transformator tidak terlalu panas, maka suhu
ruangan disekitar transformator ditempatkan harus dijaga sekitar 30 °C. Kenaikan
suhu ruangan akan menyebabkan kenaikan suhu transformator, untuk
menanggulangi hal tersebut dapat ditambahkan fan untuk menghisap udara
panas dari ruangan keluar (dengan EXHAUST FAN).

3.6. PEMBEBANAN TRANSFORMATOR TERENDAM MINYAK


Berdasarkan IEC 76 transformator yang dirancang dengan syarat pelayanan
antara lain bahwa untuk transformator yang berpendingin udara maka suhu udara
tidak boleh melampaui :

- 30 °C rata-rata harian
- 20 °C rata-rata tahunan

Selain itu suhu udara tidak boleh melampaui 40 °C dan lebih rendah dari -25 °C
(pasangan luar) atau -5 °C (pasangan dalam).
Transformator tersebut dapat dibebani 100% selama 24 jam selama terus
menerus.

Menurut SPLN 17 - 1979 suhu rata-rata tahunan di Indonesia antara 24 °C


sampai 27 °C untuk musim penghujan dan kemarau dan di beberapa daerah di
Indonesia suhu rata-rata tahunan pada musim kemarau 30 °C.

Dengan demikian jelaslah bahwa bila sebuah transformator dioperasikan dengan


beban penuh secara kontinue dan tidak terputus, maka transformator ini akan
mengalami "Kenaikan Susut Umur", dengan kata lain mengalami umur yang lebih
pendek.
Maka perlu untuk memperhatikan pembebanannya sehingga tidak melampaui
batas pemburukan isolasi yang layak karena efek termis dan dicapai umur kerja

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilainilai perusahaan 84


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Pemeliharan Transformator

transformator selama 20 tahun (7300 hari) sesuai dengan Publikasi IEC 354
(1972) sehingga transformator akan mempunyai susut umur normal (normal loss
of life) 0.0137 0 per hari.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka diperlukan pedoman pembebanan


transformator sesuai dengan keadaan Indonesia.
Standart yang mengatur pembebanan transformator minyak adalah SPLN 17-1979.
Bilamana beban lebih yang sebenarnya mempunyai dua atau lebih periode beban
lebih yang dipisahkan oleh periode - periode beban rendah, maka waktu pembeba-
nan beban lebih t, dapat diambil sebagai penjumlahan waktu - waktu pembebanan
lebih. Keadaan beban lebih yang selang-seling ini tidak seberat bila dibandingkan
dengan beban lebih tunggal untuk waktu total t yang sama.

JADWAL BERKALA PEMERIKSAAN/PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR


No Item Pemeriksaan Mingguan Bulanan Tahunan 7
Tahunan
1 Noise XXX --- --- ---
2 Suhu / temperature XXX --- --- ---
3 Fisik Transformator XXX --- ---
4 Bushing, Packing & valve XXX --- ---
5 Oil Level XXX --- ---
6 Teg tembus Oil Trafo ---- XXXX ---
7 Breather/Silica gel (jika ada) ---- --- ---
8 Gardu/Lingkungan Trafo ---- XXX

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilainilai perusahaan 85

Anda mungkin juga menyukai