Materi Pengoperasian Gardu Distribusi
Materi Pengoperasian Gardu Distribusi
1.1. PENGERTIAN
Yang dimaksud dengan listrik arus bolak – balik adalah listrik ( tegangan / arus ) yang
berubah-ubah arah dan nilainya terhadap waktu.
Arus Berkurang
pada arah Posistif
1+
Perubahan
Positif Arus Berkurang
pada arah Posistif
0 1/3
Perubahan
Negatif
Arus Bertambah
Arus Bertambah
pada arah Negatif
pada arah Negatif
1-
Waktu yang dibutuhkan oleh arus bolak-balik untuk kembali pada harga / nilai dan
arah yang sama disebut dengan periode. Sedangkan jumlah periode dalam 1 ( satu )
detik disebut dengan frekwensi.
Dari karakteristik arus bolak-balik yang disebut dengan sinusioda tersebut, maka
terdapat nilai-nilai :
Tegangan / arus sesaat
Tegangan / arus puncak / maksimum
Tegangan / arus efektif
Tegangan Arus
Nilai sesaat : e = V sin t i = sin t
Nilai maks : V = V I =I
Nilai efektif : Vef = V / √2 Ief = I / √2
Nilai efektif adalah nilai yang terukur pada alat ukur (Volt meter /Amper meter)
Misalnya tegangan dirumah : 220 volt atau 380 volt.
K
U3
S U
0
K 120
K M
U
2 M
U
+
3
U U1 U2 U3
U
1 t
0
120
U
2
Il
HUBUNGAN DELTA
Il
R
EF EF
EL – Tegangan line besarnya sama degan
EL
If I tegangan fasa : El= Ef
f
If Il
– Arus line besarnya sama dengan arus fasa
S
EF dikalikan Ö 3
EL
Il – Il = If . Ö 3
R Il.1
If.3
EF EL
N EL
EF
S Il.2
If.3 EF
EL
T Il.3
Il1
EF EF
EL EL
Il3
A. Beban Resistip
Energi listrik diubah menjadi energi panas atau mekanik
Daya yang diserap berupa daya semu seluruhnya diubah menjadi daya aktip
Ternasuk beban resistip murni adalah lampu pijar, setrika listrik, heater
Gelombang sinusioda arus berhimpit dengan tegangan atau sudut fasanya sama
dengan nol sehingga faktor daya sama dengan satu ( j = 0 dan cos j = 1 )
P. I .U
+ + +
V
I
B. Beban Induktip
Energi listrik yang diserap diubah menjadi medan magnet
Daya yang diserap berupa daya semu seluruhnya diubah menjadi
daya reaktip induktip
Ternasuk beban induktip murni adalah reaktor dan kumparan
Gelombang sinusioda arus ketinggalan 90 terhadap tegangan ,
atau sudut fasanya sama dengan 90 sehingga cos j = 0
P.I.U
U P I
+ +
C. Beban Kapasitip
Energi listrik yang diserap menghasilkan energi reaktip
Daya yang diserap berupa daya semu seluruhnya diubah menjadi
daya reaktip kapasitip
Ternasuk beban reaktip murni adalah kapasitor
Gelombang sinusioda arus mendahului 90 terhadap tegangan ,
atau sudut fasanya sama dengan 90 sehingga cos j = 0
P.I.U
U P I
+ +
Sifat hambatan L (XL) dengan C (XC) saling bertentangan atau saling meniadakan.
XL = 2π.f.L,
XC =
Z = R + JXL Z = R - JXC
R
φ V
Z
-XC
Z XL
φ
V
R
(a)
Z = R - JXL - JXC
Z = R - JXL - JXC (JXL < JXC)
(JXL > JXC)
XL
-XC Z
R V
φ
XL φ -XC
Z V
(b)
R Z -XC
V
φ
XL φ
Z V
XL
(c)
-XC
S = VxI S = V x I x √3 (VA)
P = V x I x cos j P = V x I x √3 x cos j (Watt)
Q = V x I j X sin j Q = V x I x √3 j X sin j (VAR)
I = Arus Phasa
Rumus Dasar Arus Bolak Balik 1 phasa
Nilai jatuh tegangan pada saluran besarnya sebanding dengan arus dan impedansi
penghantar serta faktor daya beban
V = I (r . Cos + x Sin ) . L
atau
P
V = ---- (r + X tg ) I ......... V atau KV
V
V : tegangan ……………………………………………… kV
20 C 30 C 40 C
26 2,41 0,1 85 80 70
25 1,52 0,1 110 100 95
35 1,10 0,1 135 125 110
50 0,81 0,1 160 145 135
70 0,54 0,1 200 185 170
GMD
X= 0,1447 LOG ------------- OHM / KM
GMR
____3__________
GMD Ø = a.b x b.c x c.a
GMD = 1.007,9 mm
1000 mm
450 450
700 mm
mm mm
GMD = 1.007,9 mm
b c
812,9 mm
685,8
N mm
558,69 mm 558,69 mm
GMD N = 1.054,5 mm
GMD Ø =1.028,2
MM
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 16
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
INTI
( SIRKIT MAGNIT)
Kumparan primer diberi tegangan, dan ini akan menimbulkan arus sinusiode. Arus
tersebut menyebabkan terjadi medan magnet pada inti magnet yang disebut flux
yang juga berbentuk sinusiode. Pada kumparan sekunder yang mendapat
perubahan flux dari inti, yang disebut induksi akan timbul gerak gaya listrik (ggl)
yang bentuknya juga sinusiode.
Ggl sekunder hampir terlambat 1800 terhadap tegangan primer.
Up
Up Us
Io
Io
Us
Trafo dapat digunakan untuk menaikkan dan menurunkan tegangan. Turun atau
naiknya tegangan pada sisi sekunder tergantung pada perbandingan jumlah lilitan
kumparan. Bila jumlah lilitan kumparan pada sekunder = ns, pada primer = np,
tegangan pada kumparan primer = Up maka pada sisi sekunder timbul ggl
Up Ep np ns Es Us
L2
L1
R1 X1 X2 R2
Up Ep Es Us
Untuk mengurangi flux bocor tersebut, maka dibuatlah kedua kumparan pada inti
yang sama.
Namun demikian adanya rugi – rugi pada trafo tak dapat dihindari yaitu dikarenakan
adanya sirkit magnetic pada inti tidak dapat semuanya dapat menimbulkan induksi,
karena sebagian hilang pada inti trafo itu sendiri yang disebut dengan rugi histerisis
dan sebagian lain tidak bermanfaat untuk menginduksi, tetapi berpusar-pusar pada
sebagian inti yang disebut dengan rugi eddy currnet.
Io
I ex
U1 o E2
I he
e
Iex 90 ketinggalan dari E1, sedangkan I he sefasa dengan E1, jumlah vektor antara
Iex dan Ihe merupakan Io.
Io = Iex + Ihe
Ihe
Cos φ = ---------------
Io
Adanya Ihe menimbulkan rugi – rugi inti = Pc
Besarnya rugi – rugi besi disebabkan oleh arus fou cault dan arus hysterisis,
besarnya tidak tergantung pada beban sehingga bisa disebut dengan rugi – rugi
trafo tanpa beban. Rugi – rugi ini tidak bisa diturunkan kecuali dalam pembuatannya
inti dibuat berlapis – lapis dan dari bahan yang kurva histerisisnya kurus.
R1 X1 X2 R2
Up I1 Ep Es I2 Us
Pcu = I1². R1 + I2 ². r2
Jadi trafo berbeban rugi – rugi yang timbul
P total = Pc + Pcu.
Contoh :
Trafo dengan pcu = 0,2 % dan pc = 0,7 %
Efisiensi trafo pada beban penuh (1/1 ) adalah pada titik x = 99,1 %.
U2n
Uz
Ux
0 U2b D F
A UR
I B E
Uz = Ur + Ux
U2n = U2b + Uz
Secara enpiris dianggap OC = OF
= OA + AF
= OA + ( AD + DF )
AD + DF = rugi tegangan
= Ur. Cos j + Ux Sin j
= I. ( r. Cos j + x sin j )
primernya diberi tegangan bertahap, mulai dari nol, dinaikkan sampai Ampermeter
di skunder dan primer menunjukkan arus nominal trafo.
A A
V V
Volt meter akan menunjukkan nilai tegangan dan tegangan tersebut dinamakan
tegangan hubung singkat trafo, Besarnya tegangan hubung singkat dalam volt
berbeda untuk sekunder dan primer, tetapi dalam % (prosen) sama
Fungsi dari nilai tegangan hubung singkat / impedansi adalah bila trafo akan
diparalel dengan trafo lain, maka harus dengan trafo yang mempunyai nilai yang
sama.
Fungsi lain yang lebih penting adalah untuk menentukan nilai fuse atau relai arus
lebih sebagai pengaman trafo terhadap gangguan hubung singkat.
Misal trafo mempunyai nilai tegangan hubung-singkat atau impedansi 4 % , maka
pengaman ( fuse atau relai arus lebih ) yang dipilih harus mampu mengamankan
trafo pada arus gangguan sebesar 100 / 4 kali arus nominalnya .
Contoh :
a netral dikeluarkan
C B Selisih fasa antara primer dan
a b c n sekunder = 180
B. Daya Pengenal
Daya pengenal untuk trafo fasa tunggal yang banyak dipakai adalah 25 dan 50
KVA. Sedangkan daya pengenal trafo tiga fasa tiga yang banyak dipakai
adalah : 50, 100, 160, 200, 250, 315, 400, 500, 630, 800, 1000, 1250 dan 1600
KVA
C. Kelompok Vektor
□ Kelompok vektor Yzn 5 dipakai pada trafo berkapasitas
sampai dengan 250 KVA
□ Kelompok vektor Dyn 5 dipakai pada trafo berkapasitas
dari 250 KVA sampai dengan 1600 KVA. Bila tegangan sekundernya ganda,
dapat dipakai serentak
□ Kelompok vektor Yzn 5 dan Yyn 6 dipakai pada trafo
sampai dengan 250 KVA untuk jaringan distribusi, diatas 250 KVA sampai
630 KVA dipakai untuk keperluan tertentu. Bila tegangan sekundernya ganda
tidak digunakan secara serentak. Kelompok Yzn 5 dipakai pada tegangan
sekunder 231 / 400 v.
E. Rugi-rugi trafo
Rugi-rugi total yang terdiri dari rugi besi dan tembaga pada suhu 75 c, faktor
daya 1,0 dan beban 100 %, nilai maksimumnya terhadap daya pengenal
ditetapkan sebagai berikut
Daya pengenal kVA 50 100 160 200 250 315 400 500 630. 800 1000 1250 1600
Jumlah fasa - 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Frekuensi Pengenal Hz 50 .50 .50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Tegangan Primer Pengenal kV 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20' 20
Tegangan sekunder pengenal
kV 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4
(beban nol)
Kelumpok vektor - Yzn 5 Yzn 5 Yzn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5
Tegangan uji impuls kV 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125
Tegangan Uji terapan kV 50 50 50 50 50 50 50 5O 50 50 50 50 .50
Kalas isolasi kV 24 24 24 24 24 24 24 24 24 . 24 24 24 24
Kenaikan suhu maksimum °
C 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
tembaga
Kenaikan suhu maksimum minyak °C 55') 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55
Cara pendinginan _
Penyadapan Primer % %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5
lmpedans % 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4,5 3 5,5 6
Rugi besi watt 190 320 460 550 850 770 930 1100 1300 1950 2300 2700 3300
faktor daya 1,0 beban 100% - 97,48 97,97 98,27 98,32 98,46 98,64 98,64 98,70 98,78 98,50 98,50 98.60 98,68
beban 75 % - 97,89 98,29 98,54 48,58 98.70 98,76 98.84 98,89 98,96 98,73 98,00 98,82 98,89
beban 50 % -- 98,17 98,51 98,71 98,75 98.84 98,90 98,97 99.02 99.08 90.09 90.95 98.98 98,03
beban 25 % - 97,97 98,31 98.51 98,56 98,65 98,72 98,30 98,86 93,93 98,72 98,79 98,85 98,98
faktor daya 0,8 beban 100% - 96.98 97,48 97,86 97.92 98,09 98.18 98,56 98,30 98,48 98,14 98.23 98,26 93.36
beban 75% - 97,39 97,87 98,18 98.24 98,38 98,46 98,72 98,62 98,71 98,42 98,51 98.54 98,62
Beban 50 M - 97,73 98,14 98,39 98.45 98.56 98,63 98,72 98,78 98,85 98.61 98,69 98.73 98.79
beban 25%. •- 97,47 97,90 98.14 98.21 98,32 98,42 98,50 98,58 93,66 98.41 93.50 98,57 93.63
1'cneatunn paJa beban penuh
Faktor Daya 0,8 % 5,77 3,58 3.43 3. 41 3,33 3.30 3.25 3.22 3.17 3.65 3.93 4.25 4.52
Faktor Daya 1 .0 % 2,26 1,81 1,54 1.49 1,37 1.31 1.22 1.37 1.44 1.37 1.33 I.34 1.30
Lilitan Trafo
Dibuat dari tembaga berkonduktivitas tinggi, bentuk lilitan adalah konsentris,
dimana lilitan tegangan menengah (hv) di sebelah luar dan untuk tegangan
rendah (lv) di sebelah dalam. Untuk tegangan menengah digunakan kawat
tembaga berisolasi enamel, sedangkan untuk tegangan rendah dipakai kawat
tembaga berisolasi kertas atau plat tembaga berisolasi enamel.
Terminal / Bushing
Terminal sisi tegangan menengah dibuat dari bahan porselen atau damar
sintetis ( synthetic resin). Trafo pasangan dalam (indoor) bentuk terminalnya
seperti tusuk kontak, sedang pada trafo pasangan luar (out door) bentuk
terminalnya seperti bushing isolator.
Terminal sisi tegangan rendah dibuat dari bahan porselen untuk arus sampai
dengan 630 A, sedang untuk arus yang lebih besar dan 630 A digunakan
terminal batang tembaga dengan isolator damar sintetis.
Tangki Trafo
Dibuat dari pelat baja bersepuh lapisan seng, berfungsi untuk tempat minyak
isolasi, sehingga harus kedap terhadap uap air.
Untuk trafo distribusi dengan kapasitas yang lebih besar dan pembebanan
yang lebih / berat sistem pendingin dinding tangki menggunakan kipas angin /
fan yang diputar oleh motor listrik
Konstruksi Trafo
3 kumparan yang
mengeluarkan arus
(kumparan sekunder)
Terutama untuk alat ukur diperlukan yang mempunyai kelas akurasi yang tinggi agar
hasil yang didapatkan benar-benar valid, sehingga dapat menjamin pengoperasian
gardu distribusi dengan aman.
Yang perlu diperhatikan pada alat ukur adalah kesesuaian batas ukur alat ukur dan
batas kapasitas / kemampuan peralatan yang akan diuji.
Contoh, untuk menguji tahanan isolasi trafo distribusi tegangan kerja meger yangb
dapat digunakan ada 2 ( dua ) yaitu meger dengan tegangan maksimal 1.000 V untuk
mengukur tahanan isolasi kumparan tegangan rendah dengan body dan tegangan
Nomor
Keterangan Panjang Tinggi
( mm ) ( mm )
A B
Catatan :
Perlu dipilih sepatu yang bersol anti slip dan lapisan penahan celana pada laras
Kegunaannya untuk melindungi petugas dari bahaya jatuh pada waktu bekerja di
tempat yang tinggi
Catatan : perlu disimpan dalam kotak atau ruang tertutup, sehingga tarhindar dari
benturan dan kelembaban
2.2.7. Tangga
Ukuran
Panjang Lebar Tinggi
Tebal Ket
(cm) (cm) (cm)
Kelas
Kayu 60 120 6-10
Karet 60 120 0,6 – 1,2c
Untuk instalasi tegangan menengah digunakan Meger dengan batas ukur Mega
sampai Giga Ohm dan tegangan alat ukur antara 5.000 sampai dengan 10.000 Volt
arus searah.
Untuk instalasi tegangan rendah digunakan Meger dengan batas ukur sampai Mega
Ohm dan tegangan alat ukur antara 500 sampai 1.000 Volt arus searah.
Ketelitian hasil ukur dari meger juga ditentukan oleh cukup tegangan batere yang
dipasang pada alat ukur tersebut
Gunanya untuk memeriksa urutan fasa pada saat tegangan keluaran trafo diatribusi,
yang masing dihubungkan ke terminal kontrol tegangan yang biasanya menjadi satu
dengan lampu indikator.
2.3.5. Tester 20 KV
Untuk memeriksa adanya tegangan pada kabel masuk / keluar kubikel
C. Peralatan Proteksi
- proteksi 20 kv :
* relai arus lebih / relai hubung tanah
* fuse
- proteksi 220 / 380 v
* fuse (NH fuse)
D. Kabel
- kabel saluran masuk / keluar 20 kv, 3 inti
- kabel beban / trafo masuk / keluar 20 kv, 1 inti
- kabel penghantar trafo dan rak TR 220 / 380 v
- kabel keluar tr (opstiq)
E. Pentanahan
- pentanahan kerangka body peralatan
- pentanahan netral sisi tegangan rendah trafo
B. Peralatan proteksi
- fuse cut out 20 kv
- lightning arrester
- NH fuse
C. Kabel / penghantar
- kawat penghubung dari jaring ke fco
- kawat penghubung dari fco ke trafo
- kabel penghubung dari trafo ke rak tr
- kabel keluar (opstiq)
D. Pentanahan
- pentanahan kerangka / body peralatan
- pentanahan netral sisi tegangan rendah trafo
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 49
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
- pentanahan arrester
Lokasi pemasangan :
Di sisi 20 kv gardu induk sebagai peralatan hubung saluran masuk dan
keluar dilengkapi dengan relai yang dapat memutuskan / membuka pmt bila
saluran ada gangguan
Di gardu hubung
Di gardu distribusi konsumen khusus
A. Relai Arus Lebih Dan Relai Hubung Tanah (OCR & GFR )
Jenis yang dipakai :
Inverse + instantaneous, sebagai pengaman saluran /
beban
Definite + instantaneous sebagai pengaman dan
pembatas saluran / beban
B. Fuse - 20 kV
Untuk pasangan dalam menggunakan hrc fuse / current
limiting fuse dengan atau tanpa pin pelepas
Untuk pasangan luar menggunakan expulsion fuse,
dapat meledak saat fuse putus
C. Fuse 220 v
Digunakan dari jenis tabung tertutup (nh fuse), sebagai
pengaman saluran
D. Arrester
Kapasitasnya 5 ka, 10 ka, 15 ka dipasang di kabel keluar
/ masuk dan di dekat trafo
3.8. KABEL
Kabel saluran masuk / keluar 20 kv - 3 inti
jenis kabel : N (NA) 2x SEFBY, N (NA) 2x SEFGbY, N (NA) 2XSEBY
Kabel penghubung kubikel dengan trafo 20 kv - 1 inti jenis kabel
N2XSY dengan penampang 25, 35, 50 mm2
Kabel penghubung trafo dengan rak tr 220 v 1 inti jenis kabel NYY
dengan penampang 70, 95, 150, 240 mm2
Kabel penghubung rak tr dengan saluran keluar jenis kabel NYFGbY
dengan penampang maksimal 95 mm2 untuk saluran tic
3.9. PEMBUMIAN
Pasangan Dalam
Dipasang di ruang gardu beton / tembok dengan peralatan yang terpasang
– saklar pemutus beban
– busbar / rel
– fuse
– time switch dan kontaktor untuk pju
– Alat ukur dan perlengkapannya
MATERIAL GARDU TIANG CANTOL 3 TRAFO PADA 1BH TIANG BETON TYPE
BULAT
GC - 3B
GARDU TIANG CANTOL 2 FASA, CSP PADA TIANG BETON BULAT TANPA PGTR
GCC - 1B
MATERIAL GARDU TIANG CANTOL 2 FASA, CSP PADA TIANG BETON BULAT
TANPA PGTR
GCC - 1B
GT - 8R
PAPAN BAGI TR
(IN DOOR)
PAPAN BAGI TR
(OUT DOOR)
4.1. PENGERTIAN
Adalah segala kegiatan yang mencakup pengaturan, pembagian, pemindahan, dan
penyaluran tenaga listrik kepada konsumen secepat mungkin serta menjamin
kelangsungan penyaluran / pelayanan.
Frekuensi
Batas toleransi frekuensi adalah ± 1 % dari frekuensi standar 50 Hz
Faktor yang membuat baik-tidaknya mutu listrik tersebut dari sisi distribusi adalah
faktor pembebanan pada sistem distribusi yaitu pembebanan yang tidak stabil oleh
karena pengoperasian normal atau karena lebih banyak akibat gangguan pada
suplai dari GI dan penyulang.
Atau,
PLN berkeinginan untuk mewujudkan perusahan dengan tingkat kelas dunia, yaitu
dengan angka SAIDI 100 menit / pelanggan / tahun dan SAIFI 3 kali / pelanggan /
tahun.
Beberapa faktor yang mempengaruhi nilai SAIDI dan SAIFI dari sisi dstribusi
adalah :
a. Konfigurasi jaringan yang berkaitan dengan manuver
b. Kondisi jaringan yang rentan terhadap gangguan dari dalam sistem maupun
dari luar sistem
c. Cara pengoperasian yang tidak memperhatikan kemampuan peralatan
maupun kemampuan pasokan daya.
Menurunkan angka SAIDI dan SAIFI dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
Meningkatkan kualitas konfigurasi jaringan
Meningkatkan pasokan tenaga listrik alternatif
Meningkatkan kualitas pemeliharaan
Meningkatkan pengetahuan & ketrampilan petugas
Menyiapkan jumlah petugas dengan perbandingan yangmemadai dengan jumlah
pelanggan
Menggunakan material sesuai standar
Mengidentifikasi peralatan yang sering rusak
Meningkatkan kualitas teknik informasi pelanggan
Memutakhirkan data teknik jaringan
C x E
Ris pada suhu t C ≥ ------------------- ……………….MΩ
( √ KVA) x ks
Memeriksa nilai arus nominal Fuse sisi tegangan menengah dan sisi tegangan
rendah sesuai dengan ketentuan perusahaan.
Arus pengenal pelebur jenis pembatasan arus menurut berbagai merek dan buatan
untuk pengaman berbagai daya pengenal trafo dapat dilihat pada tabel.
Rekomendasi pemilihan arus pengenal anak pelebur 24 kv, jenis pembatasan arus,
rujukan plubikasi IEC 282-1(1974), VDE dan UTE (Perancis) di sisi primer 20 kV,
berikut pelebur jenis pembatasan arus rujukan IEC 269-2 (1973) di sisi sekunder
(230/400 V) yang diselaraskan sebagai pengaman trafo distribusi.
JTM
ARRESTER
FCO
TRAFO
SAKLAR
UTAMA
NH FUSE
SALURAN JURUSAN
a. Persiapan Pengoperasian
1. Membaca dan memahami prinsip kerja gardu distribusi dan sistem JTM
2. Mampu berkomunikasi dengan pengatur / posko untuk pengoperasian
instalasi Gardu Distribusi
3. Menyusun rencana kerja yang berisi langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan
4. Menyiapkan alat kerja, alat K3 / K2 dan alat bantu yang diperlukan dan dalam
kondisi siap pakai dan aman
5. Memeriksa hasil ukur atau mengukur indikator kondisi peralatan instalasi
gardu :
– Tahanan isolasi trafo sesuai ketentuan
– Nilai fuse link sesuai dengan kapasitas trafo
– Nilai NH fuse sesuai dengan ukuran kabel dan kapasitas trafo
– Tahanan pembumian kerangka peralatan/ konstruksi instalasi gardu
sesuai ketentuan
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 101
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
4. Buka kabel / kawat yang terhubung pada terminal / bushing sisi TR dan TM.
5. Kabel / kawat yang sudah terlepas hubungkan jadi satu dan tersambung
pada kabel pentanahan
6. Lakukan pemeliharaan gardu
2. Tangga
3. Helm
4. Sabuk Pengaman
5. Sepatu Isolasi 20 KV
6. Sarung tangan Isolasi
7. Tongkat / stock FCO
8. Grounding Aparatus
9. Tool Kit
10. Megger 1.000 – 5.000/10.000V
11. Fuse holder / fuse puller
12. AVO meter
13. Phase squence indicator
14. Handy-talk
Pemut Pemutus
beban 2 3
us 2 3
beban
1 (PMB) 1
PMS PMS PMS PMS PM PM
(PMB)
S S
Saklar Utama
Saklar
Utama
NH fuse
NH
Saluran Jurusan
Fusi
a. Persiapan Pengoperasian
5. Ukur tegangan sisi TR, pastikan bahwa penyetelan sadapan trafo sudah
benar
6. Operasikan saluran jurusan dengan cara :
– Untuk pelanggan umum, masukkan saklar utama menyusul kemudian nh
fuse satu persatu sambil di test kemungkinan adanya hubung singkat
pada saluran jurusan
– Untuk pelanggan industri masukkan saluran nh fuse, menyusul kemudian
saklat utama
7. Melaporkan pada pengatur, kejadian yang diakibatkan pengoperasian
tersebut
8. Membuat berita acara serah terima operasi yang berisi antara lain :
– Kondisi peralatan
– Posisi peralatan hubung
– Temuan-temuan kelainan operasi
– Membuat laporan pengoperasian
Seperti kita ketahui fluktuasi beban di indonesia secara umum sangat tajam
perbedaan antara beban puncak dan di luar beban puncak. Hal ini bila ditinjau dari
segi efisien trafo menjadi kurang baik terutama pada beban yang sangat rendahnya
selanjutnya bila penyediaan kapasitas trafo didasarkan pada beban (beban puncak)
bila dikaitkan pada segi ekonomi, menjadi kurang efisien. Sebab bisa jadi hanya untuk
memikul beban yang rendah dilayani oleh trafo dengan kapasitas yang besar.
Untuk pemecahan masalah diatas, sebenarnya trafo dapat dibebani melebihi daya
pengenalnya pada suhu sekitar trafo tersebut pada nilai tertentu tetapi harus dibatasi
oleh lamanya pembebanan lebih, agar susut umur trafo sesuai dengan yang
direncanakan. Susut trafo sangat dipengaruhi oleh suhu titik panas pada lilitan.
TABEL. Susut umur sebagai fungsi dari suhu titik panas lilitan sc ( °C )
Trafo dengan susut umur sama dengan 1,0 berarti trafo tersebut akan mempunyai
susut umur normal, dan itu terjadi bila suatu suhu titik panas pada lilitan mencapai 98
°C.. Suhu tersebut tercapai untuk trafo yang bekerja pada daya pengenal dengan
suhu sekitar 20°C.. Pada umumnya suhu sekitar di indonesia terutama di kota-kota
besar suhu sekitar rata-rata tahunan sekitar 25,5°C. dan mengingat sifat beban di
indonesia, maka dimungkinkan trafo dapat dipakai sampai batas waktu yang
direncanakan pabriknya.
Contoh 2. Trafo dibebani 12 jam pada oc = 104°C & 12 jam pada sc = 98 0c. Susut
umurnya = (12x2) + (12x1) = 36 jam umur selama 24 jam. Susut umur =
1,5 susut umur normal, sehingga umur trafo = 2/3 x umur desain.
Contoh 3 : Trafo dibebani 4 jam pada sc = 110 °C ( pada beban puncak) dan 20 jam
pada sc = 90°C. Susut umurnya = (4 x 4) + (20 x 0,4) = 24 jam umur
selama 24 jam, berarti susut umur normal.
Dari contoh 3 bisa digambarkan seperti pada umumnya pembebanan trafo untuk
konsumen umum di Indonesia, dimana beban puncak terjadi pada malam hari yaitu
antara jam 18.00 s.d. 22.00.
Sebagai pedoman pembebanan trafo untuk keperluan tertentu, dan dengan beban
yang melebihi daya pengenalnya, waktu lamanya pembebanan tersebut dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
CATATAN : dalam tugas siklis normal nilai k2 tidak lebih dari 1.5. Nilai-nilai k2 yang
lebih besar dari 1.5, terlukis dengan garis-putus-putus, dipakai untuk
tugas darurat. Tanda + menunjukan bahwa k2 lebih tinggi dari 2.0.
CATATAN : dalam tugas siklis normal nilai k2 tidak lebih dari 1.5. Nilai-nilai k2 yang
lebih besar dari 1.5, terlukis dengan garis-putus-putus, dipakai untuk
tugas darurat. Tanda + menunjukan bahwa k2 lebih tinggi dari 2
5.1. PENGERTIAN
Adalah suatu bentuk ketentuan tertulis berisi prosedur / langkah-langkah
kerja yang dipergunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan.
Dalam bahasa Indonesia SOP disebut dengan Prosedur Tetap dan
disingkat Protap.
Untuk instalasi lama beberapa pihak yang terkait antara lain, Pengatur
Distribusi / Piket Pengatur, Pihak Pemeliharaan, Pelayanan Pelanggan
dan Konsumen. Berkoordinasi dengan Pengatur Distribusi dan
Konsumen tujuannya adalah sama dengan pengoperasian Instalasi
Kubikel baru. Berkoordinasi dengan pihak pemeliharaan adalah untuk
mengetahui maksud / tujuan pengoperasian termasuk pemadaman
kubikel, lama waktu dipeliharanya dan kondisi kubikel paska
pemeliharaan. Sedangkan berkoordinasi dengan Pihak Pelayanan
TARGET
NO URAIAN PENGAWAS PELAKSANA POSKO TURJASI KETERANGAN
UPD WAKTU
Laporan 1a • 1b • • 1c
pekerjaansiap 1a 1b 1c
1.
untuk 5’ 5’ 5’
dioperasikan
Vhek fisik dan 2.b • 2.a •
2. kesiapan 2a 2b
koleksi 5' 120’
Kesiapan 3a
• • 3.b 3a 3b
terpenuhi ijin 5’ 5’
3
tegangan
dimasukan
4 Tegangan 4.b
• •4.a 4a 4b
dimasukan 1.a 1.a
5’ 5’
5 Pekerjaan 5c. • 5.a • 5.b • 5a 5b 5c
selesai 1.a 1.a 1.a
5’ 5’ 5’
NO URAIAN KETERANGAN
.
1. Pengawas pekerjaan melaporkan pekerjaan siap
dioperasikan ke turjasi
Turasi melaporkan ke UPD
.
2. Turjasi meminta pelaksana untuk mengecek fisik kelokasi Izin sudah diberikan
TARGET
NO URAIAN PELANGGAN PELAKSANA POSKO TURJASI KETERANGAN
UPD WAKTU
1a • 1B 1c • • 1d 1a-
LAPORAN 1b
1a
1a 1a 1a
1. •
PELANGGAN
5’
CHEK FISIK DAN • 2.b 2.a •
2. KESIAPAN 1a 1a
KOLOKSI
LAPORAN HASIL 3a
1a
3,b
1a
• • 3.c
1a
PENGECEKAN
3 •
(KUBIKEL dan
TRAFO RUSAK)
4 PEKERJAAN 4b • 4.a •
BELUM SELESAI 1a 1a
NO URAIAN KETERANGAN
.
1. Pelanggan melaporkan ke listrik padam ke posko pelayanan
gangguan
Posko mela[orkan ke turjasi dan turjasi melaporkan ke UPD
Alat K3 antar lain sarung tangan karet 20 kV
2. Turjasi meminta pelaksana untuk mengecek fisik kelokasi dan sepatu 20 kV
Alat kerja : kunci pas/ring, marger. Tri phasa
3. Pelaksana melaporkan hasil pemeriksaan ke turjasi bahwa amper meter dan volt meter
MV cell/trafo dinyatakan rusak Setelah dilakukan pemeriksaan detail dengan
alat meger
4. Turjasi melaporkan ke pelaksana agar pemeriksaan dilanjut
untuk penggantinya
6. LEMBAR PRAKTEK
Ganbar JTM
ARRESTER
FCO
TRAFO
SAKLAR
UTAMA
NH FUSE
SALURAN JURUSAN
LEMBAR PRAKTEK
KEGIATAN No Perkakas /
Langkah-langkah GAMBAR Peralatan
Persiapan Pengoperasian
1. Single line
1 Membaca dan memahami prinsip kerja diagram
gardu distribusi dan sistem JTM 2. Tangga
3. Helm
2 Mampu berkomunikasi dengan
4. Sabuk
pengatur / posko untuk pengoperasian
Pengaman
instalasi Gardu Distribusi
5. Sepatu
3 Menyusun rencana kerja yang berisi Isolasi 20
langkah-langkah pelaksanaan KV
pekerjaan 6. Sarung
tangan
4 Menyiapkan alat kerja, alat K3 / K2
Isolasi
dan alat bantu yang diperlukan dan
7. Tongkat /
dalam kondisi siap pakai dan aman
stock FCO
ketentuan 5.000/10.00
0V
Nilai fuse link sesuai dengan
11. Fuse holder
kapasitas trafo 12. AVO meter
13. Phase
Nilai NH fuse sesuai dengan
squence
ukuran kabel dan kapasitas trafo indicator
Tahanan pembumian kerangka
14. Fuse link
peralatan/ konstruksi instalasi gardu 15. NH Fuse
sesuai ketentuan
Pengoperasian Gardu
Masukkan FCO
11
Periksa urutan fasa
12
Ukur tegangan sisi TR, pastikan
13 bahwa penyetelan sadapan trafo
sudah benar
Operasikan saluran jurusan dengan
cara :
Untuk pelanggan umum :
masukkan saklar utama,
menyusul kemudian NH fuse satu
persatu sambil di test
kemungkinan adanya hubung
singkat pada saluraan jurusan
Untuk palanggan
industri : masukkan seluruh nh
fuse, menyusul kemudian saklar
utama
LEMBAR PRAKTEK
Pemutus
Pemutu
beban
s beban 1 2 3 2 3
(PMB) 1
(PMB)
PMS PMS PMS PMS PMS PMS
Saklar Utama
Saklar
Utama
NH fuse
NH Fusi
Saluran Jurusan
LEMBAR PRAKTEK
Perkakas
KEGIATAN No
Langkah-langkah GAMBAR /Peralatan/APD
Persiapan Pengoperasian
1. Single line
1 diagram
Membaca dan memahami prinsip kerja
Gardu distribusi pasangan dalam dan 2. Handle /
tuas kubikel
sistem JTM
3. Tool Set
2 Berkomunikasi dengan pengatur /
posko untuk pengoperasian instalasi 4. Multi
7. Sepatu
4 Menyiapkan alat kerja, alat K3 / K2 dan
Isolasi 20 KV
alat bantu yang diperlukan dan dalam
8. Sarung
kondisi siap pakai dan aman
tangan Isolasi
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaa 132
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
10
Laporkan kepada pihak yang
berwenang untuk pengoperasian gardu
dan tunggu izin pengoperasian keluar
11
Masukkan PMB 1, periksa adanya
kelainan, lanjutkan pengoperasian bila
tidak ada kelainan
12
Masukkan PMB 2, periksa adanya
kelainan, lanjutkan pengoperasian bila
tidak ada kelainan
13
Masukkan PMB 3, periksa adanya
kelainan, lanjutkan pengoperasian bila
tidak ada kelainan
19 Lakukan pemeliharaan
cara :
Untuk pelanggan umum,
masukkan saklar utama menyusul
kemudian nh fuse satu persatu
sambil di test kemungkinan
adanya hubung singkat pada
saluran jurusan
Untuk pelanggan industri
masukkan saluran nh fuse,
menyusul kemudian saklat utama
26
Melaporkan pada pengatur, kejadian
yang diakibatkan pengoperasian
tersebut
27
Membuat berita acara serah terima
operasi yang berisi antara lain :
Kondisi peralatan
Posisi peralatan hubung
Temuan-temuan kelainan
28 operasi