Anda di halaman 1dari 3

Judul Baris 1

Nama: Kelvin Elfa Mahendra

NIM: 32230263

1. 1.Merencanakan

Sebagai kegiatan yang kompleks, menulis membutuhkan perencanaan yang memadai. Dalam
proses perencanaan, kegiatan-kegiatan berikut sangat penting diperhatikan sebagai penulis.

a. Mengumpulkan bahan

Hampir semua penulis mengumpulkan segala sesuatu yang mereka perlukan berupa data,
informasi, bacaan sebelum memulai menulis. Tahap seperti inilah yang pada hakikatnya
sebagai tahap pengumpulan bahan untuk menulis.

b. Menentukan tujuan dan bentuk

Dalam penulisan ilmiah, tujuan dan bentuk yang dipilih sering ditentukan oleh situasi.
Misalnya, dalam membuat laporan penelitian, format dan tujuan laporan mungkin sudah
ditentukan oleh sponsor atau pemberi dana peneliti. Segala usaha lain untuk memperluas
tujuan yang telah ditentukan itu pada umumnya cukup bermanfaat.

c. Menentukan pembaca

Pembaca yang berbeda akan memerlukan bacaan yang berbeda pula. Oleh karena itu, penulis
perlu mengetahui keadaan pembaca sebaik-baiknya. Apakah pembaca tulisan kita nanti itu
memiliki pengetahuan cukup banyak atau sedikit tentang bidang yang kita tulis dan apa yang
diharapkan atau diinginkan pembaca dari informasi yang disampaikan oleh penulis. Penulis
perlu mengetahui apa yang diinginkan, yang diperlukan, atau yang diharapkan oleh pembaca.

2. Menulis

Bagi kebanyakan penulis yang sudah profesional, biasanya situasi memaksa mereka untuk
menulis sebelum benar-benar siap. Penulis yang belum berpengalaman sering kurang tepat
dalam memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mengembangkan ide menjadi kata-kata
tidak diperhitungkan. Dalam penulisan ilmiah, karena kompleksnya isi dan adanya batas
waktu yang sudah pasti, lebih baik menulis seawal mungkin, lebih-lebih penulis sudah
mempersiapkan bahan sebagai bahan dasar penulisan, dan paling akhir sedikit menyusun draf
untuk mencapai hasil akhir.

3. Merefleksikan

Teknik yang sering digunakan oleh penulis karangan ilmiah, sebelum merangkum
karangannya mereka merefleksikan apa yang sudah mereka tulis. Kesempatan ini
memungkinkan penulis memperoleh perspektif yang segar tentang kata-kata yang pada
mulanya tampak sangat betul tetapi kemudian terasa salah.
Judul Baris 2

4. Merevisi

Mengerjakan revisi merupakan langkah yang sangat penting untuk menghasilkan tulisan yang
baik. Akan tetapi, hal ini seringkali kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan
langkah-langkah yang lainnya. Revisi, perbaikan, dan penyempurnaan tulisan yang
dilaksanakan secara berhati-hati dan seksama dapat menghasilkan tulisan yang jelas, terarah,
terfokus sesuai dengan keinginan penulis dan pembaca. Penulis perlu merasakan masalah
yang mungkin muncul dan menuntut perbaikan dari penulisnya sendiri sehingga tulisan yang
dihasilkan menjadi lebih baik dan layak baca.

Tulisan ilmiah selalu membawa nama penulisnya. Oleh karena itu, penulis sebaiknya tidak
terlalu cepat puas dengan apa yang pernah ditulisnya. Upayakan jangan sampai para pembaca
tidak dapat memahaminya, atau salah menginterpretasi serta menafsirkan tulisannya karena
tidak jelas arah, fokus, dan tujuannya.

2. 1. Harus memiliki unsur-unsur proposal yang tersusun secara sistematis,


2. Harus dibuat dengan jelas, mudah dimengerti, dan juga logis,
3. Jenis kegiatan yang akan dilakukan harus ditulis secara detail serta harus dapat
direalisasikan,
4. Jika terdapat rencana anggaran atau biaya kegiatan, harus ditulis secara realistis dan
akuntabel.

3. Karya ilmiah merupakan tulisan yang mengupas tentang suatu permasalah. Permasalahan
tersebut akan dikupas dengan cara observasi, investigasi dan pengumpulan data.
Karya tulis ilmiah penelitian ini memakai metode ilmiah yang runtut. Ini bertujuan untuk
mendapatkan jawaban yang ilmiah terhadap sebuah permasalahan yang diteliti

4. A) Deduktif
Paragraf deduktif adalah jenis paragraf yang bermula dengan penjabaran tentang hal-hal
umum kemudian menjurus ke hal khusus. Pada paragraf deduktif, letak kalimat utama
berada di awal paragraf.

Ciri-ciri jenis paragraf deduktif adalah sebagai berikut:

- Kalimat utama atau ide pokok ada pada kalimat pertama paragraf.
- Polanya umum-khusus-khusus-khusus.
- Kalimat utama diperinci dengan kalimat penjelas.

Contoh: Salah satu akibat yang ditimbulkan dari penyalahgunaan narkoba adalah adanya
gangguan mental. Pengguna bisa mengalami kondisi mental yang membuatnya terlihat
seperti orang gila. Narkoba pun jadi pemicu perilaku aneh para pengguna yang bisa
merugikan orang lain bahkan diri sendiri.
Judul Baris 3

B) Induktif

Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir paragraf. Jenis
paragraf induktif diawali dengan kalimat-kalimat penjelas berupa fakta, contoh, rincian,
atau bukti yang kemudian disimpulkan pada kalimat akhir paragraf.

Ciri-ciri jenis paragraf induktif adalah sebagai berikut:

- Diawali dengan penjelasan khusus.


- Digeneralisasikan atau disimpulkan berdasarkan penjelasan khusus di akhir paragraf.
- Kalimat utama terletak di akhir paragraf (kesimpulan).
- Polanya khusus-khusus-khusus-umum.

Pada paragraf induktif, ada beberapa jenis yakni generalisasi, analogi, sebab akibat, dan
perbandingan.

Contoh: Bagi warga Jakarta, membuang sampah seenaknya ke dalam sungai sudah jadi
kebiasaan bahkan tradisi sejak dulu. Padahal, kebiasaan buruk ini sudah dirasakan
akibatnya hampir setiap tahun. Sampah-sampah ini bisa menyebabkan aliran sungai
terhambat dan akhirnya menimbulkan banjir. Tidak heran apabila banjir yang terjadi di
Jakarta seringkali disebabkan oleh tumpukan sampah yang menghambat aliran sungai.

Anda mungkin juga menyukai