Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Cendikia Muda

Volume 2, Nomor 4, Desember 2022


ISSN : 2807-3469

PENERAPAN SLOW DEEP BREATHING TERHADAP TEKANAN DARAH


PADA PASIEN HIPERTENSI

IMPLEMENTATION OF SLOW DEEP BREATHING ON BLOOD PRESSURE


IN HYPERTENSION PATIENTS

Wafiq Azizah1, Uswatun Hasanah2, Asri Tri Pakarti3


1,2,3
Akademi Keperawatan Dharma Wacana Metro
Email: azizahwafiq446@gmail.com

ABSTRAK

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama terjadinya penyakit
kardiovaskular aterosklerotik, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Hipertensi termasuk masalah
yang besar dan serius karena sering tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Terapi
nonfarmakologis yang wajib dilakukan oleh penderita hipertensi salah satunya adalah
melakukan relaksasi. Slow deep breathing merupakan salah satu jenis relaksasi yang dapat
dilakukan pada penderita hipertensi. Rancangan karya tulis ilmiah ini menggunakan desain studi
kasus (case study). Subyek yang digunakan yaitu dua pasien dengan hipertensi. Analisa data
dilakukan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penerapan menunjukkan bahwa setelah
dilakukan penerapan slow deep breathing selama 3 hari, terjadi penurunan tekanan darah pada
pasien dengan hipertensi. Bagi pasien hipertensi hendaknya dapat melakukan penerapan latihan
slow deep breathing secara mandiri untuk membantu menurunkan atau mengontrol tekanan darah.

Kata Kunci : Hipertensi, Tekanan Darah, Slow Deep Breathing.

ABSTRACT

Hypertension or high blood pressure is a major risk factor for atherosclerotic cardiovascular
disease, heart failure, stroke, and kidney failure. Hypertension is a big and serious problem
because it is often not detected even though it has been for years. One of the non-pharmacological
therapies that must be carried out by hypertension sufferers is relaxation. Slow deep breathing is
one type of relaxation that can be done in patients with hypertension. The design of this scientific
paper uses a case study design. The subjects used were two patients with hypertension. Data
analysis was carried out using descriptive analysis. The results of the application showed that after
applying slow deep breathing for 3 days, there was a decrease in blood pressure in patients with
hypertension. Hypertensive patients should be able to apply slow deep breathing exercises
independently to help lower or control blood pressure.

Keywords : Hypertension, Blood Pressure, Slow Deep Breathing.

Azizah, Penerapan Slow Deep Breathing 607


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 4, Desember 2022

PENDAHULUAN Berdasarkan laporan dari klinik utama dan


Hipertensi atau penyakit tekanan darah klinik pratama di Puskesmas kota Metro
tinggi adalah faktor risiko utama terjadinya tahun 2018 dari sepuluh penyakit
penyakit kardiovaskular aterosklerotik, terbanyak penyakit hipertensi menempati
gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. urutan pertama di kota Metro dengan
Hipertensi menimbulkan risiko mortalitas jumlah 18442 penderita atau 24.01%5.
dini, yang meningkat saat tekanan sistolik Data medical record di Rumah Sakit
dan diastolik meningkat. Peningkatan Umum Daerah (RSUD) Jend. Ahmad Yani
tekanan darah yang berkepanjangan Metro pada tahun 2019, kasus hipertensi
merusak pembuh darah di organ jantung, menempati urutan ke-6 dari 10 penyakit
1
ginjal, otak dan mata . Hipertensi termasuk besar yang ada di Ruang Penyakit Dalam
masalah yang besar dan serius karena B dengan jumlah penderita sebanyak 1256.
sering tidak terdeteksi meskipun sudah
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
bertahun-tahun2.
suatu keadaan kronis yang ditandai dengan
Angka kejadian hipertensi di dunia pada meningkatnya tekanaan darah pada dinding
tahun 2019 diperkirakan sebanyak 1,13 pembuluh darah arteri. Keadaan tersebut
miliar orang menderita hipertensi di mengakibatkan jantung bekerja lebih keras
seluruh dunia, dimana sebagian besar untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh
masyarakat tinggal di negara melalui pembuluh darah. Penyakit
berpenghasilan rendah dan menengah3. hipertensi dapat menyebabkan penyakit
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar degeneratif, hingga kematian, oleh sebab
(Riskesdas) tahun 2018 prevalensi itu hipertensi dijuluki sebagai silent killer
hipertensi berdasarkan hasil pengukuran atau pembunuh diam-diam dapat
pada penduduk usia >18 tahun di menyerang siapa saja serta tidak memiliki
Indonesia didapatkan 658.201 penderita tanda yang spesifik7.
terdiagnosa hipertensi dengan angka
Berdasarkan beberapa penelitian, orang
tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Barat
yang menderita hipertensi memiliki
yaitu sebanyak 131.153 penderita dan
peluang 12 kali lebih besar untuk terkena
angka terendah berada di Provinsi
stroke dan 6 kali lebih besar untuk terkena
Kalimantan Utara yaitu sebanyak 1.675
serangan jantung7. Terapi
penderita, sedangkan untuk wilayah
nonfarmakologis yang wajib dilakukan
Provinsi Lampung prevalensi hipertensi
oleh penderita hipertensi salah satunya
menempati urutan ke 7 dengan jumlah
adalah melakukan relaksasi. Relaksasi
penderita sebanyak 20.4844.
adalah salah satu bentuk terapi yang

Azizah, Penerapan Slow Deep Breathing 608


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 4, Desember 2022

berupa pemberian intruksi kepada terakhir


Tanggal 12 Juni 2021
seseorang dalam bentuk gerakan-gerakan pengkajian
yang tersusun secara sistematis untuk Riwayat Klien mengatakan hanya
kesehatan mempunyai riwayat
merilekskan pikiran dan anggota tubuh8. sebelumnya penyakit magh, didalam
keluarganya ada yang
Slow deep breathing merupakan salah mengalami atau menderita
satu jenis relaksasi yang dapat dilakukan hipertensi yaitu ibu klien.
Keluhan saat ini Klien mengatakan sering
pada penderita hipertensi. Slow deep keluar masuk rumah sakit
untuk menjalani
breathing merupakan teknik relaksasi yang perawatan. Hal ini
disadari berfungsi untuk mengatur mengakibatkan klien
stress, dan menyebabkan
pernapasan secara dalam dan lambat9. tekanan darah klien naik,
dan menjalani perawatan
Tujuan penerapan otot progresif adalah di rumah sakit.
untuk membantu menurunkan tekanan Therapy selama Ceftriaxone 1 gr/12jam/IV
perawatan Ondansentron 8 mg/8
darah pada pasien hipertensi. jam/IV
Omeprazole 40
mg/24jam/IV
METODE Gabapentin 2x1/oral
Desain karya tulis ilmiah ini menggunakan TTV saat TD: 180/100 mmHg, RR:
desain stadi kasus (case study). Subyek pengkajian 18 x/m, Nadi: 104 x/m
yang digunakan dalam studi kasus yaitu
Tabel 2 Gambaran Subyek II
pasien dengan hipertensi yang terdiri dari 2
Data Keterangan
pasien. Alat pengumpul data dalam karya
Nama Ny. A
tulis ilmiah ini meliputi standar Usia 36 tahun
Pendidikan SMA
operasional prosedur (SOP) penerapan terakhir
slow deep breathing dan lembar observasi Tanggal 13 Juni 2021
pengkajian
klasifikasi hipertensi menurut The Seventh Riwayat Klien mengatakan sering
Report of the Joint National Committee kesehatan masuk kerumah sakit,
sebelumnya klien memiliki riwayat
(JNC VII) tahun 2017. penyakit DM selama 2
tahun, serta terdapat luka
HASIL DM pada kakinya, klien
mengatakan menyukai
Gambaran subyek penerapan yang makanan yang asin, klien
didapatkan pada saat pengkajian sesuai mengatakan jarang kontrol
untuk memeriksakan
dengan tahapan rencana penerapan adalah kesehatan-nya baik di
rumah sakit atau
sebagai berikut:
puskesmas didalam
Tabel 1 Gambaran Subyek I keluarga klien terdapat
yang menderita hipertensi
Data Keterangan
seperti klien yaitu ayah
Nama Tn. F
klien.
Usia 23 tahun
Keluhan saat ini Klien mengatakan sering
Pendidikan SMA ke fasilitas kesehatan

Azizah, Penerapan Slow Deep Breathing 609


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 4, Desember 2022

untuk memeriksakan mmHg mmHg


kesehatannya, namun klien
sering melanggar larangan PEMBAHASAN
makanan yang tidak boleh 1. Karakteristik Responden yang
dikonsumsinya, sehingga Mempengaruhi Hipertensi
menyebabkan klien
memiliki luka di kakinya, a. Riwayat Keluarga
klien tidak mengetahui
tentang bagaimana Penerapan karya tulis ilmiah ini
penanganan dan memiliki dua subyek, yaitu Tn. F
penatalaksanaan hipertensi
untuk dirumah. untuk subyek I dan Ny. A untuk
Therapy selama Ceftriaxone 1 gr/12jam/IV subyek II. Dari kedua subyek
perawatan Ondansentron 8 mg/8
jam/IV penerapan ini, riwayat kesehatan
Omeprazole 40 keluarganya adalah memiliki
mg/24jam/IV
Novorapid 3x10 ui saat riwayat hipertensi. Menurut studi
makan
sebelumnya mengatakan bahwa,
TTV saat TD: 140/100 mmHg, RR:
pengkajian 16 x/m, Nadi: 80 x/m sekitar 40% penderita penyakit
hipertensi dipengaruhi oleh
Penerapan slow deep breathing pada kedua
10
riwayat genetik . Didukung oleh
subyek (Tn. F dan Ny. A) dilakukan pada
penelitian lain yang menyatakan
tanggal yang berbeda pada subyek I (Tn.
bahwa individu yang memiliki
F) dilakukan pada tanggal 12 s.d 14 Juni
riwayat keluarga dengan hipertensi
2021 sedangkan pada subyek II (Ny. A)
dilakukan pada tanggal 13 s.d 15 Juni maka memiliki risiko tinggi

2021. Adapun hasil pengukuran tekanan terhadap serangan hipertensi


darah sebelum dan setelah penerapan slow dengan peluang 1,518 kali
deep breathing pada kedua subyek dapat dibandingkan dengan individu
dilihat pada tabel di bawah: yang tidak memiliki riwayat
11
keluarga dengan hipertensi .
Tabel 3
Tekanan Darah Kedua Subyek b. Usia
Sebelum dan Setelah Penerapan
Slow Deep Breathing Subyek yang terlibat dalam

Hari I penerapan ini yaitu subyek I (Tn.


Subyek
Sebelum Setelah F) berusia 23 tahun sedangkan
Tn. F 180/100 160/100 subyek II (Ny. A) berusia 36
mmHg mmHg
tahun.
140/100 140/100
Ny. A
mmHg mmHg Insidensi hipertensi naik seiring
Hari II Hari III peningkatan usia. Penuaan
Subyek
Setelah Setelah
mempengaruhi baroreseptor yang
Tn. F 140/90 120/80
mmHg mmHg terlibat dalam pengaturan tekanan
Ny. A 130/90 130/80 darah serta kelenturan arteri.

Azizah, Penerapan Slow Deep Breathing 610


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 4, Desember 2022

Ketika arteri menjadi kurang usia 55 sampai 74 tahun, kemudian


lentur, tekanan dalam pembuluh setelah usia 74 tahun wanita
darah meningkat, sehingga hal ini berisiko lebih besar12.
sering kali tampak jelas sebagai
d. Stress
peningkatan bertahap tekanan
Data yang penulis peroleh pada
sistolik seiring penuaan10.
subyek I (Tn. F) saat penerapan
Selain itu seiring dengan terjadinya adalah Tn. F mengatakan bahwa,
proses penuaan, maka terjadi beliau sering pergi ke fasilitas
kemunduran secara fisiologis yang kesehatan untuk memeriksakan
menyebabkan arteri besar kesehatannya, ketika Tn. F tau
kehilangan kelenturannya dan terkait penyakitnya Tn. F
menjadi kaku, tidak dapat mengatakan merasa stress
mengembang pada saat jantung dikarenakan Tn. F sering keluar
memompa darah melalui arteri masuk rumah sakit. Stres fisik dan
tersebut. Karena itu darah di setiap emosional menyebabkan kenaikan
denyut jantung di paksa melewati sementara tekanan darah, tetapi
pembuluh yang sempit dari pada peran stres pada hipertensi kurang
biasanya sehingga menyebabkan jelas. Tekanan darah normalnya
naiknya tekanan darah. Inilah yang berfluktuasi selama siang hari,
terjadi pada usia lanjut, dinding yang naik pada aktivitas,
arteri menebal dan kaku karena ketidaknyaman, atau respons
11
arteriosklerosis . emosional seperti marah. Sters
yang sering atau terus-menerus
c. Jenis Kelamin
dapat menyebabkan hipertrofi otot
Pada penerapan karya tulis ilmiah
polos vaskular atau mempengaruhi
ini, penulis mendapatkan pasien
jalur integratif sentral otak
hipertensi dengan jenis kelamin
sehingga menyebabkan terjadinya
laki-laki dan perempuan, pada
hipertensi10.
pasien laki-laki yaitu Tn. F dengan
usia 23 tahun sedangkan pada Berdasarkan penelitian yang
pasien perempuan yaitu Ny. A dilakukan oleh Islami, Fanani dan
dengan usia 36 tahun. Keseluruhan Herawati (2015) menunjukkan
insiden, hipertensi lebih banyak bahwa terdapat hubungan yang
terjadi pada laki-laki dibandingkan bermakna antara stres dengan
wanita sampai kira-kira usia 55 hipertensi. Hal ini terjadi karena
tahun. Resiko pada pria dan Stres dapat memicu timbulnya
perempuan hampir sama antara hipertensi melalui aktivasi sistem

Azizah, Penerapan Slow Deep Breathing 611


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 4, Desember 2022

saraf simpatis yang mengakibatkan merupakan kombinasi antara frekuensi


naiknya tekanan darah secara jantung dan jumlah darah yang
intermiten (tidak menentu). Pada dipompa keluar dari jantung pada setiap
saat seseorang mengalami stres, kali kontraksi (volume sekuncup).
hormon adrenalin akan dilepaskan Resistensi perifer adalah resistensi
dan kemudian akan meningkatkan pembuluh darah terhadap aliran darah.
tekanan darah melalui kontraksi Resistensi perifer mempengaruhi
arteri (vasokontriksi) dan tekanan darah dan kerja yang
peningkatan denyut jantung. dibutuhkan jantung untuk memompa
Apabila stres berlanjut, tekanan darah. Ketika resistensi meningkat,
darah akan tetap tinggi sehingga jantung harus memompa lebih keras
orang tersebut akan mengalami untuk mendorong darah ke pembuluh
13
hipertensi . darah. Faktor-faktor yang mem-
pengaruhi resistensi perifer antara lain
2. Tekanan Darah Kedua Subyek
Sebelum Penerapan hilangnya elastisitas dinding pembuluh
Sebelum melakukan penerapan kepada darah (arteriosklerosis, “pengerasan
kedua subyek penulis terlebih dahulu arteri), pembentukan plak (ateros
melakukan pengukuran tekanan darah klerosis), atau kombinasi dari
pada subyek penerapan, dimana pada keduanya. Arteri yang mengeras dan
subyek I (Tn. F) yaitu 180/100 mmHg plak meningkatkan resistensi terhadap
dalam kategori hipertensi stadium II aliran darah. Jantung harus bekerja
dan subyek II (Ny. A) yaitu 140/100 lebih keras, dan tekanan darah menjadi
mmHg hipertensi stadium I. lebih tinggi15.

Tekanan darah merupakan kekuatan Hipertensi atau penyakit tekanan darah


lateral pada dinding arteri oleh darah tinggi adalah suatu keadaan kronis yang
yang didorong dengan tekanan dari ditandai dengan meningkatnya tekanan
jantung. Aliran darah mengalir pada darah pada dinding pembuluh darah
sistem sirkulasi karena perubahan arteri. Keadaan tersebut mengakibatkan
tekanan. Sistol, merupakan kontraksi jantung bekerja lebih keras untuk
jantung mendorong darah dengan mengedarkan darah ke seluruh tubuh
tekanan tinggi. Distol, merupakan melalui pembuluh darah. Hal ini dapat
tekanan minimal yang mendesak mengganggu aliran darah, merusak
dinding arteri setiap waktu14. pembuluh darah, bahkan menyebabkan
penyakit degeneratif, hingga kematian7.
Tekanan darah ditentukan oleh dua
faktor utama yaitu curah jantung dan Hipertensi juga dijuluki sebagai silent
resistensi perifer. Curah jantung killer atau pembunuh diam-diam karena

Azizah, Penerapan Slow Deep Breathing 612


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 4, Desember 2022

penyakit ini tidak memilik gejala yang disadari berfungsi untuk mengatur
spesisifik, dapat menyerang siapa saja, pernapasan secara dalam dan lambat9.
dan kapan saja, serta dapat
Terapi relaksasi banyak digunakan
menimbulkan penyakit degeneratif
dalam kehidupan sehari- hari untuk
hingga kematian. Menurut beberapa
dapat mengatasi berbagai masalah
penelitian, orang yang menderita
misalnya stres, ketegangan otot, nyeri,
hipertensi memiliki peluang 12 kali
hipertensi, gangguan pernapasan, dan
lebih besar untuk terkena stroke dan 6
lain-lain. Relaksasi secara umum
kali lebih besar untuk terkena serangan
merupakan keadaan menurunnya
jantung7.
kognitif, fisiologi, dan perilaku. Pada
Penatalaksanaan hipertensi berfokus saat relaksasi terjadi perpanjangan
pada menurunkan tekanan darah serabut otot, menurunnya pengiriman
kurang dari 140 mmHg sistolik dan 90 impuls saraf ke otak, menurunnya
mmHg diastolik. Resiko komplikasi aktivitas otak, dan fungsi tubuh yang
seperti gangguan kardiovaskular lain. Karakteristik dari respon relaksasi
(penyakit jantung koroner, gagal ditandai oleh menurunnya denyut nadi,
jantung, stroke) atau penyakit ginjal jumlah pernapasan, penurunan tekanan
akan menurun saat tekanan darah rata- darah, dan peningkatan konsumsi
10 16
rata kurang dari 140/90 mmHg . oksigen .
Hipertensi harus segera ditangani
Latihan slow deep breathing dapat
dengan cara mengontrol tekanan darah
menyebabkan penurunan output
dengan menggunakan intervensi
simpatis sehingga akan menyebabkan
keperawatan salah satunya dengan slow
penurunan produksi hormon epineprin
deep breahing.
yang ditangkap oleh reseptor alfa
3. Tekanan Darah Kedua Subyek sehingga akan mempengaruhi otot
Setelah Penerapan polos dari pembuluh darah sehingga
Setelah dilakukan penerapan slow deep terjadinya vasodilatasi, vasodilatasi
breathing selama 3 hari, didapatkan pada pembuluh darah akan menurunkan
bahwa tekanan darah kedua subyek tahanan perifer yang juga menyebabkan
mengalami penurunan yaitu dalam tekanan darah menjadi turun.
kategori pre hipertensi tekanan darah Pernafasan yang dilakukan secara
pada subyek I (Tn. F) 120/80 mmHg dalam dan perlahan pada saat latihan
dan subyek II (Ny. A) menjadi 130/80 slow deep breathing akan memperbaiki
mmHg. Slow deep breathing saturasi oksigen dan meningkatkan
merupakan teknik relaksasi yang konsumsi oksigen didalam tubuh.
Peningkatan jumlah oksigen didalam

Azizah, Penerapan Slow Deep Breathing 613


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 4, Desember 2022

tubuh akan menstimulasi munculnya terjadinya vasodilatasi pada pembuluh


oksidasi nitrit, oksidasi nitrit akan darah dan menurunnya denyut jantung
masuk kedalam otak dan paru-paru yang menyebabkan turunnya tekanan
yang akan membuat tubuh menjadi darah17.
lebih tenang, oksidasi nitrit juga akan
Hasil penerapan ini relevan dengan
mempengaruhi pembuluh darah
penelitian yang dilakukan oleh
menjadi lebih elastis sehingga
Apriyanto (2016) tentang pengaruh
menyebabkan terjadinya Vasodilatasi
latihan tehnik slow breathing exercise
pada pembuluh darah sehingga tekanan
terhadap penurunan tekanan darah pada
darah menjadi turun17.
pasien hipertensi esensial dengan cara
Pernafasan yang dilakukan secara mengatur pernafasan dada dan perut
dalam dan perlahan pada saat latihan dengan menarik nafas dalam dari
slow deep breathing akan memperbaiki hidung, menghembuskan dengan
saturasi oksigen dan meningkatkan perlahan-lahan dari mulut 6-10 kali per
konsumsi oksigen didalam tubuh. menit selama ± 15 menit 2x sehari (pagi
Peningkatan jumlah oksigen didalam dan sore) selama 3 hari berturut-turut,
tubuh akan menstimulasi munculnya menunjukkan bahwa ada pengaruh
oksidasi nitrit, oksidasi nitrit akan latihan teknik slow breathing exercises
masuk kedalam otak dan paru-paru terhadap penurunan tekanan darah pada
yang akan membuat tubuh menjadi pasien hipertensi esensial18.
lebih tenang oksidasi nitrit juga akan
Penelitian yang sama dilakukan oleh
mempengaruhi pembuluh darah
Septiawan, Permana dan Yuniarti
menjadi lebih elastis sehingga
(2018) terkait pengaruh latihan slow
menyebabkan terjadinya vasodilatasi
deep breathing terhadap nilai tekanan
pada pembuluh darah sehingga tekanan
darah pada pasien hipertensi yang
darah menjadi turun17.
dilakukan sebanyak 2 kali sehari selama
Slow deep breathing enam sampai 21 hari, menunjukkan bahwa latihan
sepuluh kali dalam satu menit yang slow deep breathing berpengaruh
dilakukan secara rutin akan merangsang secara signifikan terhadap nilai
pelepasan hormone endorpin yang akan tekanan darah sistole dan diastole pada
membuat tubuh menjadi rileks selain itu pasien dengan hipertensi dengan nilai
juga akan merangsang sistem syaraf p value sebesar 0.00017.
parasimpatis menjadi lebih aktiv
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh
dibanding sistem syaraf simpatis yang
Sumartini dan Miranti (2019) tentang
akan mempengaruhi kerja dari sistem
pengaruh slow deep breathing terhadap
baroreseptor dan mengakibatkan
tekanan darah lansia hipertensi di

Azizah, Penerapan Slow Deep Breathing 614


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 4, Desember 2022

Puskesmas Ubung Lombok Tengah 5. Dinkes Kota Metro. (2019). Profil


yang dilakukan sebanyak tiga (3) kali Kesehatan Kota Metro. Kota Metro:
Dinas Kesehatan Kota Metro.
dalam kurun waktu 3 minggu, masing-
6. Medikal Record RSUD Jend. Ahmad
masing 15 menit, menunjukkan bahwa Yani Metro. (2019). 10 Besar Penyakit
terdapat pengaruh slow deep breathing di RPD B RSUD Jend. Ahmad Yani
Metro.
terhadap tekanan darah lansia hipertensi
7. Sari, Y N I. (2017). Berdamai dengan
di Puskesmas Ubung Lombok Tengah
Hipertensi. Jakarta: Bumi Medika.
dengan nilai p-value 0.00019.
8. Saleh., L.M., dkk. (2019). Teknik
Berdasarkan hasil penerapan diatas Relaksasi Otot Progresif pada Air
Traffic Controller (ATC). Yogyakarta:
penulis dapat menyimpulkan bahwa ISBN Elektronik.
penerapan slow deep breathing dapat 9. Anugraheni, M. L. (2017). Pengaruh
membantu menurunkan tekanan darah Slow Deep Breathing Terhadap
pasien hipertensi, sehingga pasien Tekanan Darah Lansia Hipertensi Yang
Mendapat Senam Lansia di Wilayah
hipertensi dapat melakukan slow deep Kerja Puskesmas Purwosari (Doctoral
breathing dalam mengontrol tekanan dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
darah.
10. LeMone, P., Burke, KM & Bauldoff, G.
(2015). Buku Ajar Keperawatan
KESIMPULAN
Medikal Bedah Volume 3. alih Bahasa:
Relaksasi otot progresif dapat menurunkan Subekti, B N. Jakarta: EGC.
tekanan darah pada kedua subyek (Tn. F 11. Maulidina, F., Harmani, N., & Suraya,
I. (2019). Faktor-Faktor yang
dan Ny. A).
Berhubungan dengan Kejadian
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
DAFTAR PUSTAKA Jati Luhur Bekasi Tahun
1. Brunner & Suddarth. (2020). 2018. ARKESMAS (Arsip Kesehatan
Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 12. Masyarakat), 4(1), 149-155.
alih bahasa Yulianti, D & Kimin, A. 12. Black, J M & Hawks, J H. (2014).
Jakarta: EGC. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
2. Alifariki, L.O., dkk. (2019). Buku 2. Jakarta : Salemba Medika.
Epidemiologi Hipertensi (Sebuah 13. Islami, K.I., Fanani, M & Herawati, E.
Tinjauan Berbasis Riset). Yogyakarta: (2015). Hubungan antara Stres dengan
LeutikaPrio. Hipertensi pada Pasien Rawat Jalan di
3. WHO. (2019). Hypertension. diakses Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten
pada tanggal 04 Februari 2021 pukul Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan
19.00 WIB dalam website: Timur (Doctoral dissertation,
https://www.who.int/ Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
4. Kemenkes RI. (2019). Hasil Utama
Riskesdas 2018. Kementrian Kesehatan 14. Mubarak, W I., Indrawati, L & Susanto,
RI. Badan Penelitian dan J. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan
Pengembangan Kesehatan. Dasar Buku 1. Jakarta: Salemba
Medika.

Azizah, Penerapan Slow Deep Breathing 615


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 4, Desember 2022

15. Rosdahl, C.B & Kowalski, M.T.


(2017). Buku Ajar Keperawatan Dasar
Edisi 10 Vol. 2. Jakarta : EGC.
16. Kirei, F C. (2017). Slow Deep
Breathing dapat Menimbulkan Efek
Relaksasi. Ilmu Kesehatan. Diunduh
pada tanggal 04 Februari 2021 pukul
21.00 WIB dalam website:
http://www.dictio.id/t/.
17. Septiawan, T., Permana, I., & Yuniarti,
F. A. (2018). Pengaruh Latihan Slow
Deep Breathing Terhadap Nilai
Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi. Jurnal Ilmu
Kesehatan, 6(2), 111-118.
18. Apryanto, F. (2016). Pengaruh Latihan
Tekhnik Slow Breathing Exercise
Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Pasien Hipertensi Esensial. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Media Husada, 5(1),
19-26.
19. Sumartini, N. P., & Miranti, I. (2019).
Pengaruh Slow Deep Breathing
Terhadap Tekanan Darah Lansia
Hipertensi di Puskesmas Ubung
Lombok Tengah. Jurnal Keperawatan
Terpadu (Integrated Nursing
Journal), 1(1), 38-49.

Azizah, Penerapan Slow Deep Breathing 616

Anda mungkin juga menyukai