Agus Ridwan
Program Studi Sastra Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
agusridwan@unesa.ac.id
Abstrak
Tujuan penelitian yaitu untuk mendeskripsikan makna denotatif dan konotatif dalam iklan BMW. Data
dalam penelitian ini adalah kata, frasa, dan kalimat yang terdapat dalam iklan BMW. Metode penelitian
yang digunakan adalah kualitatif, dengan teknik studi dokumentasi. Teori yang digunakan adalah Penzl &
Bussman, Shchipitsina, dan Keraf. Hasil penelitian menunjukkan 5 iklan mengandung makna denotatif dan
konotatif. Makna denotatif dapat ditemukan di dalam kamus karena merupakan makna primer, sedangkan
makna konotatif tidak dapat ditemukan di setiap kata dan harus dipahami secara konteks yang berkaitan
dengan iklan. Makna denotatif yang ditemukan dalam setiap kata yang terdapat dalam iklan BMW dapat
ditemukan dengan mencari arti primernya dalam kamus, sedangkan untuk kata yang termasuk ke dalam
kata bermakna konotatif harus disesuaikan dengan konteks iklan, seperti visualisasi iklan, model, atau
kalimat-kalimat penjelas lainnya yang bisa ditemukan dalam iklan yang dimaksud.
Abstract
The purpose of this research is to describe the denotative and connotative meanings in BMW
advertisements. The data in this study are words, phrases, and sentences contained in BMW
advertisements. The research method used is qualitative, with documentation study techniques. The
theory used is Penzl & Bussman, Shchipitsina, and Keraf. The results showed that 5 advertisements
contained denotative and connotative meanings. The denotative meaning can be found in the dictionary
because it is the primary meaning, while the connotative meaning cannot be found in every word and
must be understood in context related to advertising. The denotative meaning found in every word in
the BMW advertisement can be found by looking up its primary meaning in the dictionary, while words
that are included in the connotative meaning must be adapted to the advertising context, such as
advertising visualizations, models, or other explanatory sentences. can be found in the ad in question.
(Fauzi & Sari, 2019; Purwono, 2021; Ries & Trout, 2001; kalimat-kalimat maupun kata-kata yang bermakna
Wahyu, 2010). denotatif dan konotatif.
Salah satu cara agar pembuatan iklan sesuai dengan Untuk lebih memperjelas mengenai makna denotatif dan
tujuannya adalah melalui pemilihan kata atau diksi. Di konotatif, berikut disajikan kalimat-kalimat yang
sini, pemilihan kata yang tepat dan sesuai dengan memiliki makna denotatif dan konotatif untuk
representasi produk yang ditawarkan menjadi kuncinya. membandingkan bagaimana bentuk dan makna keduanya
Dengan demikian, peran diksi di dalam pembuatan iklan sehingga dapat menjadikan perubahan pemahaman untuk
sangat penting, karena diksi yang tepat dapat menarik pembaca.
minat pembaca untuk membeli produk yang ditawarkan 1. Ich habe 2 Äpfeln (denotatif) (Oomen, 2010)
dalam iklan (Fauzi & Sari, 2019). 2. Ein Niemand. (denotatif-konotatif) (Rina Septiana,
2019)
Lebih lanjut, diksi yang digunakan di dalam iklan tentu Pada kalimat pertama yaitu yang memiliki arti Aku
saja tidak terlepas dari peran makna. Makna di sini memiliki 2 buah apel memiliki makna denotatif karena
terbagi menjadi dua, yaitu makna denotatif dan makna tidak membutuhkan interpretasi tambahan dari kalimat
konotatif. Denotatif bisa dimengerti sebagai makna dasar yang digunakan. Hal ini dapat dicermati dari penggunaan
dari satuan bahasa dan ciri-ciri semantik yang dimilikinya frasa 2 Äpfeln dengan maksud bahwa terdapat realitas di
tidak terikat atau tidak bergantung pada konteks (Penzl & luar unsur linguistik yang merujuk kepada adanya 2 buah
Bussmann, 1984). Denotatif ditandai dengan adanya apel yang dimiliki penutur, dapat ditangkap secara jelas
denotatum, yaitu objek, tanda, atau ekspresi yang oleh panca indera manusia, sehingga hal ini merupakan
merujuk kepada objek nyata yang digambarkan melalui fakta yang tidak dapat dipungkiri, tidak membutuhkan
unsur linguistik. Denotatum ini kemudian bentuk plural persetujuan atau menimbulkan pertanyaan maupun nilai
atau jamaknya disebut denotata (Juprinedi, 2020). Dalam rasa lain dari pembaca. Dengan demikian kalimat
arti lain, denotatif adalah kata yang bersifat umum dan pertama termasuk ke dalam kalimat denotatif.
secara langsung menunjukkan makna yang sebenarnya
berdasarkan kamus. Lebih lanjut, makna denotatif berarti Berbeda dengan kalimat pertama, kalimat kedua
merujuk kepada suatu ide dari referen, yang juga termasuk ke dalam kalimat bermakna denotatif-konotatif.
bertalian dengan rasio manusia, serta tidak adanya nilai Bermakna denotatif karena setiap kata dan kalimat
tambahan yang digunakan dalam usaha untuk mencerna memiliki makna denotatif. Jika merujuk pada kalimat
maksud yang disampaikan oleh penutur (Keraf, 2009). kedua, frasa Ein Niemand memiliki makna denotatif
Sehingga dapat disimpulkan bahwa denotatif adalah arti bukan siapa-siapa. Sedangkan jika merujuk pada makna
literal atau primer dari suatu kata. Sedangkan konotatif konotatif, frasa Ein Niemand berarti seseorang yang tidak
dalam literatur bisa dipandang sebagai komponen makna berarti akan mudah dilupakan. Frasa Ein Niemand ini
stilistika individual, regional atau emotif (Penzl & merupakan subjektif dari si penutur, karena dalam
Bussmann, 1984). Kebanyakan kata hanya memiliki satu penggunaannya, ketika orang lain membaca kalimat ini,
arti denotatif, tetapi komponen konseptual subjektif akan timbul angan-angan di dalam diri pembaca
(makna konotatif) tidak ada di semua kata. Meski mengenai siapa yang dimaksud bukan siapa-siapa oleh si
demikian, baik makna konotatif maupun denotatif, penutur. Sedangkan, si penutur mengatakan frasa Ein
keduanya termasuk dalam struktur semantik yang saling Niemand ini berkaitan dengan konteks yang ada, artinya
bertalian (Shchipitsina, 2009). Makna konotatif merujuk kepada pengetahuan dan pengalamannya terkait
dihubungkan dengan komunikasi, emosi, dan sikap orang yang pernah ia temui dan lupakan dengan mudah,
subjektif penutur, sedangkan makna denotatif di mana pembaca atau orang lain belum tentu memiliki
dihubungkan dengan dunia objektif dengan realitas pengalaman yang sama dengan si penutur.
ekstra-linguistik (Penzl & Bussmann, 1984). Penggunaan
kata bermakna denotatif dan konotatif ini menunjukkan Dengan demikian, dalam penerapannya, penggunaan
bahwa terdapat pesan dan unsur persuasif yang ingin makna denotatif dan konotatif dalam bahasa periklanan
disampaikan oleh sebuah perusahaan kepada konsumen terkadang juga tidak bisa menyampaikan pesan secara
secara jelas, sehingga konsumen dapat memahami pesan tepat kepada pembaca. Hal ini dikarenakan pemilihan
yang dimaksud dan tertarik untuk membeli produk yang kata yang dilakukan oleh si pembuat iklan terkadang
dikeluarkan perusahaan tersebut (Tumulo & Hidayat, kurang tepat dan kurang mencerminkan pesan yang
2017). Hal ini juga ditemukan pada iklan BMW. dimaksud, terdapat beberapa hal yang belum dipahami
Mayoritas iklan BMW yang ditemukan menggunakan oleh masyarakat secara umum namun disampaikan,
sehingga banyak yang memiliki interpretasi maupun
Makna Denotatif dan Konotatif pada Iklan BMW Berbahasa Jerman
pemahaman yang keliru. Selain itu, kesalahan menunjukkan hasil bahwa makna konotatif cenderung
pemahaman juga dapat disebabkan oleh hal-hal lain, diterjemahkan tidak sesuai konteks, meskipun cukup
seperti kekeliruan atas kata-kata yang mirip bentuknya, banyak mahasiswa yang memadankan makna konotatif
kekeliruan antonim, atau kekeliruan karena tidak jelas dengan makna konotatif. Selain itu, ditemukan sedikit
maksud dan preferensinya. Hal ini wajar ditemukan di terjemahan mahasiswa yang memliki makna denotatif
dalam beberapa iklan yang beredar, tidak terkecuali pada kata, frasa, klausa, dan kalimat yang mengandung
dalam iklan BMW. Dalam iklan BMW yang mayoritas makna konotatif, sehingga menghasilkan terjemahan yang
menggunakan kalimat atau kata bermakna denotatif dan sepadan makna, tetapi tidak sepadan gaya. Di sisi lain,
konotatif cukup rentan akan kekeliruan sehingga ditemukan sebagian kecil terjemahan harfiah pada kata,
mengakibatkan salah persepsi dan tidak tersampaikannya frasa, klausa, dan kalimat yang mengandung makna
maksud dan tujuan dari sebuah iklan. Terlebih lagi dalam konotatif (Fatina, 2018). Penelitian dari Fatina ini lebih
pemilihan kata Zukunft yang cukup sering digunakan oleh berfokus kepada gaya bahasa yang dipakai, sehingga
BMW. Kata Zukunft ini sering muncul dalam berbagai kajiannya tidak berfokus kepada makna konotatif semata.
iklan dalam BMW karena BMW memiliki visi misi Maka, celah dari penelitian Fatina dapat menjadi studi
menjadi perusahaan dengan produk transportasi masa lebih lanjut bagi peneliti untuk mengembangkan
depannya yang canggih dan mewah. Pemilihan kata penelitian yang jauh lebih dalam dan sempurna lagi.
Zukunft ini kemudian juga cukup rentan mengalami
kesalahan pemahaman, karena kata Zukunft secara Berdasarkan pemaparan di atas dan juga permasalahan-
leksikal mengandung arti masa depan, dan masa depan permasalahan dalam penelitian terdahulu, maka peneliti
yang dipahami oleh setiap individu berbeda-beda. Oleh tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan makna
karena itu sangat penting dilakukan penelitian terkait konotatif dan denotatif dalam iklan BMW. Adapun
makna denotatif dan konotatif dalam iklan BMW, rumusan masalah yang diajukan yaitu bagaimana makna
utamanya pada kata Zukunft. konotatif dan denotatif dalam iklan BMW berbahasa
Jerman. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
Berkaitan dengan pentingnya penelitian terkait dengan mendeskripsikan bagaimana makna konotatif dan
makna konotatif dan denotatif, sebelumnya telah ada denotatif dalam iklan BMW berbahasa Jerman
penelitian terdahulu terkait dengan pembahasan makna
denotatif pada sebuah iklan yang dilakukan oleh Nurul METODE
Suwito mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta tahun Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
2013 dengan judul “Fungsi Dan Gaya Bahasa Iklan Metode deskriptif sebagai metode yang melukiskan suatu
Kosmetik Berbahasa Jerman”. Penelitian ini keadaan objektif atau peristiwa tertentu berdasarkan fakta-
menggunakan metode kualitatif. Dalam penelitiannya fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya yang
Suwito menggunakan teori Keraf dan menemukan hasil kemudian diiringi dengan upaya pengambilan kesimpulan
bahwa terdapat (1) empat fungsi bahasa yang digunakan umum berdasarkan fakta-fakta historis tersebut
dalam bahasa iklan kosmetik berbahasa Jerman, yaitu (Sugiyono, 2016). Sedangkan metode kualitatif digunakan
fungsi referensial, fungsi emotif, fungsi konatif dan fungsi untuk mendapatkan data yang mendalam berupa suatu
puitis; (2) duabelas kategori gaya bahasa yang terdiri dari data yang mengandung makna (Sugiyono, 2012).
6 gaya bahasa repetisi, 1 gaya bahasa anadiplosis, 23 gaya Penelitian ini menjabarkan secara deskriptif data yang
bahasa aliterasi, 7 gaya bahasa polisindenton, 2 gaya dianalisis dengan menggunakan teori gaya bahasa yang
bahasa asonansi, 4 gaya bahasa retoris, 23 gaya bahasa sudah ada, khususnya yang berkaitan dengan makna
hiperbola, 4 gaya bahasa simile, 13 gaya bahasa metafora, denotatif dan konotatif, yaitu teori Keraf (2009),
9 gaya bahasa personifikasi, 3 gaya bahasa elipsis dan 10 Shchipitsina (2009), dan Penzl & Bussman (1984).
makna denotatif (Suwito, 2013). Terkhusus pada Selanjutnya data yang digunakan dalam penelitian ini
pembahasan gaya bahasa bermakna denotatif, tidak berupa teks iklan BMW yang diperoleh dari website:
dijelaskan lebih rinci terkait dengan mengapa data 1. https://www.bimmertoday.de/2016/04/02/hallo-
tergolong ke dalam denotatif dan bagaimana konsep dari zukunft-bmw-100-jahre-werbung/
kalimat bermakna denotatif itu sendiri. 2. https://web.facebook.com/BMW.Austria/photos/a.3
81820475163236/4585566681455240
Penelitian terdahulu yang relevan selanjutnya juga tidak 3. https://www.mobilforum-gruppe.de/bmw-
jauh berbeda. Penelitian dari (Fatina, 2018) yang berjudul news/bmw-i-modelle/
“Padanan Makna Konotatif dalam Terjemahan Dongeng 4. https://www.google.co.id/imgres?imgurl=https%3A
“Das Geheimnis Des Mondes” oleh Mahasiswa Jurusan %2F%2Fwww.horizont.net%2Fnews%2Fmedia%2
Sastra Jerman Universitas Negeri Malang” ini F9%2FDer-BMW-i8-rollt-aus-dem-Stand-auf-den-
E-Journal Identitaet, Volume 10, Nomor 02, Tahun 2021
2.-Platz-
87810.jpeg&imgrefurl=https%3A%2F%2Fwww.ho
rizont.net%2Fmarketing%2Fnachrichten%2FBest-
Cars-BMW-faehrt-drei-Siege-ein--Audi-und-
Mercedes-machen-die-beste-Werbung-
118912&tbnid=FAh_hsXejPYjpM&vet=1&docid=
DQZQcclKfrDrjM&w=2802&h=2020&itg=1&hl=e
n-GB&source=sh%2Fx%2Fim
5. https://images.app.goo.gl/AVWdnewNtqkpHCmw6
Menurut (Penzl & Bussmann, 1984), setiap kata atau deskripsi yang jelas, tidak menimbulkan interpretasi
kalimat pasti memiliki makna denotatif. Sehingga kata, tambahan dari pembaca, serta bersifat objektif karena
frasa, hingga klausa pada kalimat 3 secara keseluruhan dalam realitanya produk tersebut benar-benar ada.
juga termasuk ke dalam makna denotatif, karena Berbeda dengan kalimat pertama pada kalimat 3 berupa
memiliki denotasi. Lebih lanjut, jika dianalisis lebih Hallo Zukunft di mana kalimat ini lebih menonjolkan
mendalam, pada kalimat 3 terdapat nomina “Zukunft” subjektivitas BMW mengenai masa depan yang
atau dalam bahasa Indonesia berarti masa depan. Nomina dimaksud dengan produk barunya, sementara masa depan
ini mengandung dua makna sekaligus, yakni denotatif yang dimaksud bahkan belum benar-benar terjadi. Hal ini
dan konotatif. Jika dikaitkan dengan makna denotatif, sesuai dengan konsep makna denotatif, yaitu faktual dan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata sesuai dengan realitas di luar unsur linguistik kalimat,
“masa depan” memiliki makna masa yang akan datang, menunjukkan suatu ide dari referen yang sama-sama
yang menunjukkan arti sebenarnya atau disebut makna memiliki pengetahuan yang sama dan dapat dibuktikan
denotatif. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Keraf, dengan panca indera maupun rasio manusia
2009) yang menyatakan bahwa makna denotatif erat (Shchipitsina, 2009).
kaitannya dengan bagaimana makna denotatif memiliki
arti sebenarnya, tidak memiliki interpretasi tambahan dan
tidak membutuhkan persetujuan, jelas, serta faktual. Di
sisi lain, kata “Zukunft” pada kalimat ini juga
mengandung makna konotatif berupa sebuah pengkiasan
masa depan yang digambarkan dengan kehadiran
teknologi baru dari BMW, yakni series Gran Coupe ke-4.
Di mana yang dimaksud adalah sebuah kemajuan di masa
depan telah dihadirkan oleh BMW dalam bentuk keluaran 4.
produk terbarunya tersebut. Masa depan yang disebutkan Zukunft ist Auswahl
dalam BMW ini termasuk ke dalam konotatif karena Pronom. V. Nom.
melibatkan unsur subjektif si penutur –mengacu pada (BMW, 2020d)
perusahaan BMW--. Masa depan yang dimaksud ini juga
menimbulkan perspektif baru bagi pembaca sehingga Tabel 3. Penerjemahan Leksikal Kalimat 4
menimbulkan pertanyaan. Secara jelas, di sini BMW Zukunft ist Auswahl
berusaha untuk membuat pembaca seakan-akan memiliki Masa depan adalah pilihan
nilai emosional dan perasaan yang sama dengan
perusahaan BMW, yaitu menganggap adanya produk Terjemahan: “Masa depan adalah pilihan”.
baru dari BMW berupa Gran Coupe ke-4 ini sebagai
masa depan yang didambakan oleh semua orang. Tabel 4. Pengelompokan Makna Kalimat 4
Karenanya sebuah iklan yang memiliki makna konotatif Jenis Makna Data
dinilai memiliki keuntungan yang dapat menjadikan Denotatif 1. Zukunft ist Auswahl
konsumen tertarik untuk membeli produk yang Konotatif 1. Zukunft ist Auswahl
ditawarkan. Hal ini sesuai dengan konsep dari makna
konotatif yaitu makna yang melibatkan emosi, konteks, Berdasarkan tabel pengelompokan makna pada kalimat 4,
serta respons atau stimulus yang mengandung maka dapat diketahui bahwa kalimat 4 memiliki 2 makna
subjektivitas si penutur dan cenderung mengandung nilai- sekaligus, yaitu makna denotatif dan konotatif. Hal ini
nilai emosional, dan tidak faktual (Keraf, 2009). sesuai dengan pendapat (Shchipitsina, 2009), yaitu setiap
kata pasti memiliki satu arti denotatif, tetapi komponen
Lebih lanjut, terkait dengan kalimat 3 pula, kalimat kedua konseptual subjektif (makna konotatif) tidak pasti ada di
yaitu Das BMW 4er Gran Coupe jetzt als 100 Jahre semua kata. mengandung makna denotatif dan konotatif.
Innovationsmodell mit Jubilaumspaket merupakan
kalimat yang termasuk ke dalam makna denotatif. Hal ini Berkaitan dengan makna denotatif, nomina Auswahl
dapat diamati dari penggunaan klausa 4er Gran Coupe memiliki makna denotatif dalam bahasa Indonesia yang
jetzt als 100 Jahre Innovationsmodell mit Jubilaumspaket terpilih; terbaik. Menurut KBBI, kata pilihan memiliki
yang menunjukkan sebuah fakta di mana adanya sebuah makna (1) yang terpilih; (2) yang dipilih; (3) jalan; upaya
mobil sebagai produk terbaru keluaran BMW yang dirilis yang dapat dilakukan. Pilihan yang dimaksud pada
pada 100 tahun ulang tahun BMW. Penggunaan klausa kalimat 4 ini merupakan pilihan yang sebenarnya, yaitu
ini tidak memiliki makna konotatif karena adanya
E-Journal Identitaet, Volume 10, Nomor 02, Tahun 2021
dikaitkan dengan makna denotatif, menurut Kamus Besar konotatif karena adanya deskripsi yang jelas, tidak
Bahasa Indonesia (KBBI) kata “masa depan” memiliki menimbulkan interpretasi tambahan dari pembaca, serta
makna masa yang akan datang, yang menunjukkan arti bersifat objektif karena dalam realitanya produk tersebut
sebenarnya atau disebut makna denotatif. Hal ini sesuai benar-benar ada. Berbeda dengan kalimat pertama pada
dengan pernyataan (Keraf, 2009) yang menyatakan dkalimat 5 berupa Die Zukunft ist jetzt di mana kalimat ini
bahwa makna denotatif erat kaitannya dengan bagaimana lebih menonjolkan subjektivitas BMW mengenai masa
makna denotatif memiliki arti sebenarnya, tidak memiliki depan yang dimaksud dengan produk barunya, sementara
interpretasi tambahan dan tidak membutuhkan masa depan yang dimaksud bahkan belum benar-benar
persetujuan, jelas, serta faktual. Makna denotatif juga terjadi. Hal ini sesuai dengan konsep makna denotatif,
tidak membuka peluang bagi ambiguitas, sehingga jika yaitu faktual dan sesuai dengan realitas di luar unsur
dimaknai secara literal, maka masa depan yang dimaksud linguistik kalimat, menunjukkan suatu ide dari referen
pada kalimat 5 merupakan masa depan yang sebenarnya, yang sama-sama memiliki pengetahuan yang sama dan
yaitu situasi di waktu yang akan datang. dapat dibuktikan dengan panca indera maupun rasio
manusia (Keraf, 2009; Shchipitsina, 2009).
Namun, tidak hanya makna denotatif yang terdapat pada
kalimat 5, tetapi makna konotatif juga melekat padanya.
Bila dicermati, kata “Zukunft” pada kalimat 5
mengandung makna konotatif berupa sebuah pengkiasan
masa depan yang digambarkan dengan peluncuran
produk BMW terbaru, yakni series i-Familie. Masa depan
ini yang dimaksud di sini adalah sebuah kemajuan di
masa depan telah dihadirkan oleh BMW dalam bentuk
keluaran produk terbarunya tersebut. Masa depan yang
disebutkan dalam BMW ini termasuk ke dalam konotatif
karena melibatkan unsur subjektif si penutur –mengacu
pada perusahaan BMW--. Masa depan yang dimaksud ini
juga menimbulkan perspektif baru bagi pembaca
sehingga menimbulkan pertanyaan. Secara jelas, di sini 6.
BMW berusaha untuk membuat pembaca seakan-akan Die Ankunft der Zukunft
memiliki nilai emosional dan perasaan yang sama dengan Art Nom. Art. Nom.
perusahaan BMW, yaitu menganggap adanya produk
baru dari BMW berupa i-Familie series ini sebagai masa Die neue BMW i-8
depan yang didambakan oleh semua orang sehingga Art. Adj. Nom.
ketika sekarang sudah diluncurkan, maka masa depan (BMW, 2020a)
telah terjadi, apalagi dengan teknologi terbaru yang
disematkan pada produk terbaru yang diluncurkan ini. Tabel 7. Penerjemahan Leksikal Kalimat 6
Dengan deskripsi makna dan konteks yang dimaksud, Die Ankunft Der Zukunft
maka kalimat 5 berupa Die Zukunft ist jetzt ini termasuk Ini kedatangan dari Masa depan
ke dalam kalimat bermakna konotatif. Hal ini sesuai
dengan konsep dari makna konotatif yaitu makna yang Die neue BMW i-8
melibatkan emosi, konteks, serta respons atau stimulus ini terbaru BMW i-8
yang mengandung subjektivitas si penutur dan cenderung
mengandung nilai-nilai emosional, dan tidak faktual Terjemahan: “Kedatangan si Masa Depan. BMW i-8 seri
(Keraf, 2009). terbaru”.
Lebih lanjut, terkait dengan data 5 pula, kalimat kedua Tabel 8. Pengelompokan Makna Kalimat 6
yaitu Die BMW i-Familie jetzt auch beim Mobilforum Das Jenis Makna Data
merupakan kalimat yang termasuk ke dalam makna Denotatif 1. Die Ankunft der Zukunft.
denotatif. Hal ini dapat diamati dari penggunaan klausa i- 2. Die neue BMW i-8.
Familie jetzt auch beim Mobilforum yang menunjukkan Konotatif 1. Die Ankunft der Zukunft.
sebuah fakta di mana adanya sebuah mobil sebagai
produk terbaru keluaran BMW yang dirilis dengan nama Menurut pendapat dari (Penzl & Bussmann, 1984), setiap
i-Familie. Penggunaan klausa ini tidak memiliki makna kata atau kalimat pasti memiliki makna denotatif, yang
E-Journal Identitaet, Volume 10, Nomor 02, Tahun 2021
berarti bahwa makna denotatif ada dalam setiap kata menjadikan sebuah kelebihan, karena dapat
tanpa terkecuali. Sehingga teks pada kalimat 6 secara mencondongkan emosi dari konsumen agar tertarik dan
keseluruhan termasuk ke dalam makna denotatif. kemudian membeli produk yang diluncurkan. Pemaparan
Pernyataan ini diperkuat dengan konsep makna denotatif, ini sesuai dengan konsep dari makna konotatif yaitu
yaitu makna sebenarnya, tidak terikat konteks, serta makna yang melibatkan emosi, konteks, serta respons
bersifat objektif dan dapat dibuktikan dengan panca indra atau stimulus yang mengandung subjektivitas si penutur
manusia (Keraf, 2009). dan cenderung mengandung nilai-nilai emosional, tidak
faktual, dan tidak dapat dimaknai secara leksikal dengan
Lebih lanjut, jika dianalisis lebih mendalam, pada kalimat kamus (Keraf, 2009).
6 terdapat nomina “Zukunft” atau dalam bahasa
Indonesia berarti masa depan. Nomina ini mengandung Lebih lanjut, kalimat kedua pada data 6 yaitu Die neue
dua makna sekaligus, yakni denotatif dan konotatif. Jika BMW i-8 merupakan kalimat yang termasuk ke dalam
dikaitkan dengan makna denotatif, menurut Kamus Besar makna denotatif. Hal ini dapat diamati dari penggunaan
Bahasa Indonesia (KBBI) kata “masa depan” memiliki klausa Die neue BMW i-8 yang menunjukkan sebuah fakta
makna masa yang akan datang. Sedangkan dalam kamus di mana adanya sebuah mobil sebagai produk terbaru
Wahrig Deutsches Woerterbuch, kata Zukunft berarti keluaran BMW yang dirilis dengan nama i-8. Penggunaan
suatu bentuk dari waktu yang berada pada waktu yang klausa ini tidak memiliki makna konotatif karena adanya
akan datang atau bentuk dari rahasia Tuhan tentang hal- deskripsi yang jelas, tidak menimbulkan interpretasi
hal yang akan terjadi selanjutnya (Wahrig-Burfeind, tambahan dari pembaca, serta bersifat objektif karena
2011). Hal ini sesuai dengan pernyataan (Keraf, 2009) dalam realitanya produk tersebut benar-benar ada.
yang menyatakan bahwa makna denotatif erat kaitannya Berbeda dengan kalimat pertama pada data 4 berupa Die
dengan bagaimana makna denotatif memiliki arti Ankunft der Zukunft di mana kalimat ini lebih
sebenarnya, tidak memiliki interpretasi tambahan dan menonjolkan subjektivitas BMW mengenai masa depan
tidak membutuhkan persetujuan, jelas, serta faktual. yang dimaksud dengan produk barunya, sementara masa
Makna denotatif juga tidak membuka peluang bagi depan yang dimaksud bahkan belum benar-benar terjadi.
ambiguitas, sehingga jika dimaknai secara literal, maka Hal ini sesuai dengan konsep makna denotatif, yaitu
masa depan yang dimaksud pada kalimat 4 merupakan faktual dan sesuai dengan realitas di luar unsur linguistik
masa depan yang sebenarnya, yaitu situasi di waktu yang kalimat, menunjukkan suatu ide dari referen yang sama-
akan datang. sama memiliki pengetahuan yang sama dan dapat
dibuktikan dengan panca indera maupun rasio manusia
Namun, tidak hanya makna denotatif yang terdapat pada (Penzl & Bussmann, 1984).
kalimat 6, tetapi makna konotatif juga melekat padanya.
Bila dicermati, kata “Zukunft” pada kalimat 6
mengandung makna konotatif berupa sebuah pengkiasan
masa depan yang digambarkan dengan peluncuran
produk BMW terbaru, yakni series i-8. Masa depan yang
disebutkan dalam BMW ini termasuk ke dalam konotatif
karena melibatkan unsur emosional si penutur –mengacu
pada perusahaan BMW--. Masa depan yang dimaksud ini
juga menimbulkan perspektif baru bagi pembaca
sehingga menimbulkan pertanyaan. Secara jelas, di sini
BMW berusaha untuk membuat pembaca seakan-akan
memiliki nilai emosional dan perasaan yang sama dengan
perusahaan BMW, yaitu menganggap adanya produk 7.
baru dari BMW berupa i-8 ini sebagai masa depan yang Die Zukunft im Visier
didambakan oleh semua orang sehingga ketika sekarang Art Nom. Praep. Nom.
sudah diluncurkan, maka masa depan telah terjadi, (BMW, 2020b)
apalagi dengan teknologi terbaru yang disematkan pada
produk terbaru yang diluncurkan ini. Dengan deskripsi Tabel 9. Penerjemahan Leksikal Kalimat 7
makna dan konteks yang dimaksud, maka kalimat 4 Die Zukunft im Visier
berupa Die Ankunft der Zukunft ini termasuk ke dalam Ini Masa Di visi
kalimat bermakna konotatif. Apabila dicermati, sebuah depan dalam
iklan yang mengandung makna konotatif dapat
Makna Denotatif dan Konotatif pada Iklan BMW Berbahasa Jerman
Terjemahan: Masa depan di depan mata. berusaha untuk membuat pembaca seakan-akan memiliki
nilai emosional dan perasaan yang sama dengan
Tabel 10. Pengelompokan Makna Kalimat 7 perusahaan BMW, yaitu menganggap adanya produk
Jenis Makna Data baru dari BMW sebagai masa depan yang didambakan
Denotatif 1. Die Zukunft im Visier. oleh semua orang sehingga ketika sekarang sudah
Konotatif 1. Die Zukunft im Visier. diluncurkan, maka masa depan telah terjadi. Dengan
deskripsi makna dan konteks yang dimaksud, maka
Setiap kata memiliki makna denotatif, sehingga tidak kalimat 7 berupa Die Zukunft im Visier ini termasuk ke
mungkin makna literalnya tidak ditemukan di dalam dalam kalimat bermakna konotatif. Yang mana sebuah
kamus. Hal ini menandakan bahwa makna denotatif dari kalimat yang memiliki makna konotatif dapat menjadi
semua kata dapat ditemukan dalam kamus tanpa nilai lebih bagi pihak pengiklan, karena dapat menggiring
terkecuali (Shchipitsina, 2009). Mengacu pada emosional konsumen untuk membeli produk yang
pemaparan tersebut, maka teks pada kalimat 7 secara dikeluarkan. Pemaparan ini sesuai dengan konsep dari
keseluruhan termasuk ke dalam kalimat yang memiliki makna konotatif yaitu makna yang melibatkan emosi,
makna denotatif. Pernyataan ini juga diperkuat dengan konteks, serta respons atau stimulus yang mengandung
konsep makna denotatif yang dikemukakan oleh ahli subjektivitas si penutur dan cenderung mengandung nilai-
bahasa lainnya, yaitu makna denotatif merupakan makna nilai emosional, tidak faktual, dan tidak dapat dimaknai
sebenarnya, tidak terikat konteks, serta bersifat objektif secara leksikal dengan kamus (Keraf, 2009).
dan dapat dibuktikan dengan panca indra manusia (Keraf,
2009). PENUTUP
Simpulan
Lebih lanjut, bila dicermati, pada kalimat 7 terdapat Pada pemilihan kata atau diksi yang digunakan dalam
nomina “Zukunft” atau dalam bahasa Indonesia berarti sebuah slogan iklan terkadang tidak sesuai kaidah atau
masa depan. Nomina ini mengandung dua makna logika masyarakat yang memahaminya, penafsiran
sekaligus, yakni denotatif dan konotatif. Jika dikaitkan masyarakat mengenai sebuah slogan iklan tentu akan
dengan makna denotatif, menurut Kamus Besar Bahasa berbeda-beda bergantung pada situasi, emosi dan
Indonesia (KBBI) kata “masa depan” memiliki makna rangsangan tertentu. Penggunaan makna konotatif dapat
masa yang akan datang. Sedangkan dalam kamus menimbulkan nilai rasa menyenangkan dan tidak
Heuken, kata Zukunft berarti masa depan, masa yang menyenangkan. Tidak semua slogan iklan yang ada di
akan datang, suatu kondisi di waktu selanjutnya. Hal ini media menggunakan makna konotatif, adapula yang
sesuai dengan pernyataan (Keraf, 2009) yang menyatakan langsung mengacu pada makna sebenarnya atau denotatif,
bahwa makna denotatif erat kaitannya dengan kamus, begitu pula dengan iklan BMW. Dari analisis yang telah
karena makna denotatif merupakan makna sebenarnya, dilakukan terhadap makna konotatif dan denotatif pada
makna primer yang bisa dicari dengan menggunakan teks iklan BMW, utamanya kata Zukunft, dapat ditarik
kamus. Degan demikian, masa depan yang dimaksud kesimpulan bahwa semua kata --termasuk kata Zukunft--
pada kalimat 7 merupakan masa depan yang sebenarnya, dapat dimaknai secara denotatif, sedangkan ini tidak
yaitu situasi di waktu yang akan datang. berlaku bagi makna konotatif. Hal ini dikarenakan tidak
setiap kata dapat ditemui makna konoatif didalamnya.
Namun, tidak hanya makna denotatif yang terdapat pada Namun makna denotatif yang ditemukan dalam setiap
kalimat 7, tetapi makna konotatif juga terdapat pada kata yang terdapat dalam iklan BMW dapat ditemukan
kalimat tersebut. Bila dicermati, kata “Zukunft” pada dengan mencari arti primernya dalam kamus, sedangkan
kalimat 7 mengandung makna konotatif berupa sebuah untuk kata yang termasuk ke dalam kata bermakna
pengkiasan masa depan yang digambarkan dengan konotatif harus disesuaikan dengan konteks iklan, seperti
peluncuran produk BMW terbaru, yakni varian er-series, visualisasi iklan, model, atau kalimat-kalimat penjelas
sehingga varian er-series ini ditandai dengan penggunaan lainnya yang bisa ditemukan dalam iklan yang dimaksud.
nomina Visier. Masa depan yang disebutkan dalam BMW Pada penelitian ini menjelaskan kata Zukunft memiliki arti
ini termasuk ke dalam konotatif karena melibatkan emosi “masa depan” jika dilihat dari makna denotatifnya.
dan tujuan dari penutur –mengacu pada perusahaan Kemudian jika dilihat dari makna konotatifnya, kata ini
BMW--. Masa depan yang dimaksud ini juga ambigu, menggambarkan sebuah masa depan dengan
karena masa depan yang dimaksud dengan penggunaan penggambaran produk baru dari BMW, maksudnya
frasa im Visier ini mengacu pada perspektif BMW, bukan adalah bentuk “masa depan” yang ada dalam iklan
masa depan secara general yang ada dalam kognisi
masyarakat secara umum. Secara jelas, di sini BMW
E-Journal Identitaet, Volume 10, Nomor 02, Tahun 2021
tersebut yaitu produk terbaru yang dikeluarkan oleh KONOTATIF DALAM FILM UPIN & IPIN
BMW. EPISODE KENANGAN MENGUSIK JIWA.
JOURNAL OF DIGITAL EDUCATION,
COMMUNICATION, AND ARTS (DECA), 3(01).
Saran
https://doi.org/10.30871/deca.v3i01.1986
Penelitian berkaitan dengan makna denotatif dan konotatif Keraf, D. G. (2009). Diksi dan Gaya Bahasa. Gramedia
dalam iklan BMW ini masih belum banyak dilakukan. Pustaka Utama.
Peneliti menemukan adanya potensi-potensi yang dapat https://books.google.com/books?hl=id&lr=&id=2z
menjadi saran bagi pengembangan penelitian ke m9pAbUHP8C&oi=fnd&pg=PA1&dq=diksi+dan+
depannya,, yaitu berdasarkan fokus kajian serta gaya+bahasa+keraf&ots=KBl_2K1Bil&sig=hXE5e
berdasarkan objek penelitian. Dari segi fokus kajian, 5L4ajX2UBpgT1zZ0PTca-8
OOMEN, U. (2010). Poetische Abweichungen und
terdapat kemungkinan adanya penelitian terkait dengan
poetische Zeichenprozesse. In Fehlerlinguistik.
grammatika gaya bahasa dalam iklan BMW serta kajian- https://doi.org/10.1515/9783111380568.266
kajian mengenai kalimat-kalimat reduksi yang sering Penzl, H., & Bussmann, H. (1984). Lexikon der
muncul dalam iklan BMW. Sedangkan dari objek Sprachwissenschaft. Language, 60(3).
penelitian, peneliti menemukan bahwa penelitian ini dapat https://doi.org/10.2307/414007
dikembangkan lebih lanjut dengan memperdalam analisis Purwono, P. Y. (2021). Stilistika Sintaksis Iklan
yang tidak hanya sekadar makna denotatif dan konotatif McDonald Berbahasa Jerman Periode Desember
2020. Metahumaniora, 11(1), 29–43.
dalam iklan, namun juga analisis wacana yang bertujuan
https://doi.org/https://doi.org/10.24198/metahuman
untuk menemukan makna sebenarnya dalam iklan, selain iora.v11i1.31738
melalui analisis makna konotatif dan semiotika semata. Ries, A., & Trout, J. (2001). Positioning: The Battle for
Your Mind: In McGraw-Hill Professional.
Rina Septiana. (2019). MAKNA DENOTASI,
DAFTAR PUSTAKA KONOTASI DAN MITOS DALAM FILM WHO
AM I KEIN SYSTEM IST SICHER (SUATU
BMW. (2020a). Die Ankunft der Zukunft.
ANALISIS SEMIOTIK).
https://www.google.co.id/imgres?imgurl=https%3
Https://Ejournal.Unsrat.Ac.Id, 8(5).
A%2F%2Fwww.horizont.net%2Fnews%2Fmedia
Shchipitsina, L. Y. (2009). Stilistik der Deutschen
%2F9%2FDer-BMW-i8-rollt-aus-dem-Stand-auf-
Sprache. Поморский университет.
den-2.-Platz-
Sovacool, B. K., Rogge, J. C., Saleta, C., & Masterson-
87810.jpeg&imgrefurl=https%3A%2F%2Fwww.ho
Cox, E. (2019). Transformative versus conservative
rizont.net%2Fmarketing%2Fnachrichten%2FBest-
automotive innovation styles: Contrasting the
Cars-BMW-faehrt-drei-Siege-ein-
electric vehicle manufacturing strategies for the
BMW. (2020b). Die Zukunft im Visier.
BMW i3 and Fiat 500e. Environmental Innovation
https://images.app.goo.gl/AVWdnewNtqkpHCmw
and Societal Transitions, 33.
6
https://doi.org/10.1016/j.eist.2019.02.004
BMW. (2020c). Hallo Zukunft.
Strauss, K. (2016). The Companies With The Best CSR
https://www.bimmertoday.de/2016/04/02/hallo-
Reputations In The World In 2016. Forbes.Com.
zukunft-bmw-100-jahre-werbung/
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif,
BMW. (2020d). Zukunft ist Auswahl.
Kualitatif dan R & D.Bandung:Alfabeta. Metode
https://web.facebook.com/BMW.Austria/photos/a.3
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R &
81820475163236/4585566681455240
D.Bandung:Alfabeta.
BMW. (2020e). Zukunft ist Jetzt.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
https://www.mobilforum-gruppe.de/bmw-
Sugiyono. (2016). Memahami Penelitian Kualitatif.
news/bmw-i-modelle/
Bandung: Alfabeta.
Creswell, J. W., & Plano Clark, V. L. (2017). Designing
Suwito, N. (2013). Fungsi Dan Gaya Bahasa Iklan
and Conducting Mixed Methods Research | SAGE
Kosmetik Berbahasa Jerman. Skipsi Tidak
Publications Ltd. In SAGE Publications, Inc.
Diterbitkan. Universitas Negeri Yogyakarta.
Fatina, A. R. (2018). Padanan Makna Konotatif dalam
Tumulo, Y. S., & Hidayat, A. (2017). PENGARUH
Terjemahan Dongeng “Das Geheimnis Des
IKLAN DAN POSITIONING MEREK
Mondes” oleh Mahasiswa Jurusan Sastra Jerman
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
Universitas Negeri Malang. Skripsi Tidak
KONSUMEN MINUMAN COCA COLA PADA
Diterbitkan. Universitas Negeri Malang.
INDOMARET MMTC JL.WILLIEM ISKANDAR
Fauzi, A., & Sari, W. P. (2019). Parodi Sebagai Strategi
MEDAN. Jurnal PLANS : Penelitian Ilmu
Kreatif Iklan di Indonesia (Studi Kasus Iklan Ovo
Manajemen Dan Bisnis, 12(1).
X Grab Versi Rhoma Irama). Prologia, 3(1).
https://doi.org/10.24114/plans.v12i1.9570
https://doi.org/10.24912/pr.v3i1.6111
Juprinedi, J., Siahaan, A. U., & Miranto, C. (2020).
ANALISIS MAKNA DENOTATIF DAN
Makna Denotatif dan Konotatif pada Iklan BMW Berbahasa Jerman