152-174)
Kinanthi
kanty.kinanthi45@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini membahas arti dan peran tanda visual dan lingual dalam
mengungkap makna iklan Honda Freed. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan
semiotika Peirce yang meliputi konsep tanda-interpretasi-objek dan pendekatan
semiotika Saussure yang meliputi konsep penanda-petanda. Lalu, konsep konteks dan
aspek tanda sebagai unsur penunjang penjabaran semiotika Peirce dan Saussure juga
dilibatkan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif-kualitatif
menurut Djadjasudarma dan Moleong dengan sumber data iklan mobil Honda Freed
versi Honda Sensing keluaran tahun 2017. Data yang digunakan adalah cuplikan tanda
visual berupa gambar dan tanda lingual berupa kalimat dalam iklan tersebut.
Hasil penelitian ini yakni tanda visual yang mendominasi adalah warna, yang
meliputi warna hitam sebagai lambang kegagalan, merah sebagai lambang semangat
dan kebangkitan, putih sebagai lambang kemurnian, kuning yang berarti keceriaan dan
biru yang berarti elegan. Aspek warna ini melekat pada bodi mobil dan latar belakang
cuplikan iklan. Sedangkan tanda lingual yang muncul adalah kalimat-kalimat informatif
yang mengacu pada fitur-fitur terbaru Honda Freed. Dari sini, kolaborasi tanda visual
dan lingual tersebut memunculkan makna kecanggihan sistem fitur mobil Honda Freed
merupakan hasil inovasi gigih seperti kegigihan Soichiro Honda, sang pendiri
perusaahaan Honda. Kecanggihan mobil juga diselaraskan dengan inovasi bodi, bagian
dalam mobil serta warna mobil yang cocok untuk semua kalangan.
Kata kunci: Honda Freed, interpretasi, semiotika, tanda lingual, tanda visual
152
Jurnal Ayumi Vol. 4 No. 2 September 2017 (Hal. 152-174)
153
Jurnal Ayumi Vol. 4 No. 2 September 2017 (Hal. 152-174)
154
Jurnal Ayumi Vol. 4 No. 2 September 2017 (Hal. 152-174)
155
Jurnal Ayumi Vol. 4 No. 2 September 2017 (Hal. 152-174)
156
Jurnal Ayumi Vol. 4 No. 2 September 2017 (Hal. 152-174)
157
Jurnal Ayumi Vol. 4 No. 2 September 2017 (Hal. 152-174)
158
Jurnal Ayumi Vol. 4 No. 2 September 2017 (Hal. 152-174)
159
Jurnal Ayumi Vol. 4 No. 2 September 2017 (Hal. 152-174)
160
Jurnal Ayumi Vol. 4 No. 2 September 2017 (Hal. 152-174)
161
Jurnal Ayumi Vol. 4 No. 2 September 2017 (Hal. 152-174)
162
Jurnal Ayumi Vol. 4 No. 2 September 2017 (Hal. 152-174)
163
Jurnal Ayumi Vol. 4 No. 2 September 2017 (Hal. 152-174)
didominasi sebagai lambang nafsu dan sama dengan makna simpel seperti teori
panas, namun di dunia timur dapat di atas.
melambangkan pula energi positif yang
kuat. Kedua, warna biru di pandangan C. Metode Penelitian
dunia barat melambangkan dingin dan 1. Pendekatan Penelitian
tenang, di pandangan dunia timur Penelitian ini menggunakan
dilambangkan pula dengan kecerdasan. metode penelitian deskriptif-kualitatif.
Artinya, ketika pikiran tidak menentu, Metode penelitian deskriptif adalah
jalan berpikir dengan kepala dingin metode yang bertujuan membuat
adalah sebagai cara yang cerdas untuk deskripsi; membuat gambaran data
mencari solusi permasalahan. Ketiga, secara sistematis, faktual dan akurat
bila warna hitam di pandangan dunia (Djajasudarma, 2010:9). Selanjutnya,
barat identik dengan duka, namun bagi Bogdan dan Taylor (dalam Moleong,
orang Jepang, hitam bukan berarti 2001:6-7) mengartikan metode
kehilangan kebahagiaan dan kegagalan penelitian kualitatif sebagai prosedur
mutlak, namun kedua hal tersebut penelitian yang menghasilkan data
menjadi momentum untuk bangkit dan deskripif dan lebih cenderung
berdisiplin diri. memprioritaskan proses analisis yang
Meski warna ungu, kuning dan rinci dan berkualitas untuk
putih tidak ada padanannya antara mendapatkan hasilnya. Jadi, dalam
kedua teori di atas, namun dalam teori penelitian ini, pengungkapan makna
yang lain Salamadian (2017:1) iklan Honda Freed versi Honda Sensing
menyatakan bahwa warna ungu juga keluaran tahun 2017 dilakukan dengan
identik dengan kemewahan, seperti menganalisis data berupa tanda visual
pendapat Berger. Lalu, warna kuning dan lingual yang muncul membentuk
mengekspresikan ceria, bahagia, makna iklan dengan cara sistematis dan
energik dan optimis sesuai dengan teori urut sesuai rumusan masalah.
warna di Jepang. Selanjutnya, warna
putih mengekspresikan bersih, suci,
ringan dan kebebasan yang hampir
164
Jurnal Ayumi Vol. 4 No. 2 September 2017 (Hal. 152-174)
165
Jurnal Ayumi Vol. 4 No. 2 September 2017 (Hal. 152-174)
166
Jurnal Ayumi Vol. 4 No. 2 September 2017 (Hal. 152-174)
167
Jurnal Ayumi Vol. 4 No. 2 September 2017 (Hal. 152-174)
b. Tanda Lingual
Data 3: cuplikan 3, detik ke-7
No Penanda Inter Petanda
-
preta
si
1. 自 動 で → Pendapat yang
ハ ン ド dilontarkan oleh
ル 戻 っ pengemudi
bahwa mobil
たよ!
Freed dapat di-
handle secara
Gambar D.3. otomatis.
c. Makna data 3
Berdasarkan analisis data tanda
visual dan lingual lewat interpretasi
168
Jurnal Ayumi Vol. 4 No. 2 September 2017 (Hal. 152-174)
169
Jurnal Ayumi Vol. 4 No. 2 September 2017 (Hal. 152-174)
170
Jurnal Ayumi Vol. 4 No. 2 September 2017 (Hal. 152-174)
171
Jurnal Ayumi Vol. 4 No. 2 September 2017 (Hal. 152-174)
terdahulunya, Honda Jazz membuat b. Arti tanda lingual iklan Honda Freed
Honda Freed layak untuk dimiliki. versi Honda Sensing secara tidak
Dalam iklan di atas, penguatan objek langsung mengacu pada kalimat-
mobil Honda Freed sebagai regenerasi kalimat informatif di antara cuplikan
unggul dari pendahulunya ditampilkan iklan yang menjelaskan secara
lewat tanda lingual berupa klausa yang tersirat fitur-fitur yang dimiliki
berbunyi “Subete no hito ni choudo ii Honda Freed, sehingga menjadi
Honda”.「すべての人にちょうどい kelebihan Honda Freed versi Honda
mobil yang pas untuk semua orang‟ c. Makna iklan Honda Freed versi
a. Arti tanda visual iklan Honda Freed mobil. Selain itu, kemudi yang dapat
versi Honda Sensing keluaran tahun berjalan sesuai rambu jalan, rem
2017 lebih didominasi dari aspek otomatis, bagasi luas dan bodi yang
kegagalan, putih yang berarti warna yaitu biru, putih dan kuning.
ketenangan dan kewibawaan, serta kerja keras, maka mimpi untuk terus
berada dalam tanda mobil, aspek mobil terbaru akan terwujud. Sama
172
Jurnal Ayumi Vol. 4 No. 2 September 2017 (Hal. 152-174)
173
Jurnal Ayumi Vol. 4 No. 2 September 2017 (Hal. 152-174)
174