Anda di halaman 1dari 14

Gengogaku to Nihongo Kenkyuu

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Nihon Gengogaku
Dosen Pengampu: Dr. Ketut Widya Purnawati, S. S., M. Hum.

Disusun oleh:

Ni Kadek Vera Putri Dianthi (2201581004)


Valentine Agrelia Putri (2201581004)
Vania Angela (2201581022)
Natasha (2201581028)
Nabhan Fidel Castro Fadhlurrahman (2201581029)
I Putu Agus Yoga Ambara Putra (2201581031)
Sovia Pransiska Sihombing (2201581032)

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan berkat Tuhan Yang Maha Esa, kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Gengogaku to Nihongo Kenkyuu tepat pada waktunya.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini, khususnya pada dosen pengampu mata kuliah Nihon Gengogaku
Nyuumon yang terhormat Ibu Dr. Ketut Widya Purnawati, S. S., M. Hum.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap
semoga makalah Gengogaku to Nihongo Kenkyuu ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Denpasar, 9 November 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2
2.1 Pengertian 言語学と日本語研究 (Gengogaku To Nihongo Kenkyuu) ............... 2
2.2 Bahasa Yang Abritrer .................................................................................................. 2
2.3 Pandangan Ferdinand De Saussure ............................................................................. 3
2.3.1 記号表現と記号内容(Kigou Hyougen dan Kigou Naiyou) ......................... 3

2.3.2 ラングとパロール(Rangu dan Paroru) .............................................................. 4

2.3.3 通時的と共時的 ( Tsuujiteki To Kyoujiteki) ..................................................... 5


2.3.4 統合的と系列的 ( Tougouteki dan Keiretsuteki) ............................................... 6

2.4 言語記号の社会性 (Gengo Kigou No Shakai-Sei) ................................................... 7


BAB III KESIMPULAN............................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gengogaku dalam bahasa Indonesia memiliki arti ilmu kebahasaan, ilmu bahasa, dan
linguistik. Lingusitik atau gengogaku adalah ilmu yang mengkaji bahasa secara ilmiah
mencakup struktur, fungsi, dan penggunaanya dalam komunikasi manusia. Nihongo kenkyuu
merupakan Studi mengenai bahasa Jepang. Gengogaku to Nihongo Kenkyuu adalah ilmu
bahasa yang mengkaji bahasa Jepang secara khusus.
Linguistik dalam ilmu bahasa, yaitu menjadikan bahasa sebagai objeknya. Linguistik
modern yang dipelopori Ferdinand de Saussure membagi empat konsep teoretis yaitu signifier
dan signified, langue dan parole, sinkronik dan diakronik, serta sintagmatik dan paradigmatik.
Pembahasannya penyangkut simbol-simbol dalam bahasa serta hubungan antar kata dan
kalimat.
Untuk memahami lebih dalam Gengogaku to Nihongo kenkyuu, khususnya linguistik
modern yang dipelopori Ferdinand de Saussure. Penulisan makalah ini berdasarkan beberapa
sumber dari jurnal-jurnal penelitian yang didapat dari beberapa website. Diharapkan setelah
membaca makalah ini, bisa lebih memahami linguistik bahasa Jepang secara umum.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Gengogaku to Nihongo Kenkyuu?
2. Apa saja konsep teoretis dari Ferdinand de Saussure?

1.3 Tujuan
1. Apa itu Gengogaku to Nihongo Kenkyuu?
2. Apa saja konsep teoretis dari Ferdinand de Saussure?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian 言語学と日本語研究 (Gengogaku To Nihongo Kenkyuu)

Gengogaku dalam bahasa Indonesia memiliki arti ilmu kebahasaan, ilmu bahasa,
dan linguistik. Lingusitik atau gengogaku adalah ilmu yang mengkaji bahasa secara
ilmiah mencakup struktur, fungsi, dan penggunaanya dalam komunikasi
manusia. Definisi Linguistik juga diungkapkan oleh Tarigan (1986), yaitu seperangkat
ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan jalan penerapan metode ilmiah- ah terhadap
fenomena, Bahasa. Secara populer, orang asing menyatakan bahwa Linguistik adalah
ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Nihon
kenkyuu merupakan studi mengenai bahasa jepang. Gengogaku to Nihongo Kenkyuu
adalah ilmu bahasa yang mengkaji bahasa Jepang secara khusus.

2.2 Bahasa Yang Abritrer

Bahasa adalah suatu lambang bunyi yang bersifat arbitrer. Arbitrer berarti tidak
terdapat suatu keharusan bahwa suatu rangkaian bunyi tertentu harus mengandung arti
tertentu. Sifat bahasa yang disebut "arbitrer" merujuk pada fakta bahwa hubungan
antara kata dan maknanya adalah konvensional atau acak. Makna dari sebuah kata
tergantung dari kesepakatan masyarakat bahasa yang bersangkutan.
Ekspresi Linguistik
Simbol
日本語 Bahasa Indonesia Bahasa Bali English

犬 Inu Anjing Cicing Dog

手 Te Tangan Lima Hand

金 Kane Uang Pipis Money

2
Seperti beberapa kata di atas bisa disebut dengan beberapa kata berbeda sesuai
dengan kesepakatan di negara masing-masing. Namun artinya tetap merujuk pada
simbol.

2.3 Pandangan Ferdinand De Saussure

Ferdinand De Saussure, seorang sarjana Swiss merupakan pelopor


linguistik modern.yang berkompeten dalam menganalisis makna pada sebuah teks
maupun simbol-simbol yang melatarbelakanginya. Pandangan ini adalah sebagai akibat
adanya konsep terhadap bahasa dan studi berupa sistem simbol maupun kode.

Ferdinand de Saussure mengemukakan Saussure membagi empat konsep


teoretis yaitu signifier dan signified, langue dan parole, sinkronik dan diakronik, serta
sintagmatik dan paradigmatic. Dengan penjelasannya sebagai berikut :

2.3.1 記号表現と記号内容(Kigou Hyougen dan Kigou Naiyou)

Ferdinand de Saussure mengemukakan bahwa semiotika umumnya digunakan


sebagai alat mendefinisikan kategori dari tanda yang hanya bisa mempresentasikan
sesuatu apabila pembaca tanda memiliki pengalaman atas representasinya. seseorang
meletakkan tanda dalam konteks komunikasi manusia dengan melakukan pemeliharaan
antara apa yang disebut 記号表現 datau disebut juga signifier (penanda) dan 記号内

容 yang disebut sebagai signified (petanda). secara sederhana signifier adalah bunyi

yang bermakna atau coretan yang bermakna (aspek material), yaitu apa yang dikatakan
dan apa yang ditulis atau dibaca. asementara itu signified adalah gambaran mental yakni
pikiran atau konsep aspek mental dari bahasa.

Signifier mengacu pada tampilan fisik dari sign yang dapat berupa goresan
gambar, garis, warna, maupun suara atau tanda-tanda lainnya, sedangkan Signified
mengacu pada makna yang tersemat pada tampilan fisik tanda tersebut. Menurut
Saussure, tanda (Sign) bersifat arbitrari dimana kombinasi antara Signifier dan signified
adalah entitas yang manasuka (Saussure, 1959: 67). Tidak ada hubungan yang natural
antara signifier dan signified. Tidak ada alasan intrinsik mengenai mengapa sebuah
benda diberi nama sesuai dengan namanya tersebut. (Culler, 1990: 19). Setiap kata

3
dapat menggantikan nama benda tersebut apabila telah diterima oleh konsensus atau
konvensi suatu masyarakat. Bahkan menurut Saussure pada kenyataannya, setiap
ekspresi yang digunakan dalam masyarakat diperoleh berdasarkan perilaku kolektif
atau kesepakatan (konvensi) (Saussure, 1959: 68).

Contoh :

Sign : gambar anak anjing

Signifier : gambar atau goresan tinta yang mengikuti bentuk anjing

Signified : pemaknaan akan-anak anjing yang lucu, menggemaskan, ceria dan lincah.

Hubungan yang arbitrary antara signifier dan signified juga berarti tidak ada
konsep yang pasti dan universal. Kedua hal tersebut adalah entitas yang benar berbeda.
(Culler, 1990: 23). Hal inilah yang menyebabkan mengapa sebuah deskripsi mengenai
rumah dapat berbeda dalam pikiran orang lain, dan mengapa kata-kata dalam aksara
yang berbeda dapat tidak memiliki makna sama sekali.

2.3.2 ラングとパロール(Rangu dan Paroru)

Ferdinand de sassure, seorang teoritis linguistik mengemukakan 2 sistem bahasa


yakni ラ ン グ yang berarti langue dan パ ロ ー ル yang berarti parole. Langue
merupakan sistem yang sistematis dan abstrak dari sebuah bahasa berdasarkan dari
kesepakatan, Langue merepresentasikan hasil berpikir bersama yang dapat bersifat
internal pada masing-masing individu atau bersifat kolektif karena berada di luar
jangkauan kemampuan seorang individu untuk mengubahnya. Misalnya adalah tata
bahasa yang terdapat dalam buku, atau kosakata dalam kamus.

Parole adalah kombinasi darimana individu menggunakan kode dari system


bahasa untuk mengekspresikan pemikiranya. Parole menandai perwujudan tindakan,

4
pernyataan dan ujaran berbahasa seorang individu melalui kombinasi penggunaan
konsep dan bunyi yang merepresentasikannya. Contoh dari parole sendiri adalah
ungkapan yang dihasilkan saat berkomunikasi lisan atau tulis yang bisa saja terdapat
kesalahan, pengulangan, dan penyederhanaan

Dengan demikian, menurut Saussure kajian linguistik akan mencakupi parole


yang menitikberatkan ujaran individual, dan langue yang menitikberatkan sistem
linguistik bahasa itu.

Contoh :

- Bunpou yang menujukan peristiwa yang terjadi sekarang adalah bentuk kata kerja +
ている merupakan langue. Misalkan 今,昼ごはんをたべています。Sedangkan
dalam bentuk palore atau menjadi 今,昼ごはんを食べてる。

2.3.3 通時的と共時的 ( Tsuujiteki To Kyoujiteki)

Diachronic (通時的) yakni perbandingan sistem tata bahasa bahasa-bahasa pada


periode yang berbeda. Sebuah cabang linguistik yang mempelajari evolusi historis bahasa
dari waktu ke waktu. Istilah itu sendiri digunakan oleh Saussure sebagai lawan dari
linguistik sinkronis, tetapi linguistik diakronisnya bersifat elementalis abad ke-19 dan
tidak sistematis. Setelah itu, berbagai upaya dilakukan untuk memperkenalkan konsep
sistem ke dalam linguistik diakronis dan untuk melihat perubahan linguistik dalam
interaksi tiga dimensi dengan linguistik sinkronis, dari sudut pandang bahwa perubahan
memang terjadi pada elemen-elemen individu.

Contoh :

- Pada Zaman Heian kafu (bukan bentuk lampau) berubah menjadi kau di jaman
sekarang. Lalu kahitari (bentuk lampau) berubah menjadi kahita dan terpecah
lagi dalam 2 dialek yang berbeda yaitu katta (dalam dialek kanto) dan koota
(dalam dialek kansai)

Synchronic ( 共 時的 ) yaitu deskripsi sistem tata bahasa suatu bahasa dalam


periode yang sama, merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari sistem suatu
bahasa pada waktu tertentu, dengan memperhatikan perluasan ruang, dengan konsep

5
yang hampir sama dengan linguistik deskriptif . Hal ini bertentangan dengan linguistik
diakronis dan historis, yang mengejar perubahan seiring berjalannya waktu. Hal ini
dikemukakan oleh F. Saussure dan berkembang pesat di berbagai aliran pemikiran,
termasuk Amerika Serikat.
Contoh :
- Perubahan suatu bahasa dari satu daerah ke daerah lain pada suatu waktu
tertentu. seperti contohnya kau menjadi katta dalam dialek kanto dan koota
dalam dialek kansai.

2.3.4 統合的と系列的 ( Tougouteki dan Keiretsuteki)

Menurut Ferdinand de Saussure, ada dua konsep penting yang berhubungan


dengan bahasa, yaitu "sintagmatik" (sintagmatique) dan "paradigmatik"
(paradigmatique). Namun, perlu diingat bahwa Saussure lebih sering menggunakan
konsep ini dalam konteks bahasa Prancis, bukan bahasa Jepang. Sintagmatik dan
paradigmatik adalah konsep-konsep linguistik yang digunakan untuk memahami
bagaimana kata-kata dan tanda-tanda berinteraksi dalam bahasa.

Sintagmatik (統合的) merujuk pada hubungan antara unsur-unsur dalam urutan


linier dalam kalimat atau ekspresi linguistik. Sintagmatik membahas bagaimana kata-
kata atau tanda-tanda digabungkan secara berurutan dalam sebuah kalimat atau ekspresi
untuk membentuk struktur yang memiliki makna. Ini adalah konsep yang berkaitan
dengan tata bahasa dan struktur kalimat.

Contoh :

- Kalimat "私は本を読む" (Watashi wa hon o yomu) memiliki sintagmatik yang


jelas. "Watashi" adalah subjek, diikuti oleh partikel "wa" yang menunjukkan
subjek kalimat, kemudian "hon" (buku), diikuti oleh partikel objek "o," dan
akhirnya "yomu" (membaca). Urutan ini membentuk kalimat yang memiliki
makna, yaitu "Saya membaca buku."

Konsep paradigmatic (系列的) mengacu pada hubungan antara elemen-elemen


yang memiliki karakteristik yang serupa atau yang dapat saling menggantikan satu
sama lain dalam konteks yang sama. Ini berkaitan dengan pilihan kata atau tanda-tanda
yang dapat digunakan untuk menggambarkan suatu konsep dalam bahasa.

6
Contoh :

- Ketika ingin menggambarkan warna biru dalam bahasa Jepang, dapat


menggunakan beberapa kata yang masuk ke dalam paradigma warna biru,
seperti "青" (ao), "蒼" (ao), atau "碧" (ao). Semua kata-kata ini memiliki arti
"biru," dan Anda memilih satu kata berdasarkan konteks dan preferensi, yang
menggambarkan konsep warna biru dalam paradigma tersebut.

Konsep sintagmatik dan paradigmatik membantu kita memahami bagaimana


bahasa mengorganisasi elemen-elemen untuk membentuk kalimat dan bagaimana kita
memilih kata-kata atau tanda-tanda yang sesuai dengan konteks dalam bahasa tertentu.

2.4 言語記号の社会性 (Gengo Kigou No Shakai-Sei)

" 言 語 記 号 の 社 会 性 " adalah istilah dalam bahasa Jepang yang dapat


diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai "Sociality of Language Symbols." Ini
mengacu pada konsep dalam bidang linguistik sosial yang membahas bagaimana
simbol-simbol bahasa (kata, frasa, lambang, dll.) digunakan dalam konteks sosial dan
budaya yang lebih luas. Istilah ini mencakup pemahaman tentang bagaimana bahasa
digunakan oleh masyarakat untuk berkomunikasi, menciptakan identitas budaya,
memperlihatkan status sosial, dan banyak aspek sosial lainnya.
Dalam konteks " 言 語 記 号 の 社 会 性 ," para peneliti bahasa memeriksa
bagaimana bahasa mencerminkan dan memengaruhi hubungan sosial, termasuk norma,
nilai, konflik, dan dinamika kekuasaan dalam masyarakat. Konsep ini juga mencakup
studi tentang variasi bahasa, dialek, kode, dan aspek sosiolinguistik lainnya yang
memengaruhi komunikasi manusia. Jadi, "言語記号の社会性" mencakup pemahaman
tentang bagaimana bahasa berinteraksi dengan aspek-aspek sosial dalam kehidupan
manusia dan bagaimana penggunaan bahasa mencerminkan dan membentuk struktur
sosial.
Contoh :

- Dari "ハーフ" ke "ダブル"

7
Anak dari pernikahan antara orang dari negara berbeda sering kali disebut "ハー
フ," tetapi karena itu juga memiliki arti "半人前" yang dianggap merendahkan,
maka sekarang istilah "ダブル" digunakan sebagai alternatif yang lebih hormat.

- Dari "雑種" ke "ミックス"


Dalam industri hewan peliharaan, istilah "雑種" digunakan untuk merujuk kepada
hewan yang memiliki nilai rendah, sehingga dalam konteks industri, istilah "ミッ
クス" digunakan karena dianggap memiliki nilai komoditas yang lebih tinggi.

- Dari "出来ちゃった結婚" ke "授かり婚"


Dalam industri pernikahan, istilah "出来ちゃった結婚" diganti dengan "授かり
婚" karena untuk mengubah citra negatif dari "pernikahan tanpa rencana" akibat
tindakan yang tidak dipertimbangkan. Dalam industri pernikahan, anak dianggap
sebagai anugerah dari langit dan diciptakan dengan tujuan yang lebih suci.

8
BAB III
KESIMPULAN

Gengogaku adalah ilmu bahasa yang mencakup struktur, fungsi, dan penggunaan dalam
komunikasi. Bahasa bersifat arbitrer, dengan hubungan kata dan makna didasarkan pada
konvensi sosial. Ferdinand De Saussure membawa konsep signifier dan signified, ラング yang

berarti langue dan パロール yang berarti parole, serta membedakan linguistik diakronis yang

mempelajari evolusi bahasa seiring waktu dan linguistik sinkronis yang menganalisis bahasa
pada satu titik waktu. Menurut Ferdinand de Saussure, ada dua konsep penting yang
berhubungan dengan bahasa, yaitu "sintagmatik" (sintagmatique) dan "paradigmatik"
(paradigmatique). Namun, Saussure lebih sering menggunakan konsep ini dalam konteks
bahasa Prancis, bukan bahasa Jepang. "言語記号の社会性" mengacu pada bagaimana bahasa

memengaruhi hubungan sosial dalam masyarakat. Ini adalah konsep penting dalam memahami
bahasa dan linguistik dalam konteks sosial.

9
DAFTAR PUSTAKA

Kurniasari, Desti dan, Prof. Dr. Abdul Ngalim, M.M, M.Hum. (2016). Analisis Kesalahan
Penggunaan Konjungsi Intrakalimat Pada Karangan Siswa Kelas Vii Smp Negeri 1
Ngemplak. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta

LMS SPADA Indonesia. (2023). Sifat Bahasa Arbitrer. Diakses pada 5 November 2023, dari
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/mod/page/view.php?id=113466

Sukyadi, Didi. Dampak Pemikiran Saussure Bagi Perkembangan Linguistik Dan Disiplin
Ilmu Lainnya. Parole, Vol. 3, No.2 Oktober 2013, h. 3.

Wibawa, M., & Natalia, R. P. (2021). ANALISIS SEMIOTIKA STRUKTURALISME


FERDINAND DE SAUSSURE PADA FILM" BERPAYUNG RINDU. VCoDe: Visual
Communication Design Journal, 1(1), 1-16.

10

Anda mungkin juga menyukai