Gengogaku Nihongo Kenkyuu
Gengogaku Nihongo Kenkyuu
Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Nihon Gengogaku
Dosen Pengampu: Dr. Ketut Widya Purnawati, S. S., M. Hum.
Disusun oleh:
Dengan berkat Tuhan Yang Maha Esa, kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Gengogaku to Nihongo Kenkyuu tepat pada waktunya.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini, khususnya pada dosen pengampu mata kuliah Nihon Gengogaku
Nyuumon yang terhormat Ibu Dr. Ketut Widya Purnawati, S. S., M. Hum.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap
semoga makalah Gengogaku to Nihongo Kenkyuu ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Apa itu Gengogaku to Nihongo Kenkyuu?
2. Apa saja konsep teoretis dari Ferdinand de Saussure?
1
BAB II
PEMBAHASAN
Gengogaku dalam bahasa Indonesia memiliki arti ilmu kebahasaan, ilmu bahasa,
dan linguistik. Lingusitik atau gengogaku adalah ilmu yang mengkaji bahasa secara
ilmiah mencakup struktur, fungsi, dan penggunaanya dalam komunikasi
manusia. Definisi Linguistik juga diungkapkan oleh Tarigan (1986), yaitu seperangkat
ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan jalan penerapan metode ilmiah- ah terhadap
fenomena, Bahasa. Secara populer, orang asing menyatakan bahwa Linguistik adalah
ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Nihon
kenkyuu merupakan studi mengenai bahasa jepang. Gengogaku to Nihongo Kenkyuu
adalah ilmu bahasa yang mengkaji bahasa Jepang secara khusus.
Bahasa adalah suatu lambang bunyi yang bersifat arbitrer. Arbitrer berarti tidak
terdapat suatu keharusan bahwa suatu rangkaian bunyi tertentu harus mengandung arti
tertentu. Sifat bahasa yang disebut "arbitrer" merujuk pada fakta bahwa hubungan
antara kata dan maknanya adalah konvensional atau acak. Makna dari sebuah kata
tergantung dari kesepakatan masyarakat bahasa yang bersangkutan.
Ekspresi Linguistik
Simbol
日本語 Bahasa Indonesia Bahasa Bali English
2
Seperti beberapa kata di atas bisa disebut dengan beberapa kata berbeda sesuai
dengan kesepakatan di negara masing-masing. Namun artinya tetap merujuk pada
simbol.
容 yang disebut sebagai signified (petanda). secara sederhana signifier adalah bunyi
yang bermakna atau coretan yang bermakna (aspek material), yaitu apa yang dikatakan
dan apa yang ditulis atau dibaca. asementara itu signified adalah gambaran mental yakni
pikiran atau konsep aspek mental dari bahasa.
Signifier mengacu pada tampilan fisik dari sign yang dapat berupa goresan
gambar, garis, warna, maupun suara atau tanda-tanda lainnya, sedangkan Signified
mengacu pada makna yang tersemat pada tampilan fisik tanda tersebut. Menurut
Saussure, tanda (Sign) bersifat arbitrari dimana kombinasi antara Signifier dan signified
adalah entitas yang manasuka (Saussure, 1959: 67). Tidak ada hubungan yang natural
antara signifier dan signified. Tidak ada alasan intrinsik mengenai mengapa sebuah
benda diberi nama sesuai dengan namanya tersebut. (Culler, 1990: 19). Setiap kata
3
dapat menggantikan nama benda tersebut apabila telah diterima oleh konsensus atau
konvensi suatu masyarakat. Bahkan menurut Saussure pada kenyataannya, setiap
ekspresi yang digunakan dalam masyarakat diperoleh berdasarkan perilaku kolektif
atau kesepakatan (konvensi) (Saussure, 1959: 68).
Contoh :
Signified : pemaknaan akan-anak anjing yang lucu, menggemaskan, ceria dan lincah.
Hubungan yang arbitrary antara signifier dan signified juga berarti tidak ada
konsep yang pasti dan universal. Kedua hal tersebut adalah entitas yang benar berbeda.
(Culler, 1990: 23). Hal inilah yang menyebabkan mengapa sebuah deskripsi mengenai
rumah dapat berbeda dalam pikiran orang lain, dan mengapa kata-kata dalam aksara
yang berbeda dapat tidak memiliki makna sama sekali.
4
pernyataan dan ujaran berbahasa seorang individu melalui kombinasi penggunaan
konsep dan bunyi yang merepresentasikannya. Contoh dari parole sendiri adalah
ungkapan yang dihasilkan saat berkomunikasi lisan atau tulis yang bisa saja terdapat
kesalahan, pengulangan, dan penyederhanaan
Contoh :
- Bunpou yang menujukan peristiwa yang terjadi sekarang adalah bentuk kata kerja +
ている merupakan langue. Misalkan 今,昼ごはんをたべています。Sedangkan
dalam bentuk palore atau menjadi 今,昼ごはんを食べてる。
Contoh :
- Pada Zaman Heian kafu (bukan bentuk lampau) berubah menjadi kau di jaman
sekarang. Lalu kahitari (bentuk lampau) berubah menjadi kahita dan terpecah
lagi dalam 2 dialek yang berbeda yaitu katta (dalam dialek kanto) dan koota
(dalam dialek kansai)
5
yang hampir sama dengan linguistik deskriptif . Hal ini bertentangan dengan linguistik
diakronis dan historis, yang mengejar perubahan seiring berjalannya waktu. Hal ini
dikemukakan oleh F. Saussure dan berkembang pesat di berbagai aliran pemikiran,
termasuk Amerika Serikat.
Contoh :
- Perubahan suatu bahasa dari satu daerah ke daerah lain pada suatu waktu
tertentu. seperti contohnya kau menjadi katta dalam dialek kanto dan koota
dalam dialek kansai.
Contoh :
6
Contoh :
7
Anak dari pernikahan antara orang dari negara berbeda sering kali disebut "ハー
フ," tetapi karena itu juga memiliki arti "半人前" yang dianggap merendahkan,
maka sekarang istilah "ダブル" digunakan sebagai alternatif yang lebih hormat.
8
BAB III
KESIMPULAN
Gengogaku adalah ilmu bahasa yang mencakup struktur, fungsi, dan penggunaan dalam
komunikasi. Bahasa bersifat arbitrer, dengan hubungan kata dan makna didasarkan pada
konvensi sosial. Ferdinand De Saussure membawa konsep signifier dan signified, ラング yang
berarti langue dan パロール yang berarti parole, serta membedakan linguistik diakronis yang
mempelajari evolusi bahasa seiring waktu dan linguistik sinkronis yang menganalisis bahasa
pada satu titik waktu. Menurut Ferdinand de Saussure, ada dua konsep penting yang
berhubungan dengan bahasa, yaitu "sintagmatik" (sintagmatique) dan "paradigmatik"
(paradigmatique). Namun, Saussure lebih sering menggunakan konsep ini dalam konteks
bahasa Prancis, bukan bahasa Jepang. "言語記号の社会性" mengacu pada bagaimana bahasa
memengaruhi hubungan sosial dalam masyarakat. Ini adalah konsep penting dalam memahami
bahasa dan linguistik dalam konteks sosial.
9
DAFTAR PUSTAKA
Kurniasari, Desti dan, Prof. Dr. Abdul Ngalim, M.M, M.Hum. (2016). Analisis Kesalahan
Penggunaan Konjungsi Intrakalimat Pada Karangan Siswa Kelas Vii Smp Negeri 1
Ngemplak. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta
LMS SPADA Indonesia. (2023). Sifat Bahasa Arbitrer. Diakses pada 5 November 2023, dari
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/mod/page/view.php?id=113466
Sukyadi, Didi. Dampak Pemikiran Saussure Bagi Perkembangan Linguistik Dan Disiplin
Ilmu Lainnya. Parole, Vol. 3, No.2 Oktober 2013, h. 3.
10