Anda di halaman 1dari 2

Hakikat Semantik

Semantik adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari arti kata dan kalimat dalam
bahasa. Semantik mencakup analisis makna kata, frasa, kalimat, dan teks dalam bahasa. Dalam
semantik, terdapat istilah "hakikat semantik" yang merujuk pada sifat dasar atau esensial dari arti
sebuah kata atau frasa dalam bahasa. Hakikat semantik adalah memahami bagaimana makna
dibangun dan digunakan dalam bahasa.

Ferdinand de Saussure (Dalam Chaer. A. & Muliastuti. F) menyatakan bahwa setiap


tanda linguistik (Prancis: signe linguistique) terdiri atas dua komponen, yaitu penanda (Prancis
signifiant) dan petanda (Prancis signifie). Penanda memiliki arti yaitu unsur yang digunakan
untuk mengekspresikan makna dalam bahasa. Penanda bisa berupa kata, frasa, atau bagian-
bagian dari kata seperti akhiran dan awalan. Penanda memiliki peran penting dalam membentuk
struktur kalimat dan menyampaikan makna yang lebih spesifik. sedangkan Petanda dalam
semantik adalah unsur yang menunjukkan makna dalam bahasa, terutama dalam hubungannya
dengan dunia nyata atau referen yang diwakilinya. Petanda bisa berupa kata atau frasa yang
digunakan untuk menunjukkan benda, tempat, orang, atau konsep abstrak lainnya. Menurut
Chaer. A. & Muliastuti.F (2021) Yang dimaksud dengan penanda adalah wujud bunyi bahasa
dalam bentuk urutan fonem tertentu, sedangkan yang dimaksud dengan petanda adalah konsep
gagasan, ide, atau pengertian yang dimiliki oleh penanda itu. Hanya perlu disadari kalau penanda
dan petanda itu adalah fenomena Bahasa atau gejala yang ada dalam bahasa sehingga referen itu
merupakan fenomena luar biasa, ada dalam dunia nyata.

Secara umum, kata semantik itu kemudian disepakati sebagai istilah yang digunakan
untuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dan hal-hal
yang ditandainya. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa semantik adalah bidang studi
linguistik yang mempelajari makna atau arti bahasa. Oleh karena itu, kata semantik dapat
diartikan sebagai ilmu tentang makna atau arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa:
fonologi, gramatikal, dan semantik. Secara lebih gamblang, semantik dapat dikatakan sebagai
ilmu yang mempelajari makna. Hakikat semantik ini menjadi penting dalam memahami arti
sebuah kata atau frasa, serta dalam membangun kalimat yang tepat dan memiliki makna yang
jelas. Oleh karena itu, studi tentang hakikat semantik sangat penting dalam pembelajaran bahasa
dan komunikasi.
Selain istilah semantik dalam sejarah linguistik, ada pula digunakan istilah lain, seperti
semiotika, semiologi, semasiologi, sememik, dan semik, untuk merujuk pada bidang studi yang
mempelajari makna atau arti dari suatu tanda atau lambang. Namun, istilah semantik lebih umum
digunakan dalam studi linguistik karena istilah-istilah yang lainnya itu mempunyai cakupan
objek yang lebih luas, yakni mencakup makna tanda atau lambang pada umumnya. Hal ini
termasuk tanda-tanda lalu lintas, kode morse, dan tanda-tanda ilmu matematika, sedangkan
cakupan semantik hanyalah makna atau arti yang berkenaan dengan bahasa sebagai alat
komunikasi verbal. Sementara itu, semantik juga tidak hanya membahas kata-kata yang
bermakna leksikal, tetapi juga membahas makna kata-kata yang tidak bermakna apabila tidak
dirangkaikan dengan kata lain, seperti partikel atau kata bantu yang hanya memiliki makna
gramatikal. Menurut Harimurti (dalam Nafinuddin. S.) Dalam bidang semantik istilah yang biasa
digunakan untuk tanda-linguistik itu adalah leksem, yang lazim didefinisikan sebagai kata atau
frase yang merupakan satuan bermakna. Sedangkan istilah kata,yang lazim didefinisikan sebagai
satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri yang dapat terjadi dari morfem tunggal atau gabungan
morfem (Harimurti, dalam Nafinuddin. S.).

Dalam kesimpulannya, hakikat semantik sangat penting dalam memahami bagaimana


bahasa bekerja dan bagaimana makna dibentuk dan digunakan dalam komunikasi. Dengan
demikian, hakikat semantik adalah studi tentang bagaimana makna dibentuk dan digunakan
dalam bahasa, dan bagaimana makna tersebut terkait dengan konteks dan budaya di mana bahasa
digunakan. Dengan mempelajari hakikat semantik, kita dapat memahami bagaimana bahasa
membentuk pemikiran dan bagaimana bahasa berubah seiring waktu dan dalam konteks yang
berbeda.

Chaer. A. & Muliastuti. F. 2021. Hakikat Semantik.


https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PBIN421502-M1.pdf Diakses pada 2 Mei
2023.

Nafinuddin. S. 2020. Pengantar Semantik (Pengertian, Hakikat, Jenis)


https://osf.io/b8ws3/download Diakses pada 2 Mei 2023.

Anda mungkin juga menyukai