RS1 2016 2 1486 Bab1
RS1 2016 2 1486 Bab1
PENDAHULUAN
1
2
Hal ini dikarenakan kategori ini berisikan produk-produk cepat habis yang biasa
digunakan pada kehidupan sehari-hari sehingga memiliki perputaran uang yang cepat
dibandingkan kategori lainnya. Survei Kantar World Panel menunjukkan
pertumbuhan industri pada kategori FMCG pada kuartal III di Indonesia lebih besar
jika dibandingkan dengan Asia yaitu 4,8% berbanding 3% (metrotvnews.com, 2016).
Hal ini kembali menegaskan bahwa tingkat konsumsi masyarakat Indonesia sangat
besar dan ideal bagi perusahaan untuk memasarkan produk perusahaan.
Data Nielsen (2017) menunjukkan terjadi peningkatan penjualan pada produk
biskuit mulai dari tahun 2014 hingga tahun 2017. Hal ini menunjukkan tingkat
masyarakat dalam membeli dan mengonsumsi biskuit semakin meningkat.
dibeli. Apalagi saat ini suatu jenis produk hadir dengan berbagai macam varian
berbeda sehingga dapat mempersulit konsumen dalam mengambil keputusan
pembelian. Prasetyo (2016) mengatakan bahwa minat beli konsumen sangat
dipengaruhi oleh advertising, sales promotion, direct marketing, public relation dan
personal selling yang dilakukan perusahaan. Kotler & Amstrong (2014) mengatakan
bahwa dalam proses membuat keputusan pembelian, individu perlu menyadari
masalah kebutuhan yang perlu dipenuhi. Kemudian individu akan
mempertimbangkan alternatif pemenuhan kebutuhan yang sesuai dengan preferensi
pribadi. Setelah proses ini dilalui, maka keputusan pembelian dapat ditentukan.
Promosi penjualan dapat ditemukan dalam setiap kegiatan bisnis saat ini. Pada
dasarnya promosi penjualan dilakukan untuk merangsang masyarakat untuk mencoba
atau membeli produk yang ditawarkan perusahaan. Menurut Evelina, Handoyo, dan
Listyorini (2013) promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.
Penelitian Bakirtas (2013) juga menunjukkan promosi penjualan berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian. Mengutip dari Kotler dan Keller (2011)
promosi penjualan adalah cara kampanye yang dijalankan perusahaan dengan cara
memberikan sejumlah keuntungan tertentu dalam jangka waktu pendek untuk
menstimulasi pembelian yang lebih cepat dan banyak atas produk atau jasa yang
ditawarkan kepada konsumen. Sebagai salah satu elemen promosi, promosi
penjualan sangat efektif dalam mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Ada
berbagai macam bentuk dari promosi penjualan yang dapat dijalankan perusahaan
seperti paket harga, premium, sampel, dan lain-lain. Semua bentuk ini bertujuan
untuk menstimulasi konsumen untuk melakukan pembelian. Terbukti dengan
meningkatnya jumlah mall yang berpartisipasi dalam acara FJGS pada tahun 2015
dari sebelumnya 18 mall menjadi 21 mall (beritasatu.com, 2015). Dari fenomena ini,
dapat dilihat bahwa animo masyarakat terhadap promosi penjualan sangat besar
sehingga membuat banyak mall tertarik berpartisipasi dalam kegiatan FJGS 2015.
Tenaga penjualan saat ini berperan sangat penting dalam menjaga
kelangsungan perusahaan. Dapat dikatakan bahwa tenaga penjualan menjadi ujung
tombak perusahaan karena berhubungan langsung dengan masyarakat. Oleh karena
itu, tenaga penjualan harus memiliki kemampuan bukan hanya melakukan penjualan
namun harus dapat menjaga hubungan baik dengan masyarakat. Personal selling
sebagai salah satu bentuk lain promotion mix memiliki pengaruh terhadap keputusan
pembelian. Wicaksono, Yudhia, dan Subagja (2015) yang mengatakan bahwa
4
Di sisi lain, biskuit Roma menjadi satu-satunya produk biskuit yang masuk 10
besar brand FMGC Global di Indonesia dengan frekuensi pembelian 21 kali per
tahun dikalikan 997.683.746 konsumen. Hal ini menjadi suatu fenomena yang sangat
fenomenal mengingat bahwa rata-rata konsumen memiliki kebiasaan mengonsumsi
17 varian biskuit berbeda (bisnis.liputan6.com, 2013). Vienno Monintja selaku
Director Marketing PT. Mayora Indah Tbk mengatakan bahwa merek Roma
menguasai pasar biskuit hampir 80% (swa.co.id, 2016). Hal ini kembali menegaskan
bahwa PT. Mayora Indah Tbk merupakan perusahaan tunggal yang menguasai pasar
biskuit hampir pada seluruh segmen biskuit pada saat ini.
5
Awal mula berdirinya PT. Mayora Indah Tbk adalah tahun 1948 sebagai bisnis
rumahan. PT. Mayora Indah Tbk resmi menjadi perusahaan pada tahun 1977 dengan
berfokus pada bidang makanan dan minuman. Adapun produk yang ditawarkan PT.
Mayora Indah Tbk salah satunya adalah biskuit Roma Sari Gandum yang hadir pada
tahun 2002. Kelebihan biskuit Roma Sari Gandum dibanding dengan biskuit lain
adalah Roma Sari Gandum terbuat dari gandum utuh sehingga sehat untuk
dikonsumsi.
Target utama penjualan biskuit Roma Sari Gandum adalah pada ibu dan anak.
Hal ini dikarenakan Roma Sari Gandum mengusung tema sehat dan enak. Roma Sari
Gandum dapat memasarkan produknya juga melakukan beberapa kegiatan promosi
agar dapat mendapatkan market share yang lebih luas mengingat ketatnya persaingan
pada kategori FMCG. Salah satu cara yang dilakukan Roma Sari Gandum adalah
dengan menjadi sponsor event IGTKI. Adapun kegiatan promosi yang dilakukan
Roma Sari Gandum dalam event IGTKI ini adalah menjual paket produk,
memberikan premium, memberikan produk advertising specialist, dan membagi
sampel gratis kepada pengunjung. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian
konsumen membeli produk Roma Sari Gandum mengingat ketatnya persaingan yang
terjadi antara perusahaan FMCG seperti Khong Guan, Garuda Food, Orang Tua
Group, Danone, dll.
Data Nielsen (2017) menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan volume
penjualan Roma Sari Gandum dari tahun 2014 hingga 2017. Hal ini menunjukkan
bahwa minat masyarakat untuk membeli biskuit Roma Sari Gandum semakin
meningkat.