: ILHAM SYAM
Semburan lumpur panas yang terjadi di Kecamatan Sidorajo, Porong menjadi salah satu bencana alam
yang sangat mengerikan bagi masyarakat sekitarnya. Semburan lumpur ini terjadi pada 27 Mei 2006 dan
sudah menenggelamkan ribuan rumah penduduk, serta kawasan persawahan. Penduduk disekitar
terpaksa merelakan rumahnya dan mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Sembilan tahun berlalu semburan lumpur terjadi, namun masyarakat korban lumpur lapindo belum
mendapatkan ganti rugi yang sesuai. Puluhan keluarga masih mendiami tempat pengungsian dan belum
bisa dikatakan layak.
Semburan lumpur panas terjadi bukanlah merupakan bencana alam. Namun lebih pada kelalaian
manusia. Kelalaian terjadi akibat perusahaan Lapindo mengalami kesalahan prosedur ketika melakukan
pengeboran minyak bumi. Akibatnya sumur minyak terus menerus mengeluarakan lumpur panas dari
dalam perut bumi.
Tidak hanya itu, Perusahaan Lapindo juga tak mematuhi peraturan dasar pengeboran minyak bumi.
Mereka memasang alat casing di sumur minyak dikedalaman 9.997 kaki yang seharusnya dipasang pada
kedalaman 8.000 kaki hingga terjadilah peluapan lumpur panas yang tidak bisa dibendung lagi.
Itulah mengapa bencana lumpur yang terjadi di Sidoarjo bukanlah suatu bencana alam yang terjadi
melainkan sebuah keteledoran yang dilakuakan oleh manusia dalam menjalankan prosedur.
Karangan Argumentasi adalah karangan yang berisi pendapat-pendapat mengenai suatu topik yang ingin
disampaikan kepada pembaca. Pendapat yang dikemukakan tersebut dapat berupa alasa, contoh atau
bukti yang nyata. Karangan ini bertujuan untuk mempengaruhi mempengaruhi pembaca supaya
memiliki pandangan atau pemikiran yang sama dengan penulis.
Ciri-Ciri Karangan Argumentasi
2. Pendapat atau gagasan penulis telah dilengkapi dengan data, grafis, fakta dan gambar atau tabel
6. Terdiri dari tiga bagian utama, yakni pendahuluan, tubuh argumen dan kesimpulan
Karangan argumentasi dibagi menjadi dua, yakni karangan argumentasi akibat-sebab dan karangan
argumentasi sebab-akibat. Berikut adalah penjelasan lengkapnya.
Jenis karangan ini berisikan paragraf yang diawali dengan pendapat berupa akibat. Kemudian pada
bagian akhir dijabarkan penyebab yang menimbulkan akibat tersebut.
Karangan argumentasi ini diawali dengan beberapa pendapat yang merupakan sebab. Berdasarkan
pendapat tersebut kemudian dijadikan kesimpulan. Nah, kesimpuan ini merupakan efek atau akibat dari
sebab yang dipaparkan sebelumnya.
Kerangkan karangan dibuat dengan memperhatikan jenis karangan argumentasi yang akan dibuat.
Misalkan untuk karangan argumentasi sebab akibat, maka kerangka karangan ini berisi kumpulan sebab
dan akibat (sebab – akibat ke1 – akibat ke2 – … – akibat ke-n). Begitu juga untuk karangan
argumentasi akibat-sebab, maka kerangkanya berisi kumpulan akibat dan sebab (akibat – sebab ke1 –
sebab ke2 – … – sebab ke-n).
Pengembangan karangan ini dilakukan untuk menyusun suatu karangan, sehingga menjadi karangan
yang utuh. Untuk membuat antar paragraf yang saling berkaitan, maka penggunaan konjungsi sangat
dibutuhkan, seperti dengan demikian, oleh karena itu, oleh sebab itu, jadi dan sebagainya.
4. Menyunting Karangan
Langkah terakhir dalam menulis karangan argumentasi adalah penyuntingan. Penyuntingan ini sangat
berguan untuk menghindari kesalahan dalam penulisan karangan. Tahap penyuntingan ini dilakukan
dengan cara membaca kembali hasil tulisan. Mmebaca hasil tulisan tentu bisa dilakukan siapa saja,
termasuk penulis itu sendiri atau orang lain.