1. Pengendalian Faktor Fisika dan Faktor Kimia agar berada di bawah NAB.
2. Pengendalian Faktor Biologi, Faktor Ergonomi, dan Faktor Psikologi Kerja agar
memenuhi standar.
3. Penyediaan fasilitas Kebersihan dan sarana Higiene di Tempat Kerja yang
bersih dan sehat.
4. Penyediaan personil K3 yang memiliki kompetensi dan kewenangan K3 di
bidang Lingkungan Kerja.
Meski pemeriksaan internal sudah dilakukan oleh perusahaan oleh tim yang dimiliki,
pihak eksternal tetap harus melakukan pemeriksaan. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan hasil maksimal dan bisa saling melakukan pemeriksaan silang.
Berbagai kesalahan atau mungkin kecurangan tidak akan terjadi.
Pemeriksaan K3 Lingkungan Kerja secara internal harus dilakukan secara rutin atau
berkala. Apalagi perusahaan atau pabrik yang dimiliki memiliki risiko faktor K3
Lingkungan Kerja yang sangat besar dan berbahaya. Misal faktor kimia berupa zat
berbahaya atau faktor biologi berupa penularan patogen.
Lembaga eksternal yang ikut melakukan pemeriksaan atau pengujian terdiri dari:
• Pertama.
• Perkala.
• Ulang.
• Khusus.
Ulasan lengkap tentang jenis pemeriksaan K3 Lingkungan Kerja sesuai dengan Pasal
60 Permenaker No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja bisa Anda simak berikut ini.
1. Pertama
1. Area kerja dengan pajanan Faktor Fisika, Faktor Kimia, Faktor Biologi, Faktor
Ergonomi, dan Faktor Psikologi.
2. KUDR.
3. Sarana dan fasilitas Sanitasi.
2. Berkala
Pemeriksaan dan/atau Pengujian berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60
dilakukan secara eksternal paling sedikit 1 (satu) tahun sekali atau sesuai dengan
penilaian risiko atau ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemeriksaan
dan/atau Pengujian yang dilakukan meliputi:
1. Area kerja dengan pajanan Faktor Fisika, Faktor Kimia, Faktor Biologi, Faktor
Ergonomi, dan Faktor Psikologi.
2. KUDR.
3. Sarana dan fasilitas Sanitasi.
3. Ulang
Pemeriksaan dan/atau Pengujian ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60
dilakukan apabila hasil Pemeriksaan dan/atau Pengujian sebelumnya baik secara
internal maupun eksternal terdapat keraguan. Misal ada selisih yang signifikan dan
sangat memengaruhi hasil dan simpulan.
Kalau sampai hal ini terjadi, pemeriksaan ulang akan dilakukan oleh pihak internal
dan eksternal. Metodenya sama dan sudah diatur sesuai dengan undang-undang.
Kalau dalam pengukuran sudah didapatkan hasil yang tepat, barulah hasil bisa
diberikan.
4. Khusus
Pemeriksaan dan/atau Pengujian khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60
merupakan kegiatan Pemeriksaan dan/atau Pengujian yang dilakukan setelah
kecelakaan kerja atau laporan dugaan tingkat pajanan di atas NAB.