Anda di halaman 1dari 14

Pemeriksaan dan Pengujian K3 dilingkungan

kerja

Setiap perusahaan atau pabrik produksi barang


jumlah banyak memiliki potensi bahaya
Lingkungan Kerja wajib dilakukan Pemeriksaan
dan/atau Pengujian. Pemeriksaan dan
pengujian ini dilandasi oleh Permenaker No. 5
Tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
DASAR HUKUM

1. Permenaker No. 5 Tahun 2018


2. Permenkes no.492 Th 2010 tentang persyaratan air minum
3. PPRI No. 22 Th 2021 penyelenggaraan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup untuk baku mutu udara ambien
4. Kep men LH No.48 Th 1996 tentang baku tingkat kebisingan
selama 24 jam untuk kegiatan industri
5. PPRI No.41 Th 1999 Tentang Baku mutu udara ambien
nasional
  Syarat-syarat K3 Lingkungan Kerja tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan
Kerja meliputi:
 Pengendalian Faktor Fisika dan Faktor Kimia agar
berada di bawah NAB.
 Pengendalian Faktor Biologi, Faktor Ergonomi, dan
Faktor Psikologi Kerja agar memenuhi standar.
 Penyediaan fasilitas Kebersihan dan sarana Higiene di
Tempat Kerja yang bersih dan sehat.
 Penyediaan personil K3 yang memiliki kompetensi dan
kewenangan K3 di bidang Lingkungan Kerja.
 Pemeriksaan dan Pengujian 
 Pemeriksaan merupakan kegiatan mengamati,
menganalisis, membandingkan, dan
mengevaluasi kondisi Lingkungan Kerja untuk
memastikan terpenuhinya persyaratan sesuai
dengan Pasal 3.

 Pengujian merupakan kegiatan pengetesan dan


pengukuran kondisi Lingkungan Kerja yang
bersumber dari alat, bahan, dan proses kerja
untuk mengetahui tingkat konsentrasi dan
pajanan terhadap Tenaga Kerja untuk
memastikan terpenuhinya persyaratan dengan
Pasal 3
Pemeriksaan dan Pengujian
Dilakukan secara: 
●Internal untuk mengukur besaran pajanan sesuai dengan risiko Lingkungan Kerja
dan tidak menggugurkan kewajiban Tempat Kerja untuk melakukan pengukuran
dengan pihak eksternal dilakukan oleh personil K3 bidang Lingkungan Kerja. 

●Eksternal :
1. Unit Pelaksana Teknis Pengawasan Ketenagakerjaan (Pengawas
Ketenagakerjaan Spesialis K3 Lingkungan Kerja)
2. Direktorat Bina Keselamatan dan Kesehatan Kerja beserta Unit Pelaksana Teknis
Bidang K3 (Penguji K3)
3. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang membidangi pelayanan Pengujian
K3(Penguji K3)
4. lembaga lain yang terakreditasi dan ditunjuk oleh Menteri (Ahli K3 Lingkungan
Kerja)
 Jenis Pemeriksaan atau Pengujian
Jenis pemeriksaan atau pengujian yang dilakukan baik
oleh tim internal atau eksternal secara umum dibagi
menjadi empat.
 Pertama.

 Berkala.

 Ulang.

 Khusus.

Pemeriksaan dan/atau Pengujian khusus sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 60 merupakan kegiatan
Pemeriksaan dan/atau Pengujian yang dilakukan setelah
kecelakaan kerja atau laporan dugaan tingkat pajanan di
atas NAB. Pemeriksaan dan pengujian harus dilakukan
untuk menghindari jatuhnya korban baru baik di dalam
perusahaan atau di luar.
Pertama.
 Pemeriksaan dan/atau Pengujian pertama
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60
dilakukan untuk mengidentifikasi potensi bahaya
Lingkungan Kerja di Tempat Kerja. Pemeriksaan
dan/atau Pengujian sebagaimana dimaksud
meliputi:
Area kerja dengan pajanan Faktor Fisika, Faktor
Kimia, Faktor Biologi, Faktor Ergonomi, dan
Faktor Psikologi.
 Berkala.
Pemeriksaan dan/atau Pengujian berkala
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60
dilakukan secara eksternal paling sedikit 1
(satu) tahun sekali atau sesuai dengan
penilaian risiko atau ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pemeriksaan
dan/atau Pengujian yang dilakukan
meliputi:
Area kerja dengan pajanan Faktor Fisika,
Faktor Kimia, Faktor Biologi, Faktor
Ergonomi, dan Faktor Psikologi.
 Ulang
 Pemeriksaan dan/atau Pengujian ulang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60
dilakukan apabila hasil Pemeriksaan
dan/atau Pengujian sebelumnya baik
secara internal maupun eksternal terdapat
keraguan. Misal ada selisih yang signifikan
dan sangat memengaruhi hasil dan
simpulan.
 Khusus.
Pemeriksaan dan/atau Pengujian khusus
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60
merupakan kegiatan Pemeriksaan dan/atau
Pengujian yang dilakukan setelah kecelakaan
kerja atau laporan dugaan tingkat pajanan di
atas NAB. Pemeriksaan dan pengujian harus
dilakukan untuk menghindari jatuhnya korban
baru baik di dalam perusahaan atau di luar.
Pelaporan Hasil Pemeriksaan atau
Pengujian
 eksternal : dilaksanakan dengan berkoordinasi dengan
Unit Pengawasan Ketenagakerjaan
 Perusahaan bisa mengajukan sendiri atau pihak
eksternal mengajukan pengujian kalau ada kasus atau
kecurigaan.
 Hasil Pemeriksaan dan/atau Pengujian dilaporkan
kepada Unit Pengawasan Ketenagakerjaan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Hasil Pemeriksaan dan/atau Pengujian disetujui oleh
manajer teknis.
 Perusahaan berhak meminta hasil Pemeriksaan
dan/atau Pengujian dari lembaga eksternal.
Selanjutnya Hasil Pemeriksaan dan/atau
Pengujian wajib dituangkan dalam surat
keterangan memenuhi/tidak memenuhi
persyaratan K3 yang diterbitkan oleh unit kerja
pengawasan ketenagakerjaan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
 .
 1. Nilai ambang batas faktor fisika ( Hal 56 – 60)
2. Standar pencahayaan (Hal 61 – 62) 3.
 3. Nilai ambang batas faktor kimia (Hal 63 –
142)
 4. Indeks pajanan biologi (Hal 143 – 149)
 5. Standar faktor biologi (Hal 150)
 6. Standar faktor ergonomi (Hal 151 – 205)
 7. Standar faktor psikologi (Hal 206 – 207)
 8. Pedoman pelaksanaan pembinaan ahli K3
lingkungan kerja (Hal 208 – 209).

Anda mungkin juga menyukai