Anda di halaman 1dari 3

Apa Itu Prototype

Prototype adalah istilah yang muncul di tahun 1552 yang memiliki artian sebagai model asli yang
berasal dari sebuah proyek yang sedang dilaksanakan. Tidak berbeda jauh dari tahun munculnya
istilah ini, pada zaman sekarang kegunaan dan makna prototype pun masih sama. Penggunaan
prototipe saat ini berkaitan dengan perkembangan dunia industri teknologi.

Keberadaan prototype menjadi fondasi awal bagi sebuah perkembangan proyek dalam dunia
teknologi atau industri. Hal ini karena sebelum sebuah produk mendapatkan hasil final maka proses
yang dilalui adalah membuat prototype dan juga melakukan revisi untuk memperbaiki produk.

Prototype memiliki berbagai manfaat, jenis dan contoh yang perlu untuk Anda ketahui. Tidak perlu
berlama-lama lagi karena Anda dapat membaca ulasan berikut untuk mengenal lebih jauh mengenai
apa itu prototype.

Manfaat Prototype
Setelah mengetahui pengertian dan tujuan dari prototipe, maka selanjutnya adalah bagian manfaat
dari penggunaannya. Dalam membuat dan melakukan presentasi dengan prototipe tentu
memberikan manfaat. Berikut adalah manfaat yang akan Anda dapatkan dari membuat sebuah prototipe:

1. Membantu Memangkas Biaya dalam Proses Pengembangan


Sebelum proses pembuatan selesai, biasanya para designer akan membuat wireframe terlebih
dahulu. Wireframe tersebut kemudian akan mengalami penyempurnaan bersamaan dengan UI.
Proses realisasi ide menjadi prototipe ini awalnya memang membutuhkan biaya. Tetapi setelah hasil
akhir telah jadi maka biaya keseluruhan yang para designer habiskan dalam pengembangan ini
merupakan sebuah penghematan.

Hal ini karena proses yang terjadi saat prototipe jadi dan mengalami berbagai evaluasi akan segera masuk
ke tahap revisi. Para designer yang melakukan revisi pun meninjau ulang berdasarkan prototipe
sebelumnya. Sehingga hal ini menekan biaya pembuatan sekaligus waktu untuk menyelesaikan sebuah
produk.

banner
2. Mengetahui Target Keinginan dan Kebutuhan Pengguna
Manfaat selanjutnya dari sebuah prototype adalah untuk mengetahui hal-hal yang menarik
perhatian bagi konsumen. Untuk membangun sebuah produk tentu memiliki target pasar masing-masing.
Agar mencapai hasil yang optimal, maka Anda perlu melakukan riset keinginan dan kebutuhan
berdasarkan calon pengguna dari produk tersebut.

Hal ini dapat Anda dapatkan melalui prototipe. Dengan meluncurkan prototype dengan sistem
sedemikian rupa maka Anda akan merasakan manfaat dalam mendapatkan data. Hasil data tersebut
akan memberikan manfaat bagimu untuk mengatur sistem berdasarkan apa yang paling konsumen
butuhkan dan minati.

3. Membantu Merepresentasikan Konsep Suatu Produk


Berikutnya dalam daftar manfaat prototype adalah sebagai alat bantu presentasi. Sebuah prototipe
penting bagi Anda yang bekerja sebagai desainer produk. Ini karena dengan hadirnya prototype maka
Anda memiliki gambaran nyata tentang konsep atau ide yang sedang Anda wujudkan.

Anda juga bisa menarik perhatian calon investor saat melakukan presentasi dengan membawa
prototype. Hal ini tentu akan membawa manfaat yang besar bagi kelanjutan progres sebuah produk
bukan?

Dengan menghadirkan prototype saat presentasi akan menambah rasa percaya diri bagi seorang
designer yang sedang mengerjakan sebuah proyek. Selain itu prototipe akan membantu
memberikan pemahaman secara lebih jelas mengenai produk apa yang sedang dirancang.

4. Menjadi Referensi Untuk Membuat Perubahan Produk di Masa Depan


Terakhir dalam manfaat prototype adalah sebagai referensi untuk melakukan perubahan. Setelah
prototipe selesai terbentuk maka akan ada proses evaluasi produk yang menyesuaikan berbagai
aspek. Begitu pula dengan keberadaan prototipe awal akan bermanfaat sebagai acuan jika kedepannya
sebuah produk membutuhkan perubahan dalam proses pengembangannya.

Jenis Prototype
Selain mengetahui manfaat dari prototype, berikutnya adalah bagian yang perlu Anda ketahui mengenai
apa saja jenis prototipe. Dalam pembuatan user experience design, prototype memiliki 3 jenis sebagai
berikut:

1. Wireframe
Jenis prototype yang pertama ini dapat Anda kenali dari layout desain dan juga warna sketsa yang
ada. Wireframe sendiri terdiri dari sebuah konsep yang ada sesuai dengan layout beserta konten yang
sesuai. Anda dapat mengenalinya dari tampilan layout dan juga sketsa yang memiliki warna hitam dan
abu-abu.

Prototype jenis ini dapat Anda buat menggunakan alat seperti Figma, Balsamiq dan yang lainnya.

Karena terdiri dari layout serta memiliki warna yang hanya terdiri dari abu-abu dan hitam maka
proses untuk membuatnya tidak membutuhkan banyak waktu. Oleh karena itu Anda dapat
menggunakan wireframe jika membutuhkan prototipe bagi proyek yang tidak terlalu besar dan
rumit.

2. Sketch
Selanjutnya adalah prototype jenis sketch yang memanfaatkan alat tulis seperti kertas dan pensil.
Sesuai dengan namanya, Anda dapat menyusun sebuah prototipe dengan menggoreskan pensil yang
menggambarkan konsep pada sebuah kertas. Sketch merupakan salah prototipe yang proses
pembuatannya paling murah jika dibandingkan dengan yang lain.

Umumnya, sebuah sketch akan bermanfaat untuk menggambar ide atau konsep awal sebagai
rangkaian dari rencana pengembangan produk. Sama seperti wireframe, jenis prototipe ini masuk
kedalam golongan low-fidelity yang memudahkan para desainer dalam membuat rancangan proyek dengan
waktu yang cepat dan biaya hemat.

3. Mockup
Pada daftar terakhir dalam jenis prototype adalah mockup. Para desainer akan menghadirkan sebuah
prototipe yang terdiri dari berbagai kombinasi konten, layout, desain tulisan dan permainan warna.
Hal ini menghasilkan sebuah prototype yang memiliki bentuk paling gamblang.

Berbeda dengan dua daftar sebelumnya, Mockup merupakan kategori high-fidelity. Hal ini karena dalam
proses pembuatannya membutuhkan waktu dan juga merangkai prototipe secara kompleks. Oleh
karena itu seorang UI/UX designer dapat memberikan hasil yang lebih optimal dari sebuah produk melalui
prototype jenis ini.

Anda mungkin juga menyukai