8658 33201 1 PB
8658 33201 1 PB
http://journal.ummat.ac.id/index.php/telaah
p-ISSN 2477-2429 | e-ISSN 2620-6226
2620
Vol. 7, No. 2, Juli 2022, Hal. 158--165
————————————————————
158
ANA RATNASARI, SAJUTA: PERSEPSI KESEJAHTERAAN...159
kebutuhan perkembangan pendidikan sertifikat yang memiliki komitmen terhadap PAUD, beberapa
tersebut harus diperbaharui setiap tiga hingga lima deklarasi dunia pun menyatakan komitmennya,
tahun sekali (Ornstein et al. 2016 p. 12). Sedangkan seperti: (1) Komitmen Jomtien Thailand (1990) yang
di Indonesia dalam sejarah pendidikan dijelaskan menyatakan bahwa PAUD adalah Pendidikan untuk
bahwa seorang guru mempunyai kedudukan yang semua orang, sejak lahir sampai menjelang ajal, (2)
tinggi dan terhormat. Namun, seiring berjalannya Deklarasi Dakkar (2000) dengan komitmennya
waktu menyebabkan menjadi seorang guru tidak lagi untuk memperluas dan memperbaiki keseluruhan
diminati banyak orang dikarenakan perkembangan perawatan dan pendidikan anak usia dini secara
ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat. Banyak komprehensif terutama yang sangat rawan dan
yang akhirnya berpikir bahwa memilih profesi terlantar. UU No. 23 tahun 2002 tentang
sebagai guru lebih rendah dibandingkan dengan perlindungan anak berisi bahwa setiap anak berhak
profesi lain seperti dokter, hakim, teknisi, dan memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam
bahkan buruh sekalipun. Menjadi seorang guru rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
adalah pilihan disaat tidak ada lagi pekerjaan yang kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakat telah
dapat ditekuni. memberikan penguatan bahwa PAUD perlu
Dengan semakin berkembangnya pendidikan, diberikan perhatian khusus. PAUD bukan semata-
berangsur pemerintah memperbaiki mata menyelenggarakan pendidikan untuk
keberlangsungan pendidikan di Indonesia yang perkembangan kemampuan membaca, menulis atau
diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia berhitung saja tetapi lebih dari itu pendidikan anak
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan usia dini merupakan pendidikan yang
Nasional dan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 mengembangkan segala aspek perkembangan anak.
tentang guru dan dosen yang menyatakan bahwa Siswa pada pendidikan pra sekolah berada pada usia
guru dan dosen adalah jabatan profesional. di bawah 6 tahun disebut juga anak usia dini.
Selanjutnya menurut PP Menteri Pendidikan Sumantri dalam (Dozan and Fitriani 2020)
Nasional RI No 16 Tahun 2007 tentang standar menjelaskan pada usia ini seorang anak sedang
kualifikasi akademik dan kompetensi guru dikatakan berada dalam pertumbuhan dan perkembangan
bahwa kompetensi yang diperlukan oleh guru yang pesat baik itu fisik atau psikis
terbagi atas empat kategori, yaitu: Kompetensi mengkategorikan bahwa anak usia dini mulai dari
Pedagogi (Akademik), Kompetensi Kepribadian, anak lahir hingga ia mencapai umur 6 tahun ia
Kompetensi sosial (kemasyarakatan), dan akan dikategorikan sebagai anak usia dini. Di usia
Kompetensi profesional. Dengan demikian, untuk ini anak-anak didorong untuk mempelajari segala
menekuni profesi guru harus lebih dari hanya sesuatu dari lingkungan sekitar mereka, anak-anak
keinginan semata, melainkan ada capaian-capaian pada usia dini dikenal masa keemasan atau golden
akademis yang perlu dimiliki oleh seorang guru. age (Hanur 2019). Mereka membutuhkan
Salah satunya guru pada tingkat pra sekolah atau pengalaman belajar sebagai perkembangan awal
yang biasa dikenal dengan Pendidikan Anak Usia yang mereka miliki merupakan dasar bagi proses
Dini (PAUD), untuk dapat mendukung keberhasilan belajar dan berkembang selanjutnya. Penyelenggara
dari capaian pembelajaran peserta didik yaitu pendidikan anak usia dini harus mampu
memiliki kompetensi yang sudah ditetapkan memberikan dukungan yang optimal untuk
pemerintah. mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai Anak usia dini memiliki karakter yang unik, mereka
pondasi awal untuk pendidikan selanjutnya mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Mereka
berkepentingan membekali peserta didik dengan membentuk konsep sendiri untuk hal-hal yang
beragam kegiatan dalam menggali seluruh potensi mereka lihat (Alaa Agil, 2020). Keingitahuan alami
yang dimiliki anak sejak usia 6 tahun. Begitu anak inilah yang dimanfaatkan oleh pendidikan pra
pentingnya peran pendidikan anak usia dini sekolah sebagai pengetahuan awal yang akan
sehingga perlu didukung oleh kemampuan guru dikembangkan melalui pembelajaran yang sesuai
yang memiliki profesionalisme tinggi dan selalu dengan karakteristik anak pra sekolah. Hal ini
berkeinginan untuk maju. Bukan hanya Indonesia diperkuat oleh (Turdieva 2021) bahwa melalui
160| Jurnal Ilmiah Telaah | Vol. 7, No. 2, Juli 2022, Hal. 158-165
berbagai kegiatan bermain, berbagai kompetensi rangka mendukung perkembangan anak sebagai
dibangun untuk dapat meningkatkan seluruh bekal pada pendidikan selanjutnya. Sehingga tidak
perkembangan anak dari mulai kompetensi berlebihan jika kebutuhan belajar siswa PAUD
pengembangan jasmani dan pola hidup sehat; penting untuk dipenuhi. Hal ini terlaksana dengan
kompetensi di bidang perkembangan sosial dan dukungan guru yang profesional, dimana seorang
emosional; kompetensi di bidang kemampuan guru memiliki keterampilan mengajar yang baik,
berbicara, komunikasi, membaca dan menulis; memiliki wawasan yang luas, menguasai kurikulum,
kompetensi di bidang pengembangan proses kognitif; menguasai media pembelajaran, penguasaan
dan kompetensi di bidang kreatifitas. Demikian terhadap teknologi, menjadi teladan yang baik, dan
pentingnya pendidikan untuk anak usia dini memiliki kepribadian yang baik pula.
sehingga Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Salah satu upaya meningkatkan profesional guru
Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa di setiap lembaga berbeda sebagai bentuk
pendidikan anak usia dini harus dipersiapkan secara melaksanakan amanat yang tercantum di dalam
terencana dan bersifat holistik sebagai dasar bagi Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No.
anak di kehidupan selanjutnya. Guru menjadi salah 23 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
satu faktor yang menunjang capaian pembelajaran beberapa mensyaratkan bahwa guru sudah
peserta didik. Tumbuh kembang anak usia dini menyelesaikan pendidikan S1, mengikuti program
menjadi perhatian utama, sehingga banyak praktisi sertifikasi, dan lain sebagainya. Sehingga, pada saat
pendidikan yang memfasilitasi terkait kebutuhan ini sudah banyak guru khususnya guru PAUD
belajar sesuai karakteristik anak. Begitu maraknya mengikuti berbagai program pendidikan guru. Hasil
lembaga pendidikan anak usia dini dibentuk dengan data yang didapatkan pada laman Kemdikbud tahun
tujuan mulia membekali anak untuk dapat 2021/2022 bahwa dari 1294 jumlah guru PAUD di
memasuki jenjang pendidikan berikutnya dan Kota Bogor, sebanyak 72,81% pada tahun 2016-
mampu bertahan di masyarakat kelak. Keberadaan 2018 sudah menyelesaikan pendidikan guru. Namun
guru untuk mengantarkan anak pada kesiapan di sayangnya, kebutuhan akan profesionalitas guru
masa mendatang bukan lah hal yang mudah tidak diikuti oleh kesejahteraan yang mereka
dilakukan. dapatkan. Guru PAUD saat ini masih belum
Di lapangan, guru anak usia dini menghadapi mendapatkan haknya dengan baik. Rata-rata
berbagai tantangan saat sedang berinteraksi kesejahteraan guru PAUD masih jauh di angka yang
bersama siswa, lingkungan mengajar, bahkan dapat menyejahterakan, secara persentase jika
lingkungan keluarga siswa. Hal ini diperkuat oleh dibandingkan dengan nilai upah minimum kerja
(Chong and Lu, 2019) yang menekankan bahwa jumlah penghasilan guru PAUD di Bogor hanya
tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan anak sampai pada 30% persen.
beragam, maka sangatlah penting untuk Walaupun demikian, tidak sedikit pula guru yang
pengembangan guru sebagai seorang profesional. bertahan dengan profesinya, mereka menjalani tugas
Dalam (Burchinal and Farran 2020) dijelaskan mengajar sebaik mungkin. Dengan berusaha sebaik
bahwa interaksi yang sering, hangat, dan sensitif mungkin pula memenuhi profesionalitas mereka
dengan guru sebagai pendamping memungkinkan sebagai guru.
anak-anak terlibat secara bermakna dengan objek Sabar, Jujur, Tawakal (SAJUTA) menjadi bagian
dan orang-orang di lingkungan mereka. Selanjutnya dalam keseharian para guru dalam menyikapi diri
Piaget ahli teori perkembangan konstruktivis mereka untuk tetap bertahan dengan profesinya.
berpendapat bahwa perkembangan kognitif awal Dari wawancara awal bersama beberapa guru PAUD,
membutuhkan anak-anak untuk terlibat secara aktif hampir seluruhnya mengetahui tentang SAJUTA.
dengan objek dan orang untuk dipelajari (Gopnik, SAJUTA dalam bahasa Indonesia merupakan
Meltzoff, & Kuhl, 1999). Teori sosial-budaya sejumlah uang sebesar satu juta rupiah yang
Vygotsky menjelaskan bagaimana para pendamping dijadikan slogan jika ada yang menanyakan terkait
dapat membantu anak belajar (Vygotsky, 2001). penghasilan mereka. Hal ini menjadi menarik untuk
Program pada PAUD disusun sedemikian rupa untuk diketahui. Penghasilan yang rendah, tingkat
mendapatkan manfaat sebanyak mungkin dalam pekerjaan yang rumit, lamanya waktu untuk bekerja
ANA RATNASARI, SAJUTA: PERSEPSI KESEJAHTERAAN...161
dan kemungkinan konflik yang selalu ada yang dapat berkontribusi pada lingkungan kelas
merupakan faktor resiko yang berpotensi yang prososial dan hasil siswa yang positif. Program
mengurangi kesejahteraan pada guru anak usia dini. ini dapat memberi calon guru kesempatan untuk
Namun, apa yang membuat para guru PAUD mengembangkan dan mempraktikkan perhatian
bertahan dengan profesinya? Bagaimana mereka sebelum mereka memasuki kelas sebagai guru
memaknai kesejahteraan dalam profesinya? utama. Penelitian ini menyajikan studi metode
Bagaimana mereka memaknai nilai SAJUTA sebagai campuran yang menyelidiki penggunaan intervensi
bentuk kesejahteraan? berbasis kesadaran dalam kursus persiapan guru
Beberapa studi telah dibuat berkenaan dengan pendidikan anak usia dini. Temuan pada penelitian
guru pendidikan anak usia dini dan persepsi ini menyarankan pelatihan yang lebih sering dan
terhadap kesejahteraan dalam mempertahankan berkepanjangan, untuk meningkatkan perhatian.
profesinya. (Jeon et al. 2019) Pada kajian ini Dari kajian ini didapatkan bahwa ‘gesekan’ guru
ditemukan bahwa guru pendidikan anak usia dini anak usia dini sangat tinggi, sementara upah yang
walaupun memiliki tingkat gejala depresi tinggi didapat rendah dan tekanan dari profesi juga
tidak mempengaruhi keyakinan mereka untuk tetap menjadi bagian dari faktor menurunnya motivasi
mengajar, support system dapat menumbuhkan guru. Mindfulness dapat menjadi alat untuk
kepercayaan positif, sehingga dapat meningkatkan meningkatkan dan memotivasi guru. (Maulia et al.
kualitas pengajaran yang akan berdampak pada 2019) membahas pemaknaan mengenai
kegiatan pembelajaran dan perkembangan anak- kesejahteraan psikologis pada guru akan
anak. Selain itu perlunya pengembangan profesional memberikan gambaran mengenai bagaimana guru
yang berfokus pada pengurangan stres yang memaknai kesejahteraan terhadap profesinya.
berkaitan dengan pekerjaan guru pendidikan anak Dalam kajian ini menjelaskan tantangan menjadi
usia dini, dapat mendukung pekerjaan, dan seorang guru anak usia dini yang sangat besar. Oleh
meningkatkan pemberdayaan guru di tempat kerja. karena itu, dalam memetakan rencana aksi yang
Kajian lain dari (Grant, Jeon, and Buettner 2019) mendukung tercapainya kesejahteraan psikologis
melalui data dari survei nasional pendidik anak usia bagi guru maupun siswa perlu adanya langkah
dini di Amerika Serikat (n¼1129) menguji pertama, yaitu menciptakan iklim sekolah yang lebih
hubungan antara kondisi kerja, kesejahteraan, dan kondusif sesuai dengan visi misi sekolah, di mana di
motivasi guru dengan komitmen profesional dan dalamnya terdapat relasi yang saling menghargai
keinginan untuk pindah, pergi, atau menetap. dan mendukung antar guru, maupun antara guru
Temuan pada analisis motivasi mengungkapkan dengan siswa dan orangtua. Langkah selanjutnya
meskipun sulit untuk mengubah motivasi guru, merumuskan kolaborasi yang lebih sinergis dengan
memahami jenisnya apakah lebih intrinsik atau teman guru, siswa, orang tua dan pihak yang
ekstrinsik, dapat memberikan gambaran yang lebih berkompeten untuk menyelesaikan kesulitan dalam
holistik tentang apa yang mendorong guru untuk pengajaran maupun tujuan sekolah. Perumusan
meninggalkan kelas. Kemudian gambaran ini dapat makna kesejahteraan bagi guru pendidikan usia dini
memberikan pemahaman administrator dan menemukan bentuk bahwa guru mengartikan
pembuat kebijakan tentang bagaimana bekerja sejahtera sebagai perasaan bahagia dalam
secara efektif dengan guru, mendorong mereka menjalankan perannya sehingga ia mampu
untuk tetap, tetap berkomitmen pada tempat kerja mengarahkannya pada pencapaian yang lebih baik,
mereka, dan meningkatkan praktik mereka. yang muncul dari rasa dicintai dan dihargai dan rasa
Sedangkan temuan analisis tentang kondisi kerja syukur (religi) yang membuat guru merasa
guru dan kesejahteraan guru yang dirasakan sangat tercukupi.
erat hubungannya dengan keinginan para guru
untuk tetap di menjalankan pekerjaan mereka dan
berkomitmen terhadap profesinya.
(Beers Dewhirst and Goldman 2018) membahas B. METODE PENELITIAN
praktik berbasis mindfullness pada penelitian ini Partisipan pada penelitian ini melibatkan 6
dianggap dapat meningkatkan kesejahteraan guru, lembaga PAUD dengan jumlah guru 5 guru PAUD
162| Jurnal Ilmiah Telaah | Vol. 7, No. 2, Juli 2022, Hal. 158-165
setiap sekolahnya. Kategori pemilihan partisipan pengalaman mengajar anak usia dini. Hasil
adalah guru yang telah bekerja minimal 3 tahun wawancara tersimpan dalam bentuk rekaman
dengan asumsi bahwa guru telah melalui banyak hal catatan maupun teks. Penjelasan penting dari hasil
selama mereka mengajar, seperti membangun wawancara dikaji kembali dan jika menemukan ada
motivasi diri untuk tetap mengajar sampai pada ketidakjelasan pada jawaban yang diberikan
kemampuan memperbaiki berbagai pola asuh dalam partisipan, maka dilakukan konfirmasi.
pembelajaran. Keseluruhan partisipan adalah Penelitian ini menghasilkan dua tema temuan,
perempuan dengan rentang usia 25-50 tahun. Untuk antara lain (1) Persepsi guru terhadap kesejahteraan
menghindari bias data digunakan triangulasi (2) Pemaknaan nilai sabar, jujur, tawakal (SAJUTA)
dengan metode observasi, angket, dan wawancara. yang selama ini menjadi nilai atas sikap dalam
Pengamatan dilakukan untuk mengamati sikap guru mempertahankan profesi sebagai guru pada
anak usia dini dalam mengajar secara langsung. Pendidikan anak usia dini.
Kuesioner dilakukan untuk menggali data yang lebih 1. Kemampuan Mengajar Guru
dalam terkait persepsi para guru terhadap profesi Melalui observasi, dapat digambarkan
yang sudah ditekuninya sejak lama. Wawancara seluruh rangkaian proses pembelajaran dalam
dilakukan untuk mengetahui lebih mendalam terkait rangka memberikan pengalaman bermakna bagi
persepsi sabar, jujur, tawakal yang selama ini siswa yang dilakukan para guru/partisipan dimulai
menjadi nilai dalam menjalankan profesinya sebagai dari merencanakan pengajaran, melaksanakan
guru PAUD. prosedur pengajaran, dan kemampuan
Sebelum penelitian dimulai, peneliti meminta melaksanakan hubungan pribadi dengan siswa (anak
persetujuan partisipan dengan mengisi lembar usia dini). Tabel di bawah ini menampilkan hasil
persetujuan. Partisipan yang terlibat menyatakan persentase rangkaian kegiatan proses belajar siswa.
kesediannya mengikuti rangkaian penelitian dimulai
dengan diijinkannya peneliti untuk mengamati sesi Tabel 1. Rangkaian Aktivitas Proses Belajar
mengajar partisipan, dan rangkaian wawancara Pijakan Pijakan Seni
Uraian Pijakan
Sebelum setelah Bermain
tentang profesi yang sudah ditekuninya sejak lama Observasi Lingkungan
Main main Peran
untuk mengetahui lebih mendalam terkait persepsi Pijakan Lingkungan
sabar, jujur, tawakal yang selama ini menjadi nilai Guru 90% 90% 92% 92%
mempersiapk
dalam menjalankan profesinya sebagai guru PAUD. an bahan
Untuk melindungi privasi partisipan dan menjaga main untuk
etika penelitian, peneliti tidak menyebutkan nama siswa
Pijakan sebelum main
lengkap dari partisipan (Widodo, 2014) dalam Sandi Guru dengan 75% 80% 89% 75%
(2020). atraktif
menjelaskan
C. HASIL DAN PEMBAHASAN pada siswa
rencana
Pengumpulan data dilakukan menggunakan pembelajaran
pengamatan langsung dan teknik wawancara semi- dan
menyepakai
terstruktur yang memungkinkan penyajian
berbagai
pertanyaan bersifat fleksibel sehingga peneliti dapat aturan main
memperoleh gambaran persepsi partisipan terhadap Pijakan saat main
Guru 80% 85% 89% 80%
kesejahteraan dalam mempertahankan profesinya.
memfasilitasi
Selanjutnya, peneliti melakukan pengamatan kebutuhan
langsung terhadap sikap mengajar guru dan belajar siswa,
menilai, dan
meminta guru mengisi kuesioner untuk memotivasi
mendapatkan hasil data terhadap kemampuan siswa dalam
mengajar sebanyak tiga kali pertemuan mengajar, berkegiatan
Pijakan setelah main
kemudian melakukan wawancara selama 30 menit Guru 88% 90% 90% 89%
sampai 60 menit dimana pada awal wawancara memberkan
peneliti meminta partisipan menceritakan selamat
kepada siswa
ANA RATNASARI, SAJUTA: PERSEPSI KESEJAHTERAAN...163
karena sudah bikin miris. Itu sih kalau dilihat dari uangnya, tapi
bermain
dengan baik
kita seneng puas banget melihat mereka
dan tersenyum dan orang tua merekapun mengakui
menyampaik kita sebagai gurunya.”
an
kesimpulan
seluruh “Kami disini mengajar sama-sama sebagai satu
kegiatan
serta pesa-
tim. Kepala sekolah juga memperhatikan kita,
pesan untuk meskipun gaji kita kecil tapi teman-teman guru
kegiatan disini membuat pekerjaan kita tidak terlalu
selanjutnya
melelahkan. Banyak cerita lucu kalau mengajar
anak PAUD.”
Data di atas menunjukkan bahwa guru
“Mengajar di PAUD tidak pernah membuat kami
mampu secara rutin melakukan pengajaran dalam
stress. Kalaupun ada kendala kami bisa saling
rangka menerjemahkan kompetensi dasar yang
berbagi cerita dengan teman guru yang lainnya.
sudah ditetapkan pada kurikulum menjadi sebuah
Saling mendukung bahkan kami bisa saling
kegiatan pembelajaran yang menarik untuk siswa.
menertawakan kesalahan-kesalahan kecil kita.
Setiap pijakan dilaksanakan dengan urut dimana
Uang memang penting bagi kami, tapi ya kita
dalam setiap harinya siswa dapat bermain dengan
mensyukuri saja berkah rejeki kita, kebahagiaan
kesempatan main yang terukur.
tidak terganti dengan uang.”
Berikut adalah tabel yang merangkum hasil besar dibandingkan dengan penghasilan para
wawancara terkait persepsi guru terhadap guru PAUD khususnya PAUD non formal,
kesejahteraan. sehingga slogan SAJUTA menjadi salah satu
motivasi para guru dalam mempertahankan
profesinya.
Tabel 2. Persepsi Kesejahteraan Guru
REFERENSI
Buku
[1] Ornstein, A C, D U Levine, G Gutek, and D E Vocke. 2016.
Foundations of Education. books.google.com.
https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=-
nIcCgAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=ornstein&ots=F6yy
3YPa4b&sig=ytFcAPE7niPxftJx1J6ktKJBVls.