Anda di halaman 1dari 10

EKONOMI KREATIF: KONTRIBUSI INDUSTRI ANIME DAN

DALAM EKONOMI JEPANG

Disusun Oleh:

Muhammad Abdurizal R (B.131.19.0114)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG

2022
ABSTRAK

Industri kreatif khususnya pada perfilman dan animasi menjadi sumber ekonomi
baru karena peminatnya yang tinggi, maka dari itu negara perlu berperan dalam
pengembangan industri kreatif. Jepang adalah negara yang serius dalam
pengembangan industri kreatif contohnya adalah anime dan manga.

Kesuksesan manga Jepang di era modern merupakan salah satu peran seorang
dokter yang juga berbakat sebagai komikus, animator, serta produser animasi asal
Jepang, ia bernama Tezuka Osamu. Tezuka juga menjadi pelopor revolusi visual
dalam dunia manga dengan membuat sebuah tayangan animasi TV berdurasi 30
menit untuk pertama kalinya di Jepang. Salah satu tayangan anime yang
dipeloporinya adalah Astro Boy dan menjadi anime pertama yang ditayangkan
hingga ke luar Jepang. Anime Jepang begitu populer karena memiliki konsep unik
dan khas, cerita yang menarik dan bisa dinikmati oleh semua kalangan, relatablet
dan mempunyai beragam genre. kontribusi penjualan produk anime dan manga
terhadap Gross Domestik Product (GDP) Jepang dalam lima tahun terakhir hanya
mencapai 0,27% pada 2010; 0,28% (2011); 0,28% (2012); 0,31% (2013); dan
0,33% (2014).
PENDAHULUAN

Globalisasi dan perkembangan teknologi membuat kemajuan yang sangat pesat


pada peradaban manusia, di berbagai bidang tak lepas dari peran teknologi guna
mempermudah pekerjaan atau menyebarkan informasi seperti pada bidang
kesehatan, ekonomi, pembangunan, sains, dan industri kreatif. Maka dari itu
manusia yang hidup di zaman teknologi berperan penting di segala lini kehidupan
dituntut untuk mempunyai ide kreatif dengan memanfaatkan teknologi, guna
meningkatkan kualitas hidup.

Teknologi tidak hanya digunakan pada bidang sains, namun juga pada bidang seni,
jika pada zaman dahulu media seni hanya sebatas kertas, kanvas, atau pertunjukan
panggung, maka dengan kreativitas dipadu dengan teknologi, manusia dapat
membuat suatu pertunjukkan dimana pemainnya tidak perlu manusia secara
langsung melainkan dengan gambar gerak atau yang disebut dengan animasi.

Industri kreatif khususnya pada perfilman dan animasi menjadi sumber ekonomi
baru karena peminatnya yang tinggi, maka dari itu negara perlu berperan dalam
pengembangan industri kreatif bukan hanya bergantung pada sumber daya alam
yang sewaktu-waktu dapat habis atau rusak, karena meskipun sumber daya alam
akan habis namun ide manusia tidak terbatas.

Rumusan masalah

1. Bagaimana perkembangan industri anime di Jepang?


2. Kenapa industri anime Jepang begitu populer?
3. Apa kontribusi industri anime pada ekonomi Jepang?
KAJIAN TEORI

1. Ekonomi Kreatif
Ekonomi kreatif adalah sebuah konsep di era ekonomi baru yang mengintensifkan
informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber
daya manusia sebagai faktor produksi yang utama. Konsep ini biasanya akan
didukung dengan keberadaan industri kreatif yang menjadi pengejawantahannya.
Seiring berjalannya waktu, perkembangan ekonomi sampai pada taraf ekonomi
kreatif setelah beberapa waktu sebelumnya, dunia dihadapi dengan konsep ekonomi
informasi yang mana informasi menjadi hal yang utama dalam pengembangan
ekonomi.
John Howkins dalam bukunya The Creative Economy: How People Make Money
from Ideas pertama kali memperkenalkan istilah ekonomi kreatif. Howkins
menyadari lahirnya gelombang ekonomi baru berbasis kreativitas setelah melihat
pada tahun 1997, Amerika Serikat menghasilkan produk-produk Hak Kekayaan
Intelektual (HKI) senilai 414 miliar dolar yang menjadikan HKI sebagai barang
ekspor nomor satu di Amerika Serikat. Howkins mendefinisikan ekonomi kreatif
sebagai the creation of value as a result of idea. Dalam sebuah wawancara bersama
Donna Ghelfi dari World Intellectual Property Organization (WIPO), Howkins
menjelaskan ekonomi kreatif sebagai "kegiatan ekonomi dalam masyarakat yang
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menghasilkan ide, tidak hanya
melakukan hal-hal yang rutin dan berulang. Karena bagi masyarakat ini,
menghasilkan ide merupakan hal yang harus dilakukan untuk kemajuan."
2. Animasi
Animasi merupakan gambar bergerak berbentuk dari sekumpulan objek yang
disusun secara beraturan mengikuti pergerakan yang telah ditentukan pada setiap
pertambahan hitungan waktu yang terjadi. Gambar atau objek yang dimaksud
dalam definisi diatas bisa berupa gambar manusia, hewan, maupun tulisan. Pada
proses pembuatannya sang pembuat animasi atau yang lebih dikenal dengan
animator harus menggunakan logika berfikir untuk menentukan alur gerak suatu
objek dari keadaan awal hingga keadaan akhir objek tersebut. Animasi juga
memkiliki daya tarik sehingga tampilan dapat terlihat lebih menarik. Menurut
(Firmansyah & Kurniawan, 2013) “Animasi sebenarnya adalah sebuah rangkaian
gambar yang disusun berurutan atau dikenal dengan istilah frame. Objek dalam
gambar bisa berupa fotografy, gambar, tulisan, warna atau spesial efek”. “Animasi
adalah gambar bergerak yang terbentuk dari sekumpulan object (gambar) yang
disusun secara beraturan mengikuti alur pergerakkan yang telah ditentukan pada
setiap pertambahan hitungan waktu yang terjadi”(Silitonga & Rosyida, 2015).
3. Anime

Anime adalah animasi asal Jepang yang digambar dengan tangan maupun
menggunakan teknologi komputer. Kata anime merupakan singkatan
dari animation dalam bahasa Inggris, yang merujuk pada semua jenis animasi. Di
luar Jepang, istilah ini digunakan secara spesifik untuk menyebutkan segala animasi
yang diproduksi di Jepang. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan
bahwa anime dapat diproduksi di luar Jepang Beberapa ahli berpendapat
bahwa anime merupakan bentuk baru dari orientalisme.
Pembuat anime disebut animator. Para animator bekerja disebuah studio untuk
memproduksi sebuah anime. Di dalam studio itu, terdapat beberapa animator yang
saling bekerja sama untuk menghasilkan sebuah anime yang berkualitas.
PEMBAHASAN

1. Bagaimana perkembangan industri anime di Jepang?

Jepang merupakan salah satu negara yang memproduksi komik atau manga terbesar
di dunia. Penjualan manga di Negeri Sakura per tahunnya bisa mencapai 500 juta
manga dalam bentuk majalah, serta 450 juta dalam bentuk buku atau komik. Manga
secara harfiah dapat diartikan sebagai lukisan bebas atau lukisan yang digambar
semaunya tanpa tujuan tertentu.
Pada awal kemunculannya, manga berasal dari choju giga yang merupakan karya
seorang pendeta Budha pada zaman Heian bernama Toba Sojo Kakuyu. Ia
melukiskan berbagai raut wajah binatang menggunakan sebatang kuas. Choju
giga diketahui juga merupakan gambar gulung tertua di Jepang yang berisi lukisan
binatang seperti kelinci, kera, dan katak yang berperilaku layaknya manusia.
Gulungan ini memiliki panjang 30 cm x 11,5 meter, serta terdiri dari 4 jilid.
Penggunaan teknik menggambar manga sudah terlihat di choju giga, dengan
adanya garis yang melukiskan efek suara dan karakter yang berlari kencang. Selain
itu, juga terdapat adanya gambar semacam efek awan dan kabut yang menandakan
peralihan waktu dan ruang. Selanjutnya, pada periode tahun 1961, kesuksesan
manga Jepang di era modern merupakan salah satu peran seorang dokter yang juga
berbakat sebagai komikus, animator, serta produser animasi asal Jepang, ia bernama
Tezuka Osamu. Ia telah mengubah dunia manga dengan menggunakan jalan cerita
yang lebih menarik dan teknik menggambar yang berkualitas. Pada awalnya, ia
meniru gaya animasi Disney yang pada akhirnya malah melahirkan karya-karya
yang jauh mengungguli Disney di masanya. Ia juga yang pertama kali menerapkan
sistem produksi dalam dunia manga, dengan membagi tugas-tugas kepada
assistennya. Selain itu, ia juga berinovasi dengan memperbarui pembagian kotak
dalam penulisan manga dan mengembangkan teknik menggambar melalui garis-
garis efek didalam manga. Tezuka juga menjadi pelopor revolusi visual dalam
dunia manga dengan membuat sebuah tayangan animasi TV berdurasi 30 menit
untuk pertama kalinya di Jepang. Salah satu tayangan anime yang dipeloporinya
adalah Astro Boy dan menjadi anime pertama yang ditayangkan hingga ke luar
Jepang.
2. Kenapa industri anime Jepang begitu populer ?
A. Populer karena memiliki konsep unik dan khas
Ide produk animasi dalam perfilman tentu saja sudah sangat unik dalam industri
hiburan. Ide ini juga sangat memuaskan imajinasi karena kaya dengan proses
kreatif. Tak terkecuali anime, ide produk animasi ini digunakan dengan cara yang
khas. Hasilnya sudah melekat di kepala kita kalau ada penggambaran animasi yang
khas Jepang. Produk anime sendiri biasanya merupakan adaptasi dari karya seni
kreatif Jepang seperti manga (komik dan web komik) dan light novel (novel
ringan). Bahkan sekarang ini ada beberapa studio anime yang memiliki anime
orisinal sendiri.
B. Cerita yang menarik dan beragam genre
Alasan banyak orang hobi menonton anime adalah premis cerita yang menarik dan
tersedianya banyak genre. Banyak cerita-cerita di anime yang memiliki alur dan
tema yang benar-benar bisa menghibur dan membuat kita antusias mengikuti jalan
ceritanya. Cerita yang anti-mainstream, karakter utama yang tidak terlalu kuat
bahkan ada beberapa yang menderita, serta menceritakan konflik dengan cara yang
unik adalah beberapa alasan mengapa orang tertarik mengikuti jalan cerita sebuah
anime. Tersedianya beragam genre juga menjadi alasan kepopuleran anime.
Banyak genre tentu membuat banyaknya pilihan dan tema cerita. Beberapa orang
bahkan mencari rekomendasi anime berdasarkan genre.
C. Relatable dan bisa dinikmati semua kalangan
Cerita atau konflik yang relatable dengan kehidupan juga merupakan alasan anime
bisa dinikmati semua kalangan. Beberapa anime bergenre slice of life menyajikan
cerita dengan konflik yang berdasarkan kehidupan nyata yang sering kita alami.
Banyak orang betah menonton anime karena alasan relatable ini.
3. Apa kontribusi industri anime pada ekonomi Jepang?
Kontribusi ekonomi dari penjualan anime dan manga Jepang sendiri relatif tidak
terlalu signifikan. Berdasarkan data yang diolah tim riset tirto.id, kontribusi
penjualan kedua produk ini terhadap Gross Domestik Product (GDP) Jepang dalam
lima tahun terakhir hanya mencapai 0,27% pada 2010; 0,28% (2011); 0,28%
(2012); 0,31% (2013); dan 0,33% (2014). “Cool Japan” memang tidak semata-mata
ingin memperbesar kontribusi penjualan anime dan manga terhadap GDP Jepang.
Sebaliknya, Jepang ingin menaikkan kontribusi sektor pariwisatanya dengan
memanfaatkan popularitas budaya populer Jepang, khususnya lewat anime dan
manga. Asahi Shimbun memberitakan, lembaga Japan Tourism Agency telah
membuat riset yang berusaha mencari tahu alasan utama para wisatawan datang ke
Jepang. Hasil riset—yang dilakukan pada wisatawan asal Thailand dan Perancis--
tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar wisatawan memilih ke Jepang setelah
menyaksikan film-film dan anime serta manga asal Jepang.
KESIMPULAN

Kesuksesan manga Jepang di era modern merupakan salah satu peran seorang
dokter yang juga berbakat sebagai komikus, animator, serta produser animasi asal
Jepang, ia bernama Tezuka Osamu. Tezuka juga menjadi pelopor revolusi visual
dalam dunia manga dengan membuat sebuah tayangan animasi TV berdurasi 30
menit untuk pertama kalinya di Jepang. Salah satu tayangan anime yang
dipeloporinya adalah Astro Boy dan menjadi anime pertama yang ditayangkan
hingga ke luar Jepang. Anime Jepang begitu populer karena memiliki konsep unik
dan khas, cerita yang menarik dan bisa dinikmati oleh semua kalangan, relatablet
dan mempunyai beragam genre. kontribusi penjualan produk anime dan manga
terhadap Gross Domestik Product (GDP) Jepang dalam lima tahun terakhir hanya
mencapai 0,27% pada 2010; 0,28% (2011); 0,28% (2012); 0,31% (2013); dan
0,33% (2014).
DAFTAR PUSTAKA

1. Ratnawati, Shinta, Ekonomi Kreatif dan Kaizen, Vol 1 No 2 (2018).


2. https://repository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/217147/13.-BAB-II--
Landasan-Teori.pdf.
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Anime
4. https://tensai-indonesia.com/industri-manga-dan-anime/
5. https://tirto.id/mendulang-yen-dari-anime-dan-manga-jepang-bLmM
6. Widhi Prasetia Nugraha, Upaya Jepang dalam Melindungi Hak atas Kekayaan
Intelektual Industri Anime dan Manga

, Journal of International Relations, Volume 5, Nomor 2, 2019, hal 263-270


7. https://inet.detik.com/cyberlife/d-3705427/nilai-industri-anime-

jepang-tembus-rp-238-triliun

Anda mungkin juga menyukai