Anda di halaman 1dari 17

PEMICU 2 BLOK 23

Administrasi Kesehatan

Nama : Farah Adlina Binti Mohd Azmi

Nim : 190600216

Kelompok 12

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2022
Administrasi Kesehatan

Farah Adlina Binti Mohd Azmi

190600216

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara

Jl. Alumni No.3, Kampus USU, Medan 20155

Email : frhadlina0402@gmail.com

PENDAHULUAN

Latar belakang

Kesehatan adalah salah satu unsur dari masyarakat yang sejahtera, yaitu tercapainya hak atas hidup

sehat bagi seluruh lapisan masyarakat melalui sistem kesehatan yang dapat menjamin terlindungnya

masyarakat dari berbagai resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan dan tersedianya pelayanan

kesehatan yang bermutu, terjangkau, dan merata. Kesehatan sebagai investasi akan menghasilkan

penduduk yang sehat dan produktif. Tujuan pembangunan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya dapat terwujud, melalui

terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup

dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya bagi seluruh wilayah Republik Indonesia.


Deskripsi Topik

Setiap penduduk Indonesia diwajibkan sebagai peserta BPJS Kesehatan, dan Saudara sebagai tenaga

medis juga diwajibkan melayani peserta. Apa yang Saudara rencanakan bila ditempatkan sebagai

pengelola sarana pelayanan kesehatan, yang akan menerapkan jaminan kesehatan sehingga

masyarakat mengerti tentang pentingnya kesehatan dalam kehidupannya.

Pertanyaan:

1. Jelaskan apa sub sistem dari SKP di daerah tersebut!

2. Sebagai pemimpin, bagaimana saudara memanage program kesehatan masyarakat?

3. Jelaskan Ilmu Kedokteran Klinik menjadi Ilmu Kesehatan Masyarakat!

4. Tuliskan fungsi-fungsi manajemen!

5. Bagaimana Saudara menerapkan jaminan kesehatan di daerah tersebut? Jelaskan sistem yang

digunakan!

6. Jelaskan pengertian Pendidikan Kesehatan Masyarakat!

7. Buatkan contoh-contoh implementasi socia marketing!


1. Jelaskan apa sub sistem dari SKP di daerah tersebut!

SKP adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen di Provinsi
secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Tujuan SKP adalah terselenggaranya pembangunan
kesehatan oleh semua komponen baik Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat secara
sinergis, berhasil guna dan berdaya guna sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.

Menurut Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 4 Tahun 2009, bab 1 pasal 4
menyatakan SKP terdiri dari 6 (enam) subsistem yaitu :

a. subsistem upaya kesehatan

• tatanan yang menghimpun berbagai upaya kesehatan masyarakat (UKM), upaya


kesehatan perorangan UKP), kombinasi UKM dan UKP serta Upaya Kesehatan
Kegawatdaruratan Bencana (UKKB) secara dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat Kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

• Upaya kesehatan masyarakat memprioritaskan pelaksanaan 6 (enam) pelayanan


kesehatan dasar yang terdiri-dari:

i. promosi kesehatan;
ii. kesehatan ibu dan anak (KIA) serta keluarga berencana (KB);
iii. gizi masyarakat;
iv. kesehatan lingkungan;
v. pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta pengendalian penyakit
tidak menular; dan
vi. pengobatan dasar

b. subsistem pemberdayaan masyarakat

• terlaksananya kesinambungan berbagai upaya peran serta baik individu, keluarga,


kelompok, maupun masyarakat dalam pelayanan kesehatan masyarakat, upaya
memperjuangkan kepentingan masyarakat di bidang kesehatan, dan upaya turut
mengambil bagian dalam pengawasan sosial terhadap pelaksanaan pembangunan
kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka menjamin
terselenggaranya pembangunan kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
c. subsistem pembiayaan kesehatan

• tersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara


adil sesuai dengan prioritas masalah kesehatan, terkelola, dan termanfaatkan secara
berdaya guna dan berhasil guna, untuk menjamin terselenggaranya upaya pembangunan
kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

• Subsistem pembiayaan kesehatan terdiri dari 3 (tiga) unsur utama yaitu: a. penggalian
dana; b. pengalokasian dana; dan c. pembelanjaan.

d. subsistem sumber daya manusia Kesehatan (SDM);

• tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan, pendidikan dan pelatihan,


pendayagunaan, serta pembinaan dan pengawasan SDM kesehatan secara terpadu dan
saling mendukung untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.

• Subsistem SDM kesehatan terdiri atas 4 (empat) unsur utama yaitu:

i. perencanaan SDM kesehatan;

ii. pendidikan dan pelatihan SDM kesehatan;

iii. pendayagunaan SDM kesehatan;

iv. pembinaan dan pengawasan SDM kesehatan.

e. subsistem obat dan perbekalan kesehatan;

• Subsistem obat dan perbekalan kesehatan terdiri dari 5 (lima) unsur utama yaitu:

i. ketersediaan, pemerataan, serta keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan;

ii. keamanan, khasiat/manfaat, serta mutu;

iii. obat rasional;

iv. pencegahan, penanggulangan penyalahgunaan napza;

v. pengembangan obat tradisional.


f. subsistem manajemen kesehatan.

• terselenggaranya fungsi pengelolaan administrasi kesehatan didukung sistem informasi


kesehatan yang handal, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengaturan hukum
kesehatan secara terpadu dalam mendukung subsistem lain untuk melaksanakan dan
mengembangkan kebijakan pembangunan kesehatan secara berhasil guna.

2. Sebagai pemimpin, bagaimana saudara memanage program


kesehatan masyarakat?

Kinerja pimpinan dan tenaga kesehatan merupakan masalah yang sangat penting untuk dikaji
dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan pembangunan kesehatan. Sebagai seorang
pemimpin memang dituntut untuk mengembangkan nalar dan apresiasinya dalam menerapkan
prinsip-prinsip dasar manajemen. Untuk menerapkan prinsip-prinsip manajemen,seorang
dokter perlu memiliki pengetahuan praktis dan keterampilan managerial. Adapun strategi yang
dapat mendorong pelaksanaan program kesehatan masyarakat ke arah yang lebih baik dan
dapat dilakukan oleh seorang pemimpin adalah :

• Penerapan kepemimpinan yang mampu membangun kerja sama dalam tim,


mendorong partisipasi, serta mengembangkan kemampuan bekerja profesional
yang penuh tanggung jawab

• Peningkatan upaya pemeliharaan, perlindungan, dan peningkatan derajat


kesehatan dan status gizi terutama masyarakat miskin dan kelompok rentan;

• Peningkatan upaya pencegahan dan penyembuhan penyakit baik menular


maupun tidak menular;

• Peningkatan kualitas di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan


terutama kelompok masyarakat miskin, kelompok rentan dan penduduk di
daerah terpencil, perbatasan, rawan bencana dan konflik;

• Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan terutama untuk pelayanan


kesehatan di daerah terpencil, tertinggal, dan perbatasan;

• Penjaminan mutu, keamanan dan khasiat produk obat, kosmetik, produk


komplemen, dan prouk pangan yang beredar, serta mencegah masyarakat dari
penyalahgunaan obat keras, narkotika, psikotropika, zat adiktif, dan berbahaya
• Peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam perilaku
hidup bersih dan sehat.

• Kemampuan memanfaatkan data dan informasi

• Kemampuan untuk melihat hubungan masalah antara satu program dengan


program lainnya

• Kemampuan merumuskan strategi dan langkahlangkah mewujudkannya


Kemampuan mengelola sumber daya manusia dan mengembangkan potensinya

• Ketepatan membuat pemetaan masyarakat

• Kemampuan menghadapi kondisi matra yang dihadapi masyarakat

• Keterampilan komunikasi yang baik (kejelasan, transparansi dan akuntabilitas,


interdisipliner) untuk membangun kepercayaan dan hubungan, membangun
tim, dan kemitraan;

• Keterampilan pendukung, pemberdayaan, dan keterampilan membangun


kapasitan dengan kemampuan untuk membentuk dan membimbing orang lain
dan membangun konsensus;

• Keterampilan berpikir kritis yang jelas dan berbasis bukti untuk


menginformasikan keputusan;

• Inisiatif, transparansi, dan pemikiran maju yang menggerakkan agenda


kesehatan masyarakat yang positif, etis, dan sosial.

3. Jelaskan Ilmu Kedokteran Klinik menjadi Ilmu Kesehatan Masyarakat!

Beberapa prinsip Ilmu Kesehatan Masyarakat (Public Health) memang berbeda dengan
Ilmu Kedokteran Klinis (Biomedis). Ilmu PH mengutamakan upaya pencegahan
(preventive) terhdadap gangguan kesehatan daripada upaya pengobatan atau penyembuhan
(curative). Pada hakekatnya, Ilmu Kedokteran Klinik dengan PH hanya berbeda pada 2
aspek penting yaitu sasaran programnya (individu vs kelompok Masyarakat) dan jenis
upaya kesehatan yang dilakukannya (curative vs preventive) . Kedua perbedaan ini akan
mempengaruhi pembiayaan dan luasnya jangkauan program. Program PH mempunyai
cakupan program dengan sasaran masyarakat yang lebih luas dan yang lebih
mengutamakan upaya pencegahan penyakit atau gangguan kesehatan dibandingkan dengan
upaya pengobatan/penyembuhan (curative) sehingga biaya relatif lebih murah jika
dibandingkan dengan upaya kedokteran klinik.

4. Tuliskan fungsi-fungsi manajemen!

Sebagaimana yang dikatakan oleh Louis A. Allen di dalam bukunya “The Profession of
Management” menyatakan bahwa manajemen itu adalah suatu jenis pekerjaan khusus yang
menghendaki usaha mental dan fisik yang diperlukan untuk memimpin, merencanakan,
menyusun, mengawasi, serta meneliti. Menurut Allen pekerjaan manajer itu mencakup
empat fungsi yaitu (Ismail, 2009):

• Memimpin (Leading)
Memimpin adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer agar orang lain
bertindak. Fungsi Leading ini terdiri dari beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut (Ismail,
2009):
➢ Mengambil keputusan (decision making).
➢ Mengadakan komunikasi (communicating).
➢ Memberikan motivasi (motivating).
➢ Memilih orang-orang (selecting people).
➢ Mengembangkan orang-orang (developing people).

• Merencanakan (Planning)
Kegiatan merencanakan meliputi beberapa kegiatan yaitu (Ismail, 2009):
➢ Meramalkan (forecasting) adalah pekerjaan seorang manajer dalam
memperkirakan waktu yang akan datang.
➢ Menetapkan maksud dan tujuan (establishing objective) yaitu pekerjaan manajer
dalam menentukan tujuan atau sasaran.
➢ Mengacarakan (programming) menetapkan urutan kegiatan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan.
➢ Mengatur waktu (scheduling) menetapkan urutan yang tepat, hal ini sangat penting
agar semua tindakan dapat berhasil dengan baik.
➢ Menyusun anggaran belanja (budgeting) mengalokasikan sumber daya yang ada.
➢ Mengembangkan prosedur (developing procedures) menormalisasikan cara-cara
pelaksanaan pekerjaan.
➢ Menetapkan dan menafsirkan kebijaksanaan (establishing and interpreting
policies) menetapkan dasar-dasar pelaksanaan pekerjaan.
• Menyusun (Organizing)
Pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer dalam mengatur dan menghubungkan
pekerjaan yang akan dilakukan sehingga dapat dilaksanakan dengan efektif. Fungsi
manajemen organizing ini meliputi (Ismail, 2009):
➢ Merencanakan struktur organisasi.
➢ Mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang.
➢ Menetapkan hubungan-hubungan.

• Mengawasi dan meneliti (Controlling)


Pekerjaan seorang manajer dalam menilai dan mengatur pekerjaan yang diselenggarakan
dan yang telah selesai. Cara-cara pengawasan dalam manajemen diperoleh melalui (Ismail,
2009):
➢ Perkembangan derajat pekarjaan.
➢ Pengukuran hasil pekerjaan.
➢ Penilaian hasil pekerjaan.
➢ Pengambilan tindakan perbaikan
Manakala berdasarkan Bahan Ajar Manajemen Kesehatan Departemen Kesehatan
Masyarakat FKG USU, antara fungsi manajemen adalah:

Fungsi Perencanaan Dokter harus terampil melakukan analisis masalah program


dan masalah Kesehatan masyarakat sebelum merencanakan
kegiatan program

Fungsi Pengorganisasian Mendelegasikan wewenang dan membagi tugas-tugas


pokoknya kepada staf yang dipimpin
Fungsi Actuating Mengembangkan motivasi staf agar mereka mau
melaksanakan tugas-tugas secara optimal dan
mengkoordinasikan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki
oleh organisasi yang dipimpin
Fungsi Pengawasan dan Mampu memgukur sejauh mana kemajuan yang sudah
Pengedalian dicapai oleh stafnya dalam menjalankan tugas-tugas pokok
organisasi dan berusaha memberikan bimbingan kepada
mereka apabila terjadi penyimpangan
Evaluasi Terampil mengevaluasi produktifitas yang sudah dicapai
oleh staf dan organisasi yang dipimpinnya

5. Bagaimana Saudara menerapkan jaminan kesehatan di daerah tersebut? Jelaskan


sistem yang digunakan!

JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) adalah program Pemerintah yang bertujuan memberikan
kepastian kesehatan yang menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia untuk dapat hidup sehat,
produktif dan sejahtera. Kesehatan adalah hak dasar setiap orang, dan semua warga negara
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. UUD 1945 mengamanatkan bahwa jaminan
kesehatan bagi masyarakat, khususnya yang miskin dan tidak mampu, adalah tanggung jawab
pemerintah pusat dan daerah. Pada UUD 1945 Perubahan, Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa
negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN): Bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
yang diselenggarakan dengan mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat wajib
(mandatory) berdasarkan (UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN). Detail: Program Jaminan
Kesehatan Nasional merupakan program Pemerintah yang bertujuan untuk memberikan
kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia agar penduduk
indonesia dapat hidup sehat, produktif, dan sejahtera. Manfaat program ini diberikan dalam
bentuk pelayanan kesehatan perseorangan yang komprehensif, mencakup pelayanan
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), pengobatan (kuratif) dan
pemulihan (rehabilitatif) termasuk obat dan bahan medis dengan menggunakan teknik layanan
terkendali mutu dan biaya (managed care). Program Jaminan Kesehatan Nasional
diselenggarakan berdasarkan prinsip asuransi sosial, dan prinsip ekuitas, yaitu kesamaan dalam
memperoleh pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis yang tidak terkait dengan besaran iuran
yang telah dibayarkan. Prinsip ini diwujudkan dengan pembayaran iuran sebesar prosentase
tertentu dari upah bagi yang memiliki penghasilan dan pemerintah membayakan iuran bagi
mereka yang tidak mampu (fakir miskin).

SJSN diselenggarakan berdasarkan 3 (tiga) asas, yakni asas kemanusiaan, asas manfaat dan
asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Asas kemanusiaan berkaitan dengan
penghargaan terhadap martabat manusia. Asas manfaat merupakan asas yang bersifat
operasional menggambarkan pengelolaan yang efektif dan efisien. Asas keadilan merupakan
asas yang bersifat ideal. Ketiga asas tersebut dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan
program dan hak peserta.
Sesuai dengan UU No 40 Tahun 2004 tentang SJSN, maka Jaminan Kesehatan Nasional
dikelola dengan prinsip. SJSN diselenggarakan berdasarkan pada 9 (sembilan) prinsip:

Prinsip kegotongroyongan

Gotongroyong sesungguhnya sudah menjadi salah satu prinsip dalam hidup bermasyarakat dan
juga merupakan salah satu akar dalam kebudayaan kita. Dalam SJSN, prinsip gotong royong
berarti peserta yang mampu membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat
membantu yang sakit atau yang berisiko tinggi, dan peserta yang sehat membantu yang sakit.
Hal ini terwujud karena kepesertaan SJSN bersifat wajib untuk seluruh penduduk, tanpa
pandang bulu. Dengan demikian, melalui prinsip gotong-royong jaminan sosial dapat
menumbuhkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan kewajiban semua peserta
membayar iuran sesuai tingkat gaji, upah atau penghasilnya maka akan terjadi prinsip gotong
royong dimana yang sehat membantu yang sakit, yang kaya membantu yang miskin

Prinsip Nirlaba

Pengelolaan dana amanat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah nirlaba
bukan untuk mencari laba (for profit oriented). Sebaliknya, tujuan utama adalah untuk
memenuhi sebesar-besarnya kepentingan peserta. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat
adalah dana amanat, sehingga hasil pengembangannya, akan di manfaatkan sebesar-besarnya
untuk kepentingan peserta. Prinsip keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efisiensi, dan
efektivitas. Prinsip prinsip manajemen ini mendasari seluruh kegiatan pengelolaan dana yang
berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
tidak diperbolehkan mencari untung. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat adalah dana
amanat, sehingga hasil pengembangannya harus dimanfaatkan untuk kepentingan peserta.

Prinsip Keterbukaan

Prinsip mempermudah akses informasi yang lengkap, benar dan jelas bagi setiap peserta.

Prinsip kehati – hatian,

pengelolaan dana secara cermat, teliti, aman dan tertib

Prinsip Akuntabilitas

Pelaksanaan program dan pengelolaan keuangan secara akurat dan dapat


dipertanggungjawabkan.

.Prinsip Portabilitas
Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan jaminan yang
berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. • Prinsip kepesertaan bersifat wajib Kepesertaan
wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta sehingga dapat terlindungi. Meskipun
kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan
kemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan program.
Tahapan pertama dimulai dari pekerja di sektor formal, bersamaan dengan itu sektor informal
dapat menjadi peserta secara mandiri, sehingga pada akhirnya Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN) dapat mencakup seluruh rakyat.

Prinsip Kepesertaan bersifat wajib.

Agar seluruh rakyat menjadi peserta sehingga dapat terlindungi Penerapannya tetap
disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah serta kelayakan
penyelenggaraan program.

Prinsip Dana Amanat

Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada badan-badan
penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam rangka mengoptimalkan dana tersebut
untuk kesejahteraan peserta.Prinsip Hasil Pengelolaan Dana Jaminan Sosial dipergunakan
seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta.

Prinsip Hasil Pengelolaan Dana Jaminan Sosial Nasonal Dipergunakan Seluruhnya


Untuk Pengembangan Program Dan Untuk Sebesar-Besar Kepentingan Peserta.

Hasil pengembangan aset jaminan sosial dimanfaatkan untuk kepentingan peserta jaminan
sosial. Bahwa hasil dividen dari pemegang saham yang dikembalikan untuk kepentingan
peserta jaminan sosial.

6. Jelaskan pengertian Pendidikan Kesehatan Masyarakat!

Pendidikan kesehatan di masyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam rangka
pertumbuhan dan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan hal ini secara optimal
diselenggarakan upaya kesehatan Dalam pendidikan kesehatan akan menemukan masalah yang
dapat menghambat proses belajar pendidikan kesehatan bagi individu, keluarga, kelompok
ataupun masyarakat. Salah satu bentuk pemecahan masalah pendidikan kesehatan tersebut
adalah dengan pendekatan pendidikan kesehatan dan dengan melakukan upaya pendidikan
kesehatan dalam meningkatkan kemampuan atau perilaku untuk mencapai pendidikan
kesehatan secara optimal.

Sedangkan menurut Suliha (2006) Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku
secara terencana pada diri individu, kelompok atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri
dalam mencapai tujuan hidup sehat. Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar ada
individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mampu
mengatasi masalah kesehatan sendiri menjadi mandiri. Sehingga pendidikan kesehatan
merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok dan masyarakat
dalam meningkatkan kemampuan baik pengetahuan, sikap maupun ketrampilan agar tercapai
hidup sehat secara optimal

Menurut Undang-Undang No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 tentang pokok-pokok kesehatan,
kesehatan adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental) dan social, dan
bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan kelemahan. Sedangkan
Sedangkan menurut menurut WHO “Health is defined as a Health is defined as a state of
complete physical, mental, and social wellbeing and not merely the absence of disease or
infirmity”. Pengertian sehat yang semula meliputi tiga dimensi kesehatan antara lain kesehatan
badan, rohani (mental) dan sosial, sekarang menjadi empat dengan ditambahkannya kesehatan
ekonomi. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang RI No. 23 tahun 1992 Bab I pasal 1
tentang tentang kesehatan kesehatan yang menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang produktif secara sosial
ekonomis.

Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menimbulkan perubahan tingkah laku hidup
sehat, baik lingkungan masyarakat dan sosial. Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan
perilaku yang dinamis dinamis di mana perubahan perubahan tersebut tersebut bukan sekedar
sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan pula seperangkat prosedur,
tetapi perubahan tersebut terjadi karena adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok,
atau masyarakat sendiri ( Wafid Iqbal Mubarak & Nurul C, 2009: 9-10)

Pendidikan kesehatan menurut Wahid dkk, (2007) adalah proses perubahan perilaku yang
dinamis, di mana perubahan tersebut bukan sekedar proses trasfer materi/teori dari seseorang
ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur, akan tetapi perubahan tersebut terjadi
adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Dari beberapa
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan adalah proses membantu
seseorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat
keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang mempengaruhi kesehatan
pribadinya dan orang lain untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya dan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan,
sikap dan pratik kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (baik
fisik maupun non fisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan penuh
kesadaran

7. Buatkan contoh-contoh implementasi social marketing!

Teori sosial marketing adalah gabungan dari perspektif teoritis dan sejumlah teknik marketing.
Istilah pemasaran sosial muncul pertama kali sebagai konsep baru diawal tahun 1970-an ketika
Kotler dan Zaltman menemukan bahwa alat dan teknik pemasaran yang biasanya diterapkan
ke produk dan jasa dapat pula diterapkan untuk pemasaran suatu ide. Sosial Marketing adalah
suatu design, implementasi dan Kontrol terhadap suatu program program untuk mempengaruhi
penerimaan suatu ide-ide sosial dan melibatkan pertimbangan dari perencanaan produk, harga,
komunikasi, distribusi dan penelitian pemasaran. (Kotler dan Zaltman, 1971). Sosial Marketing
adalah strategi penerapan teknik - teknik pemasaran niaga untuk suatu gagasan
kemasyarakatan.

Social marketing atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan pemasaran social merupakan
suatu adaptasi dari teori-teori pemasaran dalam rangka mendesain suatu program untuk
mempengaruhi seseorang merubah perilakunya secara sukarela dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan individu dan juga masyarakat dimana individu tersebut menjadi bagian. Secara
umum social marketing bukan merupakan sains tetapi lebih kepada kegiatan professional yang
bergantung pada beragam disiplin ilmu dalam rangka menciptakan program-program
intervensi untuk merubah perilaku manusia. Walaupun social marketing menggunakan teori-
teori dari pemasaran komersial dalam aplikasinya, target yang ingin dicapai oleh social
marketing berbeda dengan pemasaran komersial. Jika dalam pemasaran komersial, konsumen
diminta untuk membeli suatu produk, beralih ke merk lain atau membicarakan mengenai
keunggulan perusahaan, maka pada sosial marketing konsumen diminta untuk membeli
perilaku baru yang sering kali target audiens tidak menyadari bahwa mereka memiliki masalah
dan perilaku baru tersebut merupakan solusi dari permasalahan tersebut.

Kaplan and Haenlein (2010) menyatakan bahwa social media merupakan aplikasi online yang
mempunyai karakteristik seperti aplikasi internet. Pemasaran dengan social media dapat
dikategorikan sebagai bagian dari pemasaran dengan internet atau internet marketing. (Dahnil
et al, 2014). Social media mampu untuk mengakomodasi keinginan pengguna dalam
berinteraksi secara interaktif dan berpartisipasi pada yang mereka minati. Dengan adanya
kelebihan cara berkomunikasi yang interaktif dan jangkauan global yang dimiliki oleh social
media, maka banyak perusahaan nasional maupun multinasional ataupun UMKM
menggunakan social media untuk melakukan komunikasi pemasaran produk/jasa yang dijual
kepada para pelanggannya. Social media melampaui pemasaran interaksi antara komputer-
manusia dan memperkenalkan interaksi manusia ke manusia yang dilakukan melalui saluran
online social media dan menghasilkan konten baru tentang perusahaan (blogging, komentar,
jejaring sosial, dan lainnya) (Wicaksono, 2013).

Pemasaran sosial memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Konsumen lebih suka
membeli produk dari bisnis yang etis dan bertanggung jawab secara sosial. Tren semacam itu
diperkirakan akan semakin populer seiring peningkatan kampanye dan keprihatinan terhadap
masalah sosial dan lingkungan. Banyak contoh perusahaan di Indonesia yang melakukan
kegiatan social marketing, diantaranya Aqua melalui program kampanye It’s in Me yang
mengedukasi masyarakat untuk melakukan hidup sehat mulai dari sekarang, Lifebouy melalui
program Cuci Tangan ke Sekolah yang mengajak orang lain untuk mengetahui bagaimana
pentingnya mencuci tangan menggunakan sabun, kemudian energen dengan kampanye
mengajak masyarakat untuk membiasakan diri agar sarapan setiap hari dan masih banyak lagi.
Pada kenyataannya output yang ingin diraih oleh perusahaan dari kegiatan Social
Marketing sebenarnya adalah bagaimana mengajak atau mengedukasi masyarakat untuk
memulai hidup sehat atau mengubah kebiasaan masyarakat menjadi lebih baik dan outcomenya
berupa ketertarikan masyarakat. Ketika masyarakat tertarik, masyarakat akan banyak membeli
produk perusahaan tersebut.

Peranan dari strategi social marketing ini memiliki keterkaitan dalam penciptaan brand
image produk perusahaan itu sendiri. Menjadi hal yang dominan seperti di negara-negara
lainnya, masyarakat semakin sadar dan mereka hanya akan membeli dari perusahaan yang
bersahabat dan peduli dengan lingkungan sosial. Jadi, ketika konsumen melihat sebuah
perusahaan cedera secara sosial, mereka tidak akan membeli produk-produk perusahaan
tersebut. Akhirnya, perusahaan-perusahaan harus membuktikan bahwa mereka peduli dan
berkontribusi terhadap lingkungan sosial supaya konsumen mau membeli produk-produk
mereka. Perusahaan tentu saja akan menikmati identitas merek yang positif. Siapa yang tidak
berpikir bahwa merek perusahannya diasosiasikan dengan kepedulian atas hidup sehat.

Mark Roner Mengatakan Penting Dijalankan Pemasaran Dengan Sistematis, Diantaranya:


Tahap I: Merencanakan Upaya Pemasaran

• Identifikasi pasar sasaran


• Mengembangkan strategi pemasaran yang efektif
• Mengembangkan program tindakan secara terinci

Tahap II: Pelaksanaan Program

• Pelaksanaan pemasaran berdasarkan tempat dan waktu

Tahap III: Pengendalian Pemasaran

• Memastikan bahwa sasaran sudah tercapai dengan mengukur hasil, menganalisis sebab
dan mangambil tindakan perbaikan.

DAFTAR PUSTAKA

• Bahan Ajar Manajemen Kesehatan. Departemen Kesehatan Masyarakat. Fkg Usu

• Arifin Syamsul,Dkk. Buku Ajar Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan.21-22 Dan Bahan

Ajar Manajemen Kesehatan. Departemen Kesehatan Masyarakat. Fkg Usu

• Efendi, Feri. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika. 2009

Anda mungkin juga menyukai