2
Definisi Ma’ruf dan Mungkar
Ma’ruf:
> Secara Bahasa: semua hal yang diketahui dan tidak diingkari manusia.
> Secara istilah: semua yang dianggap baik oleh syariat dan diperintahkan untuk
dikerjakan, serta terdapat pujian baik bagi amalan tersebut atau orang yang
mengerjakannya.
Mungkar:
> Secara Bahasa: semua hal yang diingkari dan tidak diketahui oleh manusia.
> Secara istilah: semua hal yang dianggap buruk dan diingkari oleh syariat, serta
terdapat celaan bagi amalan tersebut atau orang yang mengerjakannya.
3
Hukum Hisbah
Kifayah
ilmu tentang perkara yang ma’rud
dan mungkar.
Aini saja.
➢ Maraknya kemungkaran dan
sedikitnya dai.
4
Pilar-Pilar Hisbah
Muhtasib
Muhtasab
Ihtisab Hisbah ‘alaihi
Muhtasab
fiih
5
Muhtasib
Syarat: Jenis:
➢ Islam. ➢ Mutathowwi’.
➢ Muwalla.
➢ Mukallaf.
➢ Kemampuan. Bedanya:
o Hukum menjalannya hisbah.
➢ ‘Adalah. o Muwalla tidak boleh meninggalkan hisbah untuk alasan yang lain.
➢ Izin dari pemimpin. o Muwalla tempat orang mengadukan kemungkaran yang wajib diingkari.
o Muwalla harus merespon laporan tentang kemungkaran.
o Muwalla berhak mencari kemungkaran yang zahir.
o Muwalla berhak untuk mencari bantuan untuk mengingkari
kemungkaran.
o Muwalla berhak menta’zir orang yang melakukan kemungkaran.
o Muwalla boleh mengambil upah.
o Muwalla boleh berijtihad dalam masalah yang terkait urf.
6
Muhtasab ‘Alaihi
Jenis:
➢ Waliyyul Amr: umara dan ulama.
➢ Manusia pada umumnya.
7
Muhtasab Fiih
Syarat:
1. Perbuatan tersebut benar-benar mungkar.
2. Perbuatan tersebut ada:
➢ Belum dikerjakan: dinasehati dan diingatkan.
➢ Sedang dikerjakan: diingkari seketika.
➢ Sudah dikerjakan: dikembalikan kepada hakim.
3. Perbuatan tersebut nampak, tanpa tajassus.
4. Perbuatan tersebut mungkar bukan berdasarkan ijtihad.
8
Ihtisab
Tingkatannya:
1. Mengenal kemungkaran.
2. Mengajarkan ilmu tentang kemungkaran tersebut.
3. Melarang dengan mauidzah.
4. Melarang dengan ucapan yang keras.
5. Mengancam.
6. Mengubah dengan tangan.
7. Mengangkat senjata.
9
Keadaan Mengingkari Kemungkaran
Pertama: Kemungkaran hilang dan berubah menjadi sebaliknya.
Kedua: Kemungkaran berkurang walau tidak hilang secara keseluruhan.
Ketiga: Kemungkaran berubah menjadi kemungkaran yang semisal
dengannya.
Keempat: Kemungkaran berubah menjadi lebih parah.
10