Anda di halaman 1dari 4

14.

 Hukum asli darah seorang muslim adalah haram, namun ada 3 hal pengecualian yang
menyebabkan darah seorang muslim halal : Seseorang Yang pernah berjima/di jima' dalam
pernikahan yang sah lalu berzina, Membunuh orang yang haram dibunuh, Meninggalkan
agama/jamaah
 Darah yang haram di tumpahkan : Muslim, Kafir (selain kafir harbi)
 Macam – macam kafir :
1. Kafir Dzimmi
Mereka para kafir dzimmi merupakan orang-orang non-muslim yang tinggal di negeri
muslim namun dijamin keamanannya selama ia menaati peraturan pemerintah muslim.
Kafir ini membayar jizyah atau pajak kepada pemerintah muslim hingga darahnya haram
diperangi dan justru harus dilindungi
2. Kafir Mu’ahad
Kafir yang berasal dari negara yang berdamai dengan negara isam
3. Kafir Musta’man
Kafir yang berasal dari negara kafir yang perang dengan negara muslim, namun mereka
meminta pengamanan dari kaum muslimin
4. Kafir Harbi
Inilah jenis kafir yang berbeda dari tiga sebelumnya. Jika Dzimmi, Mu’ahad dan
Musta’man dilindungi dan tak boleh diperangi, maka kafir Harbi justru diperangi sesuai
dengan ketentuan syar’i. Hal ini disebabkan kafir Harbi merupakan golongan musyrikin
yang memerangi muslimin
 Model pezina
1. Sudah nikah sah dan sudah berhubungan intim (dirajam)
2. Sudah nikah sah tapi belum berhubungan (didera 100 kali plus diasingkan selama
setahun)
3. Belum pernah nikah sah (didera 100 kali plus diasingkan selama setahun)
 Ada 2 Cara, supaya pelaku bisa ditegakkan hukum rajam : Mengaku atau Ketahuan (harus
ada 4 saksi yang melihat pelaku sedang jima')
 3 Model membunuh
1. Sengaja membunuh
2. Syibhu membunuh (sengaja melakukan pelanggaran, mendholimi, tapi tidak bermaksud
membunuh), contoh : mukul teman pakai sapu lidi, eh meninggal (bayar diyyat)
3. Tidak sengaja membunuh : Kecelakaan mobil (bayar diyyat)
 Hukuman bagi orang yang sengaja membunuh
1. Qishas
2. Diyyat (membayar denda)
3. Sulh (damai)
4. Al afwu (memaafkan)
15.

 3 amalan keimanan : berkata yang baik atau diam dari keburukuan, Memuliakan tamu,
Memuliakan tetangga
 2 model berkata yang baik
1. Secara dzatnya : berdzikir, ceramah
2. Yang baik karena tujuannya (asalnya adalah perkataan yang biasa(mubah), namun
mempunyai tujuan yang baik) : ngobrol sama istri
 2 model perkataan yang buruk
1. Secara dzatnya : berkata kotor, cacian, makian, nyinyir, ghibah
2. Keburukan secara tujuannya
 3 pembagian perkataan
1. Kata kata yang baik (berpahala)
2. Kata kata yang mubah (tidak berpahala dan tidak dosa)
3. Kata kata yang buruk (berdosa)
 2 cara memuliakan tetangga
1. Berbuat baik kepadanya : memberi hadiah, senyum kepadanya, memperhatikan
keperluannya (selagi kita bisa membantu, maka dibantu)
2. Tidak mengganggunya : membuat keributan, meletakkan tumpukan sampah didepan
rumahnya
 ‫ الجار‬mengandung empat arti : orang yang tinggal serumah denganmu, orang yang
rumahnya menempel dengan rumahmu, orang yang terletak empat puluh rumah
disampingmu, orang yang tinggal satu negeri bersamamu
 2 model tamu
1. Musafir : memuliakan tamu ini wajib hukumnya  : Jika bertamu di rumah kita maka diberi
tempat kamar menginap yang baik, diberikan suguhan makanan terbaik dan diberikan
pelayanan terbaik karena ini adalah anjuran agama. Ini bisa dilakukan selama tiga hari
2. Muqim : memuliakannya sunnah (tidak wajib)

17.

 Allah mewajibkan kita untuk berbuat baik dalam segala urusan


1. Ihsan dalam hak Allah : beribadah kepada Allah seakan akan engkau melihat Allah. jika
kita tidak dapat melihat, maka yakinlah bahwa Allah melihat kita sedang beribadah
2. Ihsan pada diri sendiri : tidak mendholimi diri sendiri (melaksanakan suatu amalan sesuai
kadar kemampuan)
3. Ihsan kepada orang lain : orang tua, sanak saudara, kerabat
4. Berbuat ihsan dalam membunuh : islam mempunyai tata cara dalam peperangan
(membunuh seseorang dengan cara yang baik) : tidak membunuh orang yang sudah tua,
perempuan, anak kecil, tidak membunuh manusia dengan cara yang sadis (dimutilasi,
disayat, dsb.). begitupun ketika melakukan eksekusi qishas (menggunakan alat yang
tajam dan jangan sampai menggunakan alat yang tumpul)
5. Berbuat ihsan dalam menyembelih : menyembelih dengan cara yang benar,
menajamkan pisau, jangan memperlihatkan hewan ketika hewan yang lain di sembelih,
jangan dikuliti sebelum hewan benar benar telah mati
18.

 Hadist ini mencangkup tiga hal : hak Allah, hak mukallaf, dan hak para hamba
 Hak Allah : kapan dan dimana saja kita berada, maka bertakwalah kepadaNya
 Hak mukallaf : menyertakan kebaikan terhadap keburukan
 Hak para hamba : mempergauli dengan akhlaq yang baik

20.

 Perintah disini mengandung dua makna tafsiran


1. kata ancaman/sindiran : biasanya orang yang tidak tahu malu, dia akan melakukan
sesuatu sesuka hati dia. Tanpa berpikir panjang.
2. benar-benar perintah untuk melakukan kebaikan : jika memang itu hal yang baik, maka
jangan malu melakukan kebaikan walaupun didepan umum. (contoh : menggunakan
hijab sesuai syariat di zaman sekarang, yang terkesan asing dan tidak modis). Begitu juga
selalu berbuat baik (meski dalam keadaan sendiri).
 2 model rasa malu
1. Jibilli (sifat lahiriyah : dari lahir sudah memiliki rasa malu)
2. Muktasab (diusahakan) : diusahakan dengan dua cara.
-Yang pertama dengan mengenal Allah lebih dalam (mengenal sifat-sifat Allah,
mengingat nikmat-nikmat Allah, menyadari kurang bersyukur kepada Allah)
-Yang kedua adalah bergaul dengan orang yang memiliki sifat pemalu

21.

 Dua wasiat nabi dalam hadist ini : beriman kepada Allah dan istiqomahlah
 Iman terdiri dari 3 hal :
1. I’tiqad : keyakinan dalam hati : beriman kepada Allah
2. Al qoul : perkataan dengan lisan : dzikir, tilawah
3. Al’amal bil jamahir : beramal dengan anggota tubuh : shalat
 Beriman kepada Allah mencangkup dua hal
a. Biwujudillah ( beriman bahwa Allah itu benar-benar ada)
b. Mentauhidkan Allah
-rububiyyatullah : Allah satu-satunya yang menciptakan dan yang mengatur seluruh
alam semesta
-uluhiyyatullah : Allah satu-satunya yang wajib diibadahi, tidak ada selainnya
-asma’ dan sifatNya
 Istiqomah yang paling utama adalah selalu bertauhid dan tidak syirik kepada Allah (syirik
besar maupun kecil, riya ujub). Syarat istiqomah itu bukan berarti tidak salah, tetapi ketika ia
melakukan kesalahan ia langsung bertaubat.

23.

 Setiap mukmin harus memberikan perhatian mengenai kesucian batin sebagaimana


perhatiannya terhadap hal-hal yang lahir
 Amal perbuatan manusia itu pada hari kiamat akan ditimbang dengan timbangan. Dan
pahala “alhamdulillah” itu memenuhi timbangan (mizan). Pentingnya melakukan amalan
amalan shalih meskipun kecil bentuknya
 Dampak (atsar) dari orang yang istiqomah melakukan shalat adalah cahaya
 Sedekah itu merupakan bukti nyata keimanan pelakunya
 Kesabaran dengan segala macamnya itu merupakan kebaikan
 Barang siapa mengamalkan alqur’an, maka alqur’an itu akan menjadi hujjah baginya (yang
membelanya). Begitupun sebaliknya, barang siapa yang tidak mengamalkannya, maka ia
akan menjadi hujah atas dirinya (yang mencelakakannya)
 Setiap manusia itu berusaha untuk dirinya sendiri
- Diantara mereka ada yang menjual dirinya kepada Allah dengan melakukan ketaatan
kepadanya, sehingga Allah membebaskan dari neraka
- Ada yang menjual dirinya kepada hawa nafsu, sehingga membuat dirinya celaka dan
binasa

Anda mungkin juga menyukai