Anda di halaman 1dari 39

TUGAS 2 (AIK 3)

Nama : Dhevi Widyawati


NIM : 22109011
Kelas : III E
Mata Kuliah : AIK 3
Dosen : Dra. St. Aminah, MA

FAKULTAS ILMU HUKUM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
2022/2023
Soal dan Jawaban Dari Materi AIK 3
Materi : Kewajiban Sosial Terhadap Sesama Muslim

1. Sebutkan dan jelaskan kewajiban seorang muslim atas muslim


lainnya !
Jawaban :
Beberapa kewajiban muslim terhadap muslim lainnya yang harus
dilakukan sesuai perintah Allah Azza wa Jalla dan Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam sebagai berikut :
a. Mengantarkan Jenazah
Ketika seorang muslim meninggal, maka kewajiban muslim
lainnya adalah mengantarkan jenazah tersebut ke tempat
pemakaman dan juga menyolatkan. Kewajiban ini akan
mendatangkan pahala yang besar dari sisi Allah Ta’ala.
b. Mengucapkan Salam
Kewajiban muslim terhadap muslim lainnya berikutnya adalah
menebarkan salam. Saat bertemu di jalan, hendaklah
sesama muslim saling mengucapkan salam. Ucapan salam
dapat mendatangkan rahmat dan mempererat ukhuwah
islamiyah.
c. Memberi Nasehat
Apabila kita melihat saudara sesama muslim melakukan
sesuatu yang salah, maka kewajiban kita untuk
menasehatinya. Begitupun saat seseorang datang kepada
kita. Ia lagi tertimpa masalah dan ia bingung lalu ingin
meminta saran. Maka kita juga wajib memberikan saran-
saran yang benar sesuai syariat agama.

1
d. Memenuhi Undangan
Apabila kita mendapatkan undangan dari kerabat, baik itu
undangan pernikahan, undangan reuni, perkumpulan di
majelis ilmu atau lainnya maka kewajiban kita datang
memenuhi undangan tersebut. Tujuannya untuk
menghormati orang yang telah mengundang. Selain itu juga
untuk memupuk ikatan persaudaraan. Memenuhi undangan
hukumnya memang tidak diwajibkan. Tetapi sunnah
muakkad, yaitu sunnah yang diutamakan. Maka itu, kita harus
mengusahakan datang kecuali ada urusan yang benar-
benar mendesak.
e. Menjawab Orang Bersin
Apabila kita bersin, maka kewajiban kita adalah
mengucapkan hamdalah sebagai bentuk rasa syukur
kepada Allah Ta’ala. Sedangkan untuk orang yang
mendengar wajib mengucapkan “Yaharmukallah”. Lalu kita
jawab lagi “Yadikumullah”.
f. Saling Menyayangi
Saling menyayangi juga merupakan kewajiban muslim
terhadap muslim lainnya.
g. Saling Tolong-Menolong Dalam Kebaikan
Sebagai sesama muslim, kita juga diwajibkan untuk saling
tolong-menolong dalam hal kebaikan. Misalnya berdakwah,
membantu saat temannya kesusahan, membantu kegiatan
di kampung dan sebagainya.
h. Menutupi Aib Saudaranya (Teman atau Keluarga)
Setiap manusia pasti pernah berbuat salah. Saat kita
mengetahui aib kerabat kita maka kewajiban kita adalah
diam. Kita tidak boleh mengumbar-umbarnya. Sebab kita

2
pun juga memiliki aib sendiri. Daripada sibuk menjelek-jelekan
orang lain, lebih baik kita memperbaiki diri sendiri.
i. Memanggil Dengan Gelar yang Baik
Menyebut orang lain dengan gelar yang buruk tampaknya
sudah menjadi fenomena di negeri kita. Tak jarang seseorang
memanggil temannya dengan sebutan yang jelek dengan
dalil hanya bercanda. Padahal candaan pun terkadang bisa
menyakiti hati. Janganlah dilakukan perbuatan demikian!
Panggilah saudara kita dengan nama-nama mereka. Jangan
memanggilnya onta, babi, kambing, tiang listri, cebol atau
gelar buruk lainnya. Perbuatan tersebut sungguh sangat zalim
dan bisa mendatangkan dosa.
j. Tidak Saling Mendengki Atau Bemusuhan
“Janganlah kalian saling mendengki, saling menipu, saling
membenci, saling menjauhi dan janganlah membeli barang
yang sedang ditawar orang lain. Dan jadilah kamu sekalian
hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim itu
saudara bagi muslim yang lain, maka tidak boleh
menzhaliminya, menelantarkannya, mendustainya dan
menghinakannya. Taqwa itu ada di sini (seraya menunjuk
dada beliau tiga kali). Seseorang telah dikatakan berbuat
jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim. Setiap
muslim haram darahnya bagi muslim yang lain, demikian juga
harta dan kehormatannya”. (HR. Muslim)
k. Tidak Boleh Saling Mendiamkan Lebih Dari 3 Hari
Antara sesama muslim tidak boleh bertengkar dan berdiam
diri lebih dari 3 hari.
l. Bersikap Rendah Hati

3
Kewajiban muslim terhadap muslim lainnya adalah bersikap
rendah hati. Tidak boleh saling sombong, pamer dan iri hati.

2. Sebutkan adab sesama muslim ketika menguap dan bersin !


Jawaban :
Berikut ini adalah adab untuk menguap:
a. Menahan semampunya saat menguap, sesuai sabda
Rasulullah Saw. berikut: "Menguap itu datangnya dari Setan.
Jika salah seorang di antara kalian ada yang menguap,
maka hendaklah ia menahan semampunya." (HR. Bukhari
dan Muslim).
b. Menutup mulut dengan tangan, sesuai sabda Rasulullah Saw.
berikut: "Apabila salah seorang di antara kalian, menguap,
maka hendaklah menutup mulut dengan tangannya karena
setan akan masuk (ke dalam mulut yang terbuka)." (HR.
Muslim, Abu Dawud).
c. Melembutkan suara saat sedang menguap.

Selain menguap, dalam agama Islam umat muslim dianjurkan


untuk memperhatikan adab ketika bersin. Berikut ini adalah
adab untuk bersin:
a. Saat bersin, mengucapkan Alhamdulillah dan membalas
ucapannya dengan ucapan 'Yarhamukallah' (Semoga Allah
memberikan rahmat kepadamu), karena bersin berasal dari
Allah Swt.
b. Tidak perlu mendoakan orang yang tidak mengucapkan
Alhamdulillah saat bersin.
c. Menutup mulut dengan tangan seraya melembutkan suara.

4
3. Kewajiban apa yang harus dilakukan seorang muslim ketika ada
saudara muslim yang meninggal ?
Jawaban :
Adapun kewajiban kita sebagai seorang muslim terhadap orang
yang meninggal yaitu :
a. Memandikan
Hukum memandikan jenazah adalah Fardu kifayah,yang
artinya jika sudah satu orang yang memandikan
jenazah,maka tidak ada kewajiban lagi bagi yang untuk
melaksanakannya.tetapi,jika belum ada yang
melaksanakannya maka semua orang yang bertempat disitu
berkewajiban melaksanakannya.
Adapun syarat orang yang dapat memandikan jenazah :
- beragama Islam,baligh,berakal,atau sehat mental
- berniat untuk memandikan jenazah
- mengetahui hukum dan tata cara memandikan jenazah
- Amanah dan mampu menutupi aib jenazah
b. Mengkafani
Mengakafani jenazah sendiri merupakan proses membungkus
jenazah setelah jenazah selesai dimandikan dengan
menggunakan kain kafan selembar atau bisa lebih.
c. Menshalatkan
Shalat jenazah sendiri memiliki perbedaan dengan shalat
pada umumnya,shalat jenazah ini tidak rukuk dan sujud.
Adapun syarat sebelum melakukan shalat jenazah yaitu
dalam keadaan sudah berwudhu,berpakaian yang menutup
aurat.

5
d. Menguburkan
Menguburkan jenazah merupakan proses akhir dalam
pengurusan jenazah,yang memiliki hukum Fardhu
kifayah.untuk pelaksanaan penguburan jenazah ini sendiri
bisa dilakukan disiang hari ataupun malam hari.

Hikmah yang kita dapat dalam pengurusan jenazah :


- Memperoleh pahala yang besar.
- Menunjukkan rasa solidaritas terhadap sesama muslim.
- Membantu meringankan beban kelurga jenazah dan
sebagai ungkapan belasungkawa atas musibah yang
dideritanya.
- Sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk yang
paling mulia, sehingga apabila salah seorang manusia
meninggal dihormati dan diurus dengan sebaik-baiknya
menurut aturan Allah SWT dan RasulNya.

4. Bagaimana islam menganjurkan kewajiban seorang muslim


terhadap saudara yang sedang sakit ?
Jawaban :
Jika ada teman, saudara, atau tetangga yang sakit, hendaklah
kita menjenguknya. Menjenguk orang sakit hukumnya bukan
wajib ain, melainkan wajib kifayah. Wajib kifayah yakni jika ada
satu orang telah melakukannya, maka yang lain gugur
kewajibannya. Menjenguk orang sakit memiliki manfat bagi yang
dijenguk maupun yang menjenguk. Bagi si sakit yang dijenguk,
kedatangan kita akan membuatnya terhibur dan merasa
diperhatikan. Selain itu memperoleh doa kesembuah dari yang

6
menjenguk. Bagi yang menjenguk, ia dapat memperoleh
hikmah dari penyakit yang diderita di sakit.
Berikut adab menjenguk orang sakit :
a. Memperhatikan waktu menjenguk
Tidak ada ketentuan untuk menjenguk baik siang atau
malam. Namun hendaknya pilihkah waktu menjenguk yang
tidak mengganggu orang yang sakit dan tidak merepotkan
keluarganya.Jangan sampai kedatangan kita memberatkan
keluarga dan menambah beban hati mereka. Sebaiknya
jangan terlalu lama saat menjenguk. Hal ini agar orang yang
sakit dapat menggunakan waktunya untuk beristirahat.
Namun jika menjenguk lebih dari sekali diperbolehkan
terutama jika orang yang sakit menyukainya.
b. Menjenguk dengan membawa kesenangan

Ketika menjenguk orang yang sakit, hendaklah kedatangan


kita memberikan kesenangan dan keringanan hati bagi
orang yang sakit. karena itu dianjurkan untuk menghibur
orang yang sakit, membawa sesuatu yang mungkin dia
perlukan, dan menasihati tentang derita yang sedang ia
alami.
c. Berwudhu disunahkan bagi orang yang hendak menengok

untuk berwudhu.
d. Menutup Aurat
Wanita boleh menjenguk laki-laki dengan syarat harus
mengenakan pakaian menutup aurat dan aman dari fitnah.
e. Mendoakan orang yang sedang sakit
Saat menjenguk, doakanlah agar diberikan rahmat dan
ampunan, pembersihan dari dosa, dan keselamatan, serta
kesehatan.

7
5. Bagaimana gambaran seorang mukmin dalam mencintai
menyayangi menurut hadist riwayat muslim ?
Jawaban :
Hadist ini menjelaskan tiga pola interaksi yaitu saling mencintai,
saling menyayangi, dan saling berempati. Ketiga kalimat ini
memiliki kemiripan arti tetapi berbeda substansi.
- Saling mencintai
diartikan ketulusan cinta antara individu dengan lainnya.
Secara tersirat, hadis ini melarang umat Islam bersikap tahâsud
(saling dengki) dan tabâghudh (saling membenci) karena
akan melahirkan permusuhan dan perpecahan. Perintah
“saling mencintai” menunjukkan perintah melakukan
perbuatan yang melahirkan rasa saling mencintai seperti
saling berkunjung atau silaturrahim, saling memberi hadiah,
saling menebar salam kepada orang yang dikenal maupun
tak dikenal, saling menasehati kepada kebenaran dan
kesabaran, dan lain sebagainya.
- Saling menyayangi
yaitu ikatan ruhiyah yang kuat, bahkan lebih kuat dari ikatan
persaudaraan atau kekerabatan. Kalimat “Tarâhumihim”
menunjukkan rasa solidaritas dalam mewujudkan cita-cita
bersama dalam membangun dan mensyiarkan Islam. Sikap
“tarâhum” diwujudkan berupa saling membantu dalam hal
kebaikan dan meningkatkan ketaqwaan, serta menolak
kemunkaran. Sehingga jika dilakukan secara kolektif dan
tersistem akan menjadi lebih baik.

8
- Saling mengasihi
yaitu sikap saling berempati dalam meringankan beban dan
penderitaan orang lain. Betapa banyak kaum muslimin yang
belum merasakan ketenangan dan ketentraman hidup akibat
musibah yang berkepanjangan, penindasan penjajahan, dan
lain sebagainya. Demikian pula dalam konteks masyarakat
kita yang sangat membutuhkan uluran tangan untuk
menutupi kebutuhan pangan, pendidikan, dan lain
sebagainya.

6. Bagaimana caranya agar tali persaudaraan di antara sesama


muslim tetap terjaga dengan baik?
Jawaban :
Cara agar tali persaudaraan sesama muslim tetap
terjaga dengan baik adalah:
a. Menyingkirkan segala perbedaan organisasi, pilihan politik,
dan pemahaman fikih, lalu hanya berfokus pada ukhuwah
Islamiyah.
b. Bersikap empati kepada sesama muslim dan selalu
menginginkan kebaikan bagi mereka.
Menjaga persaudaraan sesama muslim wajib kita lakukan agar
negara Indonesia menjadi kuat, karena bila umat Islam Indonesia
terpecah dan berselisih akibatnya negara akan menjadi lemah.
- Singkirkan segala perbedaan pilihan politik atau organisasi.
Inilah yang sering menjadi penyakit muslim di Indonesia.
Sekedar berbeda organisasi lalu tidak mau bergaul dengan
muslim yang beda grup. Bahkan beda fikih menjadi tidak mau
salat di mesjid yang sama. Seharusnya muslim merasakan

9
sesama muslim sama dalam hal keimanan dan hanya
berfokus pada semua persamaan.
- Empati ini sesuai dengan salah satu hadits yang berbunyi:
"Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia
mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk
dirinya”. Artinya apa yang kita sukai untuk diri kita maka kita
harapkan juga bagi orang lain. Kita tidak suka dimusuhi
misalnya, maka kita jangan musuhi orang lain. Kita tidak suka
diganggu orang lain, maka kita pun jangan mengganggu
orang lain.

7. Apa kewajiban kita terhadap aib sesama muslim?


Jawaban :
Islam adalah agama yang sangat indah. Ia mengajarkan
umatnya untuk tidak membuka aib orang lain yang hanya akan
membuat orang tersebut terhina. Islam memerintahkan umatnya
untuk menutupi aib saudaranya sesama muslim. Dan bagi
mereka yang mau menutupi aib saudaranya tersebut, akan
memperoleh keutamaan dari Allah. Sebaliknya, siapa yang
mengumbar aib saudaranya, Allah akan membuka aibnya
hingga aib rumah tangganya. Membuka aib saudara sesama
muslim, menggunjingnya atau bahkan memfitnahnya, hanyalah
akan menghilangkan pahala amal. Sesama muslim adalah
saling bersaudara. Antara yang satu merupakan cermin bagi
yang lainnya. Tidak ada manusia yang sempurna dalam segala
hal. Selalu saja ia memiliki kekurangan dan keterbatasan. Justru
mungkin kekurangan, aib dan kejelekan kita jauh lebih banyak
dari saudara kita yang kita hina dan kita bicarakan
keburukannya itu. Sesama mukmin adalah saling bersaudara,

10
dan menjadi kewajiban untuk saling memperbaiki. Karena itu,
orang yang gemar membicarakan aib orang lain, sebenarnya
tanpa ia sadari ia sedang memperlihatkan jati dirinya yang asli.
Yaitu, tidak bisa memegang rahasia, lemah kesetiakawanannya,
penggosip, penyebar berita bohong. Semakin banyak aib yang
ia sebarkan, maka semakin jelas keburukan diri si penyebar itu.
Cara terbaik adalah saling menjaga kehormatan sesama
saudara kita satu Islam dan satu iman kepada Allah. Sehingga
Allah pun berkenan menjaga kehormatan kita kelak di akhirat.

8. Bagaimana sikap terhadap sesama muslim yang harus di jaga ?


Jawaban :
Sebagai sesama umat Muslim, sudah sepatutnya kita untuk selalu
menjaga sikap satu sama lain. Pasalanya, umat Muslim disatukan
dalam sebuah tiang yang dinamakan ukhwah islamiyah.
Dengan persaudaraan yang erat dapat berdampak dengan
semakin kuatnya tali silaturahmi serta saling berbondong untuk
membantu umat Muslim yang lain saat diterpa kesulitan.
Sikap terhadap Sesama Umat Muslim yang Perlu Dijaga :
- Saling Menghormati
Sesama manusia haruslah saling menghormati satu sama lain
- Saling Menjaga Ucapan
Mulutmu harimaimu. Pepatah seperti ini adalah sebuah
gambaran bahwa ucapan dalam membuat seseorang sakit
hati hingga terjadi perpecahan. Maka dari itu, sudah
sepatutnya sebagai sesama umat Muslim untuk saling
menjaga ucapan.
- Saling Mendoakan Kebaikan

11
Mendoakan menjadi salah satu cara menjaga keutuhan umat
Muslim agar selalu bersatu tanpa terpecah belah. Sebab,
tanpa bantuan dari Allah SWT, semua tidak akan terjadi.

9. Apakah kita sesama muslim diwajibkan untuk saling


menasehati?
Jawaban :
Menasihati satu sama lain antar-Muslim merupakan bagian dari
hak dan adab dalam Islam. Menasihati seseorang Muslim bisa
dilakukan apabila yang bersangkutan memang meminta
dinasihati. Menasihati seorang Muslim apabila diminta adalah
wujud dari kecintaan dan rasa peduli. Nasihat ditujukan untuk
menjauhkan sahabat Muslim yang bersangkutan agar dapat
keluar dari kebuntuan dan tidak keluar dari batas-batas syariat
agama. Sehingga dikatakan saling menasihati antarsesama
Muslim juga merupakan anjuran baik yang termasuk dalam
ibadah. Dakwah dengan nasihat itu dimaksudkan semata-mata
karena rasa peduli dan dilandasi dengan niat karena Allah SWT.

10. Sebutkan hadist tentang mencintai saudara seperti mencintai diri


sendiri beserta penjelasannya !
Jawaban :
Islam adalah agama yang mengajarkan untuk mencintai dan
menyayangi saudara. Rasulullah mengajarkan agar mencintai
saudara seperti halnya mencintai diri sendiri, dalam hadis riwayat
al-Bukhari dan Muslim dijelaskan bahwa Rasulullah SAW berkata:

‫ِلنَ ْف ِس ِاه ي ُِحبا َما ِِل َ ِخي ِاه ي ُِحبَّا َحتَّى أ َ َح ُد ُك ْام يُؤْ ِم ُا‬
‫ن َلا‬

12
“Tidak beriman salah seorang dari kalian sampai mencintai
saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (HR: Bukhari dan
Muslim)
Penjelasan hadist ini sebagai berikut :
 Pertama, ungkapan “tidak beriman” bukan berarti
menjadikan pelakunya menjadi kafir. Ungkapan “tidak
beriman” maksudnya tidak memiliki iman yang sempurna.
 Kedua, ungkapan “mencintai saudara” maksudnya
dalam hal kebaikan. Bukan menyetujui semua
tindakannya meski dalam hal buruk. Kebaikan di sini
mencakup perilaku-perilaku ketaatan dan hal-hal yang
hukumnya mubah, baik urusan dunia maupun akhirat.
Selain itu, kebaikan juga mengecualikan hal-hal yang
dilarang.

11. Bagaimana menumbuhkan sikap rendah hati atau tawadhu


dalam islam, sebutkan ciri beserta keutamaannya ?
Jawaban :
Istilah rendah hati dalam Islam disebut tawadhu. Bersikap rendah
hati kepada setiap orang merupakan salah satu hal yang
dianjurkan dalam Islam. Rendah hati akan mendatangkan
banyak manfaat baik di dunia maupun di akhirat. Dalam Islam
sikap rendah hati ialah suatu sikap di mana seseorang memiliki
kelebihan atas materi, bakat, atau kemampuan namun tidak
menonjolkannya di hadapan orang lain. Sikap rendah hati
sangat berkaitan dengan kesabaran dan jauh dari
kesombongan. Kehidupan orang yang rendah hati pun akan
selalu tenang tanpa kegelisahan. Sikap rendah hati atau

13
tawadhu akan mengangkat derajat seseorang ke yang lebih
tinggi.
Untuk menumbuhkan sikap rendah hati seseorang perlu
menyadari beberapa hal berikut ini :
- Kesadaran akan kefanaan sebagai manusia.
- Mengimani adanya kehidupan setelah kematian
- Menyadari keterbatasan dan kesalahan-kesalahan.
- Menyadari kebutuhan akan bantuan dan bimbingan.
seseorang yang sudah membiasakan diri bersikap rendah hati
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
 Tidak sombong atau takabur
 Mensyukuri atas kelebihan yang dimilikinya
 Santun dan sayang kepada semua orang
 Tidak senang berbuat riya atau pamer
 Menerima segala bentuk nasihat yang baik.
 Mudah bergaul
 Tidak membeda-bedakan dalam berteman.

Keutamaan rendah hati dalam Islam adalah sebagai berikut :


 Mendapatkan pahala dan rahmat-Nya.
 Disenangi oleh banyak orang, baik di rumah, atau pun di
tempat lain.
 Mempunyai banyak teman dan saudara.
 Terhindar dari kebencian dan rasa dendam.
 Memiliki kelebihan ilmu yang bermanfaat, baik bagi diri
sendiri maupun orang lain.

14
12. Apa hukumnya tidak bertegur sapa selama 3 hari dalam islam ?
Jawaban :
Larangan Mendiamkan Saudaranya Lebih Dari Tiga Hari – Hadis
8

‫ث فَ ْوقَا أَخَااهُ يَ ْه ُج َار أ َ ْا‬


‫ن لم ْس ِلما يحلا َلا‬ ‫ن لَياَلا ثَالَ ِا‬ ‫ض يَ ْلتْقَ ِيا َ ِا‬
‫َه َذا فَيُ ْع ِر ُا‬
‫س َال ِام يَ ْب َداأ ُ الَّذِي َو َخي ُْر ُه َما َه َذا َويُ ْع ِر ُا‬
‫ض‬ َّ ‫بال‬
“Tidak halal bagi seorang Muslim mendiamkan saudaranya lebih
dari tiga (hari). Ketika keduanya bertemu, yang ini berpaling dan
yang itu pun berpaling. Yang terbaik di antara keduanya adalah
yang memulai dengan salam.”

bahwa mendiamkan lebih dari 3 hari seorang muslim bertentangan


dengan ajaran Islam. Namun, sebagai manusia kadang-kadang
kita dikuasai hawa nafsu, terkadang bermasalah dengan
saudaranya, maka dia pun marah kepada saudaranya terutama
pada perkara-perkara dunia, entah dia yang salah atau
saudaranya yang salah. Dalam kondisi seperti itu, syariat
mengizinkan seorang muslim untuk mendiamkan/meng-
hajr saudaranya, tidak ingin bertemu dengan saudaranya itu atau
memboikot saudaranya itu. Namun waktu yang diizinkan hanya 3
hari saja. Memperhatikan kondisi kejiwaan manusia yang apabila
marah sulit untuk reda, memaafkan, dan melupakan begitu saja.
Diperlukan waktu/proses agar segala bentuk kemarahan itu reda
dan hilang sehingga kembali ke keadaan normal, bisa menerima,
dan memaafkan kesalahan saudaranya. Oleh karena itu syari’at
memberikan kesempatan baginya untuk melampiaskan atau untuk
membiarkan jiwanya emosi tetapi hanya selama 3 hari saja. Lebih
dari itu tidak boleh karena dia punya kewajiban menyatukan tali
persaudaraan dengan saudaranya sesama muslim. Sehingga

15
setelah 3 hari, dua orang muslim yang tadinya saling mendiamkan
harus sudah saling memaafkan dan bergaul seperti biasa lagi.
Bahkan diberikan pujian, bagi siapa yang memulai untuk menyapa
saudaranya untuk menghentikan hajr tersebut.

13. Mengapa menghina, mencela, atau mengolok-olok orang lain


termasuk dalam dosa besar sebutkan beserta surat yang
menjelaskannya ?
Jawaban :
Menghina, mencela, atau mengolok-olok orang lain termasuk
perbuatan yang terlarang. Allah Ta’ala berfirman,

‫ل آ َمنُوا الَّذِينَا أَي َها يَا‬ ‫ن قَ ْوما يَ ْسخ ْا‬


‫َر َا‬ ‫سى قَ ْوما ِم ْا‬ َ ‫ع‬ َ ‫ن‬ ‫ِم ْن ُه ْام َخي ًْرا يَ ُكونُوا أ َ ْا‬
‫ساءا َو َا‬
‫ل‬ ‫ساءا ِم ْا‬
َ ِ‫ن ن‬ َ ِ‫سى ن‬ َ ‫ع‬
َ ‫ن‬ ‫ن أ َ ْا‬‫ن َخي ًْرا يَ ُك َّا‬ ‫ل ِم ْن ُه َّا‬ ‫س ُك ْام ت َ ْل ِم ُزوا َو َا‬
َ ُ‫أ َ ْنف‬
‫س بِ ْاِل َ ْلقَا ِا‬
‫ب تَنَابَ ُزوا َو َلا‬ ‫وق ِال ْس ُام بِئْ َا‬ ُ ُ‫ان بَ ْع َاد ْالف‬
‫س ُا‬ ‫اْلي َم ِا‬ِْ ‫ن‬ ‫يَتُبْا لَ ْام َو َم ْا‬
‫الظا ِل ُمونَا ُه ُام فَأُولَ ِئ َا‬
‫ك‬ َّ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum


mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang
diolok-olok) itu lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Dan
jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita yang
lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olok) itu
lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah
kamu mencela dirimu sendiri (maksudnya, janganlah kamu
mencela orang lain, pen.). Dan janganlah kamu saling
memanggil dengan gelar (yang buruk). Seburuk-buruk
panggilan ialah (penggilan) yang buruk (fasik) sesudah iman.

16
Dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah
orang-orang yang dzalim.” (QS. Al-Hujuraat [49]: 11)

Bahkan perbuatan tersebut Nabi shallallahu ‘alaihi wa


sallam kategorikan dalam dosa besar. Diriwayatkan dari sahabat
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

‫ابا‬ ُ ُ‫ف‬، ُ‫ُك ْفرا َوقِتَالُ اه‬


ُ ‫سوقا ال ُم ْس ِل ِام ِس َب‬
“Mencela seorang muslim adalah kefasikan (dosa besar), dan
memerangi mereka adalah kekafiran.” (HR. Bukhari no. 48 dan
Muslim no. 64)

Jika seseorang mencela sesama muslim dengan


panggilan-panggilan, dia berhak mendapatkan hukuman dari
penguasa. Jangankan mencela sesama muslim, bahkan
mencela binatang saja Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
melarangnya. Cacian itu seringkali disebabkan karena adanya
pertengkaran dan perselisihan. Dalam masalah ini, hendaknya
kita senantiasa mengingat bahwa saling mencaci yang terjadi di
antara dua orang yang sedang berselisih, dosanya akan
ditanggung oleh pihak yang memulai. Dosa saling mencaci-maki
antara dua orang itu akan ditanggung oleh pihak yang memulai.
Hal ini dengan syarat bahwa pihak yang dicaci itu tidak
melampaui batas, yaitu tidak membalas cacian dengan
kuantitas dan kualitas yang lebih jelek. Jika dia membalas
dengan cacian yang lebih jelek (baik secara kuantitas atau
kualitas), maka dosa melampaui batas itu dia tanggung sendiri,
sedangkan sisanya ditanggung oleh pihak yang memulai. Yang

17
lebih parah lagi adalah ketika seseorang mencela, menghina,
atau memanggil orang lain dengan nama binatang.

14. Apa hukum berburuk sangka terhadap sesama muslim dan


bagaimana cara menghindari prasangka buruk terhadap
sesama muslim ?
Jawaban :
Berprasangka buruk atau suudzon tidak boleh dilakukan
terhadap sesama Muslim ataupun tidak. Sebab, Allah SWT
sangat menentang hal ini karena dapat membuat munculnya iri
hati.
Orang yang memiliki sifat suudzon biasanya selalu mengartikan
setiap kejadian menjadi buruk. Inilah mengapa prasangka buruk
atau suudzon hukumnya dalam Islam adalah dosa.

Allah SWT berfirman dalam QS. al-Hujurat ayat 12 yang artinya:


"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-
sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu
dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang
diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
Taubat lagi Maha Penyayang."
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi diri dari
prasangka buruk atau suudzon sebagai berikut :
a. Perbanyak ibadah dan tawakal
Menjalani ibadah yang dibarengi dengan tawakal atau
berserah diri kepada Allah SWT dapat membuat hati menjadi

18
lebih tenang dan melupakan segala hal-hal buruk, apalagi
berprasangka buruk ke sesama manusia.
b. Persibuk diri dengan hal-hal positif
Melakukan banyak aktivitas positif dianggap dapat bisa
menjadi salah satu cara untuk menghindari diri dari
prasangka buruk. Maka, persibuklah diri dengan hal-hal yang
membuat dirimu berkembang dan tidak merugikan orang
lain.
c. Jauhi diri dari orang yang memberikan pengaruh negatif
Dalam kehidupan sehari-hari, kamu pasti pernah berada di
lingkungan yang suka membicarakan keburukan orang lain
atau hal-hal negatif lainnya. Mulai sekarang, cobalah untuk
mengurangi atau menjauhi orang-orang yang bisa
memberikan pengaruh negatif kepadamu. Hal ini efektif
untuk menghindari diri dari prasangka buruk.

15. Mengapa Islam melarang berbuat curang sesama muslim ?


Jawaban :
Dijelaskan bahwa kecelakaan besar bagi orang yang belaku
curang adalah azab dan kehinaan yang besar pada hari kiamat
disediakan bagi orang-orang yang curang dalam menakar dan
menimbang. Allah SWT telah menyampaikan ancaman yang
pedas kepada orang-orang yang curang dalam menakar dan
menimbang yang terjadi di tempat-tempat jual beli di Makkah
dan Madinah pada waktu itu. Perbuatan seperti itu menunjukkan
adanya sifat tamak, ingin mencari keuntungan bagi dirinya
sendiri walaupun dengan jalan merugikan orang lain. Pada ayat
2 dan 3 surat Al Mutaffifin Allah SWT menjelaskan perilaku orang
yang akan menjadi penghuni neraka. Mereka adalah orang-

19
orang yang ingin dipenuhi takaran atau timbangannya ketika
membeli karena tidak mau rugi. Sebaliknya, apabila menjual
kepada orang lain, mereka akan mengurangi takaran atau
timbangannya. Orang-orang yang mengurangi takaran dan
timbangan mendapat dosa yang besar karena dengan
perbuatan itu, dia dianggap telah memakan harta orang lain
tanpa kerelaan pemiliknya.

16. Bagaimana pergaulan dalam islam yang dapat mencerminkan


akhlak mulia ?
Jawaban :
Islam merupakan salah satu agama yang dianut oleh sebagian
besar masyarakat Indonesia. Dalam ajaran Islam, terdapat adab
dalam bergaul. Tak hanya kepada sesama muslim, kita pun harus
berperilaku baik terhadap semua orang.
Berikut ini ada beberapa adab dalam bergaul :
a. Mengucapkan salam
Dalam ajaran agama Islam, memberi dan mengucapkan
salam adalah salah satu kewajiban manusia di antara sesama
muslim. Mengucapkan salam kepada orang lain merupakan
adab pergaulan yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad
SAW.
b. Memilih teman dalam bergaul
Manusia termasuk makhluk sosial yang kehidupannya tak
lepas dari orang lain. Untuk menjaga agama dan etika sosial,
hendaknya kita memilih dan memilah siapa yang akan
dijadikan teman bergaul. Karena siapa yang menjadi teman
dekat pasti akan memberikan pengaruh baik dalam urusan
agama maupun akhlak seseorang, sebagaimana sabda Nabi

20
Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad:
“Seseorang berdasarkan agama teman dekatnya, maka
hendaknya salah seorang di antara kalian meneliti dengan
siapa dia bergaul.”
c. Mencintai teman karena Allah
Islam adalah agama yang menyerukan cinta, silaturahmi,
dan kasih sayang sesama. Islam juga melarang kita untuk
meninggalkan saudara dalam iman. Salah satu bentuk
kecintaan antar teman adalah dengan melarang atau
meninggalkan satu sama lain ketika ada yang melakukan
kekufuran, sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari: “Tidak ada dua orang yang
mencintai satu sama lain karena Allah, atau karena Islam,
akan membiarkan pelanggaran kecil pertama yang
dilakukan salah satu dari mereka.”
d. Saling tolong-menolong
Saling tolong-menolong antara teman dalam hal kebaikan
dan taqwa sangatlah dianjurkan. Dan terlarang jika saling
memberi bantuan atas dosa. Sebagaimana sabda Nabi
Muhammad SAW riwayat Imam Muslim: “Allah senantiasa
menolong hamba-Nya selama hamba-Nya suka menolong
saudaranya.”
e. Saling menghormati hak teman
Selama bergaul dengan sebaya hendaknya
memperlakukannya dengan baik dan saling menghormati
hak-haknya dan tidak saling mendzalimi. Sebagaimana
sabda Nabi Muhammad SAW riwayat Ahmad, Al-Bukhari,
Muslim, dan Ibnu Majah: “Hak seorang muslim atas muslim
lainnya ada lima, yaitu menjawab salam, menengok orang

21
yang sakit, mengiringi jenazahnya, mendatangi
undangannya, dan mendoakan ‘yarhamukallah’ untuk yang
bersin.”
f. Menjauhi hal yang menimbulkan keburukan
Antar teman hendaknya tidak berprasangka buruk dan
menggunjing, yaitu tidak menyebarkan aib dan
kekurangannya, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-
Qur’an surat Al-Hujurat ayat 12 yang artinya: “Jauhilah
kebanyakan dari prasangka, karena sebagian prasangka itu
adalah dosa. Janganlah kalian saling mencari-cari kesalahan
orang lain, dan janganlah sebagian kalian menggunjing
sebagian yang lainnya, apakah salah seorang di antara
kalian suka memakan bangkai saudaranya yang sudah mati?
Tentu kalian tidak menyukainya.”
g. Menjaga keharmonisan hubungan pertemanan
Ketika terjadi persoalan yang menyangkut harga diri masing-
masing teman hendaknya tetap bertegur sapa. Jika tidak
memungkinkan, Rasulullah SAW memberi ruang maksimal tiga
hari untuk tidak bertegur sapa. Sebagaimana sabda Nabi
Muhammad SAW riwayat Ahmad, Al-Bukhari, Muslim, Abu
Dawud, dan At-Tirmidzi: “Tidak halal bagi seorang muslim
untuk memboikot saudaranya lebih dari tiga hari.”

17. Bagaimana kita menghormati orang yang lebih tua dan


menyayangi orang yang lebih muda ?
Jawaban :
Rasulullah bersabda,

َ ‫ن ِمنَّا لَي‬
‫ْسا‬ ‫يرنَا َي ْر َح ْام لَ ْام َم ْا‬ َ ‫يرن َويُ َوقِِّ ْار‬
َ ‫ص ِغ‬ َ ِ‫َكب‬

22
“Bukan golongan kami orang yang tidak menyayangi yang lebih
muda atau tidak menghormati yang lebih tua.” (HR. at-Tirmidzi
no. 1842 dari shahabat Anas bin Malik)

Terhadap yang lebih tua maka hendaklah kita


menghormati dan memuliakannya, karena mereka memiliki
keutamaan. Adapun terhadap yang lebih muda maka
hendaklah kita menyayangi dan lemah lembut kepadanya,
karena pada diri yang lebih muda akal dan ilmunya masih
kurang. Mereka perlu dibimbing dan dipenuhi kebutuhannya
serta tidak menghukumnya apabila tidak sengaja melakukan
kesalahan.
Demikianlah Islam mengajarkan akhlak mulia, saling
menghormati dan menyayangi antar sesama muslim yang
membuahkan rasa persaudaraan dan persatuan di antara kaum
muslimin.
Di antara bentuk menghormati orang yang lebih tua adalah :
- Mendahulukan orang yang lebih tua dalam berbicara.
- Mendahulukan orang yang lebih tua untuk mendapatkan
tempat duduk dalam majelis.
- Yang lebih muda mengucapkan salam terlebih dahulu
kepada yang lebih tua.
- Mengangkat orang yang paling tua sebagai pemimpin.
Di antara bentuk menyayangi orang yang lebih muda adalah :
- Mencium anak-anak.
- Bercanda dengan anak kecil.
- Mengusap kepala anak kecil.
- Memeluk anak kecil.
- Memberikan buah kepada orang yang paling muda.

23
18. Bagaimana Allah melarang mencela seorang muslim ?
Jawaban :
Rasulullah mengatakan bahwa mencela seorang muslim
merupakan kefasikan. Kefasikan dalam bahasa arab artinya
keluar dari kebenaran. Sedangkan menurut istilah syariat,
kefasikan lebih besar (berat) daripada sekedar kemaksiatan.
Orang yang mencela dan mencaci muslim yang lain
(saudaranya) baik karena aib yang ada padanya ataupun aib
yang tidak ada padanya maka dia telah melakukan suatu
kefasikan. Padahal seharusnya seorang muslim menutupi aib
saudaranya, bukan malah mengumbarnya, apalagi
menuduhnya dengan aib yang tidak ada pada dirinya. Selain
itu, kewajiban seorang muslim adalah menjaga lisannya. Namun
para ulama mengecualikan, ada orang muslim yang boleh
dicela yaitu orang yang memang telah ‘melepaskan pakaian
rasa malunya’. Orang yang mencelanya tidaklah menjadi fasik.
Misalnya orang yang menampakkan maksiatnya dan
menggembar-gemborkan kerusakannya. Orang yang
menampakkan kemaksiatannya dan bangga dengan maksiat
yang dilakukannya, tidak masalah orang banyak membicarakan
kejelekannya, karena dia sendiri yang telah mengumbar aibnya.
Adapun yang dilarang adalah mencela seorang muslim yang
lahirnya baik, bahkan selaiknya kita berusaha menutup aibnya
jika kita mengetahuinya.

24
19. Apa Hukum orang yang tidak menepati janji ?
Jawaban :
Umat Islam tidak dilarang untuk berjanji atau membuat
perjanjian dengan orang lain dalam konteks positif. Setelah
melontarkan janji, artinya sudah terjadi kesepakatan atara dua
belah pihak atau lebih yang wajib untuk dipenuhi. Seorang
muslim yang selalu ingkar janji termasuk golongan yang
mengkhianati Allah SWT dan Rasulullah SAW. Ingkar janji
merupakan perbuatan yang tidak terpuji karena dapat
mengundang rasa sakit hati dari orang yang dibohongi. Selain
merugikan orang lain, perbuatan ini juga merugikan diri sendiri.
Untuk menghindari terjadinya ingkar janji, sebaiknya seseorang
tidak mudah mengumbar janji.
Bukan hanya Allah SWT yang melaknat muslim yang tidak
menepati janji. Bahkan, malaikat dan seluruh manusia pun turut
melaknatnya. Begitu besar dosa bagi orang yang mengingkari
janji.
Sebagaimana hadits dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata, Rasulullah
SAW bersabda:
"Barang siapa tidak menepati janji seorang muslim, niscaya ia
mendapat laknat Allah, malaikat, dan seluruh manusia. Tidak
diterima darinya taubat dan tebusan." (HR. Bukhari dan
Muslim).

Banyak kerugian yang didapatkan ketika seorang muslim


melakukan ingkar janji secara sengaja. Perbuatan ini bahkan
dikategorikan dalam teman setan. Ingkar janji sejatinya adalah
perbuatan setan dalam mengelabui manusia. Setan akan

25
merasakan kesenangan saat manusia berhasil termakan janji-
janji kosongnya.
Orang yang ingkar janji juga termasuk dalam golongan orang-
orang munafik. Orang yang berjanji tidak berdosa, akan tetapi
orang yang melanggar janjinya akan dikenakan dosa besar.
Maka dari itu, menepati janji hukumnya wajib.

20. Apa dosa seorang muslim yang tidak membayar hutang ?


Jawaban :
Membayar utang dalam Islam hukumnya wajib dan tidak boleh
menunda-nunda untuk melunasinya. Orang yang berutang dan
tidak membayarnya padahal mampu maka akan
mendapatkan dosa.
Dalam ajaran Islam, orang yang berutang dan memberi utang
diatur dan dicatat dengan baik agar tidak terjadi masalah di
kemudian hari. Selain itu, orang yang meminjam uang atau
berutang harus mempunyai niat kuat mengembalikannya.
Jika tidak bisa melunasi utang sesuai batas waktu yang telah
ditentukan hendaknya dimusyawarkan antara kedua pihak,
sehingga tidak terjadi konflik. Sebab, banyak konflik akibat tidak
membayar utang tepat waktu hingga berujung pada
pembunuhan. Utang yang tidak dibayar juga merusak tali
silaturahim. Bahayanya lagi orang yang meninggal dunia masih
menyisakan utang akan menghalanginya masuk surga dan
dosanya tidak diampuni sebelum utang tersebut dibayar.
Berikut dosa orang yang tidak bayar utang :
- Tidak Masuk Surga
Orang yang meninggal dunia namun masih punya
tanggungan utang maka tidak masuk surga.

26
- Orang yang Berutang Jiwanya Masih Tergantung
- Pahalanya Diambil untuk Bayar Utang
Bagi orang yang sudah meninggal namun belum melunasi
utangnya maka pahalanya selama hidup akan diambil
untuk membayar utang tersebut.

21. Mengapa kita harus saling memaafkan dalam islam ?


Jawaban :
Maaf dan memaafkan sudah menjadi anjuran baik yang
diajarkan dalam agama Islam. Bahwa sesama manusia harus
saling memaafkan atas kesalahan yang pernah dilakukan. Di
mana orang yang melakukan kesalahan harus mengakui dan
memohon maaf dengan tulus, begitu pula dengan orang yang
mendapatkan perlakuan buruk juga wajib memaafkan dengan
ikhlas.
Maaf dan memaafkan seharusnya bukan sekadar kata
yang terucap melainkan harus dihayati dengan hati. Dalam hal
ini, terdapat tingkatan dalam maaf dan memaafkan yang
dianjurkan oleh umat muslim. Tingkatan ini berupa menahan
amarah, memaafkan, dan berbuat baik terhadapnya. Tiga
tingkatan tersebut dianjurkan bagi setiap umat muslim ketika
mengalami perlakuan atau perbuatan buruk dari seseorang.
Tingkatan ini dapat menghindarkan Anda dari sikap-sikap yang
dapat merusak persaudaraan antar sesama manusia.
Dalam anjuran maaf dan memaafkan, pertama perlu
dipahami terlebih dahulu syarat memohon maaf dan
memaafkan. Pertama, orang yang ingin memohon maaf harus
menyesali perbuatan terlebih dahulu, baru kemudian memohon
maaf atas kesalahan yang telah dilakukan pada seseorang.

27
Permintaan maaf tersebut harus disertai dengan niat untuk tidak
mengulangi lagi di kemudian hari. Selain itu, Anda juga perlu
memohon maaf sambil mengembalikan hak dari seseorang
yang pernah diambil. Dengan begitu, orang yang mau
memaafkan berarti mampu menghilangkan noda dan bekas
luka di hatinya. Barulah, maaf diterima dengan baik dan
hubungan dengan orang tersebut masih dapat terjalin dengan
baik.

22. Apa ganjaran dari Allah SWT jika kita menutupi kesalahan atau
aib orang lain ?
Jawaban :
Perilaku membuka dan menyebarkan aib orang lain
merupakan suatu perkara yang buruk . Dalam Islam, menutupi
aib orang lain memiliki keutamaan . Bahkan, Allah berjanji akan
menutupi aib hamba-Nya, jika ia juga berusaha untuk menutupi
aib orang lain. Tak hanya aib orang lain, bahkan aib sendiri saja
tak sepantasnya untuk diumbar , karena Allah yang Maha
Pengampun sejatinya telah menutupi aib hamba-Nya. Hanya
saja terkadang manusia menjadi lalai.
Betapa baiknya Allah pada hamba-Nya, bahkan hanya
Dia lah yang berhak untuk menutup dan membuka aib kita.
Namun, Allah memilih untuk menutup aib hamba-hamba-Nya,
sampai manusia sendiri yang akhirnya lalai dan membukanya.

Keutamaan bagi hambaNya dalam perkara menutupi aib orang


lain ini, di antaranya :
 Allah akan menutupi aibnya di akhirat

28
Keutamaan yang pertama apabila sesorang menutupi aib
orang lain adalah, Allah akan menutupi aib orang tersebut
di akhirat nanti.
 Allah akan tutup aibnya di dunia
Bahwa Allah akan menutupi aib dia di dunia selagi orang
tersebut berusaha untuk menutupi aib orang lain.
 Seperti menghidupkan bayi
Saat seseorang berusaha untuk menutupi aib orang lain
maka dalam sebuah hadis dikatakan bahwa ia seperti
menghidupkan bayi yang dikubur hidup-hidup.

Selain itu, ada yang lebih utama yakni menutup aib orang lain
akan mengantarkan kita masuk ke dalam surganya Allah.
Sebagaimana Ath-Thabrani meriwayatkan dalam al-Ausath dan
ash-Shaghir dengan sanadnya dari Abu Sa'id al-Khudri RA ia
berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang
Muslim melihat aurat (cacat) saudaranya lalu menutupinya
kecuali pasti akan masuk surga."

23. Apa yang harus dilakukan ketika orang lain sedang bicara ?
Jawaban :
Apabila ada dua orang yang sedang mengobrol, maka
tidak boleh ikut campur apabila dia tidak ingin pembicaraan
mereka didengarkan. Demikian pula mencuri pembicaraan, jika
mereka sedang terlibat dalam pembicaraan rahasia maka
haram hukumnya kita ikut mendengarkannya secara sembunyi-
sembunyi.
Terlalu banyak urusan pribadi yang akan ditelantarkan
apabila kita menyibukkan diri mengurusi hal-hal yang bukan

29
merupakan urusan kita. Apalagi hal tersebut merupakan urusan
orang lain yang dia tidak ingin jika ada orang lain yang
mengetahuinya. Padahal berlepas diri dari urusan orang lain
justru akan membuat hati kita semakin lapang karena tidak
menambah beban pikiran kita. Kecuali apabila terpaksa kita
harus tau maka kita boleh ikut serta membantu mencarikan
solusi. Oleh karena itu hendaknya kita berusaha menghindari
pembicaraan-pembicaraan yang di sana membahas urusan
orang lain, yang bisa menjerumuskan kita ke dalam dosa dan
hanya menambah keruh dan beban di pikiran kita.

24. Apa keutamaan menolong dan memudahkan urusan sesama


muslim ?
Jawaban :
Umat Islam dianjurkan untuk saling tolong menolong dan
memudahkan urusan orang lain. Dengan demikian, Allah akan
melepaskan dirinya dari satu kesusahan pada hari kiamat kelak,
serta akan memudahkannya di dunia dan akhirat.
Menolong dan memudahkan urusan orang lain juga memiliki
beberapa keuatamaan. Di antaranya mengacu kepada kisah
Rasulullah yang tertuang dalam dalam hadits yang diriwayatkan
Imam Thabrani berikut :
“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah manusia yang
paling banyak bermanfaat dan berguna bagi manusia yang
lain. Sedangkan perbuatan yang paling dicintai Allah adalah
memberikan kegembiraan kepada orang lain atau menghapus
kesusahan orang lain, atau melunasi utang orang yang tidak
mampu untuk membayarnya, atau memberi makan kepada
mereka yang sedang kelaparan dan jika seseorang itu berjalan

30
untuk menolong orang yang sedang kesusahan itu lebih aku
sukai daripada beri’tikaf di masjidku ini selama satu bulan.” (HR.
Thabrani).

Selain itu, memberikan bantuan juga dapat menolak bala,


sebagaimana dinyatakan, “Sedekah itu dapat menolak tujuh
puluh pintu bala.” (HR Thabrani).

Pertolongan Allah kepada seseorang juga tergantung pada


pertolongan yang dilakukannya antar manusia. “Sesungguhnya
Allah akan menolong seorang hamba-Nya selama hamba itu
menolong orang lain.” (Hadits Muslim, Abu Daud Dan Tirmidzi).

25. Bagaimana cara membalas kebaikan orang lain yang


dianjurkan dalam islam ?
Jawaban :
Merasa bersyukur dan berterima kasih ketika menerima
kebaikan orang lain merupakan sebuah akhlak terpuji yang
sebaiknya dimiliki oleh setiap muslim. Sebagaimana kita merasa
senang dengan kebaikan orang tersebut, kita pun hendaknya
membalas dengan kebaikan yang sama.
Perintah untuk membalas kebaikan orang lain juga disebutkan
dalam sebuah hadis Rasulullah yang berbunyi:
“Siapa saja yang diperlakukan dengan baik oleh orang lain,
maka sebaiknya dia membalasnya. Jika tidak ada sesuatu yang
dia punya untuk membalasnya, maka pujilah dia (si pemberi
kebaikan). Jika seseorang memujinya, maka berterima kasihlah.
Tapi jika dia menyembunyikannya (tidak mengucapkan terima

31
kasih dan memuji) artinya dia sudah mengingkari (kebaikan
saudaranya).” (HR Muslim).

Ketika seseorang melakukan kebaikan baik dengan tenaga,


waktu dan harta yang dimilikinya tanpa imbalan, pasti akan ada
rasa berat. Dan saat seseorang melakukannya dengan tulus
pada kita, hendaklah kita membalas sebagai bentuk rasa syukur.
Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk membalas
kebaikan orang lain seperti :
 Mengucapkan Terima Kasih
Anjuran untuk mengucapkan terima kasih saat menerima
kebaikan sudah disebutkan dalam hadis sebelumnya.
Selain itu, ada juga hadis lain bernada serupa yang
artinya:

“Siapa saja yang memperoleh kebaikan dari orang lain,


hendaklah dia berkata Jazakallah khairan. Itu adalah
sebuah cara untuk memuji orang tersebut.” (HR Tirmidzi).
Apa pun yang diberikan oleh saudara kita baik
berupa waktu, harta, tenaga, atau kebaikan yang lain,
ucapkanlah terima kasih.
 Membalas Pemberian Tersebut
Selain mengucapkan terima kasih, membalas kebaikan
juga bisa kita lakukan dengan melakukan hal yang sama
kepada orang tersebut.
 Doakan Orang Tersebut
Jika ternyata tidak memungkinkan untuk membalas
kebaikannya, maka cara lain yang bisa dilakukan adalah
dengan mendoakan orang tersebut. Anjuran ini dijelaskan

32
dalam sebuah hadis dari Abdullah Bin Umar Radhiyallahu
‘anhu bahwasanya Rasulullah bersabda:
“Siapa saja yang meminta perlindungan dengan
menyebut nama Allah, mala lindungilah dia. Siapa saja
yang meminta dengan nama Allah, maka berilah. Siapa
saja yang mengundang kalian, hadirilah. Dan siapapun
yang berbuat kebaikan kepada kalian maka balaslah.
Kalau kamu tidak punya sesuatu yang bisa kamu berikan
untuk membalasnya maka doakanlah dia sampai kalian
merasa seolah-olah kalian sudah membalas
kebaikannya.” (HR Abu Daud).

26. Sebutkan hadis yang memuat tentang anjuran untuk saling


nasehat-menasehati !
Jawaban :
a. Terdapat Hadis dari Tamim Ad Dariy radhiyallahu’anhu,
Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :

‫ قلنا النصيحة الدين‬: ‫ قال ؟ لمن‬: ‫وِلئمة ولرسوله ولكتابه هلل‬


‫وعامتهم المسلمين‬

“Agama adalah nasehat”. Para sahabat bertanya: “Untuk


siapa?”. Beliau menjawab: “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-
Nya, para pemimpin kaum muslimin dan umat muslim
seluruhnya” (HR. Muslim).
b. Dari Uqbah bin 'Amr radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW
bersabda:

33
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia
akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang
mengerjakannya." (HR. Muslim)
c. Umar bin Khathab radhiyallahu 'anhu berkata :
"Tidak ada kebaikan pada kaum yang tidak saling
menasehati, dan tidak ada kebaikan pula pada kaum
yang tidak mencintai nasehat." (Al-Istiqomah)
d. Dari Abu Darda radhiyallahu 'anhu, beliau berkata :
"Bila salah seorang temanmu berubah dan berbuat dosa,
maka janganlah meninggalkannya dan membuangnya,
tapi nasehatilah dengan nasehat yang terbaik, dan
bersabarlah karena saudaramu itu terkadang bengkok
dan terkadang lurus." (Hilyatul Auliya)
e. Imam Al-Fudhail bin 'Iyadh rahimahullah berkata:
"Seorang mukmin itu biasa menutupi aib saudaranya dan
menasehatinya. Sedangkan orang fajir (pelaku dosa) biasa
membuka aib dan menjelek-jelekkan Saudaranya." (Jami'ul
Ulum wal Hikam)

27. Apa saja manfaat silaturahmi dalam islam ?


Jawaban :
 Melapangkan rezeki
Ada kalanya seseorang mengalami kesulitan dalam mencari
rizki. Mudah bagi Allah memberikan rizki bagi hambanya
bahkan dari arah yang tidak diduga-duga.
 Memperpanjang umur
Setiap manusia tentu ingin diberikan umur yang panjang,
sebab dengan panjangnya umur akan memperbanyak
kesempatan untuk berbuat kebaikan. Manusia juga

34
tempatnya salah dan lupa, maka dari itu dengan umur yang
panjang akan memilik kesempatan untuk bertaubat atas
dosa-dosa yang telah lalu.
 Menghibur kerabat
Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan
satu sama lain. Dengan bersilaturahmi bisa menghibur dan
membantu kerabat yang sedang kesulitan. Terkadang ada
orang yang segan meminta bantuan padahal ia
membutuhkan, sebagai kerabat sudah seharusnya untuk
membantu tanpa harus menunggu diminta.
 Sebagai Tanda Ketaatan Kepada Allah
Silaturahmi adalah salah satu ajaran yang diperintahkan oleh
Allah.
 Menghilangkan perselisihan
Seringkali perselisihan antar saudara maupun kerabat terjadi,
bisa karena perbedaan pilihan, prinsip atau bahkan masalah
ekonomi. Meski demikian Allah melarang untuk memutuskan
hubungan tali silaturahmi.
 Mendapatkan Rahmat
Mencari rahmat Allah adalah bentuk usaha kita sebagai
umat muslim untuk mendapatkan tempat terbaik di yaummul
akhir nanti. Salah satu amalan yang paling mudah agar
mendapat rahmat Allah adalah dengan menyambung tali
silaturrahim.
 Masuk Surga
Tidak ada balasan lain yang lebih besar balasannya
daripada surga. Menyambung tali silaturahmi bukan hanya
sekadar urusan kita dengan kerabat, tetapi juga sebagai

35
bentuk ikhtiar dan ketaatan atas apa yang Allah
perintahkan.

28. Sebutkan perintah dalam Alquran dan hadist yang menerangkan


pentingnya silaturahmi dalam Islam !
Jawaban :
Menjalin silaturahmi antar sesama manusia sangat dianjurkan,
karena merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat
disukai Allah SWT.
Dalam hadist riwayat Bukhari dan Muslim, seseorang yang
menyambung silaturahmi termasuk dalam golongan orang
beriman. Dalam hadist tersebut Rasulullah SAW bersabda :
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka
hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir maha hendaklah ia
menyambung hubungan silaturahmi.”(H.R. Bukhari & Muslim).
Selain hadits di atas, Allah SWT juga menerangkan dalam Al-
Quran surat An-Nisa ayat 1, bahwa orang yang menyambung
silaturahmi termasuk golongan orang yang bertakwa. Alllah SWT
berfirman :
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kamu kepada Tuhan-Mu
yang telah menciptakan kmau dari nafs yang satu (Adam), dan
darinya Allah menciptakan pasangannya (Hawa), dan dari
keduanya Allah mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan
yag banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan
menggunakan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain,
dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah
selalu menjaga dan mengawasi kamu”. (QS. An-Nisa:1).

36
29. Apa Janji Allah bagi orang yang menyambung silaturahmi ?
Jawaban :
Allah SWT menjanjikan pahala dan keberkahan bagi setiap
hamba yang senantiasa menjaga tali silaturahmi. Janji Allah
tersebut salah satunya adalah mendekatkan surga kepada
hamba yang mampu menjaga silaturahmi dengan sesamanya.
Sebagaimana tertuang dalam hadis berikut :
"Engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukan sesuatu
dengan-Nya, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan
menyambung tali silaturahmi." (HR. Bukhari dan Muslim).

Balasan bagi siapa saja yang mampu menunaikan


kewajibannya sebagai seorang hamba adalah ia didekatkan
kepada surga dan dijauhkan dari panasnya api neraka.
Silaturahmi tidak hanya memberikan keberkahan dan
kebahagiaan bagi pelakunya. Para kerabat dan keluarga yang
dikunjungi pun tidak luput dari rasa bahagia ketika mendapati
bahwa keluarganya masih peduli dan memegang teguh rasa
persaudaraan.

30. Apa dosa memutus silaturahmi ?


Jawaban :
Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga tali
persaudaraan. Setiap individu diwajibkan menjalin silaturahmi
dengan siapa pun. Karena menjadi kewajiban, maka
memutuskan tali silaturahmi merupakan dosa besar dan sangat
tidak disukai oleh Allah Swt.
Allah Swt berfirman dalam Al-Quran surah An-Nisa ayat 1 yang
artinya,

37
"Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim."

Silaturahmi dalam istilah syariat adalah berkunjung dan


bertemu dengan orang lain. Namun, lebih tepatnya lagi
silaturahmi mengandung makna berbuat baik kepada kerabat
dengan berbagai bentuk kebaikan.
Silaturahmi merupakan sebuah syariat yang agung. Jadi,
harus selalu diperhatikan dan dijaga oleh setiap manusia. Untuk
diketahui juga, bahwa memutus silaturahmi akan mendapatkan
konsekuensi yang tidak ringan.
Berikut yang akan kita alami jika memutus tali silaturahmi :
- Dilaknat oleh Allah Swt
- Seperti memakan bara api
- Tidak terkabulnya doa
- Hukumannya disegerakan di dunia
- Putusnya rahmat dari Allah Swt
- Jauh dari surga

38

Anda mungkin juga menyukai