Anda di halaman 1dari 9

Oleh :

ANDRIKO,M.E.Sy
WILAYAH
AL-HISBAH
isni s
ti ka B
E m
D a l a
Islam
PENGERTIAN
Etimologi
• Wilayah : kekuasaan,
kewenangan.
• Al-Hisbah : (Akar kata :
kalkulasi, berpikir, memberi
opini, pandangan), dan makna
Al-Hisbah berarti imbalan,
pengujian, melakukan suatu
perbuatan baik dengan penuh
perhitungan
Terminologi
Ibnu Taimiyah
• Adapun yang dimaksud dengan al-muĥtasib
adalah yang diberi wewenang untuk
menjalankan amar ma`rūf dan mencegah
yang mungkar, tidak termasuk wewenang
peradilan, pejabat administrasi dan
sejenisnya.
Nicole Ziadeh
• sebuah kantor atau lembaga yang berfungsi
untuk mengontrol pasar dan moral secara
umum
DAKAR HUKUM MENGENAI
AL - HISBAH
1. QS. Ali Imran 104
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang
munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. “

2. HR. Muslim
“Barang siapa di antara kamu yang melihat suatu
kemungkaran, maka hendaklah ia mencegahnya
dengan tangannya, jika ia tidak mampu
mencegahnya dengan tangannya, maka dengan
perkataannya, jika ia tidak mampu mencegahnya
dengan perkataannya, maka hendaklah ia
mencegahnya dengan hatinya. Dan itulah yang
selemah-lemahnya iman. “
WEWENANG DAN
KEKUASAAN WILAYAH
HISBAH
 Imam Al-Gazali memaparkan tingkatan dalam mengambil
tindakan yang dilakukan oleh al-muĥtasib:
1. Menyadarkan atas buruk baiknya suatu perbuatan, metode yang
digunakan adalah nasehat
2. Memperingatkan agar mengerjakan perbuatan yang ma`ruf dan
menjauhi perbuatan yang mungkar
3. Mengancam dengan hukuman, baik dengan menyebutkan
hukuman-hukuman Tuhan maupun hukuman-hukuman negara
4. Berkata keras kalau perlu menghardiknya supaya ia sadar atas
kesalahannya
5. Menyuruh atau melarang sesuatu dengan tangan, jika pihak
yang bersalah masih tidak dapat disadarkan dengan ancaman. Al-
Muĥtasib bisa juga menggunakan tangan atau kekuasaan (al-
tagyir bi al-yad).
6. Memberikan tindakan prefentif untuk
menyadarkannya seperti melarang berjualan di
pasar, mengusir penghuni rumah yang tidak
memiliki izin resmi, dan sebagainya
7. Menggunakan sebatan/cambuk dan menahan (al-
jild wa al-habs). seperti makan secara terbuka
pada bulan Ramadhan, memperlihatkan aurat,
dan meminum minuman keras secara terbuka.
Kesemuanya dilakukan tanpa adanya rasa segan
pada orang banyak. Tindakan diatas baru boleh
dilakukan apabila segala upaya lain tidak
berhasil. Pemukulan tersebut juga dilakukan
dengan tidak membahayakan anggota tubuhnya.
8.Menggunakan para aparat keamanan atau kekuatan
senjata. Tindakan ini perlu dilakukan jika orang
yang melanggar undang-undang itu orang yang kuat
atau berkuasa dan mencoba melawan dengan
menggunakan kekerasan/jalur hukum
9.Mengenakan berbagai bentuk hukuman ta`zir.
Hukuman ta`zir ini boleh dilaksanakan dengan
berbagai bentuk baik itu memukul, menyingkirkan,
menjatuhkan atau mengumumkan kesalahan orang
tersebut di khalayak ramai. Kekuasaan ta`zir ini
diserahkan kepada al-muhtasib dan hukuman yang
dijatuhkan setimpal dengan kesalahan yang
dilakukan  
TUGAS MUHTASIB SECARA
UMUM
 Secara umum wewenang wilayah al-
hisbah dapat dibagi kepada tiga bagian
yang dikaitkan dengan al-amru bi al-
ma`ruf wa nahy an al-munkar, yaitu
1. Perkara yang berkaitan dengan hak Allah
2. Perkara yang berkaitan dengan hak
Manusia
3. Perkara yang berkaitan dengan hak Allah
dan Manusia
WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai