RIZKI HALAL
(Bisa) Dapat (Bisa) Tidak dapat (Bisa) Dapat (Bisa) Tidak dapat
YANG BENAR
BAGIAN 2: IKHTIAR MENCARI RIZKI
ﺚ ِﰲ َرْو ِﻋﻲ إِ ﱠن ﻧَـ ْﻔ ًﺴﺎ َ إِ ﱠن ُرْو َح اﻟ ُﻘ ُﺪ ِس ﻧَـ َﻔ
ﻓَﺎﺗﱠـ ُﻘ ْﻮا، ت َﺣ ﱠﱴ ﺗَ ْﺴﺘَ ْﻜ ِﻤ َﻞ ِرْزﻗُـ َﻬﺎ َ ﻻَ َﲤُْﻮ
ﺐِ ََﲨﻠُﻮا ِﰲ اﻟﻄﱠﻠ ِْ اﷲ وأ
ْ ََ
“Sesungguhnya ruh qudus (Jibril),
telah membisikkan ke dalam
batinku bahwa setiap jiwa tidak
akan mati sampai sempurna ajalnya
dan dia habiskan semua jatah
rizkinya. Karena itu, bertakwalah
kepada Allah dan perbaguslah cara
dalam mengais rizki.”
(HR. Musnad Ibnu Abi Syaibah 8: 129 dan TAKWA DAN
Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir 8: 166)
PERBAGUS
CARA
BAGIAN 2: IKHTIAR MENCARI RIZKI
Ibnul Qayyim rahimahullah
berkata:
“Siapa yang bertakwa pada
Allah, maka ia akan
mendapatkan kelezatan dan
kenikmatan akhirat. Siapa
yang menempuh jalan yang
baik dan memperbagus
dalam mencari rizki, maka
akan lepas dari rasa penat
MASLAHAT dalam mengejar dunia”.
AKHIRAT, (Lihat Al-Fawaid, hlm. 96)
MASLAHAT
DUNIA BAGIAN 2: IKHTIAR MENCARI RIZKI
KEWAJIBAN KITA
BUKAN HANYA MENCARI RIZKI
JANGAN MENGHABISKAN WAKTU
JANGAN MENGHALANGI KEWAJIBAN LAIN
BAGIAN 2: IKHTIAR MENCARI RIZKI
“Jika engkau tidak bisa
meraih sesuatu dari dunia ini
pada hari ini, maka
berpikirlah sesungguhnya
engkau akan hidup lama dan
akan dapat meraihnya esok
hari.
Sedangkan terhadap apa
yang terkait dengan akhirat,
engkau hendaknya bersegera BEKERJALAH
meraihnya”. UNTUK DUNIAMU
Syekh Muhammad Mutawalli asy-Sy’rawi, SEOLAH KAU
Tafsir asy-Sya’rawi (Akhbarul Yaum, 1991,
jilid 3 hal. 1752)
HIDUP
SELAMANYA
Ibnul Qayyim berkata,
“Fokuskanlah pikiranmu untuk
memikirkan apapun yang
diperintahkan Allah kepadamu.
Jangan menyibukkannya dengan
rizki yang sudah dijamin untukmu.
Karena rizki dan ajal adalah dua hal
yang sudah dijamin, selama masih
ada sisa ajal, rizki pasti datang.
Jika Allah berkehendak menutup
salah satu jalan rizkimu, Dia pasti
RIZKI DITUTUP, membukakan jalan lain yang lebih
YAKIN MASIH bermanfaat bagimu”.
ADA PINTU YANG (Kitab Al-Fawaid, hal: 57)
LAIN
BAGIAN 2: IKHTIAR MENCARI RIZKI
SABAR DENGAN YANG HALAL
Ibnu ‘Abbas ra berkata:
“Seorang mukmin dan seorang fajir (yang gemar maksiat) sudah
ditetapkan rizki baginya dari yang halal. Jika ia mau bersabar
hingga rizki itu diberi, niscaya Allah akan memberinya. Namun
jika ia tidak sabar lantas ia tempuh cara yang haram, niscaya
Allah akan mengurangi jatah rizki halal untuknya.”
(Hilyatul Auliya’, 1: 326)
BAGIAN 2: IKHTIAR MENCARI RIZKI
ﺾ ِﰲ اﻟﱢﺮْزِق
ٍ ﻀ ُﻜ ْﻢ َﻋﻠَﻰ ﺑَـ ْﻌ ﺑ ﻞ ﻀ
ﱠ ﻓ
َ ﻪﱠ
َ ْ َ َ ُ َواﻟﻠ
ﻌ ـ
“Dan Allah melebihkan sebahagian
kamu dari sebagian yang lain dalam
hal rizki.” (QS. An Nahl, 16:71)
MISKIN
BAGIAN 3: UKURAN KEMULIAAN DIRI
اﻹﻧْ َﺴﺎ ُن إِ َذا َﻣﺎ اﺑْـﺘَ َﻼﻩُ َرﺑﱡﻪُ ﻓَﺄَ ْﻛَﺮَﻣﻪُ َوﻧَـ ﱠﻌ َﻤ ُﻪ
ِْ ﻓَﺄَﱠﻣﺎ
َوأَﱠﻣﺎ إِ َذا َﻣﺎ اﺑْـﺘَ َﻼﻩُ ﻓَـ َﻘ َﺪ َر َﻋﻠَْﻴ ِﻪ. ﻮل َرﱢﰊ أَ ْﻛَﺮَﻣ ِﻦ ُ ﻓَـﻴَـ ُﻘ
ﻮل َرﱢﰊ أ ََﻫﺎﻧَ ِﻦ ُ ِرْزﻗَﻪُ ﻓَـﻴَـ ُﻘ
“Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya
lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya
kesenangan, Maka dia akan berkata: “Tuhanku
telah memuliakanku”. Adapun bila Tuhannya
mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia
berkata: “Tuhanku menghinakanku“.
(QS. Al Fajr, 89:15-16)
Ibnu Katsir berkata, “Dalam ayat tersebut, Allah
Ta’ala mengingkari orang yang keliru dalam
memahami maksud Allah meluaskan rizki. Allah
sebenarnya menjadikan hal itu sebagai ujian.
KAYA
Namun dia menyangka dengan luasnya rizki
tersebut, itu berarti Allah memuliakannya.
MISKIN
Sungguh tidak demikian, sebenarnya itu
hanyalah ujian.
UJIAN
BAGIAN 3: UKURAN KEMULIAAN DIRI
BANYAK BERSYUKUR,
SEMPIT BERSABAR
2-2 NYA KEBAIKAN, 2-2 NYA UJIAN
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya
urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin.
Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya.
Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik
baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)