Anda di halaman 1dari 2

Perbedaan Pertumbuhan Fisik Anak Laki-Laki Dan Perempuan

Pubertas merupakan fase peralihan yang menjembatani masa anak ke masa dewasa. Fase transisi ini ditandai dengan berbagai
macam perubahan, baik dari segi fisik, biologis, maupun psikis.

Pubertas Pada Anak Perempuan


Pubertas pada perempuan terjadi lebih awal dibandingkan laki-laki. Biasanya, anak perempuan akan memasuki fase pubertas ketika
menginjak usia 8-13 tahun.

Pubertas pada anak perempuan dimulai dengan munculnya pertumbuhan payudara atau disebut breast budding. Penonjolan puting
disertai pembesaran daerah areola yang berlangsung sekitar umur 8-12 tahun.

Pada tahapan ini, payudara akan tumbuh menyerupai gunung kecil yang terkadang terasa sakit jika bersentuhan dengan baju maupun
saat tak sengaja tersentuh.

Rasa nyeri tersebut pun dapat timbul secara spontan. Jika anak perempuan mengalami pertumbuhan payudara kurang dari usia 8
tahun, maka mungkin anak akan mengalami pubertas prekoks, sedangkan jika sampai usia 13 tahun belum mengalaminya maka
disebut pubertas terlambat.

Perlu digarisbawahi, pubertas pada anak harus terjadi dalam tahapan yang timbul berurutan. Setelah mengalami pertumbuhan
payudara diikuti tumbuhnya rambut pubis atau kemaluan, pubertas anak perempuan diakhiri dengan menstruasi.

Pada umumnya, menstruasi akan dialami anak perempuan setelah ia mengalami pertumbuhan payudara. Menstruasi pertama atau
menarche yang terjadi pada remaja perempuan ini sangat bervariasi antar individu, dengan rata-rata terjadi pada usia 10,5-15,5 tahun.

Anak perempuan yang memasuki fase pubertas juga akan mengalami pelebaran pinggul. Adapun rahim dan vagina berkembang
bersamaan dengan payudara, dengan labia dan klistoris juga ikut membesar.

Selain terjadi tanda-tanda seks sekunder, anak juga akan mengalami pacu tumbuh. Pada fase pubertas, terjadi percepatan
pertumbuhan dan tinggi badan anak bertambah lebih cepat.

Pada fase ini, pertambahan tinggi badan maksimal anak perempuan mencapai 9 cm per tahun, dengan total pertambahan tinggi badan
selama pubertas sekitar 20-25 cm.

Pada anak perempuan, pacu tumbuh dimulai bersamaan dengan mulainya pertumbuhan payudara. Adapun menstruasi menunjukkan
pertambahan tinggi badan anak telah mendekati akhir.

Pubertas Pada Anak Laki-Laki


Anak laki-laki mulai mengalami pubertas saat berusia 9-14 tahun. Perkembangan fisik pada anak laki-laki adalah fase perubahan tubuh
yang ditandai dengan mulai berubahnya volume testis, tumbuh kumis, rambut kemaluan, tumbuhnya jakun, maupun mimpi basah.

Salah satu contoh perkembangan fisik anak usia dini adalah volume testis   yang mencapai 4 ml, maka anak laki-laki dikatakan mulai
mengalami pubertas.

Sama dengan anak perempuan, tahapan pubertas anak laki-laki harus berjalan secara runut. Setelah volume testis bertambah,
tahapan pubertas disusul dengan pertumbuhan rambut pubis, yang dilanjutkan dengan pacu tumbuh.

Adapun timbulnya jerawat, adanya jakun dan kumis, menandakan pubertas telah mencapai tahapan lanjut.

Sementara itu, mimpi basah menunjukkan mulai aktifnya proses spermatogenesis, seperti halnya menstruasi pada anak perempuan.
Mimpi basah menjadi tanda tahap akhir dari fase pubertas, bukan tanda awal.

Jika pada usia 14 tahun anak laki-laki belum mengalami pertambahan volume testis, maka disebut mengalami keterlambatan pubertas,
sedangkan jika sebelum 9 tahun telah terdapat tanda-tanda seks sekunder maka disebut pubertas prekoks.

Saat fase pubertas, anak laki-laki akan mengalami pacu tumbuh yang lebih tinggi dibandingkan perempuan, dengan pertambahan
tinggi badan maksimal 10 cm per tahun. Total pertambahan tinggi badan anak laki-laki selama pubertas sebesar 25-30 cm.

Baca Juga: Mengenal Tahapan Perkembangan Anak Sesuai Umurnya!

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik Anak Laki-laki


dan Perempuan
Pertumbuhan remaja laki-laki berbeda dengan remaja perempuan. Anak perempuan mengalami pacu tumbuh dua tahun lebih awal
dibandingkan laki-laki.

Fungsi reproduksi di tubuh anak perempuan tumbuh lebih pesat daripada di tubuh anak laki-laki. Walakin, setelah lewat momen
pubertas, maka pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.

Proses pertumbuhan anak bersifat individual, yang mempunyai kecepatan berbeda-beda. Sebagai contoh kasus, percepatan tinggi
badan terjadi relatif lebih lambat pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan.
Faktor utama yang mempengaruhi tinggi badan seseorang terletak di susunan genetiknya atau DNA. Tapi, banyak faktor lain yang bisa
mempengaruhi tinggi badan selama perkembangan, termasuk hormon, genetik, kondisi medis, dan kecukupan nutrisi.

Genetik
Genetik menjadi salah satu bawaan anak, yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Faktor genetik atau keturunan ini
memiliki pengaruh yang lebih dibandingkan faktor lainnya. Meskipun ada pengecualian, orang tua yang tinggi biasanya akan memiliki
akan dengan postur tubuh tinggi dan sebaliknya.

Orang tidak bisa mengontrol sebagian besar faktor yang mempengaruhi tinggi badannya, dikarenakan DNA memainkan peran penting
dalam hal ini.

Tapi ada beberapa faktor bisa meningkatkan atau mengurangi pertumbuhan selama masa anak-anak dan pubertas, sehingga bisa
diambil langkah-langkah untuk memaksimalkan tinggi badan saat dewasa.

Untuk memaksimalkan perkembangan fisik, anak-anak dan remaja membutuhkan istirahat yang cukup dan berolahraga secara teratur.

Baca Juga: Ibu, Perhatikan Tahapan Perkembangan Motorik & Kognitif si Kecil

Nutrisi
Di sisi lain, nutrisi memainkan peran yang sangat penting dalam pertumbuhan. Anak yang tidak mendapat gizi baik cenderung tidak
setinggi anak dengan gizi baik. Karenanya, salah satu cara menstimulus perkembangan fisik anak yang efektif adalah memberikan
nutrisi baik dan cukup.

Anak-anak dan remaja direkomendasikan mengonsumsi makanan yang bervariasi dan seimbang dengan banyak buah dan sayuran,
untuk memastikan semua vitamin dan mineral yang dibutuhkan terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai