Data 1
Tuturan :
P2 : “ Oper-operko!” (2)
Disanako sebagain! Lari! Kemudian menggunakan bahasa makassar pada tuturan (2)
(3) lari, lari, lari, dan pada tuturan (4) oper-operi! di sana! Maju sedikit-sedikit.
Selain itu pada tuturan (5) beralih menggunakan bahasa makassar Ao, diborongi,
punna naborongiko lari mako ceppa, kemudian beralih kebahasa Indonesia pada
tuturan (6) lari cepat, lalu beralih kebahasa makassar pada tuturan (7) sinta pajoge-
na, kemudian pada tuturan (8) beralih menggunakan bahasa Indonesia maju lagi,
Nur!, tidakji. Jangan lempar kesana, dan pada tuturan (10) beralih menggunakan
bahasa makassar ya, larro mako, akbiring mako mae, kemudian pada tuturan (11)
Data 2
Tuturan :
P1 : “Awwa!”(12)
P2 : “Bentuk apakah?”(13)
P1 : “Tena kuissengi.”(14)
P2 :”Bentuk lumba-lumba, jangang-jangang , olo-olo?”(15)
Peristiwa alih kode yang terjadi oleh P1 pada tuturan (12) Awwa yang
pada tuturan (13) bentuk apakah?, kemudian beralih menggunakan bahasa makassar
pada tuturan (14) tena kuissengi, lalu beralih menggunakan bahasa Indonesia pada
tuturan (15) bentuk lumba-lumba, burung, dan ulat, dan tuturan (16) apa yang
Data 3
buah kelapa yang dipetik. Kemudian datang seorang warga lain hingga
Tuturan :
P4 : “Antuengmi.”(20a)
P1 : “Tidak usah yang itu, Ambo! Mungkin orang di sana tidak mau bentuk
seperti itu.)”(21)
Peristiwa alih kode yang terjadi oleh P1 pada tuturan (16) niakmi I ambo,
sareangan anjo kalukua Sakka! Tayangma ! siapa batu ambo, sibatu atau ruang
bahasa Indonesia pada tuturan (17, 18 dan 19). (17) cukuplah dua, cukuplah dua
butir. (18) Biar disana saja dikerja! (19) mungkin ingin dibentuk utuh oleh orang
disana untuk satu butir. Selain itu pada tuturan (20a) beralih menggunakan bahasa
makassar Antuengmi, dan kalimat ketiga menggunakan bahasa makassar pada tuturan
(20c) niak anjoeng sibatu. Kemudian beralih menggunakan bahasa Indonesia pada
tuturan (21) tidak usah yang itu ambo! Mungkin orang disana tidak mau bentuk
seperti itu, dan pada tuturan (22) beralih menggunakan bahasa makassar Allemo mae
ceppa.
Data 4
Tuturan :
atau indonesia?”(26)
Indonesia.”(27)
Rabi.”(30b)
Makassar.)”(31)
ji”(32)
P4 :”Dulu kita waktu masih mengajiki pake bahasa Makassar semuaji, kalau
Makassarnya.”(34)
P1 :“E, I Mussing. Kalau saya pake bahasa Makassarka, dia tetapji pake bahasa
Indonesia.”(35)
Peristiwa alih kode yang terjadi oleh P1 dan P2 pada tuturan (23 dan 24) yang
pada tuturan (26) jadi, anjo riolo bahasa apa napake tawwa, mangkasarak na basa
Indonesia. Selain itu tuturan (27) beralih menggunakan bahasa Indonesia pake
bahasa makassarji semua baru-baruji itu pake bahasa Indonesia. Pada tuturan (28)
beralih menggunakan bahasa Indonesia dan kemudian beralih pada tuturan (29)
Indonesia, lalu beralih pada kalimat kedia dan ketiga menggunakan bahasa makassar
pada tuturan (30b dan 30c). dan pada tuturan (32) juga beralih menggunakan bahasa
makassar, yang kemudian pada tuturan (33, 34, 35) beralih menggunakan bahasa
Indonesia.
Data 5
desa Toddopulia.
Tuturan :
P1 : “Au… aklappoki.”(38a)
P1 : “Kau iya?”(40)
P3 : “Belumpi juga.”(41)
Peristiwa alih kode hyang terjadi oleh P1 pada tuturan (36 dan 37)
(38a dan 38c). selain itu beralih menggunakan bahasa Indonesia pada tuturan (39, 40
dan 41).
Data 6
Situasi : Dua orang remaja sedang memetik buah gerseng. Dalam peristiwa
Tuturan :
P2 : “Itu e.”(43)
P1 : “Satu ji.”(44)
P2 : “Tidak kuliatki.”(45)
P1 : “Oh, jauhna.”(46a)
“Rassimi kantongku.”(46b)
Peristiwa alih kode yang terjadi pada tuturan (42, 43, 44,45, 46a dan 47) yang
menggunakan bahasa Indonesia dan beralih menggunakan bahasa makassar pada
tuturan (46b).
Data 11
remaja tersebut.
Tuturan :
P1 : “Ada di rumah.”(50)
P0 : “Banyak?”(51)
P0 : “Berapa?”(53)
P1 : “Seratus.”(54)
Peristiwa alih kode yang terjadi oleh P1 pada tuturan (48) yang
tuturan (49).
2. Wujud penggunaan campur kode bahasa remaja
Data 1
anak-anak yang sedang bermain. Pada situasi ini, ketiga remaja tidak
Tuturan :
P2 : “ Oper-operko!” (2)
Peristiwa campur kode oleh P1 pada tuturan (1) hal ini terlihat adanya
beberapa morfem yang merupakan pengaruh bahasa dalam bahasa makassar, yaitu
morfem-I pada kata burui, morfem-ta pada kata tasedikit dan morfem-ko pada kata
disanako. Pada tuturan (4) adanya morfem-ko pada kata disanako, dan pada tuturan
Data 2
Situasi :Dua remaja terdiri dari remaja laki-laki (15 tahun ) dan remaja perempuan
(13 tahun) sedang duduk di bawah pohon kelapa sambil menghias tangan
semut.
Tuturan :
P1 : ”Na gigitki semut e. Pergiko ambil minyak tanah dulu. Banyak sekali
dibelakangku.”(14)
Peristiwa campur kode oleh P1 pada tuturan (12) adanya morfem-ka yang
jeleki, pada tuturan (14) adanya morfem-ko yang merupakan kode dalam bahasa
makassar yang mengartikan kamu (pergiko : kamu pergi), dan pada tuturan (15)
Data 4
Situasi : Ibu dan anak sedang duduk sambil berbincang-bincang di teras depan
rumahnya. Dalam data ini, yang menjadi fokus analisis peneliti adalah P2
ibunya.
Tuturan :
P2 :“ Apa?”(18)
P2 : “Kenapa?”(20)
Peristiwa campur kode oleh P1 pada tuturan (17) terdapat morfem-I pada kata
terbukai. Selain itu pada tuturan (19) terdapar morfem-ki merupakan sebuah kode
bahasa dalam bahasa makassar yang berarti kamu (mauki : kamu mau), kemudian
morfem-ko dan morfem-ki pada tuturan (21) terdapat pada kata harusko dan bawaki
Data 5
buah kelapa yang dipetik. Kemudian datang seorang warga lain hingga
Tuturan :
P3 : “Biar di sana saja dikerja! Mungkin ingin dikerja oleh orang-orng di sana.
Bawa ke sini!”(26)
butir.”(27)
P1 : “Tidak usah yang itu, Ambo! Mungkin orang di sana tidak mau bentuk
seperti itu.”(29)
pertama pada tuturan (28a), pada kalimat kedua dan ketiga menggunakan bahasa
Data 6
Tuturan :
indonesia?”(34)
P1 : “Pake bahasa makassarji semua, baru-baruji itu pake bahasa
Indonesia.”(35)
Sanang”(38a)
Rabi.”(38b)
Mangkasarak.”(39)
ji.”(40)
P4 :”Dulu kita waktu masih mengajiki pake bahasa Makassar semuaji, kalau
Makassarnya.”(42)
P1 :“E, I Mussing. Kalau saya pake bahasa Makassarka, dia tetapji pake bahasa
Indonesia.”(43)
Peristiwa campur kode oleh P1 pada tuturan (31) menggunakan morfem-ki yang
merupakan kode bahasa dalam bahasa makassar yang memiliki arti kamu (janganki
– kamu jangan) dan terdapat juga morfem-ki pada tuturan (32) natanyakanki. Selain
itu pada tuturan (35) terdapat morfem-ji pada kata makassarji dan baru-baruji.
bahasa kebahasa makassar pada tuturan (38b), pada tuturan (41a) menggunakan
bahasa Indonesia lalu bercampur dengan bahasa makassar pada tuturan kedua (41b).
kemudian pada tuturan (42) yang menggunakan morfem-ki dan morfem-ji pada kata
mengajiki dan semuaji. Lalu pada tuturan (43) menggunkan morfem-I dan morfem-
Data 7
desa Toddopulia.
Tuturan :
P3 : “Belumpi juga.”(48)
Peristiwa campur kode oleh P1 pada tuturan (44) terdapat morfem-I pada kata I
Amel , kemudian pada tuturan (45) terdapat morfem-ko dan morfem-ma yang
merupakan kode bahasa dalam bahasa makassar yang memiliki arti kamu
(bilangko : kamu bilang) dan ( rumahna : rumah dia), selain itu pada tuturan
pada kalimat (46b) dan kemudian pada kalimat ketiga menggunakan bahasa
makassar (46a). dan pada tuturan (47) redapat morfem-pi (berbuahpi : belum
berbuah).
Data 8
Tuturan :
P1 : “Na panggilka pergi makan jeruk di rumahnya, tapi bilangka tidak kutahu
dimana rumahmu. Dimanakah rumahmu?”(49)
P2 : “Jadi, bagaimanami?”(50)
P1 :“Sebenarnya yang mau nakasih itu adalah penjual ka. Tapi nabilang
janganmi kita karena penjual jaki, kasihmi saja I Mase. Nabilang kalau
dulu!”(53a)
Peristiwa campur kode oleh P1 pada tuturan (49) adanya morfem-na dan
morfem-ka yang merupakan kode bahasa dalam bahasa m,akassar yang artinya saya (
napanggilka : dia memanggil saya), dan morfem-ka pada kata bilangka (bilangka :
saya bilang), selain itu pada tuturan P2 adanya morfem-mi pada kata bagaimanami
(ini bagaimana) dan pada tuturan ( 51a) terdapat kata kita (anda) dan kata jaki (anda)
Data 9
Situasi : Dua orang remaja sedang memetik buah gerseng. Dalam peristiwa
Tuturan :
P2 : “Itu e.”(59)
P2 : “Tidak kuliatki.”(60)
P1 : “Oh, jauhna.”(61a)
“Rassimi kantongku.”(61b)
Peristiwa campur kode oleh P1 pada tuturan (58) adanya morfem-mi yang
merupakan kode bahasa dalam bahasa makassar yang artinya sudah pada kalimat
tidak adami itu 9itu sudah tidak ada), pada tuturan (59) terdapat morfem-e pada kata
(itue : itu ), pada tuturan (60) terdapat morfem-ji yang artinya (hanya) (satuji : hanya
satu), selain itu [pada tuturan (67a) terdapat morfem-na yang artinya (sangat)
(jauhna : sangat jauh) dan kalimat kedua menggunakan bahasa makassar pada
kalimat rassimi kantongku (67b). kemudian pada tuturan (62) terdapat morfem-ku
Data 10
Situasi : Seorang ibu bersama tetangga di kolong rumah salah satu warga
kepada anaknya yang lebih tua tentang apa yang terjadi pada
adiknya. Dalam data ini, yang menjadi fokus analisis adalah wujud
Tuturan :
sedang bekerja).(66)
Peristiwa campur kode oleh P1 pada tuturan (70) adanya morfem-mu yang
artinya kamu, dan morfem-ko yang artinya (kamu), selain itu pada tuturan (70) (I
mama pa) terdapat morfem-1 dan morfem-pa. kemudian peristiwa campur kode yaitu
dengan adanya pa dan teaji pada tutura (72), morfem-pa merupakan sebuah kode
bahasa dalam bahasa makassar yang berarti harus, sedangkan bede adalah kode
Data 11
remaja tersebut.
Tuturan :
P1 : “Ada di rumah.”(70)
P0 : “Banyak?”(71)
P0 : “Berapa?”(73)
P1 : “Seratus.”(74)
Peristiwa campur kode oleh P1 pada tuturan (68) morfem-ku adalah kode
bahasa dalam bahasa makassar ku yang berarti saya. Selain itu pada tuturan (72)
adanya morfem-ji pada kata satuji yang berarti ( hanya satu) dan morfem-na yang
berarti (nya).
Data 12
Situasi : Dua orang anak sedang bermain di bawah rumah warga, kemudian
dan bertanya pada kedua remaja tersebut. Tidak lama muncul pula sang
Tuturan :
P1 : “Banyak masak.”(82)(74)
P2 : “Apa nugappa?”(83)(75)
P3 : “Apa Acce?”(84)(76)
P4 : “Jambu.”(85)(77)
P3 : “Mana jambu?”(86)(78)
P3 : “Ambilmi!”(89)(81)
P1 : “Ayo, ambil!”(90)(82)
P4 : “Janganmi de.”(91)(83)
Peristiwa campu kode oleh P4 pada tuturan (79) adanya morfem-nu yang
berarti (kamu)mdan pada tuturan (80) adanya morfem-ku yang berarti (saya) pada
Data 12
Situasi : Dua orang anak sedang bermain di bawah rumah warga, kemudian
dan bertanya pada kedua remaja tersebut. Tidak lama muncul pula sang
Tuturan :
P1 : “Banyak masak.”(82)
P3 : “Apa Acce?”(84)
P4 : “Jambu.”(85)
P3 : “Mana jambu?”(86)
P3 : “Ambilmi!”(89)
P1 : “Ayo, ambil!”(90)
P4 : “Janganmi de.”(91)