NPM : 200310013
Semester : 4 (empat)
email,rojakr253@gmail.com
ABSTRAK
Latar belakang penlitian betapa pentingnya kesantunan dalam berbahasa agar dalam
sebuah
komunikasi antara penutur dan mitra tutur saling menghargai terutama dalam cara
berbahasa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan apa saja yang
termasuk kedalam bentuk ketidaksantunan berbahasa serta menjelaskan bagian-bagian
ketidaksantunan berbahasa dalam acara” lapor pak” edisi 19.04.2021 jenis penlitian ini
adalah deksritif kualitatif. Sumber data penlitian ini dari acara “laporpak”edisi 19.04.2021.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian meliputi pengumpulan data,
pengelompokan data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dalam hasil penelitian ini,
peneliti berhasil menemukan dalam 1 vidio acara transmedia yang berdurasi 42 menit,49
detik terdapat 3 jenis fenomena ketidaksantunan berbahasa antara lain: 1.Menghilangkan
muka subkategori menyuruh dengan cercaan, 2.Menghilangkan muka subkategori,
memperingatkan dengan muka sindiran, 3.Meghilangkan muka subkategori dengan guraun.
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak lepas dari interaksi.-Interaksi yang
dilakukan manusia tidak lepas dari bahasa sebagai sarananya. Dalam proses interaksi ini
manusia akan melakukan pertukaran informasi. Proses pertukaran informasi ini akan sangat
mudah dilakukan ketika manusia benar-benar memahami bahasa sebagai sarana berinteraksi.
dengan guruan.
Pada kesempatan ini penelitian akan mencoba untuk menganalisis menggunkan salah
satu kategori ketidaksantunan pada salah satu program acara yang identik dengan unsur-unsur
ketidak santunan yaitu “Ketidaksantunan Berbahasa Dalam Acara “Lapor pak” TV Trans 7”
salah satu siaran tv di indonesia. Alasan peneliti tertarik pada judul ini adalah (1) Acara
LAPOR PAK merupakan acara comedi yang lebih dominan terhadap tuturan bahasa yang
lucu dengan gurauan. (2) acara LAPOR PAK merupakan acara yang yang ditayangkan secara
langsung tanpa proses editing. (3) acara LAPOR PAK terdapat tuturan-tuturan yang dapat
finalis walau ketidaksantunan tersebut memang sudah bukan hal yang tabu lagi pada acara
tersebut, tetapi ketidaksantunan akan berimbas pada penutur dan mitra tuturnya yang secara
langsung hadir pada acara tersebut. Peneliti mencoba untuk menganalisis bentuk tuturan tidak
santun tersebut dalam sebuah penelitian yang berjudul “Ketidaksantunan Berbahasa Dalam
Acara “Lapor pak interogasi luna maya” di TV Trans 7 “ edisi 19.04.2021(kajian pragmatik).
METODE
Metode yang digunakan ialah metode deskriftif kualitatif dengan sumber tulisan, dan
data buatan.yang mana data di tulis dan di kumpulkan melalui penerapan metode simak catat.
Menurut Sudaryanto (1993:133) penyediaan data yang dilakukan dengan menyimak data
penggunaan bahasa. (Mashum, 2007:26) metode simak catat adalah metode yang digunakan
untuk memperoleh data dengan menyimak penggunaan bahasa. (Mashum 2005:93) tehnik
catat adalah mencari beberapa bentuk yang relevan bagi penelitinya dari penggunaan bahasa
secara tertulis.
Peneliti memilih metode deskriftif kualitatif ini untuk mengatasi masalah-permasalahan
penggunaan bahasa dalam masyarakat yang terus bermunculan. Agar tujuan masalah dalam
penelitian ini tersampaikan dengan baik, maka peneliti melibatkan disiplin ilmu yang mutlak
diperlukan. Metode ini pun sangat cocok dengan data yang akan diteliti karena data tidak
berupa angka tetapi berupa tuturan atau pernyataan-pernyataan seperti dalam penggunaan
bahasa yang selalu terkait dengan konteks pemakaiannya. Oleh karena itu, pengkajian
“Ketidaksantunan Berbahasa Pengisi Acara Dalam Acara Lapor Pak dalam acara TV Trans
yang bernuansa makna mempermalukan mitra tutur. Mitra tutur menjadi hilang mukanya
Gambar 1.a
Andhika : Oh kamu jadi model, model minimal tinggi 170 pak
Wendy : Ia pak yang kek gini jatoh nya malahan jadi playgroup (mengarah kepada
kikky)
Konteks Tuturan:
Gambar 1.b
Andre : gappa andi kan Panjang bagus, harus nya di singkat buku babapalu(buku
laluan lalulintas)
Kikky :wkwwkwkwkwkk Harus nya buku palalu gtu kan (Panduan lalu lintas)
Andre :Nah kalo ngomong palalu pas nih (Mengarah kepalanya wendy yang botak)
Gambar 2.a
Andre : “Oh bisa-bisa buku panduan jangan baca buku di jalan saat sedang
menyebrang kan nanti bisa ketabrak”.
Wendi: “orang udah disupport sama dia kalau misalnya pedoman-pedoman yang kita
terbitkan dari kepolisian “
Andhika : Oh iya ini melempar(Kearah kikky) hahaha Iya Bos lempar ke temen-temen.
anda tidak paham dengan rambu-rambu lalulintas saat nya anda punya buku ini maka
anda mulai sekarang tertib lalu lintas”.
Konteks Tuturan:
Gambar 3.a
Luna maya :Maka nya maaf-maaf ya tapi ini gppa kepala nya (menunjuk arah paha
kikky saputri)?
Kikky saputri :Kepala di sini (menujuk arah kepalanya ). Ini leher (Menujuk bahu
tangan nya)
Andhika :kalo lu berdiri di sini (Meragakan lampu lalu lintas kepada kikky ) ibarat
rambu-rambu yang warna kuning hati-hati banyak anak kecil.
Konteks Tuturan :
Penutur di atas adalah fenomena bentuk tuturan menghilangkan muka subkategori
memperingatkan dengan guraun. Konteks tuturan di atas adalah Andhika(35 Tahun) dan
Luna maya(38 Tahun) dimana ia seolah-olah memperingatkan tentang rambu lalu lintas
yang berwarna kuning dengan sebagai contoh nya ialah kikky(28 Tahun). Menurut peniliti
berdasarkan teori pragmatik, Tindakan tuturan yaitu andhika dan Luna maya yang
meragakan rambu lalu lintas kepada kikky seolah-olah memperingatkan kepada semua
orang akan ada nya Rambu Lalulintas.
Ejekan selalu berpotesi menganggu citra diri seseorang. Apalagi di gunakan untuk
memperingatkan seseorang (Rahardi, dkk 2016:148)
Gambar 4
Andhika :ini barusan di arak oleh warga katanya di aini di curigai sebagai babi ngepet
Sule:Kata orang?
Andhika :kamu berarti kalo mengenal dia suka dagang apakah pernah menunjukan
gegalagat-gelagat mencurigakan
Konteks :
Tindakan memerintah juga dapat mengilangkan muka mitra tutur. Dikatakan hilang
mukanya karena, dengan perintah itu, seseorang terkurangi kebebasan atau kemerdekaan
dirinya untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan kehendaknya (Rahardi, dkk 2016:148).
Gambar 5
Sule :Aku sendiri selalu aw aw aw aku sendiri aw aw kemana yang lain yah kemana yang
lain yah yeah (Menyanyi)
Konteks tuturan
Sule : Daerah itu daerah konflik. Emang daerah situ banya tawuran pak
Konteks tuturan
Gambar 7
Konteks tuturan.
Cuplikan tuturan berikut memiliki subkategori mengajak, dan ajakan itu diwujudkan
dalam bentuk paparan Panjang lebar atau ilustrasi yang di sampaikan (Rahardi, dkk
2016:152).
Gambar 8
Andhika:saya baca di biodata di ini baru saja mengeluarkan lagu single mandarin
tentang kesedihan
Andhika:Iyah
Wendy: Okeh
Konteks tuturan
KESIMPULAN
Berdasarkan pada penelitian yang berjudul “Ketidaksantunan Berbahasa Pengisi Acara
Dalam hasil penelitian ini, peneliti berhasil menemukan dalam 1 vidio acara transmedia
DAFTAR PUSTAKA