-Noviyanti-
iii
PERSEMBAHAN
aen aukirG kupbtu meG ri ruay tau toaku sipmnk aiy aes simt apl doaGG
asera sumG
Tulisan ini saya persembahkan untuk kedua orang tua dan keluarga
saya yang selalu hadir menyemangati serta mendoakan dengan rasa cinta
iv
ABSTRAK
v
ABCTRACT
vi
KATA PENGANTAR
skripsi dengan judul “Penggunaan Sapaan Pada Teks Bacaan Bahasa Makassar”.
Skripsi ini diajukan dalam rangka menyelesaikan studi starata satu untuk
setinggi-tingginya kepada Dr. Hajrah, S.S., M.Pd. sebagai pembimbing I dan Dr.
Usman,. S.Pd., M.Pd, sebagai pembimbing II, Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada tim penguji, yaitu Prof. Dr. Hj. Kembong Daeng., M.Hum
dan Dr. Asia., S.S., M.Pd. Penulis juga sampaikan terima kasih kepada:
Negeri Makassar.
2. Prof. Dr. Syukur Saud, M.Pd, sebagai Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra
3. Dr. Mayong, M.Pd, sebagai Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Dr. Sultan, S.Pd, M.Pd, sebagai Sekretaris Jurusan, Dr. Hajrah, S.S, M.Pd,
sebagai Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah, dan Bapak/Ibu
Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, serta Staf Tata Usaha Jurusan
Negeri Makassar.
vii
4. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah angkatan
2018 atas segala kebersamaan yang telah dibangun, ilmu yang telah dibagi
kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Muh. Tahir dan Ibunda
Makassar, 03
Juli 2022
Penulis
NOVIYANTI
viii
KANA PAPPAKARIOLO
judul “ Penggunaan Sapaan Dalam Teks Bacaan Bahasa Makassar”. Anne skripsi
niajukangi ilalang rangka ampaklekbak studi strata sekre sollana akulle anggappa
tinggina mange ri Dr. Hajrah, S.S., M.Pd. ia akjari pembimbing I, siagang Dr.
Usman, S.Pd., M.Pd. ia akjari pembimbing II. Pappalak tarima kasih poeng
kupabattu mange ri tim penguji, iamintu Prof. Dr. Hj. Kembong Daeng M.Hum
siagang Dr. Asia, S.S., M.Pd.Tuanngukirika appalak tarima kasih todong mange:
Negeri Makassaar
2. Prof. Dr. Syukur Saud, M.Pd, ia akjari Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra
3. Dr. Mayong, M.Pd, ia akjari Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Dr. Sultan, S.Pd, M.Pd, ia akjari Sekretaris Jurusan, Dr. Hajrah, S.S,
M.Pd, ia akjari Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah, dan
Bapak/Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, siagang pole Staf
Tata Usaha Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan
ix
4. Agang-agang mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah angkatan
dudu mange ri rua tau toa sannak nangainna, Manggeku Muh. Tahir
Mangkasarak, 03
Juli 2022
Tuanggukirik
NOVIYANTI
x
kn ppkriaolo
sukuru n mmuji meG ri krea alhu tal. aia aser rm siag hidy n tuaGukirik
aen akuelai npkelb kirisi siag judu “epgunaa spa dl et bca bhs mks”. aen kirisi
niajukGi aill rk apekb estudi sr eser soln akuel agp glr sjn epdidik.
epenliti apbtu ephgaa siag ppl trim ksi sn tigin meG ri Dr. Hajrah, S.S.,
M.Pd. aia ajri epbibi eser. siag Dr. Usman, S.Pd., M.Pd. aia ajri epbibi rua. ppl
trim ksi poea kupbtu meg ri ti epGuji. aimitu Prof. Dr. Hj. Kembong Daeng
M.Hum siag Dr. Asia, S.S., M.Pd. tuaGukirik apl trim ksi todo meG.
1. Prof. Dr. H. Husain Syam, M.TP, ASEAN aia ajri erto auniepsit enegri
mks.
2. Prof. Dr. Syukur Saud, M.Pd, aia ajri edk pkut bhs d sr auniepsit enegri
mks.
3. Dr. Mayong, M.Pd, aia ajri ektua jurus bhs d st aidoensia. Dr. Sultan,
S.Pd, M.Pd, aia ajri esertri jurus. Dr. Hajrah, S.S, M.Pd, aia ajri ektua
rodi epdidik bhs d sr dear d bp/aibu does jurus bhs d sr aidoensia. siag
poel t tt aush
xi
4. jurus bhs d sr aidoensia pkut bhs d sr auniepsit enegri mks.
5. ag ag mhsiw epdidik bhs d sr dear akt 2018. psl yGes psm sm elb
nibGu pGiesG elbk nibeg slm aempo ri bko pkuliaG siag poel epGlm
aGjr.
aen ri ekesptG tuaGukirik apl trim ksi jai dudu meG ri rua tau toa sn
nGain. meGku Muh. Tahir siag amku Nurbaya aia tmtpu apl doaGG n aser sumG
ai ll apelbki aen kuliaku. tuaGukirik amins soln aen kirisia akuel amtu mtu meG ri
tau abcai.
NOVIYANTI
xii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………….……………………... i
LEMBAR PENGESAHAN…...……………………………………………....... ii
MOTTO..………………………………………………………………………...iii
PERSEMBAHAN…………………………………………………………….… iv
ABSTRAK………………………………………………………………………. v
ABSTRACT…………………………………………………………….............. vi
DAFTAR ISI……………………………………………………………...........xiii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang…………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………............... 4
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………… 5
A. Kajian Teori……………………………………………………………… 7
1. Sosiolinguistik…………………………………………………….7
2. Kata Sapaan………………………………………………………9
3. Fungsi Sapaan……………………………………………………9
4. Bentuk Sapaan……………………………………………………11
xiii
5. Jenis Sapaan……………………………………………………...14
B. Kerangka Pikir………………………………………………………….. 17
C. Fokus Penelitian…………………………………………………….........19
D. Desain Penelitian…………………………………………………........... 19
E. Defenisi Istilah…………………………………………….......................20
G. Instrumen Penelitian……………………………………………………. 21
A. Hasil Penelitian…………………………………………………………. 23
BAB V KESIMPULAN………………………………………………………... 39
A. Kesimpulan……………………………………………………………... 39
B. Saran…………………………………………………………………….. 39
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 41
LAMPIRAN…………………………………………………………………….42
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
berupa bahasa.
1
2
tulis artinya wacana yang disampaikan dengan bahasa tulis atau melalui
media tulis. Untuk dapat menerima atau memahami wacana tulis, maka si
merupakan bahasa ibu atau bahasa pertama yang diperoleh anak dari
lingkungannya.
Sebagai salah satu alat komunikasi tertulis yaitu teks wacana, teks
yang terdapat dalam teks tersebut. Seperti itu juga dapat dikatakan salah
dalam teks tersebut untuk seseorang. Maka dari itu teks ini terdapat juga di
Dengan kata lain, dapat dikatakan sapaan adalah kata yang digunakan
untuk menyapa atau menyebut orang kedua atau yang diajak bicara.
3
menyebut seseorang.
dalam menyapa mitra tutur bervariasi. Dengan adanya kata sapaan, suatu
komunikasi atau tuturan agar dapat diketahui ditunjuk kepada siapa sapaan
tersebut.
Penggunaan kata sapaan yang tidak jelas atau kurang baik akan
Makassar khusunya kata sapaan yang ada di dalam teks bacaan serta ingin
mengetaui fungsi yang terdapat di dalam teks serta ingin mengetahui kata
sapaan yang baik dan benar dikarenakan peneliti bukan asli suku Makassar
maka dari itu peneliti ingin megetahui lebih mengenai kata sapaan.
Butung Makassar, yaitu Bu aji, Pak aji, Puang aji, Mas, Mbak, Cewek,
4
Cowok, Pak, Bu, Om, Tante, Brow, Sis, Cantik, Ganteng, Sayang, Nak,
Dek (b). Ragam kata sapaan para pedagang di pasar Butung Makassar
meliputi kata ganti, kata intim, dan istilah kekerabatan, dan (c). Faktor-
faktor yang melatar belakangi meliputi faktor kelas sosial, jenis kelamin,
etnisitas, dan usia”. Penelitian mengenai kata sapaan juga pernah diteliti
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
bidang kebahasaan.
2. Manfaat Praktis
A. Tinjauan Pustaka
a. Sosiolinguistik
7
8
termasuk ke dalam interaksi sosial. Maka dari itu, bahasa dan pemakaian
harinya, bahasa tidak dipandang sebagai sesuatu yang monoton akan tetapi
b. Kata Sapaan
berikut: (1) kata ganti, seperti aku, kamu, dan ia, (2) nama diri, seperti
Rina dan Nita, (3) istilah kekerabatan, contonya Bunda dan Ayah, (4) gelar
dan pangkat, seperti Profesor dan Dosen, (5) bentuk pe + V (erbal) atau
kata pelaku, seperti penonton dan pendengar, (6) bentuk N (nominal) + ku,
seperti Ibuku dan Pamanku, (7) kata deiksis atau penunjuk, seperti sini,
dan situ, (8) kata benda lain, seperti Mbak dan bibi, serta (9) ciri zero atau
nol, yakni adanya suatu makna kata tanpa disertai bentuk kata tersebut”.
cara bervariasi memanggilnya secara nama maupun hal lain”. Kata sapaan
c. Fungsi Sapaan
masyarakat yang beraneka ragam (Chaer dan Agustin 2010: 62). Hal ini
sama dengan fungsi sapaan yaitu untuk menyapa, menegur, bahkan untuk
memulai suatu pembicaraan dengan lawan bicara atau mitra tutur baik
pemakaian sapaan dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam memulai suatu
sebaya atau lebih muda. Kedua, sapaan nama kekerabatan yang digunakan
atau diperuntukan kepada seseorang yang usianya lebih tua serta dilatar
belakangi oleh status yang lebih tinggi sehingga sapaan ini akan
lawan tutur. Selain diatas, sapaan juga dapat dipakai untuk menjelaskan
tingkatan keakraban atau kedekatan antara penutur dan lawan tutur serta
penutur atau bisa dikatan sebagai teman sebaya, selain itu sapaan juga
11
tutur.
merupakan sapaan untuk seseorang yang memiliki status sosial yang lebih
penutur yang sama sekali belum mengenal mitra tuturnya yang dapat
seorang ahli bernama Sugono (dalam Ridha dan Agustin, 2015: 271)
yakni sesuatu hal yang dapat disapa dengan menggunakan panggilan gelar,
misalnya Pak, Bu, Mbak, Dik, Ummi, Haji. Lain halnya yang dimaksud
dengan nama ialah kata untuk menyebut atau memanggil seorang penutur
berdasarkan namanya.
12
antara penutur dan 19 lawan tutur secara rasional. Brown dan Ford
memakai kata sapaan gelar diikuti dengan nama terakhir atau nama yang
tidak simetris yang muncul apabila terjadi perbedaa usia dan status sosial.
lengkap sapaan. Bentuk singkat bisa berasal dari kata ganti, nama diri,
kedua yaitu pemakaian sapaan lengkap yakni bentuk sapaan yang tidak
situasi yang resmi atau pada situasi situasi yang formal, seperti contoh,
Puang Haji, contoh lainnya lely tetap menjadi lely tidak boleh disingkat
Mas Adi merupakan kombinasi dari sapaan nama kekerabatan dan sapaan
nama diri.
13
berinteraksi secara lisan erat kaitannya dengan kata ganti orang yaitu
penggunaan sapaan.
ditujukan terhadap seseorang yang lebih muda atau sebaya, orang yang
lebih tua. Selain itu, dapat dilihat juga adanya hubungan kedekatan dan
status sosial penutur maupun mitra tuturnya. Dari hal itulah akan muncul
tiingkatan pada masyarakat umum sehingga kata dan kalimat sapaan yang
pada setiap penggunaannya, misalnya sapaan pak, bu, mbak, dek, nama
sosial dan lain-lain sebagainya sesuai dengan situasi dan kondisi lawan
bentuk. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Chaer dan Agustina
(2010: 61) bahwa wujud bahasa itu sangat bervariasi karena penutur
e. Jenis-Jenis Sapaan
disampaikan, bagaimana latar tempat dan waktu pada saat penuturan, topik
kakek, nenek, saudara, abang, ananda, paman, bibi, adik, dsb. Sebagai
4. Gelar dan pangkat, yaitu dokter, suster, guru, kolonel, dan jendral.
tumanngasseng.
bangsaku, dsb.
sarikbattangku.
kamae.
9. Ciri zero atau nol, misalnya orang yang berkata: “Mau ke mana?”
Tiadanya suatu bentuk, tetapi maknanya ada itu disebut ciri zero
(Kridalaksana, 1982:14).
diantaranya:
pagi profesor.
komae
lawan biacara yang juga tidak bersifat formal, sapaan ini dilakukan
saja. Contohnya: Hai, kok makin kurus saja, gak makan ya?
yang memuat kata sapaan. Data ini di analisis dengan pisau bedah,
bentuk dan makna kata sapaa tersebut, setelah itu dilakukan analisis dan
Sosiolinguistik
Kata Sapaan
Pengumpulan Data
Analisis
Hasil
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
data dan menyajikan data secara objektif atau sesuai dengan kenyataan
teks.
C. Fokus Penelitian
D. Desain Penelitian
19
20
E. Definisi Istilah
yang sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, agar tidak
1. Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini ada berupa kata atau
2. Sumber data
Tau Toana.
G. Instrumen Penelitian
1. Teknik Baca
2. Teknik Catat
dalam teks sastra lisan disertai dengan penjelasan dari peneliti tentang
teks.
penelitian.
BAB IV
bahasa Makassar secara rinci. Sapaan dalam beberapa teks dibagi dalam bentuk
(variasi) dan fungsi. Adapun bentuk dan fungsi sapaan yang digunakan dalam teks
bahasa Makassar.
A. Hasil Penelitian
terjadi, biasanya diibangun oleh penggunaan kata sapaan yang tepat. Hal
berikut :
Sapaan
23
24
nu?” sebaya.
berikut :
rakmasaknu” kasar.
lampaku
25
orang yang lebih tua dari kita akan tetapi jika orang tersebut sudah sangat
akrab dan merupakan teman sebaya hal yang wajar mengatakan kepada
keluarga, pada bahasa Makassar kata Keknang artinya ialah keluarga yang
jauh, oleh karena itu kata sapaan Keknang merupakan sapaan kekerabatan
untuk keluarga.
berikut:
kusibuntuluk ri tau ri
pakrasanganna
buraknengku”
26
cilakaya
sebaya
sapaan yang dipengaruhi oleh faktor jabatan dan merupakan bentuk sapaan
atau dalam lingkup keluarga karena kata karaeng ini merupakan sapaan yang
sangat jarang digunakan dan hanya digunakan pada orang-orang tertentu dan
terhadap suami. Terdapat kata sapaan anak cilkaya jika kita mengartikannya
dalam bahasa Indonesia yang berarti anak celaka. Akan tetapi dalam bahasa
Makassar sapaan kata Anak merupakan bentuk sapaan kekerabatan akan tetapi
kalimat di atas terdapat kata Cilakaya sehingga sapaan Anak cilakaya dalam
bahasa Makassar merupakan sapaan yang kasar. Kata sapaan Anakku merupakan
27
bentuk kata sapaan kekerabatan dalam hubungan keluarga dan sapaan terhadap
anak baik anak laki-laki maupun anak perempuan, dan kata sapaan Kau
merupakan bentuk sapaan yang cukup kasar dan sapaan tersebut dapat
sebagai berikut :
hubungan
darah.
na datokna. kekerabatan
terhadap
kakek.
28
Andikna, dan Datokna yang artinya anaknya, dan kakeknya. Kata Datokna
manggeku
taenamo ammakku
Terdapat kata ammaku dan manggeku arti kata tersebut iyalah ibu
ayah. Terdapat kata baine yang artinya istri yang merupakan bentuk
penutur atau bisa dikatan sebagai teman sebaya, selain itu sapaan juga
tutur.
Bentuk sapaan ini terjadi karena adanya fungsi yang berbeda dari
menyapa kerabat satu sama lain. Kerabat yang dimaksud di sini adalah
ayah, ibu, anak, kakak, paman, bibi, kakek, dan nenek, serta bentuk-
bentuk sapaan lain yang disesuaikan dengan diri dan tujuan sapaan itu
Sapaan untuk orang yang lebih muda tidak berbeda jauh dengan
sapaan kepada orang sebaya. Namun, sapaan untuk orang yang lebih
Makassar :
(1) ( “Oe, bisa saya minta sedikit kue mu?” kata Fintu. Oi, Fintu kue
menyapa seseroang tersebut yang kerabat kita atau teman sebaya akan
tetapi jika orang tersebut bukan dari kerabat kita sebaiknya jangan
nama diri.
(Jelas sekali sudah banyak kue anjing! Kamu kuat makan sampai kamu
baik atau belum baik untuk digunakan dikarenakan artinya sangat tidak
tongko akkarena.”
(3) ( Kamu sangat jelek, bukan karena baju dan sepatu yang bagus
kepergianku)
yang lebih tua juga bisa apaan kepada untuk orang yang sebaya.
berikut :
(O, Rajaku, hanya kamu raja yang rendah hati, hanya kamu raja
pertolongan
pakrasanganna buraknengku.
berfungsi sebagai kata sapaan untuk seorang yang lebih tua dan
(Tidak ada salahnya, dia mempunyai anak cilaka, tidak ada yang
funsgi sapaan yang sangat kasar dan sapaan tersebut tidak baik
lebih muda dan merupakan sapaan kepada anak baik anak laki-laki
maupun perempuan.
lame kayu.
sebagai berikut :
(10) ” oo ammak ki sareang saimi anjo lamea mange ri anjo ntu toayya
( oo mama kasi saja itu ubi kepada orang tua itu yang ada di
kata sapaan untuk orang tua yang lebih tua dan orang tua
pada saat memanggil, baik untuk orang yang lebih tua maupun
35
hubungan akrab.
datokna.
sekarang dan membantu ibunya mencari agar ada yang bisa dia
tersebut berfungsi sebagai sapaan untuk orang yang lebih tua kata
Tautoana
sebagai berikut :
36
tidak usah masuk disini, dikarenakan saya sudah tidak punya ayah
dan ibu)
yang lebih tua dan sapaan terhadap orang tua perempuan. Sapaan
baik untuk orang yang lebih tua maupun muda. Sapaan ini
lebih tua yang memiliki hubungan yang sudah dan sapaan tersebut
B. Pembahasan
perlu dihadapi secara biasa saja. Pernyataan tersebut biasa dikenal dengan
1983 :19).
38
Makassar merupakan starta social yang tinggi. Baik kalangan anak muda
antara penutur dan lawan tutur. Sejalan dengan hal diatas, Rahardi (2004:
ibu tidak selalu digunakan untuk menyapa orang tua dari penyapa. Seperti
dan datok sapaan tersebut sering digunakan dalam bahasa Makassar. Itu
bentuk, dalam teks juga terdapat fungsi sapaan ada sapaan yang berfungsi
sebagai umpatan dan ada juga yang berfungsi sebagai keakraban satu sama
Bentuk sapaan ini terjadi karena adanya fungsi yang berbeda dari
satu sama lain. Kerabat yang dimaksud di sini adalah orang-orang yang
memiliki hubungan darah satu sama lain, seperti ayah, ibu, anak, kakak,
paman, bibi, kakek, dan nenek, serta bentuk-bentuk sapaan lain yang
disesuaikan dengan diri dan tujuan sapaan itu digunakan kepada orang
BAB V
A. Kesimpulan
kata sapaan. 1 kata sapaan yaitu karaeng merupakan bentuk sapaan kepada
dan anak cilakaya merupakan bentuk sapaan kepada teman sebaya dan
lawan bicara, karena di dalam teks terdapat kata sapaan yang digunakan
untuk teman sebaya atau kepada orang tua. Tergantung dengan siapa
lawan bicara.
B. Saran
bentuk sapaan yang telah ada. Selain itu, mereka harus memperbaiki
DAFTAR PUSTAKA
Anton M. Moeliono. 1989. “Diksi dan Pilihan Kata” dalam Kembara Bahasa
Kumpulan Karangan Tersebar. Jakarta: Gramedia.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. 19.33 PM, 12-Des-2017. Kata Sapaan dalam Bahasa Indonesia.
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id.
Basang, Djirong dan Salmah Djirong. 1997. Taman Sastra Makassar.
Ujung Pandang: CV Surya Agung.
Herisetyanti, T., & Suharyati, H.2019. Ragam Bahasa dalam Komponen Tutur.
Media Bahasa, Sastra, dan Budaya Wahana. Vol 25(2)
Jakkobson (Riegel dkk, 2009 dalam Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 19, No. 2,
Oktober 2014:141-153)
Kartomiharjo, Soeseno. 1988. Bahasa Cermin Kehidupan Masyarakat. Jakarta:
Depdikbud.
Kridalaksana, 1984. Fungsi Bahasa Dan Sikap Bahasa. Jakarta: Penerbit
Nusa Indah.
Kridalaksana, 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kridalaksana, H. 1978. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende: Nusa Indah.
Nazir, Yuniar Nuri. 2015. Analisis Kesalahan Pemakaian Bahasa Dalam Karya
Ilmiah.Mataram: FKIP-Unram.
Parawansa, Paturungi dkk. 1992. Sastra Sinrilik Makassar. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Suwito. 1983. Pengantar Awal Sosiolinguistik Teori dan Problema. Surakarta
UNS Press
43
LAMPIRAN
Olok-olok Tampo
Risekre romang sannak soppong na, niak attallasa ruang kayu olok-olok. Anjo
sekreya arengna Fintu sannak Annabana sigang sannak bajikna. Anjo sekreya
arengna Tuvi assipatampo sigang na ngai napacapak Olok-olok maraenga.
Niak sekre allo, riwantunna I Fintu mange akboya kanre-kanreang, assibuntuluki I
Tuvi. "Oe, akkulleja akpalak sikekdek kanre-kanreang nu? " pappalakna I Fintu.
"Oi,, Fintu!! Kanre-kanreang ku Anne. Mae tong mako akboya kanre-kanreang
Maraeng! " kananna i Tufi. " Oiye paeng " akbokomi lampanna i Fintu.
Ammukona, na niak pakgau-gaukang ri romangga. Iangaseng olok-olok ka ni
kiok. Futha jangang-jangang setang sannak lincana akbage undangang lekok-
lekok na bage Wattu bangga nampa na bolik ri dallenkang Ballakna Anjo
iangaseng olok-olok ka.
Ammukona, rilanggere ngaseng olok-olok ka ammarruk. " Nassami jaina kanre-
kanreang anjing! Akkulleak angganre akgengku bassorok! " nakana Catya anak
meongga. "akkulleak angganre liserek toh? Kau olok-olok ka lussaki ka tala
44
Kukanre jako! " nakanna lapong jangang. I Fintu takmuriji na langgerek kananna
agang-agang na.
Ingka tena nisanna-sannai. Nakana Tuvi "Ah, pagaukgaukang cakdi ji anne!
Cinikmi sallang na parek ka gauk-gaukan lompoanggang na anne.!" . "Tuvi teako
pakammai anjo! " nakana kaluara. "huh! Passang tommi!" nakana Tuvi nampa
aklampa.
Tena piranggallo, Tuvi na Fintu akjarimi olok. Anjo ruayya attalasakki akjari olok
biasa.
Tena pirangminggu allalo, anjo ruayya assulukmi bantu ri olok na. Tena nisanna-
sannai, kaknyikna Tuvi akwarna lekleng na anjo Fintu akragi-rangi warna na.na
issengmi Tuvi, iami anne sabak battu ri katamloangnna. Sannamo na sassalana
kalenna.
I Basse Awu
Riolo niak carita katalassanna sekrea taulolo. Anronna sallomi lingka ri anja.
Lanri limbannamori anja anjo anronna, manggena akbuntingngi pole siagang
sekrea baine rua anakna. Lanri kammanami anjo, appamulami mumba ballasak
katallassanna anjo tau loloa. Sikontuna pakeang bajikna, nialle ngasengngi, na
anjo tauloloa harusuki anjama terasa appamula mumbana dallea saggenna lanrang
banngia Lalang pakeang awu-awuna. Taena ranjang katinroanna, nakajarianna
sanging attinroami ri sakri pappalluangnga sileok awu. Nakajarianna sanging
rakmasakmi cinikanna, naiami anjo , nigallarakmi risikontuna tuncinikai
angkanaya I Basse Awu.
Niakmo sekre wattu, anjo manggena eroki aklampa mange ri boric maraeng,
namakkutaknammo mange ri sikontuna anakna angkanayya, keknang apa
numinasai kuerang pole battu ri lampaku. Mabbali kanami ruaya anak awona
45
Anjo I Basse Awu sannak pakrisikna atinna, natabbangka allarimo mange ri sakri
jerakna anronna. Naanjoreng ri jerakna makkanami “Oh pokok kayu caddikku,
pasintak na pagenggoangnga kalennu, rembassang laloa mai kodong sikontu
46
Taena tau manna mamo anjo namanna anak pattolayya taena naerok akkarena
punna tansiangangngi anjo tanniassengnga. Pakammami pole ri allo maka ruana
na allo maka tallunna.
Pau-Paunna Jayalangkara
Niakmo simingguang anne tulima turung bosina na anjomi sabak na tena na lekba
assuluk akboya kayu nasabak sarringngi bosia attantua tena katu akkulle lani
rappung riromanga nasabak basai na turungi jekne bosi.
Anne ammakna i dedha nakana mange ri dedhan “ oh anak anne kucinik lani
kanrea akbiringmi lakbusuk, lame kayu mami niak limang batu anne lagi na
tenamo ni gannak punna na nganre ngasengki” nakana pappualinna i dedha “
passangmi ammak i kattemo na i andik siagang datokku angganre”.
50
Nakana anne pun tau toayya “ allo-alloma na tabak bosi. Sannak dingingku
siagang cipuruk tonga. Barang akkullea ni sare kanreta manna sikekdek?”.
Dedha sannak pakrisikna nyawana anciniki anne pun tautoayya siagaag sannak na
kamaseangna ingka na pikkiriki tena todok na jai kanrena. Sikalinna lekbamo na
pikkirik na saremi anne i deha pun tu toayya kanre niaka lalang ballakna.
Sikalinna tiknok anne lamenna allemi na pattoanang mange ri anne pu tau toayya,
lekbanamo anjo sekre mami na bolik anne tu toayya. Ri waktunna na lampamo
anne pun tau toa appasangmi mange ri dedha angkana “ punna lanu kanrei anne
lamea alle pue lima, nasabak ganna’ jako antu punna nu pue lima”
Aklampannamo anne pu tau toa na pue limami anne i dedha lamengna. Na anjop
lamea ammotereki poeng akjari limang batu lame.
Na punna na puei anne lamea akjari lima ammotereki poeng akjari limang batu
lame, niaknamo anjo karunia kamma ambattui i dedha tenamo na lekba
kacipurrang siagang pole na pakbage-bageangngi anne lamengna mange ri sakri
ballakna siagang pole na bage-bageangngi ri tau tunayya tallasakna.
Tu Dorakayya ri Tautoana
(“Oe, bisa saya minta sedikit kue mu?” kata Fintu. Oi, Fintu kue ku ini.
(Jelas sekali sudah banyak kue anjing! Kamu kuat makan sampai kamu
akkarena.”
( Kamu sangat jelek, bukan karena baju dan sepatu yang bagus sehingga
ri sepekna batua.
(O, Rajaku, hanya kamu raja yang rendah hati, hanya kamu raja yang
40
41
pakrasanganna buraknengku.
( Di sini baik untuk tinggal. Tidak akan bertemu dengan orang yang ada
di kampung suamiku)
cilakaya.”
(Tidak ada salahnya, dia mempunyai anak cilaka, tidak ada yang
( oo mama kasi saja itu ubi kepada orang tua itu yang ada di depan
( dia tinggal dengan ibunya, adiknya dan kakeknya ini dedha sudah umur
ibunya mencari agar ada yang bisa dia makan sehari-hari bersama
ammakku.
melihat itu orang tuana di luar. “ diapun berkata “tidak, tidak usah
masuk disini, dikarenakan saya sudah tidak punya baik dan ibu)
(pada suatu waktu dia bertanya di istirnya berkata “ suruh orang tuamu
untuk tinggal di sini?” dibalas perkataan itu dengan berkata “orang tua
RIWAYAT HIDUP
sekolah menengah atas di SMAN 1 Wonomulyo pada tahun 2015- 2018. Ditahun
2018 melalui tes SBMPTN penulis diterima di Universitas Negeri Makassar pada
Fakultas Bahasa dan Sastra, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah. Akhirnya berkat do’a dan Rahmat Allah
SWT, kerja keras dan iringan do’a dari kedua orang tua, saudara, dan keluarga,