Anda di halaman 1dari 3

SOP PELAYANAN

Ditetapkan Oleh
KEGAWAT DARURATAN
Penanggung Jawab Klinik
Nomor Dokumen : Eldeweis Medical Centre
Nomor Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

KLINIK PRATAMA Dr. H. Amir Ali, MKM


EDELWEIS MEDICAL
CENTRE

1. PENGERTIAN Pelayanan Kegawat daruratan dapat di definisikan sebagai situasi serius dan
kadang kala berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan
membutuhkan tindakan segera guna menyelamatkan jiwa / nyawa.
Pendefinisian kriteria pasien kegawat daruratan:
a. Pasien Gawat Darurat.
Pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat
dan terancam nyawanya dan atau anggota badannya (akan menjadi
cacat) bila tidak mendapatkan pertolongan secepatnya. Biasanya di
lambangkan dengan label merah. Misalnya AMI (Acut Miocart Infac).
b. Pasien Gawat Tidak Darurat.
Pasien berada dalam kedaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan
darurat. Biasanya di lambangkan dengan label biru. Misalnya pasien
dengan Ca stadium akhir.
c. Pasien Darurat Tidak Gawat.
Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam
nyawa dan anggota badannya. Biasanya di lambangkan dengan label
kuning. Misalnya pasien Vlnus Laeratum tanpa perdarahan.
d. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat.
Pasien yang tidak mengalami kegawatan dan kedaruratan. Biasanya di
lambangkan dengan label hijau.s
e. Pasien Meninggal
Label hitam (Pasien sudah meninggal) merupakan prioritas terakhir.

2. TUJUAN Berdasarkan definisi dari pelayanan gawat darurat maka tujuan dari pelayanan
tersebut yaitu untuk memberikan pertolongan pertama bagi pasien yang datang
dan menghindari berbagai resiko seperti kematian, menanggulangi korban
kecelakaan atau bencana lainnya yang langsung membutuhkan tindakan.
Selain tujuan umum tersebut adapun tujuan utama dari pelayanan
gawatdaruratan yaitu :
a. Memberikan pelayanan komunikatif, cepat dan tepat selama 24 jam
terus menerus.
b. Tercapainya suatu pelayanan kesehatan optimal, terarah dan terpadu
bagi setiap anggot masyarakat yang berada dalam keadaan gawat
daruratan.
c. Mencegah kematian dan cacat pada pasien gawat daruratan sehingga
dapat hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat sebagaimana
mestinya,
d. Menerima dan merujuk pasien gawat daruratan melalui sistem rujukan
untuk memperoleh penanganan lebih,
e. Menaanggulangi korban bencana,
f. Menanggulangi “False Emergency”
g. Mengembangkan dan menyebarluaskan Ilmu Kedokteran Gawat Darurat
(PPGD)
h. Mencegah kematian dan cacat,
i. Merujuk ketempat yang lebih memadai,
j. Pendekatan SPGDT → pelayanan optimal, terarah dan terpadu.

3. LANGKAH-LANGKAH  Perawat manerima pasien, kemudian mencatat identitas lengkap dan jelas
dan informed consent.
 Perawat melakukan anamnesa,
 Perawat melakukan pemeriksaan GCS, TTV (T,N,RR,S) dan pemeriksaan
fisik awal,
 Pengelompokan pasien dan diagnosis awal
1) Gawat darurat : memerlukan tindakan segera dan mengancam jiwa,
2) Gawat non darurat ; memerlukan tindakan segera tapi tidak mengancam
jiwa
3) Non gawat darurat : tidak urgent tindakan segera dan tidak mengancam
jiwa.
Untuk penatalaksanaan pasien non gawat non darurat boleh diberi terapi
simptomatis (berdasarkan gejala) dan disarankan jika sakit berlanjut bisa
berobat kembali ke esokan harinya ke IGD atau BP
Untuk penatalaksanaan pasien gawat darurat dan gawat non darurat,
perawat menghubungin dokter jaga pada hari tersebut dan melaporkan kondisi
terakhir pasien dan boleh melakukan tindakan awal pertolongan pertama / BLS
Pertolongan pertama atau Basic Live Support (BLS) yang meliputi:
1) Air way:
 Bebaskan jalan nafas
 Jaw trust, chin lift dan hiperekstensi
 Bersihkan jalan nafas dan sumbatan (secret,benda asing)
2) Breathing
 Nafas buatan
 Pasang oksigen jika perlu
3) Circulation
 Tensi dan nadi turun, passing infuse
 Monitor produksi urine, pasang kateter bila perlu

e. Bila diperlukan dokter jaga harus dating guna pemeriksaan dan tindakan
lebih lanjut,
f. Pasien / keluarga melengkapi administrasi,
g. Semua pemeriksaan, tindakan, terapi dan rujukan dengan lengkap pada
status pasien

4. DIAGRAM ALIR  Perawat menerima pasien,kemudian mencatat identitas lengkap dan jelas
dan informed consent
 Perawat melakukan anamnesa
 Perawat melakukan pemeriksaan GCS,TTV ( T,N,RR,S) dan pemeriksaan
fisik awal
 Mengelompokan pasien dan diagnosa awal : Gawat darurat, Gawat non
darurat, Non gawat darurat
 Jika diperlukan, dokter jaga datang melakukan pemeriksaan dan tindakan
 Pasien / keluarga pasien melengkapi administrasi
 Semua pemeriksaan, tindakan, terapi dan rujukan dengan melengkapi status
pasien.

5. UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat (IGD)


6. REKA,AM HISTORIS
YANG TGL MULAI
NO ISI PERUBAHAN
DIUBAH DIBERLAKUKAN

Anda mungkin juga menyukai