Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN DOPS

HAPUSAN DARAH TEPI

Oleh :
Fahriza Abid Sonia (220702110020)

Pembimbing :
dr. Dyah Retno Wulandari, Sp.PD

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM


RSU KARSA HUSADA BATU
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2022

HAPUSAN DARAH TEPI

1. Definisi
Hapusan darah tepi merupakan suatu prosedur pemeriksaan darah yang
diamati menggunakan mikroskop. Pemeriksaan ini umumnya untuk melihat
sel darah merah, sel darah putih, serta trombosit. Pemeriksaa hapusan darah
tepi dapat mengidentifikasi sel leukosit yang abnormal dan atipikal serta
dapat menghitung jumlah leukosit dan platelet (Singh et al., 2020). Sediaan
apusan darah tepi memperlihatkan morfologi dari sel darah merah serta ada
atau tidaknya parasit (Gulati et al., 2013).

2. Indikasi
Indikasi pemeriksaan apus darah tepi seringkali dilakukan pada pasien
yang diduga mengidap penyakit kelainan darah, kelainan organ semisal ginjal
dan hati, infeksi bakteri berat, infeksi parasit, kasus malnutrisi, hingga
keganasan yang melibatkan gangguan sumsum tulang.

Pemeriksaan apus darah tepi digunakan untuk beberapa kasus berikut:

 Analisis kelainan darah, seperti anemia, polisitemia, leukopenia,


leukositosis, trombositopenia, monositosis, dan limfositosis
 Analisis jaundice atau kondisi hemolisis
 Analisia anemia hemolitik kongenital disertai splenomegali
 Analisis kecurigaan kelainan organ, seperti gangguan ginjal dan
gangguan hati
 Analisis sindrom hiperviskositas darah pada kasus paraproteinemia
 Analisis infeksi bakteri berat atau severe bacterial septic
 Analisis infeksi parasit, seperti malaria dan filariasis
 Analisis keganasan yang berhubungan dengan sumsum tulang, seperti
anemia aplastik, leukemia
3. PROSEDUR HAPUSAN DARAH TEPI

 Persiapan Alat dan Bahan


Alat :
1. Meja kerja
2. Tempat sampah biohazard
3. Tempat sampah biasa
4. Sabun cuci tangan
5. Wastafel
6. Sarung tangan
7. Marker/spidol/stiker nama
8. Tabung EDTA
9. Kaca objek
10. Pipet
11. Mikroskop
12. Kertas dan pulpen

Bahan :
1. Sampel darah
2. Aquades/ air
3. Pewarnaan MDT: methanol,eosin, methylene blue
4. Minyak emulsi
Gambar 1. Bahan pewarnaan MDT
 Pengambilan Sampel
1. Persiapkan semua alat dan bahan
2. Jelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan, berikan jaminan
kerahasiaan, minta persetujuan, dan beritahu hak untuk menolak.
3. Bersikap empati dan profesional
4. Dengan spidol tulis identitas pasien pada tabung EDTA
5. Pasang sarung tangan
6. Bersihkan fossa cubiti dengan kapas alkohol, biarkan mengering.
7. Tusuk jari yang telah bersih tersebut dengan spuit 3cc dengan
sudut 30º
8. Masukkan sampel darah pada tabung EDTA yang sudah diberi
identitas
9. Tekan luka menggunakan kapas alkohol, jika diperlukan tutup
dengan plester
 Cara pembuatan apusan darah tipis :
1. Persiapkan seluruh alat dan bahan
2. Persiapan diri dengan cuci tangan dan mengenakan APD
3. Letakkan objek gelas berisi darah dengan posisi mendatar diatas
meja/permukaan yang datar, tegak lurus terhadap badan pemeriksa
4. Kocok sampel darah yang ada pada EDTA
5. Teteskan sedikit sampel darah pada jarak ± 1cm dari identitas pasien
6. Letakkan ujung jari telunjuk kiri diatas tanda identitas pasien untuk
memfiksasi objek gelas diatas meja
7. Dengan tangan kanan, letakkan objek gelas pendorong diatas tetesan
darah kedua, Buat sudut 45 derajat antara objek gelas yang berisi
tetesan darah dan objek gelas pendorong.
8. Biarkan darah menyebar keseluruh ujung gelas pendorong
9. Tarik gelas pendorong ke arah pemeriksa kira kira 5 mm, kemudian
dorong kearah depan dengan tetap mempertahankan sudut 45 derajat
dan tidak pernah terlepas dari objek gelas yang berisi tetesan darah
10. Apusan yang baik adalah apusan berbentuk lidah, rata dan makin
mengecil diujung
11. Biarkan apusan ini mengering dalam suhu kamar
12. Setelah kering, teteskan seluruh permukaan sediaan menggunakan
reagen 1 MDT yaitu methanol, keringkan
13. Lanjutkan dengan menggenangi sediaan menggunakan reagen 2
MDT yaitu eosin dan tunggu hingga kering selama 20-30detik
14. Buang larutan tanpa dicuci dengan air
15. Genangi lagi sediaan menggunakan reagen 3 MDT yaitu methylene
blue selama 15-30 detik
16. Cuci sediaan menggunakan air mengalir secara perlahan dengan
memiringkan kaca objek dengan sudut 45 derajat
17. Tunggu sediaan hingga kering pada suhu kamar

Gambar 2. Ambil sedikit sampel darah menggunakan pipet

Gambar 3. Buat apusan darah tipis


Gambar 4. Penetesan preparat dengan methanol dan eosin

Gambar 5. Penetesan preparat dengan methylene blue

Gambar 6. Hasil akhir preparat. Keringkan, lalu siap dilihat dengan


mikroskop.
4. INTERPRETASI HASIL HAPUSAN DARAH TEPI
Pembacaan apusan darah tipis seara mikroskopis dimulai dari pembesaran
10x terlebih dahulu untuk menentukan selularitas (jumlah dan selularitas partikel.
Kemudian dilanjutkan dengan pembesaran sedang dan kuat (40x dan 100x) yang
digunakan untuk :

1. Identifikasi morfologi eritrosit: bentuk, ukuran, dan warna. Serta ada atau
tidaknya parasit
2. Identifikasi platelet
3. Identifikasi leukosit menggunakan diff count untuk menghitung:
eosinophil, basophil, segmen, limfosit, dan monosit

Eritrosit berbentuk oval/ ovalosit


Eritrosit berbentuk tear drop

Eritrosit berbentuk target sel


DAFTAR PUSTAKA
Gulati, G. et al. (2013) ‘Purpose and criteria for blood smear scan, blood smear
examination,
and blood smear review’, Annals of Laboratory Medicine, 33(1), pp. 1–7.
doi:10.3343/alm.2013.33.1.1.
Singh, M. et al. (2020) ‘Study of peripheral blood smear findings in patients of
anemia and to
compare it with automated hematology analyzer generated red cell
parameters’, Birat Journal of Health Sciences, 5(3), pp. 1231–1235.
doi:10.3126/bjhs.v5i3.33704.

Anda mungkin juga menyukai