Anda di halaman 1dari 8

Nama : Susanti Widiawati

Kelas : PPG PGSD 3


Asal : SDN 003 Sangkulirang Kab. Kutai Timur

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
Analisis eksplorasi penyebab
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
masalah
diidentifikasi
1. Rendahnya Kajian literatur : Setelah dilakukan analisis
minat bertanya Menurut Asril (2010: 81) mengemukakan bahwa terhadap rendahnya minat
Peserta didik bertanya merupakan ucapan verbal yang baca Peserta didik melalui
meminta respon dari seseorang yang terkenal. berbagai sumber literatur dan
Respon yang diberikan dapat berupa wawancara, maka dapat
pengetahuan sampai hal-hal seperti simulasi ditentukan penyebab masalah
efektif yang mendorong kemampuan berpikir. sebagai berikut:

Menurut Moedjiono (2009) mengemukakan 1. Guru kurang membantu


bahwa kemampuan siswa bertanya adalah suatu membangun rasa
kesanggupan yang dimiliki siswa berupa ucapan percaya diri Peserta
verbal yang meminta respon orang lain. didik. Membangun
komuikasi yang lebih cair
Eksplorasi penyebab masalah : dan relaks, menciptakan
1. Kurangnya kepercayaan diri peserta didik suasana pembelajaran
dikelas saat pembelajaran yang menyenangkan, serta
2. Peserta didik takut bertanya karena takut memberikan pemahaman
salah bahwa siswa yang berani
3. Peserta didik tidak paham akan materi bertanya itu siswa yang
sehingga menimbulkan rasa takut berbicara cerdas
4. Guru tidak memberikan contoh pertanyaan 2. Guru tidak memberikan
pancingan pemodelan atau contoh
Guru tidak mencontohkan
Hasil wawancara dengan teman sejawat bagaiman cara
mengatakan bahwa : mengajukan pertanyaan,
1. Sikap guru yang cenderung otoriter dalam bagaimana memberikan
mengajar sering berdampak psikologis, jawaban, bagaimana
akhirnya peserta didik berprinsip lebih baik memberikan saran dan
banyak diam kritik dengan baik
2. Jika ada peserta didik yang bertanya ada 3. Guru tidak memberikan
sebagian temannya yang sering pengertian kepada siswa
menertawakan agar mereka berani
3. Kurangnya percaya diri peserta didik mengemukakan
4. Kesulitan peserta didik dalam menyusun pendapat, menjawab
kalimat pertanyaan pertanyaan dan
melontarkan pertanyaan
Referensi : adalah bahwa mereka tidak
Asril, Zainal. 2010. Micro Teaching. Jakarta. PT: akan ditertawakan atau
Rajagrafindo dipermalukan apabila
mengutarakan sesuatu
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan yang mungkin tidak pas,
Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta salah, atau melenceng dari
apa yang sedang
didiskusikan
2. Kurangnya KAJIAN LITERATUR : Setelah dilakukan analisis
minat baca terhadap kurangnya minat
Peserta didik Menurut Sari, Citra. (2018) menyebutkan bahwa baca Peserta didik melalui
dalam rendahnya minat membaca pada siswa berbagai sumber literatur dan
pembelajaran disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut wawancara, maka dapat
membaca teks : ditentukan penyebab masalah
cerita pendek sebagai berikut:
1. Faktor internal antara lain : kemampuan 1. Siswa tidak terbiasa
membaca siswa dan, kurangnya kebiasaan melakukan kegiatan
membaca baik di
membaca;
lingkungan sekolah
2. Faktor eksternal antara lain : lingkungan maupun rumah;
sekolah yang kurang mendukung, peran 2. Adanya pengaruh gawai
perpustakaan sekolah belum maksimal, yang membuat siswa
keterbatasan buku/bahan bacaan, cenderung malas
lingkungan keluarga kurang yang membuka buku dan lebih
mendukung, pengaruh menonton televisi memilih bermain
permainan di gawainya;
dan bermain games di handphone.
3. Buku bacaan atau buku
Menurut Aulia Fahma balqis, dkk (2021) koleksi perpustakaan yang
digunakan dalam
menyebutkan bahwa rendahnya minat belajar pembelajaran rata-rata
siswa disebabkan oleh: tidak sesuai dengan
kebutuhan siswa milenial
1. Faktor internal meliputi: gender, faktor sekarang sehingga siswa
keinginan dari dalam diri sendiri dan faktor cenderung malas
media elektronik; membaca;
2. Faktor eksternal meliputi: faktor keluarga, 4. Kurangnya perhatian dari
faktor ekonomi, dan lingkungan. keluarga siswa dalam
memantau kegiatan
Eksplorasi penyebab masalah : literasi anak;
1. Peserta didik kurang memahami teks cerita 5. Model pembelajaran guru
yang panjang masih bersifat monoton.
2. Peserta didik tidak paham membuat Belum ada upaya inovatif
untuk meningkatkan
kesimpulan dari sebuah cerita yang dibaca
minat baca siswa;
3. Peserta didik membaca cerita hanya sekedar 6. Adanya pemikiran keliru
membaca tanpa memahami isi bacaan bahwa kegiatan membaca
4. Kurangnya minat baca peserta didik siswa hanya menjadi
tanggung jawab guru saja,
Hasil wawancara dengan teman sejawat padahal orang tua atau
mengatakan bahwa kurangnya minat baca siswa keluarga mempunyai
dikarenakan: pengaruh besar terhadap
perkembangan literasi
1. Peserta didik tidak terbiasa membaca peserta didik
buku baik di rumah maupun disekolah;
2. Buku bacaan yang ada tidak sesuai minat
peserta didik;
3. Belum adanya inovasi yang cocok untuk
kegiatan literasi dalam pembelajaran ;
4. Peserta didik lebih suka bermain gawai
dari pada membaca;
5. Koleksi buku belum sesuai dengan minat
siswa;
6. Kurangnya perhatian orang tua terhadap
literasi peserta didik di rumah.

Hasil wawancara dengan kepala sekolah


mengatakan bahwa kurangnya minat baca siswa
dikarenakan:

1. Pengaruh gawai yang mempengaruhi


belajar siswa terutama literasi;
2. Peserta didik mudah bosan saat melihat
teks bacaan yang panjang;
3. Peserta didik membaca saja tanpa
memahami isi bacaan;
4. Guru harus berinovasi dalam
pembelajaran agar peserta didik terbiasa
dalam literasi;
5. Peran serta orang tua dalam
membiasakan literasi di rumah.

Hasil wawancara dengan Pengawas sekolah


mengatakan bahwa:

1. Guru perlu meningkatkan kemampuan


pedagogiknya agar dapat berinovasi
dalam pembelajaran membaca ;
2. Perlu adanya pembiasaan setiap
mengawali pembelajaran dengan gerakan
15 menit membaca buku;
3. Perlu pemantauan intensif dari seluruh
guru terkait kegiatan membaca siswa;
4. Persoalan minat baca siswa bukan hanya
menjadi tanggung jawab guru Bahasa,
melainkan tanggung jawab semua guru
mata pelajara.

Referensi :

Aulia Fahma Balqis, dkk. 2021. Analisis Faktor


Minimnya Minat membaca Siswa di Kelas IV
SDIT Daarul Istiqlal Kecamatan Patumbak
Kabupaten Deli Serdang. Universitas Islam
Sumatera Utara.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/schoo
l/articel/vie/29137 . Diakses 10 Nopember 2022

Citra Pratama Sari. 2018. Faktor-Faktor


Penyebab Rendahnya Minat Membaca Siswa
Kelas IV. Universitas Negeri Yogyakarta.
Penerbit : Tidak Diterbitkan.
http://eprints.uny.ac.id/57375/. Diakses 10
Nopember 2022

3. Rendahnya Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis


kemampuan terhadap rendahnya
Peserta didik Menurut Anggoro, Rostien Puput (2019) kemampuan Peserta didik
dalam mengatakan bahwa faktor penyebab rendahnya dalam pembelajaran HOTS di
pembelajaran kemampuan pembelajaran HOTS adalah : kelas melalui berbagai sumber
HOTS di kelas 1. Siswa kurang dilatih mengerjakan soal literatur dan wawancara,
berkaitan pemecahan asalah; maka dapat ditentukan
2. Pembelajaran masih bersifat konvensional penyebab masalah sebagai
3. Guru kurang menggali kreatifitas peserta berikut:
didik dalam menyelesaikan soal.
1. Peserta didik jarang
menyelesaikan soal
Sealanjutnya Wardani (2011) menyatakan bahwa
latihan cerita
siswa tidak terbiasa mengerjakan soal-soal yang 2. Kemampuan peserta
membutuhkan kemampuan penalaran yang tinggi didik dalam memahami
sehingga siswa mengalami kesulitan untuk soal masih rendah
menyelesaikan. 3. Guru tidak terbiasa
memberikan contoh
atau soal yang
Eksplorasi penyebab masalah : bentuknya HOTS,
hanya soal yang tingkat
1. Siswa kurang pengalaman yang bermakna kesulitan yang mudah
dalam pembelajaran yang mengandung atau gampang
perhitungan 4. Pemaham guru
2. Peserta didik kurang fokus dalam mengenai soal HOTS
mengerjakan soal masih kurang
5. Guru jarang mengikuti
3. Peserta didik kurang suka membaca soal yang
pelatihan atau webinar
panjang baik ofline atau online
4. Guru tidak terbiasa memberikan contoh atau yang berkaitan dengan
soal yang bentuknya HOTS, hanya soal yang teknik pembuatan soal
tingkat kesulitan yang mudah atau gampang HOTS
5. Kurangnya guru menambah wawasan dan
ikut pelatihan atau seminar

Hasil wawancara dengan teman sejawat


berkaitan dengan rendahnya kemampuan Peserta
didik dalam pembelajaran HOTS di kelas
adalah:

1. Pembiasaan memberikan latihan soal-soal


HOTS pada peserta didik ;
2. Mengaitkan soal cerita sesuai dengan
kehidupan sehari-hari;
3. Guru hendaknya sering berdiskusi dan
berlatih dengan teman sejawat mengenai
soal-soal HOTS;

Menambah wawasan baik melalui media sosial


maupun diklat yang diadakan sekolah maupun
umum.

Referensi :

Anggoro, Rostien Puput. 2019. Pengaruh Model


Pembelajaran Kooperatif Berbasis HOTS
Terhadap Kemampuan Berfikir Matematis.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Ilmu
Matematika dan Matematika Terapan
https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/1
457884. Di akses 10 Nopember 2022

Wardini. 2011. Analisis Kemampuan Kelas VIII


dalam Menyelesaikan Soal Literasi Numerasi.
Jurnal Pendidikan Matematika. https://j-
cup.org/index.php/cendikia/articel/vie. Diakses
10 Nopember 2022

4. Guru belum Menurut Sinaga et al., (dalam Wulandari, 2020 Setelah dilakukan analisis
maksimal hlm. 88) mengatakan bahwa yang menyatakan melalui berbagai sumber
memanfaatkan kendala yang bersumber dari guru lebih condong literatur dan wawancara,
teknologi maka dapat ditentukan
kepada kemampuan guru dalam
dalam penyebab masalah sebagai
pembelajaran mengoperasionalkan media yang berbasis berikut:
teknologi. 1. Guru kurang membuka diri
untuk berlatih mengenai
Menurut Upitasari (2020) menyatakan bahwa pemanfaatan TIK dalam
serangkaian faktor berikut atau yang serupa pembelajaran baik melalui
sebagai hambatan yang sering dihadapi: seminar, pelatihan
maupunworkshop
kurangnya perangkat komputer, kurangnya
2. Warga sekolah belum
perangkat lunak berkualitas, kurangnya waktu, membiasakan diri dalam
masalah teknis, sikap guru terhadap TIK, penggunaan TIK dalam
pendanaan yang buruk, kurangnya kepercayaan pembelajaran
guru, resistensi untuk berubah, dukungan 3. Guru lebih suka
administratif yang buruk, kurangnya menggunakan metode
keterampilan komputer, kesulitan penjadwalan, konvesional dalam
mengajar
kesempatan pelatihan yang buruk, dan
kurangnya keterampilan dalam mengintegrasikan
TIK dalam pendidikan.

Menurut Jamila (2021) menyatakan bahwa


permasalahan yang dihadapi siswa yaitu
kurangnya fasilitas dan akses jaringan yang
memadai sehingga pelaksanaan pembelajaran
tidak efektif.

Referensi :
Jamila, dkk. 2021. Problematika Guru dan Siswa
dalam Proses Pembelajaran Daring pada Masa
Pandemi Covid-19 di UPTD SMP Negeri 1
Parepare. Al-Maarief. Jurnal Pendidikan Sosial
dan Budaya Vol. 3 No. 2
2021.https://ejurnal.iainpare.ac.id/index.php/AL
MAARIEF/article/download/2346/935. Di akses
11 Nopember 2022

Upitasari, R. 2020. Hambatan Penggunaan Tik


Dalam Pembelajaran. Lentera: Jurnal Diklat
Keagamaan Padang Vol. 4, No. 2.
https://lentera.kemenag.go.id/index.php/lentera/a
rticle/download/4/26/102. Di akses 11 Nopember
2022

Wulandari, S., dkk. 2020. Penggunaan Media


Pembelajaran Berbasis Teknologi Pada Guru
Seni Budaya MTs Se Kota Malang. JPKS (Jurnal
Pendidikan dan Kajian Seni) Vol.5, No.1,
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPKS/article
/download/7640/5866 . Di akses 11 Nopember
2022

Hasil wawancara dengan pakar:


1. Sangat minimnya pelatihan
pembelajaran dengan media teknologi
terhadap Guru
2. Kurang tersedianya fasilitas-fasilitas
pengembangan kemampuan Guru
tentang teknologi

Hasil wawancara dengan kepala sekolah :


1. Sarana dan prasarana untuk membantu
guru dalam pembelajaran teknologi sudah
memadai, guru hanya perlu
menggunakan saja
2. Kemauan guru dalam hal mencoba
menggunakan IT masih rendah
3. Guru lebih suka menggunakan metode
konvesional dalam mengajar
5 Keterbatasan Kajian Literatur: Berdasarkan hasil kajian
kemampuan Menurut Sarwi (2013, hlm. 148) mengatakan literatur dan wawancara
peserta didik bahwa ciri pembelajaran inovatif diantaranya dengan pakar yang menjadi
dan guru
program yang dikembangkan mampu kendala dalam penerapan
dalam
memahami menyelesaikan masalah, dapat melibatkan siswa model pembelajaran inovatif
model secara aktif, serta ada unsur kebaruan. adalah sebagai berikut :
pembelajaran Pembelajaran inovatif memuat model-model 1. Keterbatasan media
inovatif pembelajaran yang mengaktifkan siswa secara 2. Siswa terbiasa dengan
efektif. pembelajaran satu arah
atau sistem komando
Menurut Mislinaawati (2018, hlm. 31) dimana sulotnya
mengatakan bahwa guru menyatakan kendala menciptakan suasana
yang dihadapi adalah kurang mampu menyiasati yang berpusat pada
waktu yang tersedia, pengelolaan dan siswa
pengawasan kelas yang tidak dapat berjalan 3. Siswa masih
maksimal dan ketidakaktifnya siswa dalam beradaptasi dengan
proses pembelajaran. Sehingga, proses model pembelajaran
penerapan model pembelajaran tidak dapat inovatif
berjalan dengan maksimal. 4. Siswa belum
sepenuhnya aktif dalam
pembelajaran
Wawancara dengan teman sejawat:
5. Kurangnya pengelolaan
1. Pemahaman guru mengenai guru di dalam kelas
pembelajaran yang inovatif masih 6. Masih kurangnya usaha
rendah guru dalam
2. Siswa belum sepenuhnya aktif dalam
mengembangkan
pembelajaran
pembelajaran yang
3. Siswa masih beradaptasi dengan model
kreatif dan inovatif
pembelajaran inovatif
sesuai dengan
karakteristik siswa
Wawancara dengan Kepala Sekolah Dalam hal ini siswa diberi
4. Kendala yang dihadapi dalam penerapan kebebasan sesuai dengan
pembelajaran inovatif adalah kurangnya kemampuan atau
pemahaman guru mengenai model-model kesenangannya agar siswa
dapat mengikuti pembelajaran
pembelajaran inovatif; dengan aktif dan
5. Minimnya pelatihan yang didapat oleh menyenangkan.
guru tentang model pembelajaran
inovatif;
6. Kurangnya mengembangkan konsep
pembelajaran berbasis proyek dan
teknologi dalam pembelajaran inovatif;
7. Melaksanakan pembelajaran inovatif
PBL dimana siswa diberi kebabasan
memilih sesuai dengan potensinya.
Kendala yang dihadapi adalaah siswa
yang terbiasa dengan sistem komando
atau pembelajaran satu arah dan siswa
masih beradaptasi dalam penerapan
pembelajaaran PBL.

Referensi :
Misliinawati.(2018). Kendala Guru Dalam
Menerapkan Model-Model Pembelajaran
Berdasarkan Kurikulum 2013 Pada SD Negeri
62 Banda Aceh. Jurnal Pesona Dasar Vol.6 No.2,
Oktober 2018, hal 22-32. [Online] Available :
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/article/do
wnload/12194/9462 .
Sarwi, dkk. (2013). Implementasi Model
Pembelajaran Inovatif Untuk Mengembangkan
Nilai Karakter Siswa SMP. Jurnal Penelitian
Pendidikan Vol. 30 Nomor 2 tahun 2013
[Online]. Available :
https://media.neliti.com/media/publications/1263
76-ID-none.pdf

Anda mungkin juga menyukai