Anda di halaman 1dari 7

Nama : Otobahriansyah

Kelas PPG : PJOK 1


LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah Analisis eksplorasi


No Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
1 - Pedagogik. Kurangnya Sumber kajian literatur: Setelah dilakukan analisis
minat peserta didik saat 1. Hurlock (1990: 114) menyatakan bahwa minat terhadap kurangnya minat
pembelajaran teori merupakan suatu sumber motivasi yang peserta didik saat
permainan bola basket mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan pembelajaran teori didalam
didalam kelas. yang dipilihnya. Apabila seseorang melihat sesuatu kelas melalui kajian literatur
yang memberikan manfaat, maka dirinya akan dan wawancara, dapat
memperoleh kepuasan dan akan berminat pada hal disimpulkan penyebab
tersebut. masalah yang sesuai dengan
2. Sardiman, (2011: 76) menjelaskan bahwa minat karakteristik peserta didik /
sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang sekolah sebagai berikut:
melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang 1. Kurangnya minat peserta
dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau didik saat pembelajaran
kebutuhan-kebutuhannya sendiri teori didalam kelas
Sumber wawancara teman sejawat ibu NI: karena lebih suka/tertarik
1. Peserta didik merasa kecewa karena masih kegiatan belajar
berharap pembelajaran diluar kelas (dilapangan). dilapangan atau diluar
2. Jenuh selalu didalam kelas selama 6 hari kelas saat PJOK.
3. Pemahaman peserta didik tentang materi masih 2. Peserta didik merasa
kurang jenuh setelah berada
4. Metode pembelajaran kurang menarik didalam kelas selama 6
5. Guru hanya memberikan tugas hari
6. Sarana pembelajaran yang kurang
2 Literasi. Kurangnya Sumber kajian literatur: Setelah dilakukan analisis
minat membaca peserta 1. Pujiriyanto (2019), Pengembangan budaya terhadap kurangnya minat
didik tentang permainan membaca dan menulis yang dirancang untuk membaca peserta didik
bola basket. mengembangkan kegemaran melalui kajian literatur dan
membaca,
pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi wawancara, dapat
dalam berbagai bentuk tulisan. Pembelajaran abad disimpulkan penyebab
21 menuntut partisipasi aktif seluruh warga masalah yang sesuai dengan
sehingga peserta didik perlu dipersiapkan dapat karakteristik peserta didik /
menjadi produsen pengetahuan, bukan hanya sekolah sebagai berikut:
konsumen. Menurut hasil survei tingkat literasi 1. Kurangnya minat
Indonesia menempati ranking 60 dari 61 negara membaca peserta didik
yaitu di bawah Thailand (ranking 59) dan di atas disebabkan minimnya
Botswana (ranking 61) (Miller & Mc. Kenna, 2016). fasilitas yang ada
Modul 2, Peran Guru Dalam Pembelajaran Abad 21, diperpustakaan.
Hal-91 2. Kurangnya minat
membaca peserta didik
2. Menurut Tarigan (2008) faktor yang disebabkan tidak terdapat
mempengaruhi minat baca yaitu faktor tempat membaca yang
penyediaan waktu untuk membaca dan nyaman.
pemilihan bacaan yang baik. 3. Peserta didik tidak terbiasa
Sumber wawancara teman sejawat ibu NI: membaca baik dirumah
1. Minimnya buku bacaan yang ada di sekolah maupun di sekolah karena
2. Fasilitas perpustakaan yang kurang kurangnya paksaan dari
3. Tidak terdapat tempat membaca yang nyaman
4. Kurangnya buku yang disukai peserta didik orangtua maupun dari
5. Peserta didik tidak terbiasa membaca baik dirumah guru.
atau disekolah
6. Peserta didik tidak suka melihat teks
7. Kurangnya dorongan dari guru untuk membaca di
sekolah

3 Numerasi. Masih ada Sumber Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis


beberapa peserta didik 1. Miyarso (2019), Literasi numerasi adalah terhadap masih ada
tidak mengerti pengetahuan dan kecakapan untuk (a) bisa beberapa peserta didik tidak
perhitungan poin dalam memperoleh, menginterpretasikan, menggunakan, mengerti perhitungan poin
permainan bola basket. dan mengomunikasikan berbagai macam angka dan permainan bola basket
symbol matematika untuk memecahkan masalah melalui kajian literatur dan
praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan wawancara, dapat
sehari-hari; (b) bisa menganalisis informasi yang disimpulkan penyebab
ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, masalah yang sesuai dengan
bagan, dsb.) untuk mengambil keputusan. karakteristik peserta didik /
Modul 4, Perancangan Pembelajaran Inovatif, Hal-21 sekolah sebagai berikut:
1. Peserta didik kurang
2. Maulidina (2019) mengemukakan bahwa mengenal permainan bola
kemampuan numerasi terdapat tiga indikator yaitu; basket, bahkan beberapa
(1). Menerapkan berbagai jenis angka dan symbol peserta didik baru
yang berhubungan dengan matematika dasar untuk pertama kali bermain bola
menyelesaikan masalah dalam berbagai jenis basket saat pembelajaran
konteks kehidupan sehari-hari, PJOK.
(2). Menganalisis secara mendalam tentang
informasi yang disajikan oleh berbagai bentuk
grafik, table, bagan, diagram, dan
(3) menafsirkan terhadap hasil analisis tersebut
untuk meramalkan dan memprediksi serat
mengambil keputusan. Dari berbagai muatan
bidang studi pada pembelajaran tematik, banyak
konten yang disajikan dalam bentuk visual, buku
bacaan, madul, dan infografis. Oleh karena itu,
kemampuan literasi numerik sangat dipenting
dikuasai oleh setiap peserta didik untuk memahami
konten numerik dalam pembelajaran.
Ana Puspita Maulidina, & Sri Hartatik. Profil
Kemampuan Numerasi Peserta didik Sekolah Dasar
Bekemampuan Tinggi dalam Memecahkan Masalah
Matematika. Jurnal Bidang Pendidikan Dasar, Vol.3
No. 2, 2019, h. 2

Sumber wawancara teman sejawat ibu NI:


1. Peserta didik kurang mengenal permainan bola
basket.
2. Masih terbatasnya sarana permainan bola basket.
3. Peserta didik menganggap permainan bola basket
sulit dipelajari.
4. Tidak ada pembiasaan numerasi dari guru
5. Guru kurang menampilkan bahan ajar mengenai
numerasi
4 Kemampuan Sumber kajian literatur: Setelah dilakukan analisis
menangkap 1. Miyarso (2019), Guru membantu peserta didik terhadap Kemampuan
informasi/materi untuk memahami kesulitan belajar yang dihadapi menangkap
peserta didik masih secara mandiri, mengatasi kesulitan dengan informasi/materi peserta
kurang. memperbaiki sendiri cara belajar dan sikap didik masih kurang melalui
belajarnya yang dapat mendorong tercapainya hasil kajian literatur dan
belajar yang optimal. Tujuan pembelajaran juga wawancara, dapat
dirumuskan sesuai dengan kesulitan yang dialami disimpulkan penyebab
peserta didik. 1. Pemberian bimbingan secara masalah yang sesuai dengan
individu. Hal ini dilakukan apabila ada beberapa karakteristik peserta didik /
anak yang mengalami kesulitan yang berbeda-- sekolah sebagai berikut:
beda, sehingga memerlukan bimbingan secara 1. Fokus peserta didik tidak
individual. Bimbingan yang diberikan disesuaikan bisa terlalu lama (bosan).
dengan tingkat kesulitan yang dialami oleh peserta Terutama bagi peserta
didik. 2. Pemberian bimbingan secara kelompok. didik dengan tipe-tipe
Hal ini dilakukan apabila dalam pembelajaran belajar tertentu.
klasikal ada beberapa peserta didik yang 2. Guru salah dalam memilih
mengalami kesulitan sama. 3. Pemberian metode pembelajaran.
pembelajaran ulang dengan metode dan media 3. Badan peserta didik
yang berbeda. 4. Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu sedang dalam performa
peserta didik dibantu oleh teman sekelas yang telah yang kurang baik
mencapai KKM, baik secara individu maupun 4. Kecerdasan peserta didik
kelompok. yang berbeda.
Modul 4, Perancangan Pembelajaran Inovatif, hal-
131.
2. Hanik (2015) faktor penyebab kesulitan belajar,
yaitu :
1. Faktor internal yang berasal dari dalam diri
peserta didik, yang meliputi kesehatan, keadaan
jasmani dan rohani, intelegensi, perhatian, bakat,
sikap, minat dan motivasi.
2. Faktor eksternal yang berasal dari luar diri
peserta didik, yang meliputi:
a. Lingkungan keluarga. Yang meliputi suasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga dan perhatian
orang tua, pola hubungan orang tua dengan anak,
cara orang tua mendidik.
b. Lingkungan Sekolah. Yang meliputi metode guru
mengajar, guru yang tidak kualified, media
pembelajaran, hubungan guru dengan peserta
didik, disiplin sekolah serta sarana dan prasarana.
c. Lingkungan masyarakat. Yang meliputi kegiatan
peserta didik dalam masyarakat, media massa,
lingungan tetangga dan teman bergaul.
https://eprints.uny.ac.id/29197/1/ASTI%20NOOR%2
0HANIK.pdf
Sumber Wawancara teman sejawat ibu NI:
1. Fokus peserta didik tidak bisa terlalu lama (bosan)
2. Belum mendapatkan informasi awal
3. Badan peserta didik sedang dalam performa yang
kurang baik
4. Kecerdasan peserta didik yang berbeda
5. Kecocokan materi yang diberikan
6. Guru salah dalam memilih metode pembelajaran
7. Kurangnya ketrampilan guru saat mengajar
8. Media pembelajaran kurang menarik

5 Masih ada peserta didik Sumber Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis
yang tidak 1. Bishop (2006), Peserta didik perlu memahami terhadap masih ada peserta
menggunakan baju tentang pengembangan karir dan bagaimana karir didik yang tidak
olahraga. seharusnya diperoleh melalui kerja keras dan sikap menggunakan baju olahraga
jujur. Misalnya pemahaman pentingnya sikap melalui kajian literatur dan
profesional, menghargai kerja keras, disiplin, wawancara, dapat
amanah, dan menghindari praktek-praktek kolusi, disimpulkan penyebab
koneksi, dan nepotisme. masalah yang sesuai dengan
Modul 2, Peran Guru Dalam Pembelajaran Abad 21, karakteristik peserta didik /
Hal-13 sekolah sebagai berikut:
2. Rifai (2016:7) beberapa faktor yang dapat 1. Peserta didik yang sedang
menyebabkan seseorang melakukan pelanggaran sakit diperbolehkan tidak
disiplin sekolah antara lain: 1) faktor internal, menggunakan baju
meliputi peserta didik itu sendiri. 2) faktor olahraga.
eksternal, meliputi tata tertib, sistem pembelajaran 2. Peserta didik butuh
berkaitan dengan pengajaran guru, kepemimpinan perhatian biasanya
kepala sekolah, pelayanan administrasi, interaksi mencari perhatian dari
peserta didik diluar sekolah. guru salah satunya dengan
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/ tidak membawa baju
viewFile/31750/75676580406 olahraga.
Sumber Wawancara teman sejawat ibu NI: 3. Orang tua kurang peduli
1. Peserta didik sedang sakit kepada peserta didik,
2. Tidak suka dengan bahan kaos sehingga timbul alasan
3. Peserta didik butuh perhatian lupa membawa baju
4. Minat peserta didik kurang olahraga, belum dicuci dll.
5. Orang tua kurang peduli kepada peserta didik
6. Peserta didik kurang istirahat
6 Kurangnya interaksi Sumber Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis
antara guru serta 1. Peraturan menteri Pendidikan Nasional (No 16 terhadap kurangnya
orang tua. tahun 2007), Kompetensi sosial berkenaan dengan interaksi antara guru seta
kemampuan pendidik sebagai bagian dari orang tua melalui kajian
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul literatur dan wawancara,
secara efektif dengan peserta didik, sesama dapat disimpulkan penyebab
pendidik, tenaga kependidian, orang tua peserta masalah yang sesuai dengan
didik, dan masyarakat sekitar dengan cara; (1) karakteristik peserta didik /
berkomunikasi dengan teman sejawat dan sekolah:
komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik, 1. Kurangnya fasilitas yang
dan efektif, (2) berkomunikasi dengan orang tua mewadahi interaksi orang
peserta didik dan masyarakat secara santun, tua dan guru seperti
empatik, dan efektif tentang program jaringan telepon atau
pembelajaran dan kemajuan peserta didik, (3) internet.
mengikutsertakan orang tua peserta didik dan 2. Orang tua sibuk bekerja
masyarakat dalam program pembelajaran dan juga merupakan faktor
dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik. utama yang menyebabkan
Pada era abad 21 kemampuan komunikasi guru kurangnya interaksi
termasuk komunikasi menggunakan beragam orangtua dan murid. Dapat
teknologi informasi dan komunikasi misalnya dilihat ketika ada
whatsapp, twitter, instagram history, e-mail, undangan kepada orang
snapchat dan sebagainya. Termasuk pula tua, orang tua tidak
penguasaan bahasa untuk berkomunikasi dengan menyempatkan hadir
pihak asing. karena bekerja.
Modul 2, Peran Guru Dalam Pembelajaran Abad 21,
Hal-54
2. Menurut Rivai (2005) faktor-faktor yang umumnya
mempengaruhi komunikasi anatara lain karena
pengaruh:
a. Jabatan Level jabatan sedikit banyak
mempengaruhi kelancara komunikasi diantara
pihak-pihak. Bagi yangt memiliki jabatan yang lebih
tinggi malu jika harus berkomunikasi dengan
bawahanya, demikian pula bawahanya merasa
canggunguntuki berkomunikasi dengan atasannya.
b. Tempat Ruang kerja yang terpisah (yang mungkin
jauh) akan mempengaruhi komjunikasi, baik antara
karyawan yang selevel maupun antar atasan
dengan bawahan.
c. Alat komunikasi Alat komunikasi sangat besar
pengaruhnya dalam menciptakan kelancaran dalam
berkomunikasi. Akan tetapi masalah alat saat ini
bukan penghalang lagi karena telah ada alat
komunikasi seperti alat untuk berkomunikasi atau
Hand Phone.
d. Kepadatan kerja Kesibukan kerja yang dihadapi
dari waktu ke waktu merupakan penghambat
komunikasi, terutama di kota besar dengan volume
kerja yang padat dan memerlukan ekstra hati-hati.
https://eprints.umm.ac.id/32026/
Sumber Wawancara teman sejawat ibu NI:
1. Guru takut dinilai buruk oleh orang lain
2. Menjaga objektifitas
3. Perhatian orang tua kurang mengenai
perkembangan anak.
4. Orang tua sibuk bekerja
5. Orang tau menyerahkan seluruhnya kepada guru
6. Kurangnya fasilitas yang mewadahi guru dan orang
tua
7. Kurangnya jadwal pertemuann orang tua dan guru.
7 Guru masih Sumber Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis
menggunakan model 1. Mishra and Koehler (2006) , sebagai guru abad 21 terhadap guru masih
pembelajaran jadul dan harus mampu melaksanakan pembelajaran secara menggunakan model
belum maksimal dalam inovatif dengan penguasaan materi yang benar dan pembelajaran jadul dan
menggunakan model- memadahi, serta pendekatan pedagogi dan belum maksimal dalam
model pembelajaran teknologi yang tepat. Pengetahuan mengenai menggunakan model-model
yang innovatif. bagaimana cara mengintegrasikan teknologi, pembelajaran yang innovatif
pendekatan pedagogi ke dalam kegiatan belajar. melalui kajian literatur dan
Modul 3, Pembelajaran Inovatif, Hal-44 wawancara, dapat
2. Munawaroh (2019), Keberhasilan belajar mengajar disimpulkan penyebab
ditentukan oleh kemampuan profesional dan masalah yang sesuai dengan
pribadi guru yang memesona, dimana guru mampu karakteristik peserta didik /
menyajikan konten pembelajaran secara runtut, sekolah:
manantang dan menginspirasi peserta didik untuk 1. Kemauan guru untuk
belajar. Dikarenakan pengembangan kurikulum belajar masih kurang.
bertitik tolak dari dalam kelas, sehingga guru 2. Kurangnya
profesional hendaknya mengusahakan gagasan dorongan/paksaan dari
kreatif dan inovatif dalam melakukan serangkaian kepala sekolah.
pengembangan kurikulum di kelasnya. 3. Lokasi yang masih minim
Modul 1, Hal-138 fasilitas

Sumber Wawancara teman sejawat ibu NI:


1. Kemauan guru untuk belajar kurang
2. Kemampuan guru kurang
3. Kurangnya dorongan paksaan dari kepala sekolah
4. Pelatihan yang masih minim
5. Lokasi yang minim fasilitas
8 HOTS - Peserta didik Sumber Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis
kurang memiliki berpikir 1. Bishop (2006), Berpikir kritis merupakan terhadap peserta didik
kritis saat pembelajaran. keterampilan yang diperlukan peserta didik untuk
kurang memiliki berpikir
menghadapi kompleksitas dan ambiguitas kritis saat pembelajaran
informasi yang besar. Peserta didik perlu dibiasakan
melalui kajian literatur dan
untuk berpikir analitis, membandingkan berbagaiwawancara, dapat
kondisi, dan menarik kesimpulan untuk dapat disimpulkan penyebab
menyelesaikan masalah. masalah yang sesuai dengan
Modul 2, Peran Guru Dalam Pembelajaran Abad 21, karakteristik peserta didik /
Hal-11. sekolah:
2. Pada penelitian Erceg (Priyadi dkk, 2018), 1. Kemampuan literasi anak
menunjukan bahwa penyebab rendahnya
masih kurang
pemikiran kritis peserta didik adalah peserta didik
2. Pendidikan dengan orang
merasa kesusahan dalam menyelesaikan soal yang tua dirumah kurang.
diberikan dan kesusahan dalam menggabungkan Dimana anak tidak
hasil hitungan dengan gejala yang ada. diberikan stimulus tentang
pengetahuan.
Sumber Wawancara teman sejawat ibu NI: 3. Guru masih menggunakan
1. Guru masih menggunukan model pembelajaran metode pembelajaran
jadul jadul
2. Guru kurang memberikan rangsangan seperti
pertanyaan
3. Kemampuan literasi anak masih kurang
4. Peserta didik kurang tertarik dengan mapel
tertentu.
5. Anggapan awal mengenai mapel yang menurutnya
sulit
6. Pendidikan orang tua di rumah
9 Guru masih belum Sumber Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis
mengoptimalkan 1. (Cox & Graham, 2009; Mishra & Koehler, 2006; terhadap guru masih belum
pemanfaatan teknologi Shulman, 1986), teknologi Informasi dan mengoptimalkan
informasi (TIK) dalam Komunikasi/ TIK (Information and Communication pemanfaatan teknologi
pembelajaran. Technologies / ICT) adalah payung besar informasi (TIK) dalam
terminologi yang mencakup seluruh peralatan pembelajaran.melalui kajian
teknis untuk memproses dan menyampaikan literatur dan wawancara,
informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi dapat disimpulkan penyebab
informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi masalah yang sesuai dengan
informasi meliputi segala hal yang berkaitan karakteristik peserta didik /
dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, sekolah:
manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan 1. Tidak tersedia listrik 24
teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang jam dan jaringan internet.
berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk Hal ini disebabkan karena
memproses dan mentransfer data dari perangkat lokasi sekolah yang jauh
yang satu ke lainnya. Technological Pedagogical dari perkotaan.
Content Knowledge (TPACK) adalah pengetahuan 2. Kurangnya pelatihan guru
tentang bagaimana memfasilitasi pembelajaran mengenai pemanfaatan
peserta didik dari konten tertentu melalui TIK.
pendekatan pedagogik dan teknologi-teknologi.
Modul Kegiatan Belajar 4.4, Perancangan
Pembelajaran Pengembangan Aktivitas Air/Renang
Dengan Berbasis Ict, Dan Menerapkan Prinsip Tpack
2. Guru efektif memiliki tingkat melek TIK yang
memadai. Efektifitas pembelajaran salah satunya
dicapai melalui pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi sehingga syarat guru efektif di abad
21 adalah memiliki keterampilan mengintegrasikan
TIK dalam proses pembelajaran.
Modul 2, Peran Guru Dalam Pembelajaran Abad 21,
Hal-45

Sumber Wawancara teman sejawat ibu NI:


1. Keinginan guru yang masih berada di dalam zona
nyaman
2. Ejekan dari teman sejawat
3. Terbatasnya waktu untuk mempersiapkan
pembelajaran
4. Ketersediaan alat untuk guru dan peserta didik
5. Kurangnya pelatihan
6. Tidak tersedia listrik 24 jam
7. Jaringan internet tidak ada
8. Lab computer tidak ada

Anda mungkin juga menyukai