Anda di halaman 1dari 11

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


FITRIA WINDIARNI
201901306556

Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1 Rendahnya Hasil Kajian Literatur Dapat saya simpulkan
keaktifan siswa rendahnya keaktifan
saat belajar. Mc Keachie menyatakan berkenaan dengan siswa saat belajar
prinsip keaktifan mengemukakan bahwa
individu merupakan “manusia belajar yang aktif
penyebabnya adalah:
selalu ingin tahu” (Dimyati,2009:45) 1. Kurangnya rasa
percaya diri
Indikator Keberanian Berpendapat menurut siswa,
(Purwankanthi, 2003): Keaktifan siswa dalam 2. Siswa terlalu
pembelajaran di kelas dapat diukur antara lain
melalui indikator keberanian berpendapat dalam nyaman dengan
bentuk: pembelajaran
satu arah,
a. Bertanya, 3. Kurangnya rasa
b. Menjawab, dan ingin tahu
c. Berpendapat siswa,
4. Kurangnya
Menurut Suguharti,R (2009:8) Apabila guru
memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya stimulus kepada
atau siswa oleh
berpendapat, kebanyakan siswa menyia-nyiakan guru.
kesempatan itu dan hampir tidak ada siswa yang 5. Metode belajar
bertanya ataupun berpendapat sehingga guru
yang kurang
merasa capek karena siswa hanya pasif.
Penyebabnya adalah: variatif.
1. Siswa merasa tidak percaya diri
dalam mengemukakan pendapat,
2. Merasa tidak berani,
3. Merasa malu jika pendapatnya
salah atau bahkan ditertawakan
oleh teman-temannya.
Menurut Diah Paramitha, Psi dari Lembaga
psikologi jagadnita consulting Jakarta
(kompas:2010). Penyebab anak tidak berani
bependapat :
1. Sifat introvert,
2. Sulit bicara,
3. Memikirkan akibat,
4. Adaptasi yang lama,
5. Kurang stimulasi.
Menurut Nadia Irfana (2022) Menghadapi
siswa yang kurang aktif tentu merupakan
tantangan bagi seorang pendidik dan pengajar
karena membutuhkan cara atau metode
tersendiri, antara lain:
1. Melakukan Evaluasi diri dalam
proses mengajar
2. Menggali Faktor Penyebabnya
3. Membantu Siswa yang Pasif
4. Merubah Metode Belajar Mengajar
Hasil Wawancara

1. Nama : Miftahul Aini, S.Pd


Pengabdian: (10 tahun, SMAN 3
Mataram) ASN P3K
Menurut beliau, penyebab siswa
kurang aktif dikelas antara lain :
1. Kurang berani tampil
2. Terbiasa dengan sistem
belajar saat covid (daring)
3. Tidak tertarik belajar
matematika,
Untuk memulihkan itu sepertinya
membutuhkan proses yang sangat
besar.
2. Nama : Ni Putu Ayu
Sulistyawati,S.Pd
Pengabdian : (33 tahun, SMAN 3
Mataram, Ketua MGMP sekolah)
PNS gol. IVb
Menurut beliau, penyebab siswa
kurang aktif dikelas antara lain:
1. Kondisi siswa
2. Kurang percaya diri
3. Metode mengajar yang
membosankan
4. Kurang diberikan stimulus atau
pertanyaan pancingan

2 Kurang Hasil Kajian Literatur Dapat saya simpulkan


pemanfaatan Menurut Nur Hamidah (2021) bahwa
model Lagi-lagi guru cukup menggunakan metode, Pembelajaran inovatif
pembelajaran media, model maupun pendekatan yang itu-itu adalah pembelajaran
saja dalam pembelajaran. Guru yang tidak mau
yang inovatif. kreatif dan inovatif adalah guru yang egois
yang berorientasi pada
karena tidak pernah mau memikirkan cara untuk model,strategi,
mencapai tujuan pembelajaran. Guru yang egois metode dan media.
juga tidak mau berfikir dengan pembelajaran Penyebab guru kurang
yang monoton seperti itu apakah siswa bisa menerapkan model
memahami pelajaran yang diberikan.
pembelajaran yang
 Kendala dalam menerapkan Pembelajaran
inovatif adalah:
Inovatif Menurut Irfan (2020) : 1. Kurang dalam
memahami
1. Beberapa pokok bahasan sangat sintaks model
sulit untuk diterapkan model pembelajaran,
pembelajaran tertentu. Misalnya 2. Terlalu nyaman
keterbatasan sarana laboratorium dengan metode
ceramah dan
menyulitkan peserta didik untuk penugasan
melihat dan mengamati serta 3. Sulit
akhir menyimpulkan kejadian menemukan
atau konsep tertentu. model atau
2. Memerlukan alokasi waktu yang metode
panjang dibandingkan dengan pembelajaran
metode pembelajaran yang lain. yang sesuai
dengan materi.
Selanjutnya akan disampaikan Nurika
Anggraini(2022) beberapa tips dan trik menjadi
guru inovatif menurut penulis adalah sebagai
berikut. Guru wajib:

1. Kemampuan yang bervariatif


untuk menyajikan pelajaran.

2. Pandai memanfaatkan barang-


barang yang ada di sekitar

3. Melek teknologi

4. Pantang menyerah

5. Kooperatif/kerjasama

6. Bisa menerima kritik

7. Mampu menjadi teladan

8. Komunikatif

Hasil Wawancara
1. Nama : Miftahul Aini, S.Pd
Pengabdian: (10 tahun, SMAN 3
Mataram) ASN P3K
Menurut beliau, penyebab guru
belum melakukan pembelajaran
yang inovatif antara lain :
a. Guru kurang kreatif
b. Sudah mencoba model
pembelajaran lain namun
merasa tidak nyaman.
c. Metode ceramah dianggap
paling mudah dan cepat.
2. Nama : Ni Putu Ayu
Sulistyawati,S.Pd
Pengabdian : (33 tahun, SMAN 3
Mataram, Ketua MGMP sekolah)
PNS gol. IVb
Menurut beliau, guru belum
memanfaatkan model pembelajaran
yang inovatif karena :
a. Nyaman dengan metode
ceramah dan penugasan.
b. Guru kurang memahami
langkah –langkah berbagai
model pembelajaran,
sehingga dalam aplikasinya
sering memakan waktu lama
c. Kurang ada keinginan guru
untuk mengembangkan diri.
Guru malas melakukan
pembaharuan model
pembelajaran.
d. Guru sulit menyesuaikan
antara model pembelajaran
dengan kondisi siswa dan
materi

3 Siswa kesulitan Hasil Kajian Literatur Dapat saya simpulkan


untuk bahwa kesulitan siswa
mengerjakan soal Adapun kesulitan dalam menyelesaikan soal mengerjakan soal
menurut Aunurrahrnan (Bayu Ari Widodo,
hots. 2018: 3) mengemukakan indikator kesulitan
HOTS disebabkan oleh
siswa menyelesaikan soal matematika yaitu: 1. Siswa kurang
a. Kesulitan dalam latihan soal
mengingat/memahami fakta 2. Kurangnya
b. Kesulitan dalam memahami kemampuan
konsep siswa menyerap
c. Kesulitan dalam memahami informasi soal,
prinsip 3. Guru kurang
d. Kesulitan dalam mengaitkan
mengaplikasikan prinsip materi
(konsep-konsep) pembelajaran
dengan masalah
konstektual.
Penyebab Kesulitan Siswa Kategori Sedang 4. Kurangnya
Dalam Menyelesaikan Soal Matematika
Berbasis HOTS menurut Firdha
kemampuan
Razak,dkk(2022) : guru dalam
1. Siswa cenderung lupa dan menyusun soal
kurang teliti menuliskan HOTS sehingga
informasi yang ada pada soal sulit dalam
sebagai hal yang diketahui dan pemberian
ditanyakan, stimulus soal.
2. Kesulitan memahami maksud
dari soal
3. Tidak dapat merencanakan
penyelesaian soal dan tidak
dapat menentukan rumus yang
akan digunakan
4. Tidak dapat mengidentifikasi konsep-
konsep dalam menentukan perencanaan
penyelesaian soal.

Beberapa penelitian yang relevan dengan


penelitian ini seperti penelitian yang dilakukan
oleh (Utari et al., 2019) menemukan bahwa
Faktor yang menyebabkan kesulitan belajar
matematika berasal dari :
a. Faktor internal yang berasal dari
siswa meliputi
 IQ atau intelegensi,
 Sikap siswa dalam belajar
matematika,
 Motivasi belajar siswa yang
masih rendah,
 Kesehatan tubuh yang tidak
optimal, dan
 Kemampuan pengindraan siswa yang
kurang.
b. Faktor eksternal yang berasal dari luar
siswa antara lain:
 Kurangnya variasi mengajar
guru,
 Penggunaan media
pembelajaran yang belum
maksimal,
 Sarana prasarana di sekolah,
 Lingkungan keluarga.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh
(Waskitoningtyas, 2016) menemukan bahwa
Letak kesulitan belajar matematika yang dialami
siswa diantaranya dalam hal :
a. Fakta,
b. Konsep,
c. Keterampilan dan
d. Prinsip.
Penelitian lain juga dilakukan dan menemukan
bahwa kesulitan matematika siswa masih tinggi
terlihat dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan
siswa dalam penyelesaian soal (Darijani et al.,
2015).

Budiarta, dkk (2018) yang menyatakan bahwa


faktor penghambat implementasi soal evaluasi
berbasis HOTS yaitu :
a. Guru yang masih kesulitan dalam
merumuskan indikator
b. Guru kesulitan dalam
memahami konsep
implementasi HOTS dalam
pembelajaran.
c. Guru perlu menyesuaikan
indikator agar dapat mengukur
kemampuan siswa sesuai dengan
Taksonomi Bloom.
Pendapat Maulina, dkk (2019) bahwa guru
perlu melatih dan mengasah kemampuannya
dalam menyusun soal evaluasi berbasis
HOTS agar guru mudah dalam memilih
stimulus dan soal yang dibuat dapat
bervariasi. Stimulus soal yang beragam dapat
melatih siswa untuk berpikir kritis dalam
memecahkan masalah yang sesuai dengan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Pertiwi, dkk (2016:10) yang menyatakan


bahwa pemahaman siswa yang rendah
menyebabkan guru mengalami kesulitan
dalam menyesuaikan indikator soal dengan
kemampuan siswa yang ingin dikembangkan.

Sejalan dengan pendapat Maryani &


Martaningsih (2020) menyatakan bahwa
penyusunan soal evaluasi berbasis HOTS
memerlukan waktu yang cukup lama bagi
guru yang kurang melatih kemampuannya,
guru akan kesulitan dalam mencari
stimulus dan menyesuaikan level kognitif
yang ingin dicapai.

Berikut adalah tips untuk mengerjakan soal


HOTS menurut Redaksi Cmedia(2018) :
1. Menemukan kata kunci
2. Memahami konsep,bukan
menghapal
3. Memecahkan soal secara
sistematis
4. Banyak berlatih soal
Hasil Wawancara
1. Nama : Miftahul Aini, S.Pd
Pengabdian: (10 tahun, SMAN 3
Mataram) ASN P3K
Menurut beliau, penyebab siswa
kesulitan mengerjakan soal HOTS
antara lain :
a. Siswa tidak mau mencoba
(kurang latihan soal)
b. Siswa cepat menyerah
c. Siswa menunggu guru yang
menjawab
2. Nama : Ni Putu Ayu
Sulistyawati,S.Pd
Pengabdian : (33 tahun, SMAN 3
Mataram, Ketua MGMP sekolah)
PNS gol. IVb
Menurut beliau, siswa saat ini belum
mampu mengerjakan soal berbasis
HOTS. Kemampuan mereka sebatas
LOTS saja. Penyebabnya antaalain :
a. Siswa cenderung menghindari
soal sulit.
b. Siswa kurang memahami konsep
c. Guru kurang memberikan
stimulus
d. Siswa kurang kemampuan untuk
berpikir kritis dan analitis
e. Guru kurang dapat mengaitkan
materi dengan masalah
konstektual
4 Guru kurang Hasil Kajian Literatur Dapat saya simpulkan
memanfaatkan Menurut Warsihna dalam jurnal Regita bahwa guru kurang
fasilitas teknologi Andriani (2011) yang merujuk pada “Naskah
yang disediakan Akademik TIK untuk Guru” menyatakan bahwa
memanfaatkan fasilitas
sekolah. ada 4 jenjang kompetensi TIK, yaitu:
teknologi yang
(1) Menguasai dasar-dasar TIK (ICT disediakan sekolah
Literacy); karena :
(2) Mendalami pengetahuan (akuisisi 1. Terdapat guru
dan rekayasa pengetahuannya) yang belum
melalui TIK; memiliki
(3) Mempunyai kemampuan untuk mengkreasi kemampuan
pengetahuan dengan TIK; dasar TIK
(4) Berbagi ilmu dengan menggunakan 2. Keengganan
TIK atau tentang TIK, baik kepada guru untuk
siswa maupun guru lainnya menggunakan
fasilitas
sekolah,
Beberapa kemungkinan argumentasi guru
berdasarkan hasil identifikasi Sudirman
3. Kurangnya
Siahaan (2008) penyebab guru kurang waktu guru
memanfaatkan teknologi adalah: untuk membuat
(1) Mengajar dengan menggunakan buku teks media berbasis
saja sudah memperlihatkan prestasi TIK,
belajar yang memadai dan
membanggakan;
4. Guru sudah
(2) Mencari sumber-sumber belajar lainnya percaya diri
termasuk melalui pemanfaatan TIK (di mengajar hanya
luar buku teks yang sudah ditetapkan) dengan buku
menurut guru tentulah menyita waktu dan teks sebagai
biaya;
sumber utama
(3) Keengganan guru untuk memanfaatkan
berbagai sumber belajar termasuk selain guru.
pemanfaatan TIK dalam kegiatan
pembelajaran jika tidak ada konsekuensi
logis yang dapat mereka rasakan atau
peroleh.

Di kalangan peserta didik, ada kecenderungan


bahwa mereka sudah merasa puas terhadap
materi pelajaran yang diberikan guru secara
tatap muka atau langsung sehingga
menyebabkan mereka tidak mau atau malas
untuk mencari informasi tambahan yang ada
di internet walaupun sarana dan infrastruktur
sudah mendukung dalam penerapan TIK
(Ghafur, 2009).

Solusi yang dapat diberikan untuk kurangnya


pemanfaatan teknologi dalam belajar menurut
Wilman Juniardi (2020):
1. Ikuti pelatihan
2. Sering latihan dirumah
3. Jangan segan bertanya
4. Mencari tau aplikasi pendukung
pembelajaran
5. Mengikuti kolaborasi guru
berbagi
6. Meningkatkan kompetensi dan
kualitas

Hasil Wawancara
1. Nama : Miftahul Aini, S.Pd
Pengabdian: (10 tahun, SMAN 3
Mataram) ASN P3K
Menurut beliau, fasilitas TIK
disekolah sudah sangat memadai
namun belum bisa melibatkan TIK
dalam pembelajaran dikarenakan:
a. Tidak sempat membuat PPT dan
belum ada ide membuat media
pembelajaran.
b. Nyaman mengajar dengan spidol
dan papan tulis.
c. Merasa bahwa siswa lebih
paham jika tanpa media
d. Tidak mau repot (membawa
LCD dan leptop ke kelas rasanya
berat)
2. Nama : Ni Putu Ayu
Sulistyawati,S.Pd
Pengabdian : (33 tahun, SMAN 3
Mataram, Ketua MGMP sekolah)
PNS gol. IVb
Menurut beliau, penyebab guru
kurang memanfaatkan fasilitas
teknologi yang ada disekolah
karena :
a. Kurang ada waktu
menyusun media berbasis
TIK.
b. Waktu mempersiapkan
pembelajaran dikelas
menjadi lebih lama.
c. Nyaman dengan metode
mengajar konvensional
(penugasan-ceramah).
d. Tidak semua guru mampu
menyusun media berbasis
TIK ( terdapat guru yang
belum bisa mengoperasikan
komputer)
e. Guru diberikan pelatihan
untuk membuat media
berbasis TIK tetapi tidak
diterapkan di kelas

DAFTAR PUSTAKA.
Bayu Ari Widodo, dkk. 2018, Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal
Pada Materi System Persamaan Linear Dua Variable Di SMP Negeri 5 Lubuklinggau,
(Online), http://mahasiswa.mipastkipllg.com/repository /ARTIKEL_BAYU.pdf,diunduh 30
agustus 2022
Budiarta, K., dkk. (2018). Potret Implementasi Pembelajaran Berbasis High Order
Thinking Skills (HOTS) di Sekolah Dasar Kota Medan. Jurnal Pembangunan Perkotaan,
6(2),102-111. Dari https://www.researchgate.
net/profile/Faisal-Pendas/publication/332212877.pdf. diunduh 30 agustus 2022
Darijani, N. N. Y., Meter, I. G., & Negara, I. G. A. O. (2015). Analisis Kesulitan-Kesulitan
Belajar Matematika Siswa Kelas V Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Di Sd Piloting Se-
Kabupaten Gianyar Tahun Pelajaran 2014/2015. Mimbar PGSD Universitas Pendidikan
Ganesha, 3(1). https://doi.org/http://dx.doi.org/10.23887/jjpgsd.v3i1.5070. diunduh 30
agustus 2022
Dimyati. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Firdha azak.2022. DESKRIPSI KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN
SOAL HOTS MATEMATIKA DI SMA NEGERI 3 PANGKEP.(online)
file:///C:/Users/User1/Downloads/817-Article%20Text-1793-1-10-20220124.pdf, di unduh
30 Agustus 2022
Ghafur, M. 2009. Kendala Penerapan TIK di Bidang Pendidikan. Jakarta: Universitas
Indonesia. https://staff.blog. ui.ac.id/harrybs/2009/04/22/kendalapenerapan tik di bidang
pendidikan. di unduh 30 Agustus 2022
Irfan.2020.Pembelajaran Inovatif. (online).
https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/pembelajaran-inovatif/ ,diunduh 30 Agustus
2022
Maryani, I., & Martaningsih, S. T. (2020). Pendampingan Penyusunan Soal Higher
Order Thinking Bagi Guru Sekolah Dasar.Jurnal SOLMA,9(1), 156-166. Dari//
https://doi.org/10.29405/solma.v9i1.4100. di unduh 30 Agustus 2022
Maulina, D., Slamet, S., & Indriayu, M. (2019). Higher Order Thinking Skills (HOTS)
Instrument in Social Studies Learning for Elementary School Students in Grobogan
Regency.SEWORD FRESSH. https://doi.org/10.4108/eai.27-4-2019.2286828. di unduh 30
Agustus 2022
Nadia irfana.2022. https://haloedukasi.com/cara-mengatasi-siswa-yang-kurang-aktif. di
unduh 30 Agustus 2022
Nur Hamidah.2022.Guru Tidak Kreatif dan Inofatif.(online).
http://www.gurusiana.id/read/nurhamidah/article/guru-tidak-kreatif-dan-inovatif-4065000 ,
diunduh 30 Agustus 2022
Nurika anggraini.2022. https://guruinovatif.id/@nurikaanggraini,spd/tips-trik-menjadi-guru-
inovatif . di unduh 30 Agustus 2022
Paramitha, Diah.2010.mengapa anak tidak berani berpendapat. Kompas (online).
https://lifestyle.kompas.com/read/2010/06/16/09463035/mengapa.anak.tak.berani.berpendapa
t. diunduh 30 agustus 2022
Pertiwi, N. L. S. A., Arini, N. W., & Widiana, I. (2016). Analisis Tes Formatif Bahasa
Indonesia Kelas Iv Ditinjau Dari Taksonomi Bloom Revisi. E-Journal PGSD Universitas
Pendidikan Ganesha, 4(2), 1-10. Dari http://dx.doi.org/10.23887/jjpgsd.v4i2.7692. di unduh
30 Agustus 2022
Purwankanthi. 2013. Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, (online),
(http:// ejournal. undiksha. ac. id/ index. php/J JPBS/ article/ view/ 281/236, di unduh 30
Agustus 2022
redaksi cmedia.2018. https://penerbitcmedia.com/tips-mengerjakan-soal-hots-high-order-
thinking-skills/ . di unduh 30 Agustus 2022

regita Andriani.2011. file:///C:/Users/User1/Downloads/32694-75737-1-PB.pdf .diunduh. di


unduh 30 Agustus 2022
Siahaan, S. 2008. Perkembangan Siaran Televisi Edukasi (TVE): Persepsi dan Penyikapan
Guru. Jakarta: Pustekkom-Depdiknas.
http://pakdirman.blogspot.com/2008/01/perkembangan-siaran-televisi-edukasi.html. di unduh
30 Agustus 2022
Sugiarti Rina.2009. MENINGKATKAN KETERBUKAAN DIRI DALAM
MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI LAYANAN BIMBINGAN
KELOMPOK KEPADA BEBERAPA SISWA KELAS XI DI SMA N 14
SEMARANG TAHUN AJARAN 2009/2010.(online).(
http://lib.unnes.ac.id/2644/1/7214.pdf ), diunduh 30 Agustus 2022
Utari, D. R., Wardana, M. Y. S., & Damayani, A. T. (2019). Analisis Kesulitan Belajar
Matematika dalam Menyelesaikan Soal Cerita. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 3(4), 545.
https://doi.org/10.23887/jisd.v3i4.22311. di unduh 30 Agustus 2022
Waskitoningtyas, R. S. (2016). Analisis Kesulitan Belajar Matematika Siswa Kelas V
Sekolah Dasar Kota Balikpapan Pada Materi Satuan Waktu Tahun Ajaran 2015/2016. JIPM
(Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika), 5(1). https://doi.org/10.25273/jipm.v5i1.852. di
unduh 30 Agustus 2022
wilman juniardi.2020. https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/solusi-gaptek/. Diunduh
1 september 2022

Anda mungkin juga menyukai