Anda di halaman 1dari 13

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah pembelajaran peserta didik


SMK

Nama Mahasiswa : Wellyana Preisa

Alas Sekolah : SMAN 1 Siluq Ngurai

Masalah pembelajaran adalah: Kesenjangan antara tujuan yang


direncanakan dengan realisasi pencapaian oleh siswa. Tujuan pembelajaran
terbagi pada dua hal yaitu capaian kompetensi (KD/TP) dan proses
pencapaian kompetensi (proses belajar). Pada terminologi ABCD (Audience,
Behavoir, Condition and Degree), maka B dan D merupakan representasi
capaian kompetensi, sedangkan C adalah proses pencapaiannya.

Identifikasi masalah adalah: proses menemukan kesenjangan yang terjadi


pada siswa sebagaimanan definisi masalah pembelajaran.

Eksplorasi penyebab masalah adalah: Mengidentifikasi semua


kemungkinan penyebab terjadinya kesenjangan pencapaian tujuan
pembelajaran oleh siswa. Penyebab tersebut dapat bersumber dari metode
yang diterapkan oleg guru, sarana prasarana pembelajaran, lingkungan
belajar, sikap dan perilaku guru, lingkungan sosial dan keluarga, dan diri
siswa yang bersangkutan.

Penentuan penyebab masalah adalah: proses memilah dan menentukan


penyebab yang paling dominan atas timbulnya kesenjangan pencapaian
tujuan pembelajaran oleh siswa. Jika penyebab ini diatasi, maka
harapannya penyebab lain yang tereksplorasi akan selesai dengan
sendirinya.

Masalah yang
telah diidentifi
kasi (di salin Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi
No.
dari masalah masalah penyebab masalah
yang berada di
LK1.1)

1 Sebagian besar Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap


peserta didik kelas Eman nataliano busa: faktor yang kajian literatur dan wawancara,
X.2 DPIB, kurang mempengaruhi kurangnya keaktifan diketahui penyebab pasif nya peserta
aktif dalam Peserta didik dalam kegiatan didik dalam kegiatan diskusi dan
kegiatan diskusi pembelajaran di kelas presentasi adalah:
dan presentasi pada Keaktifan belajar peserta didik adalah 1. Guru belum maksimal dalam
mapel Dasar-Dasar suatu keadaan, tingkah laku, atau penerapan metode
aktivitas yang terjadi pada diri siswa pembelajaran untuk
Desain Pemodelan mengaktifkan peserta didik
selama proses pembelajaran. Hal ini
dan Informasi ditandai dengan keterlibatan siswa pada proses diskusi dan
Bangunan Elemen dalam proses pembelajaran, seperti presentasi.
3. kemampuan untuk bertanya,memberikan 2. Sebagian dari tiap kelompok
umpan balik, menyelesaikan tugas, diskusi peserta didik enggan
menanggapi pertanyaan dari guru, bertanya dan mengemukakan
berkolaborasi dengan siswa lain, dan pendapat.
bertanggung jawab atas tugas yang 3. Peserta kurang mengakses
diberikan. Berdampak pada keberhasilan sumber belajar, sehingga
proses pembelajaran, komponen kekurangan materi untuk
pembelajaran yang paling penting diskusi dan presentasi.
adalah aktivitas belajar siswa. Menurut 4. Peserta didik kurang percaya
Whipple dalam Hamalik (2019), diri untuk mengemukakan
keaktifan belajar peserta didik adalah pendapat.
suatu proses belajar mengajar yang 5. Peserta didik takut salah dan
menekankan keaktifan siswa secara enggan mencoba.
fisik, mental, intelektual dan emosional 6. Peserta didik kadang
dengan tujuan memperoleh hasil belajar membanding-bandingkan
berupa panduan antara aspek kognitif, kemampuannya dengan teman
afektif dan psikomotor selama peserta sebaya, sehingga cenderung
didik berada di kelas rendah diri.
https://ejurnal.stie-
trianandra.ac.id/index.php/inov
asi/article/download/764/1110
/
Refleksi PPL Siklus 1:
 Guru belum maksimal dalam
menerapkan metode pembelajaran.
 Sebagian besar peserta didik di
tiap kelompok pasif engan
bertanya dan mengeluarkan
pendapat.
Wawancara dengan peserta didik:
Hari/tanggal : Rabu, 3/1/2024
Narasumber : Guntur Wahyu / X DPIB1
 Saya takut mengemukakan
pendapat saya karena teman-teman
pintar semua, soalnya kalau salah
pasti diketawain dan jadi bahan
olokan.
 Memilih diam saja supaya aman
dari bahan olokan teman-teman.
Wawancara dengan kepala
Sekolah:
Hari/ Tanggal : Kamis, 4/1/2024
Narasumber : Sabidin, S.Pd, M.Si
 Lemahnya motivasi belajar dalam
diri peserta didik itu sendiri.
 Rendahnya budaya literasi peserta
didik menjadi sebab ketidak aktifan
mereka dalam diskusi.
 Ketidak percayaan diri peserta didik
merasa kurang yakin dalam
kemampuan akademik.
Wawancara waka kurikulum :
Hari/Tanggal: Kamis, 4/1/2024
Narasumber : Adi, S.Pd
 Keterlibatan peserta didik dalam
proses pembelajan masih rendah
 Peserta didik yang kurang bisa,
memerlukan dukungan tambahan
atau pendampingan oleh guru.
 Guru perlu memberikan dukungan
motivasi untuk peserta didik agar
percaya dirinya meningkat.

2 Peserta didik tidak Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap


semua bisa Destri Sambara Sitorus1,Tri kajian literatur dan wawancara,
mengakses Google Nugroho Budi Santoso2: diketahui penyebab tidak semua
Form dan Quizizz Pemanfaatan Quizizz Sebagai Media peserta didik dapat mengakses google
pada saat evaluasi Pembelajaran Berbasis Game Pada form dan quizizz kegiatan evaluasi
pembelajaran dengan Masa Pandemi Covid-19 pembelajaran adalah:
berbagai alasan Salah satu media berbasis game yang 1. Guru belum maksimal dalam
sering digunakan adalah quizizz. memberikan pemahaman
Melalui aplikasi ini, guru dapat fungsi smarphone pada proses
menggabungkan instruksi, pembelajaran.
2. Peserta didik mungkin
pembahasan, dan evaluasi. Quizizz menggagap quizizz hanya
menghubungkan seluruh guru-guru di games yang fungsinya untuk
dunia dan semua guru yang ada di seru-seruan saja bukan
dalamnya dapat mengakses quizizz evaluasi.
secara gratis. Oleh karena itu, guru 3. Peserta kurang berminat untuk
dapat berkreasi di dalam pembelajaran mengasah kemampuannya
dalam evaluasi.
dan tidak kehabisan ide. Penggunaan
4. Peserta didik enggan keluar
aplikasi ini bisa dilakukan dimana saja, dari aplikasi kegemarannya.
tidak terikat oleh ruang dan waktu. Hal 5. Peserta didik memanfaatkan
ini karena quizizz memiliki pengaturan waktu belajar untuk akses
waktu, kapan kuis akan dibuka dan menu/aplikasi kesukaannya,
kapan berakhirnya. Siswa hanya perlu karena dirumah mungkin
memasukkan kata sandi atau game pin dibatasi oleh orang tua.
untuk memulai kuisnya tanpa perlu
berada dalam suatu tempat yang sama
dengan guru atau teman-temannya.
https://ejournal.uksw.edu/scholaria/arti
cle/download/5346/2088/28147
Refleksi PPL Siklus 1:
 Guru belum maksimal dalam
memberikan pemahaman
penggunaan smarphone untuk
kegiatan belajar dan evaluasi.
 Semua peserta didik memiliki
smartphone dan paket data
 Sebagian peserta didik masih
membuka aplikasi lain yang tidak
ada hubungannya dengan materi
saat pembelajaran berlangsung.
 Beberapa peserta didik gabung
akun saat live games.
 Peserta didik membuat nama tidak
sesuai daftar hadir siswa.
Wawancara dengan peserta didik:
Hari/tanggal: Rabu, 3/1/2024
Narasumber: Melinda O Viona XDPIB1
 Saya gabung dengan teman karena
biar seru main kalau sama-sama.
 Saya suka games online, tapi
dirumah tidak diijinkan oleh orang
tua.
 Kalau materinya ceramah saya
bosan.
Wawancara dengan kepala
Sekolah:
Hari/tanggal: Kamis, 4/2/2024
Narasumber: Sabidin, S.Pd, M.Si
 Upaya pendisiplinan penggunaan
handpone di kelas tidak berjalan
maksimal.
 Penggunaan media pembelajaran
berbasis gawai perlu ditingkatkan
dalam control yang maksimal.
 Guru harus dapat mengarahkan
fungsi handpone peserta didik pada
saat jam belajar.
Wawancara dengan teman sejawat:
Hari/tanggal: Kamis, 4/1/2024
Narasumber : Friska Umi, S.Pd
 Peserta didik sangat tergantung
dengan gawainya.
 Guru harus memanfaatkan gawai
sebagai media belajar.
3 Peserta didik belum Kajian literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap
menampilkan hasil Dea Elvina Damitri: kajian literatur dan wawancara,
diskusi dalam bentuk KEUNGGULAN MEDIA diketahui penyebab peserta didik
visual POWERPOINT BERBASIS AUDIO belum bisa menampilkan hasil diskusi
VISUAL SEBAGAI MEDIA dalam bentuk visual adalah:
PRESENTASI TERHADAP HASIL 1. Guru belum memberi
BELAJAR SISWA SMK TEKNIK bimbingan khusus pada materi
BANGUNAN pembuatan PPT
Teknik Bangunan merupakan salah 2. Peserta didik kurang
mempersiapkan dengan baik
satu bidang studi di SMK yang materi presentasi hasil diskusi.
mempelajari tentang perencanaan dan 3. Peserta didik belum maksimal
pelaksanaan konstruksi bangunan yang dalam pemanfatan fasilitas
membutuhkan pendekatan khusus yang mereka punya.
dalam penyampaian materi. Oleh
karena itu, diperlukan visualisasi pada
setiap materi yang disampaikan oleh
guru. Penggunaan media powerpoint
berbasis audio visual sebagai media
presentasi diharapkan dapat
memberikan visualisasi kepada siswa
terhadap materi yang disampaikan.
Penulisan artikel ini bertujuan untuk
meninjau mengenai keunggulan media
powerpoint berbasis audio visual
sebagai media presentasi terhadap hasil
belajar siswa SMK Teknik Bangunan.
Studi dilakukan dengan cara membaca
literature, merangkumkannya serta
membuat analisis dari beberapa artikel
jurnal yang relevan. Hasil dari studi
menunjukkan bahwa pembelajaran
menggunakan media powerpoint
berbasis audio visual memiliki
beberapa keunggulan yaitu: 1) Dapat
menampilkan teks, gambar, bahkan
suara yang dapat menarik perhatian
siswa sehingga pesan informasi secara
visual mudah dipahami peserta didik.
2) Dapat disertai dengan narasi dan
ilustrasi suara, musik, dan video yang
dimainkan pada saat presentasi yang
dapat melukiskan gambar hidup dan
suara memberikan daya tarik tersendiri
sehingga dapat mengatasi kejenuhan
peserta didik saat proses pembelajaran
dan minat belajar lebih meningkat. 3)
Memiliki penyajian yang menarik
dengan adanya permainan warna, huruf
dan animasi baik animasi teks maupun
animasi gambar atau foto sehingga
lebih merangsang anak untuk
mengetahui lebih jauh informasi
tentang bahan ajar yang tersaji dan
dapat memperkuat ingatan. Beberapa
keunggulan tersebut tentu berperan
penting dalam proses pembelajaran
yang berujung pada meningkatnya hasil
belajar siswa.
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/j
urnal-kajian-
ptb/article/download/36296/32278
Refleksi PPL Siklus 1:
 Semua kelompok presentasi belum
menampilkan materi dalam bentuk
PPT.
 Pada materi elemen 3 ini Guru
belum melakukan bimbingan terkait
aplikasi presentasi.
 Guru menanggap peserta didik
sudah mampu membuat bahan
presentasi visual.
Wawancara dengan peserta didik:
Hari/tanggal: Rabu,3/1/2024
Narasumber: Rizky Parel X DPIB1
 Saya sudah buat presentasi dari
canva, tapi setelah diunduh saya
tidak bisa menampilkannya untuk
dipesentasikan.
 Waktu untuk menuntaskan masalah
diatas terbatas, sehingga tidak bisa
ditampilkan.
Wawancara dengan kepala Sekolah:
Hari/tanggal: Kamis, 4/1/2024
Narasumber : Sabidin, S.Pd, M.Si
 Guru harus banyak mendemokan
tatacara pembuatan bahan
presentasi.
 Guru harus lebih meluangkan waktu
untuk membimbing peserta didik
karena kemampuan presentasi ini
sangat penting bagi siswa SMK
khususnnya DPIB.
Wawancara dengan rekan sejawat:
Hari/tanggal : Kamis, 4 /1/2024
Narasumber : Fusilina Mariana, S.Pd
 Peserta didik kurang
berpengalaman dalam presentasi
atau penggunaan perangkat tertentu.
 Guru harus menambahkan materi
keterampilan presentasi walaupun
bukan pada capaian pembelajaran
yang dimaksud.

4 Peserta didik kurang Kajian literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap


termotivasi untuk Hendrizal: rendahnya motivasi kajian literatur dan wawancara,
belajar atau terlibat belajar siswa dalam proses diketahui penyebab peserta didik
aktif dalam proses pembelajaran. Motivasi diartikan kurang termotivasi untuk terlibat aktif
pembelajaran pada sebagai keseluruhan daya penggerak
mapel dasar dasar dalam pembelajaran adalah:
dalam diri siswa untuk melakukan
desain pemodelan serangkaian kegiatan belajar guna 1. Materi yang disampaikan
informasi bangunan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. kurang memiliki keterkaitan
elemen 3. Motivasi siswa dapat timbul dari dalam dengan dunia kerja
diri individu (motivasi intrinsik) dan 2. Peserta didik kurang
dapat timbul dari luar diri siswa memahami materi yang
(motivasi ekstrinsik). Temuan penelitian disampaikan.
menujukan rendahnya motivasi belajar 3. Guru belum menerapkan
siswa diantaranya adalah sebagai metode pembelajaran yang
berikut: sesuai dengan karakteristik
1) Metode dan cara-cara mengajar peserta didik.
guru yang monoton dan tidak 4. Metode dan cara mengajar
menyenangkan. guru monoton dan tidak
2) Tujuan kurikulum dan pengajaran menyenangkan.
yang tidak jelas. 5. Lingkungan tempat tinggal
3) Tidak adanya relevansi kurikulum peserta didik kurang
dengan kebutuhan dan minat siswa. mendukung keaktifannya
4) Latar belakang ekonomi dan sosial dalam belajar.
budaya siswa.
5) Sebagian besar siswa yang
berekonomi lemah tidak
mempunyai motivasi yang kuat
untuk belajar dan melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi.
6) Kemajuan teknologi dan informasi.
7) Merasa kurang mampu terhadap
mata pelajaran tertentu, seperti
matematika, dan bahasa Inggris dan
8) Masalah pribadi siswa baik dengan
orang tua, teman maupun dengan
lingkungan sekitarnya.
https://ojs.adzkia.ac.id/index.php/pdk/a
rticle/download/57/48/207
Refleksi PPL Siklus 1:
 Guru belum maksimal dalam
memberikan motivasi belajar
kepada peserta didik.
 Masih ada peserta didik yang
mengantuk dan kurang
memperhatikan saat pembelajaran.
 Masih ada peserta didik yang main
handpone saat pembelajaran.
Wawancara dengan peserta didik:
Hari/tanggal: Rabu,3/1/2024
Narasumber: Rizky Parel X DPIB1
 Saya susah mengerti kalau hanya
membaca buku paket.
 Materi yang disampaikan kurang
terkait dengan minat saya.
 Tidak ada dukungan keluaga/orang
tua terhadap proses Pendidikan.
Wawancara dengan kepala Sekolah:
Hari/tanggal: Kamis, 4/1/2024
Narasumber : Sabidin, S.Pd, M.Si
 Peserta didik perlu terus diberi
motivasi belajar.
 Guru harus berinovasi untuk
mencari Solusi rendahnya minat
belajar peserta didik.
Wawancara dengan ketua MGMP:
Hari/tanggal : Kamis, 4 /1/2024
Narasumber : Nasius Logan, M.Pd
 Peserta didik kurang meminati
mapel tertentu.
 Guru harus terus berinovasi dalam
proses pembelajaran, untuk
mengaktifkan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran.

5 Peserta didik punya Kajian literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap


kebiasaan bercanda Lintang Arso Kusuma: penurunan kajian literatur dan wawancara,
dengan kalimat perilaku bullying verbal pada anak diketahui penyebab peserta didik
cenderung kasar, jalanan melalui konseling cognitive memiliki kebiasaan bercanda dengan
mengarah kepada behaviour dengan media dongeng kaliam cenderung kasar serta
perundungan Andrew Mellor (KPAI, 2016) mengarah pada perundungan adalah:
menjelaskan bahwa ada beberapa jenis 1. Peserta didik terbiasa dengan
bullying, yakni: (1) bullying fisik, yaitu cara bercanda yang cenderung
jenis bullying yang melibatkan kontak kasar.
fisik antara pelaku dan korban. Perilaku 2. Lingkungan sekitar peserta didik
yang termasuk, antara lain: memukul, kurang memberi dukungan
menendang, meludahi, mendorong, prilaku sopan.
mencekik, melukai menggunakan 3. Guru belum maksimal dalam
benda, memaksa korban melakukan memberikan teladan.
aktivitas fisik tertentu, menjambak,
merusak benda milik korban, dan lain-
lain. Bullying fisik adalah jenis yang
paling tampak dan mudah untuk
diidentifikasi dibandingkan bullying
jenis lainnya; (2) bullying verbal
melibatkan bahasa verbal yang
bertujuan menyakiti hati seseorang.
Perilaku yang termasuk, antara lain:
mengejek, memberi nama julukan yang
tidak pantas, memfitnah, pernyataan
seksual yang melecehkan, meneror, dan
lain-lain. Kasus bullying verbal
termasuk jenis bullying yang sering
terjadi dalam keseharian namun
seringkali tidak disadari; (3) bullying
relasi sosial adalah jenis bullying
bertujuan menolak dan memutus relasi
sosial korban dengan orang lain,
meliputi pelemahan harga diri korban
secara sistematis melalui pengabaian,
pengucilan atau penghindaran. Contoh
bullying sosial antara lain:
menyebarkan rumor, mempermalukan
seseorang di depan umum, menghasut
untuk menjauhi seseorang,
menertawakan, menghancurkan reputasi
seseorang, menggunakan bahasa tubuh
yang merendahkan, mengakhiri
hubungan tanpa alasan, dan lain-lain;
(4) bullying elektronik merupakan
merupakan bentuk perilaku bullying
yang dilakukan melalui media
elektronik seperti komputer,
handphone, internet, website, chatting
room, e-mail, SMS, dan lain-lain.
Perilaku yang termasuk antara lain
menggunakan tulisan, gambar dan
video yang bertujuan untuk
mengintimidasi, menakuti, dan
menyakiti korban.
https://journal.student.uny.ac.id/index.p
hp/fipbk/article/viewFile/10873/10417

Efi Ika Febriandari: penerapan


metode disiplin positif sebagai
bentuk pembinaan pendidikan
karakter disiplin anak sd.Disiplin
positif mengajarkan orang dewasa
untuk bersikap ramah dan sekaligus
tegas pada saat yang sama, bukan
bersifat kasar/keras dengan berbagai
hukuman atau bersikap permisif. Oleh
karena itu penerapan disiplin positif
memerlukan beberapa azas yang
meliputi: 1) Saling menghormati.
Dalam hal ini antar pendidik harus
saling menghormati satu dengan yang
lain karena pendidik merupakan model
bagi anak. Selain itu pendidik juga
perlu menghormati kebutuhan
siswa/anak didik 2) Mengidentifikasi
motif dibalik perilaku/tindakan anak.
Akan lebih efektif bagi guru untuk
mengubah perilaku anak jika mampu
mengidentifikasi motif kemudian
mengubah keyakinan anak yang
membuat dia melakukan tindakan atau
merubah perilaku. 3) Komunikasi yang
efektif dan ketrampilan memecahkan
masalah. 4) Disiplin yang mengajarkan
(dan bukan bersikap permisif atau
menghukum). 5) Fokus pada solusi,
bukan hukuman. 6) Memberikan
dorongan (bukan pujian).Dorongan
menunjukkan upaya dan perbaikan,
tidak hanya kesuksesan, dan
membangun harga diri dan
pemberdayaan jangka panjang.
https://journal.stkippgritrenggalek.ac.id
/index.php/kid/article/viewFile/132/82

Refleksi PPL Siklus 1:


 Pada saat diskusi peserta didik
sering menyapa temannya dengan
sebutan tertentu (nama Binatang,
bentuk tubuh dll)
Wawancara dengan peserta didik:
Hari/tanggal: Rabu,3/1/2024
Narasumber: Rizky Parel X DPIB1
 Kalau kita diam nanti teman-teman
akan semena-mena, jadi lebih baik
ngolok duluan daripada jadi bahan
olokan.
 Sudah biasa memang bercanda
begitu kami, tidak apa-apa
Wawancara dengan kepala Sekolah:
Hari/tanggal: Kamis, 4/1/2024
Narasumber : Sabidin, S.Pd, M.Si
 Guru perlu memberikan teladan
dalam hal disiplin tutur kata dan
Tindakan.
 Peserta didik memiliki
kencendrungan menirukan hal
buruk.
Wawancara dengan rekan sejawat:
Hari/tanggal : Kamis, 4 /1/2024
Narasumber : Margaretha Sana, S.Pd
 Peserta didik cenderung meniru
konten-konton yang tidak sopan.
 Guru perlu membekali peserta didik
dengan Pendidikan karakter disela-
sela materi inti mapelnya.

6 Kurangnya Kajian literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap


penerapan model Rusmiati: Model Pembelajaran kajian literatur dan wawancara,
pembelajaran inovatif Inovatif Abad 21 Dengan Merdeka diketahui penyebab kurangnya
Belajar penerapan model pembelajaran
Seorang guru yang profesional harus
inovatif adalah:
memiliki minimal empat kompetensi,
1. Guru belum menguasai
yaitu kompetensi kepribadian,
meodel pembelajaran inovatif
kompetensi sosial, kompetensi
pedagogik, dan kompetensi 2. Guru kesulitan mengikuti
profesional. Salah satu kompetensi sintak dalam pembelajaran
yang harus dikuasai guru adalah inovatif.
pedagogik. Dalam kompetensi ini guru
harus mengetahui berbagai teori
tentang belajar dan pembelajaran,
sebab teori inilah yang sering
memberikan landasan bagi pendekatan
dan metodologi mengajar. Dengan kata
lain, pendidik adalah agen
pembelajaran (learning agent) yang
berperan sebagai fasilitator, motivator,
pemacu, dan perekayasa pembelajaran.
Untuk itu pendidik harus mampu
mengaplikasikan berbagai pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran yang
inovatif untuk menunjang tercapainya
tujuan pembelajaran yang maksimal
http://studentjournal.iaincurup.ac.id/ind
ex.php/guau/article/view/230

Refleksi PPL siklus 1:


 Pada proses pembelajaran guru
belum menguasai sintak model
pembelajaran dengan benar.

Wawancara dengan peserta didik:


Hari/tanggal: Rabu,3/1/2024
Narasumber: Rizky Parel X DPIB1
 Materi yang kemarin membosankan
tidak ada seninya bagi saya.
 Pada saat diskusi kemarin kami
dibiarkan sendiri jadi ada teman
yang dominan sendiri.
Wawancara dengan kepala Sekolah:
Hari/tanggal: Kamis, 4/1/2024
Narasumber : Sabidin, S.Pd, M.Si
 Guru perlu mengasah kemampuan
dengan memvariasikan model
pembelajaran ditiap pertemuan.
 Peserta didik memerlukan
pengalaman belajar yang
menyenangkan
Wawancara dengan rekan sejawat:
Hari/tanggal : Kamis, 4 /1/2024
Narasumber : Margaretha Sana, S.Pd
 Peserta didik menyukai
pembelajaran yang
didemokan/dicontohkan dulu.
 Guru kurang memperhatikan
kebutuhan peserta didik, focus pada
pencapaian tujuan pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai